EKSISTENSIALISME,PRAGMATISME
Dosen pengampu
Penyusun
Juven Maramis
Denny Unsong
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
2.RumusanMasalah..........................................................................................1
3.Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1.Dasar Teori....................................................................................................2
1.Kesimpulan ................................................................................................12
2.Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pragmatisme sebagai suatu gerakan dalam filsafat lahir pada akhir abad ke 19 di
Amerika. Karena itu sering dikatakan bahwa pragmatisme merupakan
sumbangan yang orisinil dari pemikiran Amerika terhadap perkembangan
filsafat dunia. Pragmatisme dilahirkan dengan tujuan untuk menjembatani dua
kecenderungan berbeda pada saat itu. Kedua kecenderungan itu yakni
pertentangan yang terjadi antara yang spekulatif dan yang praktis. Terjadi
pemikiran yang spekulatif bersumber dari warisan filsafat rasionalistik descrates
dan berkembang melalui idealism dari Kant, idealism absolute hegel serta
sejumlah pemikir rasional lainya. Warisan ini memberikan kepada rasio
manusia kedudukan yang terhormat karena memiliki kekuatan intrinsic yang
besar.
Warisan ini pulalah yang mendorong para filsuf dan ilmuan-ilmuan membangun
Teori-teori yang menggunakan daya nalar spekulatif untuk mengerti dan
menjelaskan alam semesta. Akan tetapi, dipihak lain ada juga warisan
pemikiran yang hanya begitu menekankan pentingnya pemikiran yang bersifat
praktis semata (empirisme). Melihat apa yang diterjemahkan tersebut,
pragmatisme mengangkat nilai-nilai positif yang ada pada kedua tradisi
tersebut. Prinsip yang dipegang kaum pragmatisme yakni tidaklah penting
bahwa saja menerima teori ini dan itu.Yang penting ialah apakah saya memiliki
suatu teori / nilai yang dapat berfungsi dalam tindakan.
B. Eksistensialisme
PEMBAHASAN
B. Pengertian
a. Pragmatisme
Secara etimologi pragamtisme berasal dari kata pragma ( bahasa Yunani) yang
mempunyai arti tindakan atau perubahan (Ahmad dan Mudzakir, 1997:123).
Kata ini sering sekali diucapkan orang, yang biasanya dipahami dengan
pengertian praktis. Secara terminology pragmatisme ialah aliran dalam filsafat
yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah apakah sesuatu itu
memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Secara umum, pragmatisme berarti
hanya idea (pemikiran, pendapat, teori) yang dapat dipraktekan yang benar dan
berguna. (Ahmad dan Mudzakir, 1997:126).
b. Eksistensialisme
Eksistensialisme berasal dari kata eksistensi dari kata dasar Exist. Kata exist itu
sendiri adalah bahasa Latin yang artinya: Ex: keluar dan sistare: berdiri. Jadi,
existensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. (Ahmad dan Mudzakir,
1997:127).
Dari sudut etimologi eksistensi berasal dari kata eks yang berarti diluar dan
sistensi yang berarti berdiri atau menempatkan. Jadi, eksistensi dapat diartikan
sebagai berdiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya.
Lalu secara terminology eksistensialisme ialah aliran filsafat yang pahamnya
berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauanya yang
bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang
tidak benar.
a. Pragmatisme
William James lahir di New York pada tahun 1842 M. Beliau anak dari Henry
James, Sr. ayahnya adalah seorang yang terkenal, berkebudayaan tinggi,
pemikir yang kreatif.
Menurut James, dunia tidak dapat diteranskan dengan pangkal pada satu asal
saja. Dunia adalah dunia yang terdiri dari banyak hal yang saling bertentangan.
(Ahmad dan Mudzakir, 1997: 124).
John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika. Pendidik dan pengkritik sosial
yang lahir di Burlington. Vermont pada tahun 1859. Dewey kecil adalah
seorang yang gemar membaca namun tidak seorang siswa yang brilian diantara
teman-temanya. Dia masuk ke Universitas Verman pada tahun 1875 dan
mendapat gelar B.A. Lalu melanjutkan kuliahnya di Universitas Jons Hopkins,
dimana pada tahun 1884 ia meraih gelar doktornya dalam bidang filsafat di
Universitas tersebut. Dari tahun 1884 sampai dengan 1888, Dewet mengajar di
Universitas Michigan dalam bidang Filsafat. Tahun 1889 ia pindah ke
Universitas Minnesota. Akan tetapi, pada akhir yang sama, ia pindah ke
Universitas Michigan dan menjadi kepala bidang filsafat. Tugas ini dijalankan
sampai pada pandangan-pandanganya tentang pendidikan sekolah dikemudian
hari. Ia menjabat sebagai pemimpin department filsafat dari tahun 1894-1904 di
Universitas tersebut. Ia pun mendirikan Laboratory school yang kelak dikenal
dengan nama The Dewey School.
Pengalaman Dewey tidak hanya berhenti sampai di Universitas Chigaco.
Terakhir ia berkarya sebagai Dosen di Universitas Columbia pada tahun 1904.
Di universitas itu ia berkarya sebagai professor filsafat sampai ia pension pada
tahun 1929. Sebagai pengikut filsafat pragmatisme, John Dewey menyatakan
bahwa tugas filsafat larut dalam pemikiran-pemikiran metofisis yang kurang
praktis, tidak ada faedahnya oleh karena itu filsafat harus banyak berpijak pada
pengalaman dan mengolahnya secara kritis.
b. Eksistensialisme
Kemudian Martin, bahwa keberadaan hanya akna dapat dijawab melalui jalan
antologi, artinya jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia dan dicari
artinya dalam hubungan itu. Metode untuk ini adalah metode terminology. Jadi
yang penting adalah menemukan arti keberadaan itu.
Satu-satunya yang berada dalam arti yang sesungguhnya adalah beradanya
manusia. Keberadaan manusia disebut Desein (berada disana ditempat). Berada
artinya Menempati atau mengambil tempat. Untuk itu, manusia harus keluar
dari dirinya dan berdiri ditengah-tengah segala yang berada. Desein manusia
tersebut disebut juga eksistensi.
Manusia yang tidak memiliki eksistensi yang sebenarnya itu menghadapi hidup
yang semu, hidupnya orang banyak. Ia tidak menyatakan hidupnya sebagai satu
kesatuan. Dengan ketekunan mengikuti kata hatinya itulah cara bereksistensi
yang sebenarnya guna mencapai eksistensi yang sebenarnya. Inilah cara
menemukan dirinya sendiri.
2. J.P Sartre
Jean Paul Sartre lahir di Paris pada tahun 1905 M dan meninggal pada tahun
1980 M. ia belajar pada Ecole Normale Superieur pada tahun 1924-1928 M.
Setelah tamat dari Sekolah itu, pada tahun 1929 M ia mengajarkan filsafat di
beberapa Lycees, baik di Paris maupun di tempat lain. Dari tahun 1933-1935, ia
menjadi Mahasiswa peneliti pada Institut Francis di Berlin dan di Universitas
Freiburg. Tahun 1938 terbit Novelnya yang berjudul La Nausee dan Le Mur
terbit tahun 1939. Sejak itu, mulailah karya-karya lain dibidang filsafat.
D. Karakteristik Pendidikan
A. Pragmatisme
B. Eksistensialisme
KESIMPULAN
Pragmatisme (etimologi) berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti
tindakan atau perbuatan. Sedangkan pragmatisme (terminology) adalah aliran
dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah
apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Tokoh yang terkenal dari aliran filsafat pragmatisme yaitu William James dan
John Dewey. Eksistensialisme (etimologi) berasal dari kata Eks yang berarti
diluar dan sistensi berarti berdiri atau menempatkan. Jadi, eksistensi dapat
diartikan sebagai berdiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya.
Tokoh atau filsuf yang terkenal dari aliran eksistensialisme adalah Martin
Heidegger dan J.P. Sartre.
SARAN
Syadali, Ahmad dan Mudzakir, 1997, Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia
Zuhairini, dkk. 2008. Filsafat Umum. Jakarta: Bumi Aksara. Read more:
http://grupsyariah.blogspot.com/2012/05/aliran-filsafat-pragmatisme-
dan.html#ixzz7mr1gnLzi