Disusun oleh :
Nama : Anang Syarif Hidayat
NPM : 202302026112
Puji syukur kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pertama ini sesuai waktu yang
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari dosen pengampu sangat penulis diharapkan agar makalah ini
menjadi lebih baik, selain itu penulis juga berharap, semoga tugas makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak yang
membacanya khususnya diri saya maupun para mahasiswa studi doktor ilmu hukum
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu diyakini hadir sekitar abad ke-18, meski tanda- tanda
akan kelahirannya telah lama muncul. Jika telaahnya diletakkan dalam abad
XVIII Masehi, maka tokoh kuncinya sering disandingkan dengan
ImmanuelKant sebagai pendiri filsafat ilmu karena pernah mengutarakan
bahwa filsafat adalah bidang keilmuan yang dapat menunjukkan batas dan
ruang lingkup pengetahuan manusia yang menurutnya tidak cukup
memadai untuk dijawab oleh ilmu. Hal ini dikarenakan Refleksi aksiologis
(manfaat ilmu) atas capaian apapun dalam bidang ilmu hanya mampu dikawal
oleh filsafat, sehingga dikatakan ilmu tanpa filsafat akan selalu bias makna.1
Filsafat ilmu merupakan ranting dari ilmu filsafat yang akan mengkaji
ilmu dari segi kefilsafatan guna memberi jawaban atas beberapa pertanyaan
yang sekaligus menjadi ruang lingkupnya, yaitu pertanyaan tentang apa itu
ilmu (dijawab oleh ontology), bagaimana ilmu itu diperoleh (dijawab oleh
epistemology) dan untuk apa ilmu itu lahir (dijawab oleh aksiologi).2 Filsafat
ilmu ada untuk menentukan jawaban atas pertanyaan ilmiah, atau dalam
pengertian lain, filsafat ilmu ada untuk menjelaskan dan menggali lebih dalam
sifat-sifat ilmu, seperti memahami kepastian, kebenaran dan objektivitas.
Wilayah kajian dalam filsafat ilmu tidak hanya berkaitan dengan sains dan
berbagai metode yang digunakan dalam memperoleh ilmu, melainkan juga
dimensi- dimensi metafisika yang berada dalam konteks tertentu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu memiliki sifat koheren, karena
1
Sumarna, Filsafat ilmu, Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan
dalam Nalar, (Jakarta : Penerbit Rosda, 2020), hlm 71
2
Ibid, hlm 66
2
3
Tri Santi dan M Nurwahidin, Peran Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Ilmu
Pengetahuan di Era Modern, Journal of Innovation Research and KnowledgeVol.2, No.6,
November 2022
4
K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat (Cet. 15; Yogyakarta: Kanisius, 1998), hlm 9.
3
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah pada penulisan ini terdapat 3 (tiga)
permasalahan yang dijadikan rumusan pada penulisan tugas makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana perkembangan Filsafat Ilmu pada zaman modern ?
2. Bagaimana pemahaman tentang rasionalisme, idealisme, dan empirisme
sebagai aliran yang muncul pada filsafat zaman modern ?
3. Bagaimana pemikiran dan tokoh filosof yang hidup pada masa modern ?
5
Simon Petrus, Petualangan Intelektual, (Yogyakarta : Kanisius, 2004), hlm 175
4
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk membahas tentang perkembangan Filsafat Ilmu pada zaman
modern.
2. Untuk membahas tentang pemahaman tentang rasionalisme, idealisme,
dan empirisme sebagai aliran yang muncul pada filsafat zaman modern.
3. Untuk membahas tentang pemikiran dan tokoh filosof yang hidup
pada masa modern.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Cet. IX (Yogyakarta: Kanisius,
1993), hlm 92
6
ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam alam filsafat.
Inilah yang menjadi awal dari masa modern. Timbulnya ilmu-ilmu yang
modern, berlandaskan perkara eksperimental dan matematis. Segala
sesuatunya, khususnya di dalam bagian ilmu-ilmu mengutamakan logika dan
empirisme. Aristotelian menguasai seluruh Ratus tahun Pertengahan ini
melalui hal-hal tersebut.7
Pada masa Modern terjadi perkembangan yang pesat pada bagian
ekonomi. Hal ini terlihat dari kota-kota yang mengembang menjadi pusat
perdagangan, pertukaran barang, perkara ekonomi monoter, dan perbankan.
Kaum kelas menengah melaksanakan upaya untuk bangun dari keterpurukan
dengan mengembangkan suatu kebebasan tertentu. Kebebasan ini berkaitan
dengan syarat-syarat dasar kehidupan. Segala macam barang kebutuhan bisa
dibeli dengan uang. Makanisme pasar pun sudah mulai mengambil peranan
penting untuk menuntut manusia untuk rajin, cerdik, dan tajam cara melakukan
sesuatu. Dari sudut pandang sosio-ekonomi menjelaskan bahwa individu
berhadapan dengan tuntutan-tuntutan baru dan praktis yang harus dijawab
berlandaskan kemampuan adat yang mereka miliki. Kemampuan ini tanpa
harus mengacu kepada otoritas lain, entah itu dari kekuasaan gereja, tuntutan
tuan tanah feodal, maupun nasihat muluk-muluk dari para filsuf8.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern
merupakan periode dimana beragam arus pemikiran baru mulai muncul
berulang-ulang dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat. Filsafat
Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil
dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak
jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, hadir juga
yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga
100 tahun atau periode, yaitu: 100 tahun Renaissans (Renaissance), 100 tahun
7
Mustansyir Rizal dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Cet ke VII, ( Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2008), hlm 82
8
Ibid
7
9
Ibid
8
disebut cogito Descartes, atau metode cogito saja. Metode tersebut dikenal juga
dengan metode keraguan Descartes (Cartesian Doubt).10
Dengan demikian dapat dikataan bahwa filsafat dan perubahan di
berbagai lini kehidupan, sehingga para sejarawan sebagai awal zaman modern.
Berbagai perubahan yang terjadi selama era renaisans menjadi persiapan
bagi pembentukan filsafat pada abad ke-17, atau yang dikenal dengan filsafat
modern.
10
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu Cet ke VI, (Bandung : PT REmaja Rosdakarya, 2008), hlm
102
11
Agoes Hendriyanto, Sejarah pemikiran Filsafat Modern, (Yogyakarta : Bumi Aksara,
2012), hlm 33.
9
12
https://www.academia.edu/8768618/SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_PADA_
MASA_MODERN, diakses pada tanggal 16 Maret 2023 pukul 10.00 Wib
12
BAB III
KESIMPULAN
A. Sejarah Filsafat Modern adalah pembagian dalam sejarah Filsafat Barat yang
menjadi tanda habisnya era skolastisisme. Munculnya ratus tahun ke-17 sampai
awal ratus tahun ke-20 di Eropa Barat dan Amerika Utara. Dimulai sejak
munculnya rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka
pada 100 tahun dan di masa ini hadir beberapa tokoh perintis yang membuka
jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Diantaranya
Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Coperticus (1473-1543), Johannes
Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1643).
B. Pemahaman Rasionalisme, Idealisme, dan Empirisme sebagai aliran yang
muncul pada Filsafat Zaman Modern dijelaskan sebagai berikut:
1. Rasionalisme merupakan paham filsafat yang menyatakan bahwa akal
(reason) adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan.
2. Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
hanya dipahami dalam kaitannya dengan dengan jiwa dan roh.
3. Empirisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan
itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal
C. Pemikiran dan tokoh filosof yang hidup pada masa modern, yaitu:
1. Rene Descastes (Certasius/1596-1650) yang digelar sebagai “Bapak
filsafat modern, pemikirannya sifat subjektif, individualists, humanis
dalam filsafat Descartes
2. Francis Bacon (1210-1292). Menurut Francis Bacon bahwa pengetahuan yang
sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan
inderawi dengan dunia fakta.
3. Immanuel Kant (1724-1804) adalah filosuf yang hidup pada puncak
perkembangan “Pencerahan”, yaitu suatu masa dimana corak pemikiran
yang menekankan kedalaman unsur rasionalitas berkembang dengan
pesatnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku Buku
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu Cet ke VI, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008).
Mustansyir Rizal dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Cet ke VII, ( Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2008).
Sumarna, Filsafat ilmu, Mencari Makna Tanpa Kata dan Mentasbihkan Tuhan
dalam Nalar, (Jakarta : Penerbit Rosda, 2020).
Jurnal
Tri Santi dan M Nurwahidin, Peran Filsafat Ilmu Dalam Perkembangan Ilmu
Pengetahuan di Era Modern, Journal of Innovation Research and
KnowledgeVol.2, No.6, November 2022
Website
https://www.academia.edu/8768618/SEJARAH_PERKEMBANGAN_ILMU_PA
DA_MASA_MODERN, diakses pada tanggal 19 September 2023 pukul
13.00 Wib., diakses pada tanggal 21 September 2023, pukul 20.30 Wib