Anda di halaman 1dari 14

1

Tinjauan Historis Filsafat Ilmu Dari Abad Pertengahan Hingga Abad


Modern
Riska Pradana Shafi’ah
Pendidikan Agama Islam, STAI Ma’had Aly Al-Hikam, Malang Indonesia

rizkapradanashafiahgmail.com1

Received : Revised: Accepted: Publised:


Januari 2024 Januari 2024 Januari 2024 Januari 2024
Corresponding author:
Email : rizkapradanashafiahgmail.com1
No HP (WA) : 088235475085

Abstrak
Berawal dari rasa takut yang melekat pada diri setiap manusia, kita selalu
dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan para pemikir terdahulu yang
meninggalkan jejak tinta yang hanya memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang belum ada
jawaban pastinya. Hal ini memicu berkembangnya pola pikir manusia dan meningkatkan rasa
ingin tahu sehingga memungkinkan manusia untuk terus berkembang.Tentu saja ilmu yang
sedang digarap memiliki latar belakang tersendiri.
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dunia menjadi salah satu topik yang
banyak diminati saat ini.Filsafat ilmu merupakan kelanjutan dari perkembangan filsafat
ilmu.Tujuan filsafat ilmu adalah pengetahuan ilmiah.Oleh karena itu, ilmu pengetahuan
berubah dari masa ke masa sesuai perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan
ilmu yang lama.Pengetahuan lama ini menjadi dasar untuk mengeksplorasi pengetahuan baru.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan makalah akademik ini
adalah penelitian tinjauan literatur.
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari secara sungguh-sungguh hakikat segala
sesuatu. Sains adalah cara berpikir objektif dan memiliki prinsip-prinsip pengorganisasian
dan sistematisasi untuk menjelaskan dan memahami dunia fakta. Indikator pengetahuan
adalah: bersifat kumulatif dan kebenaran bersifat objektif, bukan absolut.
Kata Kunci : Filsafat Ilmu, Historis, Abad Pertengahan, Abad Modern
Abstract
Starting from the fear that is inherent in every human being, we are always faced with
questions asked by previous thinkers which leave traces of ink that only raise questions for
which there are no definite answers. This triggers the development of human thought patterns
and increases curiosity, thereby allowing humans to continue to develop. Of course, the
knowledge that is being worked on has its own background.
The history of the development of world science is one of the topics that is of great
interest today. The philosophy of science is a continuation of the development of the

1
Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 4 No 3 Tahun 2021 ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN: 2620-7990
philosophy of science. The aim of the philosophy of science is scientific knowledge.
Therefore, science changes from time to time according to the times and circumstances
without leaving science old knowledge. This old knowledge becomes the basis for exploring
new knowledge.
The research approach used in writing this academic paper is literature review
research.
Philosophy is a science that seriously studies the nature of things. Science is an
objective way of thinking and has principles of organization and systematization to explain
and understand the world of facts. Knowledge indicators are: cumulative and truth is
objective, not absolute.
Keywords : Philosophy of Science, Historical, Middle Ages, Moderr Age

PENDAHULUAN
Secara umum filsafat dipahami secara luas dalam dua aspek: Sebagai disiplin
akademis mengandalkan metode ilmiah untuk mengamati, menguji hipotesis, dan
mengembangkan teori. serta sebagai landasan filosofis, ilmu pengetahuan bersandar pada
empirisme, rasionalisme, falsifikabilitas, dan objektivitas untuk mencapai pemahaman
objektif dan sistematis tentang dunia. Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membahas
sifat, metode, dan tujuan ilmu pengetahuan. Ini mencakup refleksi epistimologi, analisis
metode ilmiah, aspek ontologis, pertimbangan etika, dan pemahaman tentang paradigma
ilmiah. Filsafat ilmu membantu memberikan pandangan reflektif terhadap dasar filosofis dari
ilmu pengetahuan. Namun, sebagai landasan filosofis, filsafat juga memuat pengertian bahwa
ilmu pengetahuan merupakan tulang punggung proses ilmu pengetahuan itu sendiri dan
berkaitan dengan penelitian ilmiah sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses
perkembangan yang bertahap.
Perkembangan teoritis dari ide-ide ini selalu dikaitkan dengan peradaban Yunani.
Lahirnya ilmu pengetahuan tidak lepas dari peran filsafat, begitu pula sebaliknya,
perkembangan ilmu pengetahuan memperkuat eksistensi filsafat. Filsafat adalah ilmu tentang
orang lain yang dapat memberikan penilaian yang obyektif dan menyeljuruh, serta ilmu lain
yang dapat menilai dan memberi makna.
Secara historis, hubungan antar filsafat dan sains telah berkembang. Pada awal
Sejarah filsafat Yunani “filsafat” mencakup hampir semua persoalan pemikiran teoretis.
Namun, trend lain baru-baru ini diamati dalam perkembangan ilmiah. Pengetahuan tentang
perkembangan filsafat memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan
pemikiran masyarakat menuju masa depan. Karena pembahasan tentang filsafat
penyelidikan, penyelidikan dan penyelidikan .
Berdasarkan pemaparan diatas, artikel ini menguraikan tentang Sejarah
perkembangan filsafat ilmu pada masa pertengahan hingga masa modern, meliputi
sejarahnya, ciri ciri pokok pemikiran, tokoh-tokoh filsafat yang berpengaruh dominan, dan
pengaruh filsafat ilmu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tinjauan literatur. Sebagai bagian dari
penelitian ini, kami akan mengkaji dan mengevaluasi secara ilmiah sumber informasi seperti
buku, majalah, atau internet, yang meliput Sejarah filsafat ilmu. Hasil penelitian dan analisis
disintesis menggunakan metode naratif dengan mengelompokkan informasi dan data sesuai
tujuan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah filsafat yang mempelajari rincian dan tata cara memperoleh ilmu
pengetahuan, sumber-sumber ilmu pengetahuan, serta cara dan pendekatan memperoleh ilmu
pengetahuan secara logis dan rasional (Saebani 2013). Terkait dengan pokok bahasan
penelitian filsafat ilmu, meliputi ilmu dan pengetahuan, serta manfaat mempelajari ilmu dan
filsafat ilmu.
Pengertian Filsafat Ilmu dalam Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat : Selalu
terdapat perbedaan pendapat antara filosof yang satu dengan filosof yang lain, hampir sama
banyaknya dengan jumlah filosof itu sendiri. Oleh karena itu, makna filsafat ilmu dapat
dilihat dari dua aspek yaitu etimologi dan terminologi (Haris 2023). Cabang filsafat yang
membahas masalah-masalah keilmuan adalah filsafat ilmu.
Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua kategori: filsafat ilmu dalam arti luas dan
filsafat ilmu dalam arti sempit, filsafat ilmu dalam arti luas yang membahas masalah-masalah
yang berkaitan dengan hubungan eksternal kegiatan ilmiah, dan filsafat ilmu. dalam arti
sempit, yaitu untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hubungan internal dalam
ilmu pengetahuan (Haris 2023).
Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segala sesuatu tentang pemikiran
refleksif tentang persoalan-persoalan yang berkaitan dengan landasan-landasan ilmu
pengetahuan dan hubungan antara ilmu pengetahuan dengan seluruh aspek kehidupan
manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang campuran, yang
keberadaan dan perkembangannya bergantung pada keterkaitan dan pengaruh timbal balik
antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu merupakan kelanjutan dari perkembangan
filsafat ilmu.
Objek filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pengetahuan
senantiasa berubah seiring berjalannya waktu dan tanpa meninggalkan pengetahuan lama.
Pengetahuan lama ini menjadi dasar untuk mengeksplorasi pengetahuan baru. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Archie J. Bahm (1980) yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
(sebagai teori) selalu berubah (Fatimah 2023). Dalam perkembangannya, filsafat ilmu
terfokus pada strategi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk etika dan heuristik. Ia
menjangkau dimensi budaya dan menangkap tidak hanya kegunaan dan kegunaan
pengetahuan, namun juga pentingnya pengetahuan dalam kehidupan manusia (Koento
Wibisono dkk., 1997). Oleh karena itu, kita perlu berpikir secara mendasar tentang hakikat
ilmu pengetahuan dan pengaruhnya terhadap bidang akademik lainnya, seperti ilmu alam.
Dengan cara ini, pertimbangan-pertimbangan mendasar mau tidak mau memasuki ranah
filsafat.
Menurut Coento Wibisono (1984), filsafat dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
berusaha memahami hakikat segala sesuatu yang “ada” sebagai obyeknya, maka filsafat ilmu
pengetahuan merupakan suatu cabang dari filsafat ilmu untuk memahami apa hakikat
ilmu itu sendiri.
Selain itu, ada beberapa rumusan filsafat ilmu yang dikemukakan oleh para ahli termasuk
Peter A. Angeles. Dikatakan analisis. Di sisi lain, A.Cornelis Benjamin mengartikan filsafat
ilmu sebagai suatu disiplin filsafat yang mengkaji secara kritis dan sistematis landasan-
landasan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan metode, konsep, asumsi, dan
kerangka umum bidang intelektual (Buhanuddin 2018) .
2. Sejarah Perkembangan Ilmu
Setelah membahas pengertian istilah-istilah filosofis, kini saatnya membahas istilah-
istilah ilmiah. Secara etimologis, “sains” merupakan kata serapan yang berasal dari kata Arab
“alima” yang berarti “mengetahui” atau “mengetahui”. Namun dalam istilah ilmiah diartikan
sebagai “Idraku syai bi haqiqotih” (mengetahui sesuatu secara hakikat). Dalam bahasa
Inggris, "science" digabungkan dengan "science" dan "knowledge" digabungkan dengan
"knowledge".
Dalam bahasa Indonesia, kata sains berasal dari bahasa latin Scio, Scire yang berarti
(mengetahui) dan lazim diartikan sebagai ilmu pengetahuan, walaupun secara konseptual
mempunyai arti yang sama, namun banyak juga yang dapat diartikan sebagai ilmu kasus.
Sinonim paling akurat dalam bahasa Yunani adalah episteme.
Untuk lebih memahami pengertian sains, berikut beberapa definisinya.
1. Menurut KKBI, sains adalah pengetahuan tentang suatu mata pelajaran, yang disusun
secara sistematis menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan
fenomena tertentu pada mata pelajaran tersebut (pengetahuan).
2. Aristoteles memandang sains sebagai pengetahuan empiris tentang sebab-sebab sesuatu.
3. Penting agar kebijakan-kebijakan tersebut efektif dan berhasil.
4. Dalam beberapa kamus berbahasa Inggris antara lain menggambarkan bahwa Sains adalah
pengetahuan yang disusun secara sistematis, terutama diperoleh melalui observasi dan
verifikasi fakta (An English Reader s Dictionary)."Sains adalah pengetahuan sistematis yang
diperoleh melalui studi, observasi, dan eksperimen" (Webster's Super New Dictionary of
Schools and Offices).
5. Sains adalah penjelasan yang lengkap dan konsisten atas fakta dan pengalaman dalam
istilah yang paling sederhana” (Karl Pearson).“Sains adalah pengetahuan sistematis yang
dihasilkan dari observasi, penelitian, dan eksperimen untuk menentukan sifat dan prinsip
objek yang dipelajari.” (Ashley Montague) Sains adalah kumpulan pengetahuan yang
dimiliki manusia tentang alam, masyarakat, dan pemikiran sistem. Ini mencerminkan dunia
dalam konsep, kategori, hukum, yang kebenaran dan kebenarannya dikonfirmasi oleh
pengalaman praktis (V. Avanassiev) (Suharsaputra 2004).
Dari pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa ilmu sebenarnya mencakup makna
pengetahuan, namun bukan sekadar pengetahuan, melainkan pengetahuan yang mempunyai
2
ciri-ciri khusus, yaitu terstruktur secara sistematik; Untuk mencapai hal tersebut diperlukan
upaya seperti penjelasan dan penelusuran informasi. Lebih lanjut, dengan memperhatikan
pengertian ilmu di atas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan mengenai pengertian
ilmu. Dengan kata lain: Sains adalah suatu jenis pengetahuan yang tersusun atau terorganisir
secara sistematis. Sistematisasi dilakukan dengan menggunakan metode tertentu.
Pembelajaran terjadi melalui penelitian, observasi, dan eksperimen.
3. Sejarah Perkembangan Filsafat di Masa Yunani Kuno.
Seperti halnya ilmu pengetahuan sebagai suatu disiplin ilmu, filsafat ilmu juga
merupakan bagian darinya, yaitu filsafat yang membahas topik ilmu tertentu, dan mempunyai
hakikat serta ciri ciri yang hampir sama dengan filsafat pada umumnya. Namun, sebagai
landasan filosofis, filsafat juga memuat pengertian bahwa ilmu pengetahuan merupakan
tulang punggung proses ilmu pengetahuan itu sendiri dan berkaitan dengan penelitian ilmiah
sebagai sumber informasi dan pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan tidak terjadi
secara tiba-tiba, melainkan melalui proses perkembangan yang bertahap.
Pemikiran para filsuf seperti Aristoteles, Thomas Aquinas, dan Immanuel Kant hanya
dapat dipahami dari sudut pandang pendahulu mereka. Apa yang nyata biasanya merupakan
teori, apa yang tidak mungkin merupakan sintesis, atau bahkan reaksi terhadap gagasan lain
pada suatu waktu. Dan dari keseluruhan perjalanan pemikiran filosofis. Ada masalah yang
terlihat jelas yang terjadi berulang kali pada setiap orang seiring berjalannya waktu. Oleh
karena itu, pelajarilah watak dan hakikat setiap zaman atau sejarah filsafat yang dianut oleh
pengarangnya. Zaman Yunani Kuno, atau masa filsafat alam (600 SM-200 SM), merupakan
periode awal dalam Sejarah filsafat.
1. Pra Socrates
Pada mulanya, hal ini biasa disebut dengan filsafat alam. Acuan ini didasari oleh
pemikiran para filsuf alam pada masa itu yang fokus pada pengamatan alam semesta dan
mencari unsur-unsur yang dianggap sebagai asal mula segala sesuatu. Para filsuf mencoba
menjelaskan dasar-dasar alam semesta menggunakan konsep-konsep seperti elemen dasar
atau prinsip utama. Meskipun pendekatan dan teori mereka bervariasi, semuanya
mencerminkan usaha untuk memahami alam secara rasional dan sistematis. Realitas ini
mungkin berwujud jiwa, materi, tuhan, atau nama lain yang tidak diketahui.
Pada periode ini, terjadi peralihan dari penjelasan mitologis menuju pendakatan
rasional dan sistematis terhadap alam semesta. Thales dan Anaximander adalah dua tokoh
penting dalam perkembangan ini. Thales, seorang pemikir awal dalam filsafat alam,
mengidentifikasi air sebagai zat utama atau elemen dasar yang mendasari segala sesuatu.
Namun, Anaximander, murid Thales, memiliki pandangan yang berbeda. Ia mengusulkan
konsep “apeiron”, yang diterjemahkan sebagai “tak terbatas”atau “tak terhingga”, sebagai
prinsip utama yang mendasari alam semesta. Anaximander meyakini bahwa apeiron adalah
sumber segala sesuatu, dan tidak dapat dijelaskan dengan sifat-sifat materi yang ada saat itu.

2
Whardana Wisnu, http://wisnuwardhanapls.blogspot.com/201 2/08/perkembangan-filsafat-
padazamanislam.html diakses pada 18 Maret 2019.
Perpindahan dari penjelasan mitologis menuju eksplorasi rasional dan sistematis
menjadi ciri khas penting perkembangan filsafat pada masa itu. Itu adalah Langkah awal
menuju penggunaan metode penalaran dan observasi lebih lanjut dalam memahami alam
semesta
II. MASA KEEMASAN
Jika para pemikir pra-Socrates masih hidup dengan alam keberadaan, maka pada masa
golden age mereka sudah memasuki pemikiran moral damn superioritas. Pada masa
keemasan, penelitian berfokuis pada manusia sebagai objek pemikiran. Socrates, adalah filsuf
Yunani pertama dari tiga besar. Dia dikenal karena metodenya dalam dialektika,
menggunakan pertanyaan kritis untuk mendorong orang lain berpikir dan mencari kebenaran.
Pemikiran Socrates sangat dipengaruhi oleh situasi para “sofis” pandai yang menuntut
kompensasi atas penyampaian ilmunya. Semasa hidupnya, kekuasaan politik di Athena
didominasi oleh kaum “sofis” yang jahat dan arogan pada era sebelumnya. socrates adalah
orang yang percaya bahwa tugas seorang filsuf adalah menjaga moralitas berdasarkan
pemikiran rasional dan kapasitas intelektual.
Menurut Socrates, ada kebenaran objektif yang tidak bergantung pada saya atau kita.
Setiap orang bisa berpikir benar atau salah tergantung dari uji rasionya. Socrates percaya
bahwa kebaikan berasal dari kesadaran diri, bahwa manusia pada dasarnya jujur, dan
kejahatan berasal dari upaya yang salah arah untuk memperburuk kondisi seseorang.
Menjelaskan cara berpikir sistematis untuk mempelajari keseimbangan antara alam dan
lingkungan hidup serta menghubungkannya dengan pengembangan metode dan pengetahuan
ilmiah. Socrates berargumen bahwa pemerintahan yang ideal harus melibatkan orang-orang
yang bijaksana dan siap untuk berorganisasi demi kebaikan Masyarakat Socrates mempunyai
satu pandangan atau gagasan transendental yang mendasari gerakan ini. Hingga ia disuruh
bunuh diri dengan meminum racun karena pandangannya dianggap merugikan kepercayaan
masyarakat saat itu yang percaya pada kuil dan dewa. Selanjutnya Plato (427-347 SM) adalah
murid Socrates. Menurutnya, dunia yang terlihat merupakan bayangan atau cerminan dari
dunia ideal. Faktanya, kebenaran dan definisi muncul bukan dari dialog, melainkan dari
gambaran dunia ide. Menurutnya, dunia ide adalah kenyataan. Untuk menjelaskan pemikiran
filosofisnya, Plato membagi realitas menjadi dua bagian: dunia gagasan. Ada dunia bayangan
dan dunia yang terlihat. Aristoteles (384-322 SM) adalah seorang filsuf yang sangat
berpengaruh seperti Plato, namun Aristoteles sangat empiris dan mulai menunjukkan
kecenderungan ke arah pemikiran ilmiah. Menurutnya, tidak ada sesuatu pun dalam
kesadaran yang tidak dialami melalui indera. Semua pemikiran dan gagasan memasuki
kesadaran kita melalui apa yang kita lihat atau dengar. Manusia mempunyai kemampuan
bawaan untuk mengelompokkan seluruh kesan indrawi ke dalam beberapa kategori atau
kelompok. Aristoteles juga mulai mengklasifikasikan benda berdasarkan “bentuk” dan
“substansinya”. Selain pemikiran empiris tersebut, Aristoteles juga mengembangkan logika.
Faktanya, Aristoteles dianggap sebagai bapak logika. Karena logika modern berkembang
sejak saat itu, maka disebut logika tradisional.
4. Sejarah Perkembangan Filsafat Pada Masa Islam
1. Al- Farabi
Al-Farabi berkontribusi dalam pengenalan dan pengembangan metode berpikir logis
(logika) di dunia Islam. Berbagai karangan seperti Category, Hermeneutics, First, Secound
Analisis, diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh al-Farabi. Al-Farabi membahas sistem
logika dan metode berpikir deduktif dan induktif yang berbeda.
Ia bersama dengan dianggap sebagai pendiri pertama musikologi dan
3
menyempurnakannya, yang telah dikembangkan oleh Pythagoras pada tahun . Atas
karyanya tersebut, al-Farabi mendapat gelar Guru Kedua pada tahun , sedangkan Aristoteles
mendapat gelar Guru Pertama. Kontribusi Al Farabi lainnya yang dinilai bernilai besar
adalah upayanya mengklasifikasikan ilmu . Al-Farabi memberikan definisi dan batasan untuk
masing-masing ilmu pengetahuan yang dikembangkan pada masanya.
Al-Farabi, seorang filsuf Islam abad ke-9, memang dikenal sebagai tokoh yang
berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ia mengklasifikasikan ilmu
pengetahuan ke dalam tujuh cabang utama:
1. Logika: Ilmu yang mempelajari cara berpikir dan penalaran yang benar.
2. Percakapan: Ilmu yang mencakup bahasa, tata bahasa, sintaks, puisi, penulisan, dan
membaca.
3. Matematika: Studi tentang angka, kuantitas, dan struktur.
4. Fisika: Ilmu pengetahuan tentang alam dan fenomena fisik.
5. Metafisika: Pemahaman terhadap konsep-konsep yang melampaui pengalaman fisik dan
realitas empiris.
6. Politik: Memahami struktur dan prinsip pemerintahan dalam masyarakat.
7. Fiqh (Hukum): Studi tentang hukum Islam dan prinsip-prinsip hukum.
Selain itu, dalam cabang Ilmu Percakapan, terdapat subdivisi yang lebih spesifik,
seperti bahasa, tata bahasa, sintaks, puisi, penulisan, dan membaca. Dengan pengelompokan
ini, Al-Farabi memberikan dasar bagi struktur pendidikan dan pengetahuan pada zamannya,
serta memberikan pandangan holistik tentang berbagai disiplin ilmu..
Metafisika terbagi menjadi dua perdebatan: satu mengenai pengetahuan biologi, dan
yang kedua mengenai filsafat ilmu. Politik dianggap sebagai bagian dari ilmu warga dan
berhubungan dengan etika dan politik. Kata politeia yang berasal dari bahasa Yunani
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sebagai "madani" yang berarti "sipil" dan mengacu
pada tata cara pengelolaan suatu kota. kata ini sangat sering digunakan Menyamakan istilah
masyarakat sipil dengan masyarakat sipil.
Ilmu agama dibedakan menjadi fiqh dan teologi/kalam (teologi). Buku Al-Farabi
tentang pembagian ilmu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin untuk Eropa dan diberi judul
De Divisione Philosophae. Karya lain yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul
De Scientiis atau De Ortu Scientearum.Buku ini mencakup berbagai jenis ilmu pengetahuan,
termasuk kimia, optik, dan geologi.
2. Ibnu Sina

3
Suterdjo A. Wiramihardja Pengantar Filsafat, Bandung: Refika Aditama, 2007.
Filsuf terkenal lainnya adalah Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicienna. Ia
dikenal tidak hanya sebagai filsuf tetapi juga sebagai dokter dan penyair. Banyak ilmu yang
ditulisnya dituangkan dalam bentuk puisi.Bukunya yang terkenal Canon diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin oleh Gerardo Cremona dari Toledo. Buku ini kemudian menjadi buku
teks kedokteran (Buku Teks ) dan diajarkan di beberapa universitas Eropa, termasuk
Universitas Leuven dan Universitas Montpelier.
Dalam kanonnya, Ibnu Sina menekankan pentingnya penelitian eksperimental
dalam menentukan efektivitas obat. Dr Ibnu Sina menjelaskan, daya penyembuhan suatu
obat tertentu sangat bergantung pada ketepatan dosis dan ketepatan waktu pemberian. Dosis
obat harus disesuaikan tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Buku lain berjudul al-
Shifa diterjemahkan di Toledo oleh Ibnu Dawud (dikenal di Barat sebagai Avendawt ben
Dawud pada tahun ). Surat As-Shifa sangat tebal yaitu halaman, sehingga bagian terjemahan
Ibnu Dawud dibatasi halaman pengantar ilmu logika, fisika, dan De Anima.Ibnu Sina
membagi filsafat menjadi bagian teoritis dan praktis. Bagian teori meliputi Matematika,
Fisika, dan Metafisika, dan bagian praktik meliputi : Politik dan Etika.
Ibnu Sina mengatakan bahwa alam pada hakikatnya adalah potensi (mumkin al-
wujud) dan hal tersebut mustahil mengadakan dirinya sendiri tanpa adanya Tuhan. Ibnu Sina
mengelompokkan ilmu-ilmu itu menjadi tiga jenis; (1) benda yang belum tentu berhubungan
dengan materi dan gerak (metafisika), (2) benda yang selalu berhubungan dengan materi dan
gerak (fisika), dan (3) benda yang berhubungan dengan materi dan gerak. objek yang bersifat
nonfisik, namun terkadang bersentuhan dengan materi dan gerak (matematika)
3. Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun membagi metafisika menjadi lima bagian dalam karyanya Al-
Muqaddima.Bagian pertama tentang hakikat keberadaan (ontologi). Setelah tahun , muncul
dua aliran pemikiran utama: Eksistensialis (dipimpin oleh Ibnu Sina dan Muhra Sadra pada
tahun ) dan Esensialis (dipimpin oleh Syekh al-Israq dan Suhrawardi pada tahun ). Ibnu
Khaldun kemudian membagi matematika menjadi empat divisi:
(1) Geometri; trigonometrik dan kerucut, surveying tanah, dan optik. Sarjana muslim
terutama Ibn Haitsam telah banyak mempengaruhi sarjana barat termasuk Roger
Bacon, Vitello dan Kepler
(2) Aritmetika; seni berhitung/hisab, aljabar, aritmatika bisnis dan faraid (hukum
waris),
(3) Musik,
(4) Astronomi
4. Al- Biruni
Dalam bidang ilmu mineral, karya Al Biruni yang berjudul Al Jawahir (Batu
Permata) sudah terkenal. Selanjutnya pada abad ke-11, al- Biruni berusaha mengukur keliling
bumi dengan menggunakan metode yang disebut " Eksperimen yang menggabungkan metode
observasi dan trigonometri", menjadikannya ahli observasi di bidang geologi dan geografi.
menjadi Terakhir, pada tahun , ia menyimpulkan bahwa keliling bumi adalah 24.778,5 mil
dan diameternya adalah 7.878 mil. Tentu saja ini merupakan penemuan yang luar biasa pada
saat itu.berukuran 24.585 mil (±perbedaan 139 mil) dalam pengukuran modern saja dan
memiliki diameter 7.902 mil.
5. Sejarah Perkembangan Filsafat di Abad Pertengahan
Filsafat di abad Pertengahan ini sering disebut dengan filsafat skolastik karena
menjadi inti pendidikan di sekolah Kristen. Ini melibatkan penggabungan filsafat Yunani
Kuno, terutama Aristoteles, dengan teologi Kristen, dengan tujuan menyatukan keyakinan
agama dengan pengetahuan rasional dan logika. Pada abad ini, perkembangan Filsafat agama
mempunyai pengaruh yang kuat, sehingga fokus kajian ini adalah untuk membahas dan
membicarakan lebih jauh tentang teosentrisme (Tuhan). Secara historis didirikan di Yunani
pada tahun , peradaban tersebut berkembang sangat pesat dan sangat mempengaruhi
pemikiran Eropa. Hal ini terutama terjadi ketika peradaban Kristen muncul di Eropa.
Namun pada periode berikutnya, dominasi Gereja dalam mata rantai kehidupan
pemikiran manusia akan semakin meningkat hingga mengeluarkan peraturan-peraturan yang
sangat baik yang berorientasi ketat pada pemikiran manusia, termasuk pemikiran tentang
teologi.Gereja sendiri berhak melakukan investigasi agama. Namun ada sekelompok pemikir
yang melanggar aturan tersebut, dianggap pengkhianat, dan terjadilah perburuan. Perjuangan
melawan orang murtad ini kemudian terus berhasil di Spanyol dan mencapai klimaksnya
pada akhir abad ke-12.
Pada abad ke-4 ada Agustinus (354-430). Para pemikir berpengaruh berpendapat
bahwa berevolusi. Bagi Agustinus, idenya adalah untuk mengintegrasikan teologi Kristen
dengan cara berpikir filosofisnya. Ia sendiri tidak setuju dengan pendapat bahwa filsafat ada
sendiri atau terlepas dari iman Kristen. Ada beberapa hal yang terlintas dalam pikiranku saat
ini. Yang paling penting dan penting adalah hubungan. Manusia bisa menjadi abadi hanya
jika ia memiliki pencerahan akal ilahi. Tuhan tinggal di dalam diri kita dan merupakan guru
yang mencerahkan hati orang lain.
Transisi ke Abad Pertengahan Filsafat emas masih dipelajari secara intensif dalam
kaitannya dengan teologi. Namun Filsafat Percakapan masih hidup dan dipelajari, meskipun
tidak terbuka dan independen. Periode tahun disebut Abad Pertengahan (400-1500). Filsafat
pada abad ini terfokus pada pemikiran keagamaan (Kristen). Puncak dari filsafat Kristen ini
adalah Patrisme, dan Skolastisisme Patriarkat sendiri terbagi menjadi Patriarki Yunani (atau
Patricianisme Timur) dan Patricianisme Latin (atau Patricianisme Barat). Tokoh ulama
Yunani ini termasuk Klemens dari Aleksandria (150–215), Origen (185–254), Gregorius dari
Nazianzus (330–390), dan Basil (330–379).Tokoh-tokoh Bapa Gereja dalam bahasa Latin,
misalnya Hilarius (315-367), Ambrose (339-397), Jerome (347-420) , Agustinus (354-430).
Ajaran bapak gereja ini bersifat filosofis-teologis, dan pada hakikatnya adalah ajaran yang
ingin menunjukkan bahwa iman sesuai dengan pemikiran terdalam manusia. Plotinus
mempunyai pengaruh yang besar terhadap ajaran ini. Kita dapat mengatakan bahwa kita
sekarang berada di zaman filsafat yang berdasarkan akal dan mengabdi pada doktrin agama.
Pada masa mahasiswanya (sekitar tahun 1000) Aristoteles dipengaruhi oleh Plotinus.
Pemikiran Aristoteles juga diketahui dari karya-karya filosof Muslim-Yahudi. Oleh Ibnu Sina
(Ibnu Sina, 980-1037), Averroes (Bun Rusyd, 1126-1198), dan Maimonides (1135-1204).
Aristoteles begitu berpengaruh sehingga ia disebut (Aristoteles). Sebagai seorang
filsuf pada masa Averroes dan kemudian sebagai komentator, banyak yang membahas karya-
karya Aristoteles. Pertemuan antara semangat dan iman Aristoteles. Kekristenan telah
menghasilkan filsuf penting. Sebagian besar ordo keagamaan baru berasal dari Abad
Pertengahan, , seperti Ordo Dominikan dan Fransiskan.
Filsafat sekarang diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas dengan
menggunakan kurikulum Standar Internasional , oleh karena itu dinamakan Skolastik . Inti
pelajaran ini adalah tema . Intinya adalah ada hubungan antara iman dan keyakinan rasional.
Pada titik ini, filsafat mulai menjauhkan diri dari agama, percaya bahwa ada kesamaan antara
dirinya (agama dan filsafat) dan tidak saling mengabdi atau sebaliknya. Kita dapat mengingat
nasib para astronom Polandia pada tahun , ketika Abad Pertengahan berakhir dan
perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlalu menguntungkan selama satu abad. Dihukum
penjara seumur hidup, Copernicus hidup dengan otoritas gereja pada tahun ketika ia
menerbitkan pengamatan bahwa pusat rotasi benda di luar angkasa adalah matahari
(heliosentrisme). Otoritas Gereja mendukung teori ini berbeda dengan teori geosentrisme
(yang menempatkan Bumi pada tahun sebagai pusat rotasi).Benda langit) diusulkan oleh
Ptolemeus Yunani kuno pada tahun dan mendapat persetujuan dari otoritas gereja. Operanicus
dihukum oleh kerajaan atas nama Gereja, karena dianggap kehilangan kekuasaan Gereja.
6. Sejarah Perkembangan Filsafat Pada Abad Modern
Saat ini, berbagai penemuan telah dilakukan di bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan di zaman modern sebenarnya dimulai pada masa Renaissance, awal abad ke-14.
Menurut Slamet Imam Santoso, benua Eropa dianggap sebagai landasan perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa it 4u, dan sebenarnya ada tiga sumber yaitu
a.Hubungan Kerajaan Islam Semenanjung Liberia dan wilayah Perancis .Banyak pendeta
Perancis yang belajar di Spanyol dan mewariskan ilmu yang mereka peroleh di sana ke
lembaga pendidikan Perancis.
SM Enam Perang Salib (1100-1300) tidak hanya berfungsi sebagai teater peperangan fisik,
tetapi juga menyadarkan tentara Eropa atau asing akan kemajuan negara-negara Islam dan
mengajarkan mereka pelajaran dari pengalaman mereka.
b. Pada tahun 1453, Istanbul jatuh ke tangan Turki, dan para pendeta serta cendekiawannya
melarikan diri ke Italia dan negara-negara lain. Mereka menjadi pionir perkembangan ilmu
pengetahuan di Eropa. Orang yang disebut sebagai bapak filsafat modern adalah Rene
Descartes. Ia mewarisi cara berpikir yang menjadi landasan pemikiran ilmiah modern.
Langkah-langkah Descartes adalah:
a. Jangan menerima sesuatu sebagai kebenaran kecuali itu benar bagi diri Anda sendiri.
b. Terimalah itu sebagai kebenaran. Sederhanakan soal SM dengan membaginya menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
c Berpikirlah secara berurutan, dimulai dari hal yang paling sederhana dan secara bertahap
beralih ke hal yang paling rumit. d Diperlukan keterangan yang lengkap dan pemeriksaan
yang teliti agar tidak ada yang tertinggal.

4
P-ISSN: 2301-6671, E-ISSN: 2580-6416
Perkembangan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya dengan tangan Newton. Ilmuwan asal
Inggris ini antara lain merumuskan teori gravitasi dan hukum mekanika dalam esai berjudul
Philosophiae Naturalis Principia Mathematica.
Perkembangan ilmu pengetahuan terkini (sejak abad ke-20) Di antara ilmu-ilmu
khusus yang dibahas para filosof, bidang fisika menempati kedudukan tertinggi. Menurut
Root, fisika dianggap sebagai ilmu yang materi pelajarannya mencakup unsur dasar penyusun
alam semesta.
Fisikawan paling terkemuka pada abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia mengatakan
bahwa alam tidak terbatas dan tidak terbatas, tetapi juga statis dalam waktu. Einstein
percaya pada keabadian materi. Artinya alam semesta bersifat abadi, dengan kata lain tidak
mengakui keberadaan pencipta alam. Namun pada tahun 1929, fisikawan lain, Hubble,
menggunakan teleskop terbesar di dunia untuk mengamati galaksi di sekitar kita dengan
kecepatan yang sebanding dengan jaraknya dari Bumi.
Pengamatan ini menunjukkan bahwa alam semesta bersifat dinamis dan bukan statis,
sehingga melemahkan teori kekekalan materi dan pendapat Einstein tentang alam semesta
statis. Dan alam semesta mengembang. Di era saat ini, selain teori-teori seperti fisika dan
teori luar angkasa, berbagai teknologi canggih juga telah ditemukan. Teknologi komunikasi
dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dimulai dengan penemuan
komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dll. Tingginya tingkat mobilitas manusia
saat ini disebabkan oleh pengaruh teknologi komunikasi dan informasi.
Abad pertengahan juga menjadi saksi lahirnya banyak ilmu perilaku (behavioral
sciences), yang mempelajari perilaku manusia dengan menggabungkan psikologi dengan
berbagai bidang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi dan antropologi. Contoh lain dari ilmu
interdisipliner adalah Anatomi Sosial Manusia ( Anatomi Sosial Manusia), yang
menggabungkan anatomi, ilmu fosil, antropologi fisik, dan Eftologi, yang mempelajari pola
perilaku pada makhluk hidup. Bidang ilmu pengetahuan lainnya juga berkembang pesat, dan
ilmu pengetahuan menjadi semakin terspesialisasi. Para ilmuwan masa kini cenderung
mengetahui lebih sedikit, namun lebih mendalam. Kedokteran semakin terspesialisasi pada
spesialisasi, subspesialisasi atau superspesialisasi, dan bahkan bidang lainnya.
Selain kecenderungan spesialisasi, kecenderungan lainnya adalah integrasi disiplin
ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain. Hal ini akan menyebabkan munculnya
bidang-bidang keilmuan baru seperti: Bioteknologi (sekarang dikenal sebagai
Teknologi Kloning).
SIMPULAN
Aliran pemikiran abad pertengahan disebut skolastisisme karena aliran ini
mengajarkan filsafat di sana. Abad ini memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan filsafat agama, sehingga penelitian ini fokus pada pendalaman dan
pendalaman konsep teosentrisme (Tuhan). Bangsa ini berasal sebelum Yunani, berkembang
sangat pesat dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemikiran Eropa, terutama ketika
dunia Kristen muncul di Eropa. Namun di masa yang akan datang, Gereja akan semakin
memperoleh kekuatan dalam rantai pemikiran manusia, hingga akan mengeluarkan undang-
undang yang sangat baik yang sangat sensitif terhadap pemikiran masyarakat, termasuk
gagasan keagamaan, dan Gereja mempunyai hak. untuk melakukan kajian agama.
Namun, sekelompok pemikir melanggar aturan ini, menyebut mereka sebagai pelapor
(whistleblower), dan orang tersebut dianiaya. Setelah itu, perjuangan melawan orang-orang
murtad di Spanyol berhasil, dan mencapai tingkat tertinggi pada akhir abad ke-12. Pada abad
ke-4, Agustinus (354-430). Bagi Agustinus, idenya adalah menggabungkan iman Kristen
dengan filsafatnya. Ia sendiri menolak gagasan bahwa filsafat ada secara independen atau di
luar iman Kristen. Ada beberapa hal yang ada dalam pikiranku saat ini. Peralihan ke Abad
Pertengahan adalah saat filsafat emas lebih banyak dikaji dalam kaitannya dengan teologi.
Abad Pertengahan (400-1500) ditandai oleh dominasi pemikiran keagamaan Kristen.
Pemikiran utama adalah Patristikisme, sementara filsafat Skolastisisme terbagi menjadi
Patriarki Yunani (Timur) dan Aristokrasi Latin (Barat), mencerminkan perbedaan pendekatan
dan pengaruh budaya. Ajaran Bapak Gereja ini bersifat filosofis-teologis dan beliau sangat
ingin menunjukkan bahwa iman selaras dengan ajaran pikiran manusia. Dapat dikatakan
bahwa kita berada pada zaman filsafat yang berdasarkan pada akal dan ajaran
agama. Aristoteles berada di bawah pengaruh Plotinus ketika ia masih mahasiswa (sekitar
tahun 1000). Karya Aristoteles telah dibahas oleh banyak orang sebagai filsuf pada masa
Averroes, dan kemudian sebagai kritikus. Sebagian besar kelompok agama baru berasal dari
Abad Pertengahan, seperti Dominikan dan Fransiskan. Intinya ada hubungan antara iman dan
iman yang benar.
Pada masa ini, filsafat mulai memisahkan diri dari agama, menganggap keduanya
(agama dan filsafat) adalah serupa namun tidak bisa berjalan satu sama lain, justru
berbeda. . Kita dapat mengingat kembali nasib para astronom Polandia, ketika Abad
Pertengahan berakhir, dan perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlalu membuahkan hasil
selama satu abad. Opanicus dihukum pemerintah atas nama gereja karena gereja disebut
kehilangan kewenangannya.
Saat ini berbagai penemuan sedang dilakukan di bidang ilmu
pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan di zaman modern sebenarnya dimulai pada
masa Renaissance pada awal abad ke-14. Menurut Slamet Imam Santoso, saat itu benua
Eropa dianggap sebagai basis berkembangnya ilmu pengetahuan, yang sebenarnya
mempunyai tiga asal usul. Enam Perang Salib (1100-1300) tidak hanya berfungsi sebagai
teater peperangan fisik, namun juga mengingatkan tentara Eropa atau asing akan kemajuan
negara-negara Islam dan mengajarkan mereka pelajaran dari pengalaman mereka. B. Pada
tahun 1453 Istanbul jatuh ke tangan Turki dan para pendeta serta cendekiawannya melarikan
diri ke Italia dan negara-negara lain. Mereka memelopori perkembangan ilmu pengetahuan di
Eropa. Rene Descartes dikenal sebagai bapak filsafat modern. Di bawah tangan Newton,
Perkembangan ilmu pengetahuan mencapai puncaknya. Ilmuwan asal Inggris ini antara lain
merumuskan teori gravitasi dan hukum mekanika dalam esai berjudul "The Philosophy of
Mathematics".
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini (sejak abad ke-20) Di antara ilmu-ilmu
khusus yang dibahas para filosof, bidang fisika menduduki kedudukan tertinggi. Menurut
Root, fisika dianggap sebagai ilmu yang pokok bahasannya adalah unsur-unsur dasar
penyusun alam semesta. Fisikawan paling terkemuka pada abad ke-20 adalah Albert Einsten
. Artinya kita tidak mengakui keabadian alam semesta, yaitu keberadaan pencipta alam.
Namun pada tahun 1929, fisikawan lain, Hubble, menggunakan teleskop terbesar di
dunia untuk mengamati galaksi di sekitarnya dengan kecepatan yang sebanding dengan
jaraknya dari Bumi. Di zaman modern ini, berbagai teknologi mutakhir telah ditemukan
beserta teori-teori seperti fisika dan kosmologi. Teknologi informasi dan komunikasi
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Tingginya mobilitas manusia saat ini disebabkan
oleh pengaruh teknologi komunikasi dan informasi. Abad Pertengahan juga menyaksikan
munculnya banyak ilmu perilaku yang mempelajari perilaku manusia dengan
menggabungkan psikologi dengan berbagai bidang ilmu sosial, seperti sosiologi dan
antropologi. Contoh lain dari ilmu interdisipliner adalah anatomi sosial manusia, yang
menggabungkan anatomi, ilmu fosil, antropologi fisik, dan eftrologi, yang mempelajari pola
perilaku makhluk hidup. Bidang ilmu pengetahuan lainnya juga berkembang pesat, dan ilmu
pengetahuan menjadi semakin terspesialisasi. Kedokteran menjadi semakin terspesialisasi,
subspesialisasi atau terspesialisasi, bahkan subspesialisasi. Selain dapat mengambil
spesialisasi, cara lainnya adalah dengan memadukan ilmu pengetahuan dengan ilmu
pengetahuan lainnya. Hal ini akan mengarah pada penemuan bidang ilmu baru seperti:
bioteknologi (juga dikenal sebagai kloning).

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers,2014


Djumransjah, H.M. Filsafat Pendidikan. Malang:Bayumedia,2006

Whardana Wisnu, http://wisnuwardhanapls.blogspot.com/201 2/08/perkembangan-filsafatpada-


zamanislam.html diakses pada 18 Maret 2019.

Suterdjo A. Wiramihardja Pengantar Filsafat, Bandung: Refika Aditama,2007

Hakim, Atang Abdullah dan Saebanu, Bani Ahmad. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Muslim, Mohammad. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Belukar,2006
Ali Maksum, Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik Hingga post modernism, Ar-Ruzz Media: 2008

Jostein Gaarder, Dunia Sophie, (Terj.) Rahmani Astuti Bandung: Mizan, Cet X, 2013. Ali Maksum,
Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik Hingga post modernism, Ar-Ruzz Media: 2008

Suterdjo A. Wiramihardja Pengantar Filsafat, Bandung: Refika Aditama, 2007.

Bakhtiar, Amsal. 2017. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Buhanuddin, Nunu. 2018.Filsafat Ilmu. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Fatimah, Feti. 2023. “Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam.”
Http://Www.Rudyct.Com/PPS702-Ipb/04212/Feti_fatimah.Htm. 2023.

Haris, Muhammad Syukri Albani Nasution & Rizki Muhammad. 2023. Filsafat Ilmu. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. Khotibul Umam, Rimawati, & Suryana Yogaswara. 2022.
Filsafat Hukum Dan Etika Profesi. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka. Saebani, Beni Ahmad.
2013.
Filsafat Ilmu: Kontemplasi Filosofis Tentang Seluk-Beluk Sumber Dan Tujuan Ilmu Pengetahuan, Edisi:
Cetakan 2. Bandung: Pustaka Setia. Siti Mariyah, Dkk. 2021.

“Filsafat Dan Sejarah Perkembangan Ilmu.” Jurnal Filsafat Indonesia 4 (3): 242–46. Suharsaputra,
Uhar. 2004.

Filsafat Umum. Jakarta: Universitas Kuningan.

Sumanto, Edi. 2017. Bahan Ajar Filsafat. Bengkulu: Vanda Press.

Yahya, Harun. 2004. “Keruntuhan Teori Evolusi.” Www.Harunyahya.Com. 2004.

Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 4 No 3 Tahun 2021 ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN: 2620-7990

Anda mungkin juga menyukai