Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal dari kata nasiya
yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar Al-uns yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk
menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia selalu menyesuaikan
diri dengan keadaan baru disekitarnya. Manusia sebagai subyek pembanding antara filsafat dan ilmu
pengetahuan.
Ilmu mencoba merumuskan jawaban pertanyaan segi-segi yang dipelajari dibatasi agar hasil rumusan-
rumusan yang pasti . Objek penelitian nya terbatas serta tidak menilai objek dari suatu sistem nilai
tertentu.
Filsafat mencoba merumuskan pertanyaan atas Jawaban, mencari prinsip prinsip umum,tidak
membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang secara umum dan keseluruhan.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang
melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu pengetahuan itu dapat
hidup dan berkembang.
Berpikir secara filsafat berbeda dengan berpikir secara biasa, berpikir filsafatmenuntut seseorang untuk
berfikir yang bersifat menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sehingga orang yang berfilsafat berarti
orang tersebut berupaya melakukan pemikiran yang mendalam dan sistematis tertang
berbagaipermasalahan yang berkembang agar memiliki posisi dan pandangan yang jelas tentang suatu
permasalahan tersebut
Fungsi flsafat ilmu
Dikutip dari buku Filsafat Ilmu: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis
(2021) oleh A. Susanto, berikut beberapa fungsi filsafat secara luas dan mendalam, yaitu:
A. Untuk membantu mendalami pertanyaan-pertanyaan tentang ilmu atau asasi manusia tentang makna
realitas dan lingkup tanggung jawabnya, secara sistematis dan historis.
B. Sebagai kritik ideologi, artinya kemampuan menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-
argumentasi agama, ideologi, dan pandangan dunia. Dengan kata lain, mampu mendeteksi berbagai
masalah kehidupan.
C. Sebagai dasar metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam mempelajari studi-studi ilmu
khusus.
D. Merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupan intelektual pada
umumnya dan khususnya di lingkungan akademis.
E. Memberikan wawasan lebih luas dan kemampuan analitis dan kritis tajam untuk bergulat dengan
masalah-masalah intelektual, spiritual, ideologis.
Secara singkat fungsi filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan dan peneratas pengetahuan. Artinya,
filsafat memberi arah kepada ilmu pengetahuan dalam merumuskan konsep dan teori untuk
membangun konsep ilmiah.
Yunani adalah tonggak kelahiran filsafat ilmu dan juga kiblat dari segalailmu. Pada abad ke-5 SM,
seorang Sophist di Yunani menanyakan kemungkinanreliabilitas dan objektivitas ilmu. Lalu seorang
Sophist bernama Georgiasberpendapat bahwa tidak ada yang benar–benar wujud, karena jika
sesuatuada tidak dapat diketahui, dan jika ilmu bersifat nisbi, tidak dapatdikomunikasikan. Seorang
Sophist lainnya, yaitu Protagoras berpandanganbahwa tidak ada satu pendapat pun yang dapat
dikatakan lebih benar dari yanglain, karena setiap pendapat adalah hanyalah sebuah penilaian yang
berakardari pengalaman yang dilaluinya. Pendapat pertama, lebih menyangkal hadirnyakebenaran yang
nisbi, sedangkan pendapat yang kedua sesungguhnnyamenolak hadirnya kebenaran tunggal. Filsafat
ilmu juga mengurai adanyakebenaran tunggal dan plural secara mendasar
Dalam buku Pengantar Filsafat Ilmu karangan Gie (1996), buku Sejarah Filsafat
Ilmu & Teknologi karangan Salam (2004), buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karangan
Thoyibi (1997), serta buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001)
terdapat perbedaan pembahasan tentang periode. Maka dari itu, untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan secara mudah, disini telah dilakukan pembagian atau klasifikasi
secara garis besar. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing periode, tokoh yang
3) Zaman Pertengahan
4) Zaman Renaissance
5) Zaman Modern
6) Zaman Kontemporer
1. . Idealisme
Idealisme adalah aliran yang menganggap bahwa kenyataan atau realistis tersusun dari jiwa dan juga
ide. Istilah idealisme berasal dari kata “idea” yang memiliki arti sesuatu yang hadir di dalam jiwa. Aliran
tersebut menjadi sebuah awal yang sangat penting untuk perkembangan cara berpikir manusia.
2. Rasionalisme
Aliran rasionalisme adalah suatu aliran yang mengedepankan ala sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang bisa dipercaya.
3. Empirisme
Aliran ini lebih berfokus pada pengalaman yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber dari
pengetahuan.
4. Dualisme
Dualisme adalah suatu aliran yang mengungkapkan bahwa realitas terdiri dari dua akar yang berlainan
dan bertolak belakang. Masing-masing akar itu bersifat unik dan tidak bisa dihilangkan.
5. Positivisme
Aliran yang satu ini muncul pada abad ke 19. Dimana dasar pemikiran ini bersumber pada pengetahuan
yang berasal dari apa yang diketahui, pasti, dan hal yang nyata. Positivisme berfokus pada suatu fakta
yang nyata dan mengesampingkan hal-hal diluar realitas dan kenyataan yang tidak terlihat.
6. Realisme
Realisme adalah sebuah aliran yang ada di dalam ilmu pengetahuan. Menurut aliran ini, Ia
mempermasalahkan objek pengetahuan manusia.