Anda di halaman 1dari 8

Makalah

Filsafat kontemporer
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum
Dosen Pengampu Sheyla Nichatus Sovia, Lc., M.Ag.

Keloompok 12:

Bahru Rosyid Bazla (22303015)

April Al Muttaqin (22303021)


Vellani Aria (22303030)

HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
KATA PENGATAR
Assalamu’alaikum wr.wb syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Bahasa Indonesia dengan judul Paragraf
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman kami
yang masih kurang, oleh karena itu teruntuk pembaca untuk memberikan
masukan-masukan bila mana ada kekuranggan agar bisa kami perbaiki
kedepanya.

Kediri, 03 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar belakang........................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Filsafat kontemporer..............................................................................................5
B. Pragmatisme..........................................................................................................5
C. Positivisme.............................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................8
PENUTUP....................................................................................................................8
A. Keismpulan.............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................8
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia kontemporer menunjukkan organisasi logis semakin
kompleks untuk memahami dan paradoks efek pada individu: rasanya
semakin tunduk pada logika, tetapi juga bebas untuk menafsirkan,
mengekspresikan dan membangun individualitas mereka sendiri, daripada
di masa lalu. Masalah-masalah yang dihadapi warga baik lokal maupun
global adalah formulasi teoretis dalam sejumlah inti filsafat yang
menimbulkan masalah baru yang jelas dan mendalam. Dan keterbatasan
ini bukanlah refleksi dari realitas, tetapi pada dasarnya adalah sebuah
dialog antara masa lalu dan sekarang dalam upaya untuk garis besar di
masa depan. Jadi, filsafat kontemporer termasuk
membaca ulang, reinterpretasi, transformasi dan rekreasi yang merupakan
kita sebagai manusia dari zaman awal sampai sejarah kita saat ini. Silsilah
kita sekarang memungkinkan kita untuk maju, sehingga dalam mencari
tambahan dan cara berpikir yang baru. The Spesialisasi dalam Filsafat
Kontemporer merupakan sebuah ruang istimewa mungkin untuk
mengatasi beberapa perdebatan besar dan masalah kontemporer melalui
pikiran filsuf yang paling berpengaruh pada zaman sekarang.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian filsafat koemporer?
2. Apa pengertisan filsafat pragmatisme?
3. Apa pengertia dari filsafat positivisme?
C. Tujuan

Agar bisa memahami pengertian filsafat kontemporer, pragmatisme,


positivisme dan untuk mengetahui sejarah dari ketiga filsafat tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertia filsafat kontemporer

Istilah kontemporer pada umumnya berarti saat ini, sekarang, atau zaman
pada saat penutur/pembicaraan/pendengar sedang mengalami. Arti lain dari
kontemporer adalah zaman pada saat suatu masalah muncul dan kemudian
mendapat jawabannya. Hegel mengatakan bahwa tiap filsafat adalah
zamannya yang tersimpul dalam buah pikiran atau pandangan filsafat.

Filsafat Barat Kontemporer berarti berkaitan dengan isu-isu kekinian yang


mendasar yang dicarikan jawabannya oleh para filsuf. Periodisasi filsafat
kontemporer ini biasanya masih mengacu pada kurun waktu abad XIX sampai
sekarang (Munir, tt: 1). Sesuai dengan dinamika tuntutan rasionalitas, filsafat
mengalami beberapa pergeseran yang khas. Pergeseran pertama adalah dari
paradigma yang cosmosentris lewat paradigma theosentris ke
paradigmaantroposentris. Wawasan kosmosentris adalah wawasan filsafat
Yunani, di mana alam raya berada di pusat perhatian para filsuf saat itu. Lewat
paradigma theosentris dalam filsafat Islam dan Kristiani Abad Pertengahan
Allah ada di pusat perhatian; segala-galanya mau dilihat seakan-akan dari
sudut pandang Allah. Dalam paradigma antroposentris manusia menempati
center court. Paradigma antroposentris itu muncul dengan terang benderang di
panggung filsafat dalam abad XVII dengan cogito-ergo-sum-nya René
Descartes (1596-1650) (Suseno, 2005: 37). Selanjutnya di abad kontemporer
dikenal dengan istilah paradigma logosentris, di mana wacana menjadi sudut
pandang tersendiri dalam pengembangan filsafat.
Perkembangan Filsafat Barat Kontemporer tentu saja tidak dapat
dilepaskan dari perkembangan filsafat sebelumnya, yaitu Filsafat Barat
Modern, atau dikatakan juga sebagai pematangan lebih lanjut dari filsafat
zaman modern. Pada zaman kontemporer ini ditandai oleh beberapa gerakan
pemikiran yang dalam filsafat abad XIX dan abad XX (Shidarta, 2004:73).
Modernitas secara umum adalah suatu perubahan sosial dan budaya yang
bersifat massif yang berlangsung dari pertengahan abad XVI, yang berkaitan
dengan suatu analisis terhadap masyarakat kapitalis industrial (Turner,
2000:3). Dalam perkembangan abad XIX manusia masih tetap dianggap
sebagai pusat kenyataan, walaupun perhatian utama tidak lagi dipusatkan pada
rasio, empiri, dan ide-ide manusia,

melainkan lebih-lebih kepada unsur-unsur irasional, yaitu kebebasan atau


kehendak sebagai motor tindakan manusia.

Dalam perkembangan selanjutnya, filsafat kontemporer masih


melanjutkan isu-isu utama dalam filsafat modern, namun dengan sudut
pandang yang berbeda sama sekali. Isu itu antara lain metafisika,
epistemologi, antropologi (humanisme) dan lain sebagainya. Selain itu, isu
yang berkembang dalam filsafat kontemporer meluas ke isu-isu tentang
kapitalisme, alienasi, lingkungan, demokratisasi, Hak Asasi Manusia, dan lain
sebagainya (Munir, tt:2). Banyak pemikir abad XX menganggap memiliki ciri
khas tersendiri, yaitu “desentralisasi” manusia. Subyek manusia tidak lagi
dianggap sebagai pusat kenyataan, dan yang menggantikan
“antroposentrisme” adalah desentralisasi manusia, bahasa sebagai perhatian
khusus sekaligus sebagai subyek kenyataan, makanya kemudian lebih disebut
sebagai abad logosentris.

B. filsafat pragmatisme

Pragmatisme sebagai sebuah aliran pemikiran filsafat muncul sekitar tahun


1870-an di Amerika melalui artikel ilmiah Charles Sanders Peirce yang
berjudul «How To Make Our Ideas Clear». Selama kurang lebih satu setengah
abad dari kemunculannya, Pragmatisme terus tumbuh dalam jantung
peradaban modern dan berkembang tidak hanya secara ekslusif di Amerika
tetapi meluas ke seluruh penjuru dunia. Fenomena menguatnya tokoh-tokoh
pengusung populisme di berbagai belahan dunia, misalnya Donald Trump di
Amerika, Wilder Geertz di Belanda, dan Marine Le Pen di Prancis,
menunjukkan Pragmatisme tidak hanya berkembang secara ilmiah, tetapi juga
terinternalisasi dalam pandangan hidup dunia kontemporer. Pragmatisme ialah
sempitnya dimensi hidup masyarakat di era kapitalisme lanjut. Seluruh
dimensi kehidupan terserap untuk kepentingan kemajuan industrial dan
penumpukan modal bagi segolongan kecil orang. Sebagai contoh, seluruh
dimensi kehidupan termasuk dimensi pendidikan dan kebudayaan di era
Revolusi Industri semata-mata ditujukkan untuk menyokong kepentingan
industrial yaitu menyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing. Pragmatisme
dalam hal ini nampak dalam pereduksian dimensi kemanusiaan melulu pada
konsekuensi praktikal dan pemecahan masalah praktis.

Melihat pengaruh Pragmatisme yang begitu nyata, menjadi penting bagi


kita untuk meninjau ulang asumsi dasar dari aliran pemikiran ini. Tulisan ini
bertujuan untuk mengenali epistemologi Pragmatisme dan melakukan kritik
atasnya. Kritik di sini berarti meninjau ulang batas-batas dari epistemologi
Pragmatisme.

Pragmatisme Dewey merangkul pendekatan epistemologis dalam


Pragmatisme. Dewey merumuskan Pragmatisme sebagai metode bahkan
pandangan hidup yang membantu manusia untuk memecahkan problem-
problem sosial. Epistemologi Pragmatisme dengan demikian meluas bukan
hanya epistemologi individual tetapi juga epistemologi sosial. Setelah
Pragmatisme Dewey, pada permulaan abad 20, aliran pemikiran ini
mengalami penurunan hingga mulai hidup kembali setelah menginspirasi
beberapa filsuf di tahun 1970-an. Tokoh-tokoh di paruh kedua abad ke-20 ini
disebut pula Neo-Pragmatisme, untuk membedakan dari tokoh-tokoh di abad
ke-19 yang disebut Pragmatisme Awal. Membawa pengaruh dari para tokoh
pragmatisme awal, Neo-Pragmatisme mengartikulasikan serta memperluas
pemikiran Pragmatisme dalam bidang-bidang yang lebih spesifik. Herbert
Mead misalnya, mencetuskan psikologi sosial yang berpendirian bahwa
kesadaran ialah perolehan sosial bukan bawaan biologis. Pragmatisme Mead
dipengaruhi oleh Pragmatisme Dewey yang menekankan hubungan manusia
dan lingkungan. Sumbangan Pragmatisme Peirce pada logika, epistemologi
dan Filsafat Ilmu menginspirasi para filsuf analitik.10 Sebagai contoh, W.V.O.
Quine dalam artikelnya «Two Dogmas of Empiricism» yang menantang
ortodoksi positivisme dengan menawarkan warisan pragmatisme.

C. Filsafat positivisme

Anda mungkin juga menyukai