Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FILSAFAT BARAT KONTEMPORER

Disusun Oleh :

M.Ainul Yaqin Rois (211101020080)

Rizqiyatus Sholehah (212101020001)

Dosen Pembimbing :

Dr. Khoirul Anwar, M.Pd.I

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatnya kami bisa menyusun makalah Bahasa Indonesia yang berjudul
“Filsafat Barat Kontemporer” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai
sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam
menyusun makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Khoirul
Anwar, M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan dan
membantu penyelesaian makalah ini. Kami juga mendapat banyak masukan dan
dukungan dari berbagai pihak.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada banyak
kekurangan dan perlu adanya penyempurnaan serta pendalaman materi yang lebih
detail. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca juga
dosen pengampu agar kami bisa menyempurnakan makalah ini. Kami berharap
semoga gagasan dan juga argument yang pada makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan berpengaruh pada dunia pendidikan.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jember, 15 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………….......1
B. Rumusan Masalah………………………........………………..1
C. Tujuan…………………………………………........…………1

BAB II PEMBAHASAN

A. Filsafat Barat Kontemporer....…………….………..………....1


a. Pengertian Pragmatisme.………..……………….........1
b. Teori Pragmatisme….…………..………..………..….2
c. Pengertian Dekonstruksionisme.............…...................3
d. Teori Demonstruksionisme......…...........….................4

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan……………………………………………....……5

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...….………6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik,filsafat abad


pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi
oleh rasionalisme,filsafat abad pertengahan di dominasi dengan doktrin-doktrin
agama Kristen.selanjutnya filsafat modern didominasi oleh  rasionalisme
sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat  modern.
Kita akan memfokuskan pembahasan dalam makalah ini mengenai filsafat
kontemporer,banyak istilah dalam penyebutan babakan filsafat ini diantaranya
filsafat kontemporer ,filsafatpascamodern ,filsafat posmo dll.Filsafat
barat kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari filsafat
modern,hal ini dapat terungkap dalam istilah dekonstruksi,yang didekonstruksi
oleh filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan untuk
membangun seluruhisi kebudayaan dunia barat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pragmatisme?
2. Apa Pengertian dariTeori Pragmatisme?
3. Apa pengertian dari Dekonstruksionisme?
4. Apa pengertian dari Teori Dekonstruksianisme?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pragmatisme.
2. Untuk mengetahui pengertian dari teori pragmatisme.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Dekonstruksionisme.
4. Untuk mengetahui pengertian dari teori dekonstruksionisme
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pragmatisme

Di Amerika Serikat aliran Pragmatisme mendapat tempatnya yang


tersendiri didalam pemikiran filsafat, William James adalah orang yang
memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme kepada dunia.

Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang


membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang
bermanfaat secara praktis.

Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfa’at


secara praktis. Jadi patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat
dalam kehidupan praktis. Dan pegangan pragmatisme adalah logika pengamatan.
Kebenaran mistis pun dapat diterima asalkan bisa bermanfa’at secara praktis
misalnya ada penyembuhan alternative yang menggunakan tenaga magis.
Pengalaman pribadi yang benar adalah pengalaman yang bermanfaat secara
praktis.

Tokoh-tokohnya : William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar


adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara
praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang
penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu.

B. Teori Pragmatisme

Adapun yang dimaksud dengan arti pragmatisme adalah aliran filsafat


yang mengajarkan bahwa yang dimaksud dengan kebenaran adalah jika melihat
kepada akibat-akibatnya atau hasil yang bermanfaat dan secara praktis.

Dengan demikian, teori pragmatisme ini melihat kebenaran bukan


berdasarkan segi yang objektif dalam pengetahuan, melainkan meilihat bagaimana
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut kepada seseorang.

Dasar landasan teori pragmatis adalah logika pengamatan, dimana segala


sesuatu yang ada di dunia nyata merupakan fakta-fakta individual. Oleh sebab itu,
teori pragmatisme tidak melihat kebenaran berdasarkan sifat metafisiknya, seperti
yang diterapkan dalam filsafat Barat.

Dalam teori pragmatisme, ide menjadi benar jika berdasarkan pada realitas
yang muncul dari pemikiran manusia mengenai fungsi dan kegunaan. Jadi
pernyataan metafisik bagi penganut paham ini dapat dianggap benar jika memiliki
manfaat dalam kehidupan.

Contoh dari teori pragmatis adalah kebenaran mengenai neraka. Neraka


adalah tempat manusia yang berperilaku jahat dimana di dalamnya terdapat
penyiksaan akibat perbuatan buruknya selama di dunia.

Berdasarkan pernyataan tersebut, menurut teori pragmatis dapat dianggap


sebagai suatu kebenaran karena pernyataan tersebut memiliki fungsi dan manfaat
untuk menjaga perilaku seseorang berbuat jahat sehingga dapat menurunkan
angka kejahatan.

Aliran teori pragmatisme berkembang di Amerika Serikat kemudian oleh


William James, seorang tokoh yang terkenal di bidang psikologi memperkenalkan
teori ini ke seluruh dunia.

C. Pengertian Dekonstruksianisme

Dekonstruksionisme (Dekonstruksi) adalah teori kritik sastra yang


mempertanyakan asumsi tradisional tentang kepastian, identitas, dan kebenaran
kemudian menegaskan bahwa kata-kata hanya dapat merujuk pada kata lain dan
mencoba mendemonstrasikan bagaimana pernyataan tentang teks apa pun
menumbangkan maknanya sendiri.

Dekonstruksionisme terkenal sulit untuk didefinisikan atau diringkas,


dan banyak upaya untuk menjelaskannya dengan cara yang lurus ke depan dan
dapat dimengerti telah dikritik secara akademis karena terlalu dihapus dari teks
asli, dan bahkan bertentangan dengan konsep Dekonstruksionisme.

Istilah dekonstruksi dipopulerkan oleh Jacques Derrida. Pemikiran


Derrida berkaitan dengan masalah bahasa yaitu dekonstruksi strukturalisme
Saussure juga isu-isu perdamaian dan keadilan yang universal yang hanya
menerima satu bentuk keadilan yang selalu dielu-elukan bangsa Barat. Menurut
pandangan strukturalisme bahwa bahasa mempunyai makna yang stabil dan pasti.
Yang diutamakan bahasa adalah aturan (langue) sedangkan keberagaman bahasa,
bentuk bahasa lain (parole) tidak diperlukan. Cara berpikir strukturalisme yang
demikian ditentang Derrida dengan istilah dekonstruksi.
Penerapan dekonstruksi yang dilakukan Derrida yaitu menitikberatkan
pada hal-hal yang kecil. Hal ini sangat berbeda dengan strukturalisme dan filsafat
Barat yang fokus pada pusat (logosentrisme). Menurut Derrida, sesuatu teks selalu
ada yang disembunyikan atau ditutup-tutupi. Untuk menyingkap yang ditutupi itu
perlu diadakan suatu cara yaitu dekonstruksi. Dengan demikian dekonstruksi yang
dimaksud oleh Derrida bukan untuk mencari kebenaran atau yang paling benar
dan menghancurkan yang salah tetapi mendekonstruksi secara terus menerus
tanpa henti.

D. Teori Dekonstruksi

Kita juga tentu bertanya apa itu teori dekonstruksi? Dekonstruksi susah untuk
didefinisikan. Ada macam-macam definisi tentang dekonstruksi. Royle
mendefenisikan bahwa dekonstruksi sebagai sesuatu yang bukan seperti yang
dipikirkan orang banyak, pengalaman akan yang tak mungkin, cara berpikir untuk
menggoyang apa yang sudah dianggap mapan, apa yang membuat identitas bukan
merupakan identitas, dan masa depan yang masih belum ada itu sendiri.

Seperti yang dikatakan oleh Derrida sendiri pas de method; pas artinya baik


“tidak” maupun “metode”.  Jika kita ingin memahami dekonstruksi, dekontrsuksi
bukan cara atau metode. Dalam Bahasa Prancis kata pas berarti bukan. Tetapi
ternyata pas juga berarti metode. Berarti dekonstruksi itu bukan metode sekaligus
langkah. Ini membingungkan karena lngkah itu juga berarti metode. Inilah yang
perlu kita pahami. Apa artinya? McQuilan mengatakan kira-kira ada lima strategi
untuk memahami dekonstruksi. Sebagai berikut:

1. Dekonstruksi berarti sebuah peristiwa.


2. Dekonstruksi adalah kontaminasi oposisi-oposisi biner.
3. Dekonstruksi juga bisa dijelaskan sebagai suatu proses pembacaan yang
meminati yang terpingggirkan.
4. Dekonstruksi adalah sejarah.
5. Tidak ada yang bebas-teks.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfa’at


secara praktis. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar
dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara
praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang
penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada
individu-individu. Dasar landasan teori pragmatis adalah logika pengamatan,
dimana segala sesuatu yang ada di dunia nyata merupakan fakta-fakta individual.
Oleh sebab itu, teori pragmatisme tidak melihat kebenaran berdasarkan sifat
metafisiknya, seperti yang diterapkan dalam filsafat Barat. Dalam teori
pragmatisme, ide menjadi benar jika berdasarkan pada realitas yang muncul dari
pemikiran manusia mengenai fungsi dan kegunaan. Contoh dari teori pragmatis
adalah kebenaran mengenai neraka. Neraka adalah tempat manusia yang
berperilaku jahat dimana di dalamnya terdapat penyiksaan akibat perbuatan
buruknya selama di dunia. Pemikiran Derrida berkaitan dengan masalah bahasa
yaitu dekonstruksi strukturalisme Saussure juga isu-isu perdamaian dan keadilan
yang universal yang hanya menerima satu bentuk keadilan yang selalu dielu-
elukan bangsa Barat. Menurut pandangan strukturalisme bahwa bahasa
mempunyai makna yang stabil dan pasti. Penerapan dekonstruksi yang dilakukan
Derrida yaitu menitikberatkan pada hal-hal yang kecil. Kita juga tentu bertanya
apa itu teori dekonstruksi? Dekonstruksi susah untuk didefinisikan. Royle
mendefenisikan bahwa dekonstruksi sebagai sesuatu yang bukan seperti yang
dipikirkan orang banyak, pengalaman akan yang tak mungkin, cara berpikir untuk
menggoyang apa yang sudah dianggap mapan, apa yang membuat identitas bukan
merupakan identitas, dan masa depan yang masih belum ada itu sendiri. Seperti
yang dikatakan oleh Derrida sendiri pas de method; pas artinya baik “tidak”
maupun “metode”.  Jika kita ingin memahami dekonstruksi, dekontrsuksi bukan
cara atau metode. Inilah yang perlu kita pahami.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Asmoro,2007,Filsafat Umum,Jaakarta:PT.Raja Grafindo Persada.

Bertens, K.2001.Filsafat Barat Kontemporer Prancis,Jakarta:PT Gramedia


Pustaka Utama.

Ungkang, M. (2013). Dekonstruksi Jaques Derrida sebagai strategi pembacaan


teks sastra. Jurnal Pendidikan Humaniora, 1(1), 30-37.

Siregar, M. (2019). Kritik Terhadap Teori Dekonstruksi Derrida. Journal of


Urban Sociology, 2(1), 65-75.

Anda mungkin juga menyukai