hat++
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PSIKOLOGI
SOAL:
Filsafat adalah ilmu yang berusaha menemukan penyebab terdalam untuk segala sesuatu
berdasarkan pemikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dalam hal yang luas dan komprehensif dengan semua hubungan.
Anda diminta untuk menganalisis pemikiran dalam filsafat, sebagai berikut:
SELAMAT UJIAN
VALIDASI
Ka. Prodi Magister Psikologi
Dr. Risydah Fadilah, M.Psi, Psikolog
LEMBAR JAWABAN
NAMA : DHEDEK RAMADHANI PERMATA SARI
KELAS/NPM : B/211804001
SEMESTER :1
PRODI : MAGISTER PSIKOLOGI
MATA KULIAH : FILSAFAT UMUM
Zaman Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman
ini ditandai dengan adanya teknologiteknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang
semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati kedudukan
paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Sebagian besar aplikasi ilmu dan
teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad 20. Pada zaman ini,
ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah fisikawan. Bidang fisika menjadi
titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini. Fisikawan yang paling terkenal pada abad
ke-20 adalah Albert Einstein. Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1879 dan meninggal pada
tanggal 18 April 1955 (umur 76 tahun). Alberth Einstein adalah seorang ilmuwan fisika.
Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan
mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi.
Dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk
penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Karyanya yang lain berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein yang
paling dikenal adalah E=mc². Di artikel pertamanya di tahun1905 bernama “On the
Motion-Required by the Molecular Kinetic Theory of Heat-of Small Particles Suspended
in a Stationary Liquid“, mencakup penelitian tentanggerakan Brownian. Menggunakan
teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena,
yang masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia
pertama kali diamati, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen)
kenyataan pada atom. Dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang
pada saat itu juga kontroversial.
Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika dan kimia, pada zaman ini disebut
dengan “Sains Besar”. Linus Pauling (1953) mengarang sebuah buku yang berjudul The
Nature of Chemical Bond menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian,
karya Pauling memuncak dalam pemodelan fisik DNA, “rahasia kehidupan”. Pada tahun
ini juga James D. Watson, Francis Crick dan Rosalind Franklin menjelaskan struktur
dasar DNA, bahan genetik untuk mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya.
Hal ini memicu rekayasa genetika yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh
manusia genom (dalam Human Genome Project) dan telah disebut-sebut sebagai
berpotensi memiliki manfaat medis yang besar.
Selain kimia dan fisika, teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat
pada zaman ini. Sebut saja beberapa penemuan yang dilansir oleh
QXVDQWDUDQHZVZRUGSUHVVFRP sebagai penemuan yang merubah warna
dunia, yaitu: Listrik, Elektronika (transistor dan IC), Robotika (mesin produksi dan mesin
pertanian), TV dan Radio, Teknologi Nuklir, Mesin Transportasi, Komputer, Internet,
Pesawat Terbang, Telepon dan Seluler, Rekayasa Pertanian dan DNA, Perminyakan,
Teknologi Luar Angkasa, AC dan Kulkas, Rekayasa Material, Teknologi Kesehatan
(laser, IR, USG), Fiber Optic, dan Fotografi (kamera, video). Kini, penemuan terbaru di
bidang Teknologi telah muncul kembali. sumber lain telah memberitakan penemuan
“Memristor”. Ini merupakan penemuan Leon Chua, profesor teknik elektro dan ilmu
komputer di University of California Berkeley. Keberhasilan itu menghidupkan kembali
mimpi untuk bisa mengembangkan sistem-sistem elektronik dengan efisiensi energi yang
jauh lebih tinggi daripada saat ini. Caranya, memori yang bisa mempertahankan
informasi bahkan ketika power-nya mati, sehingga tidak perlu ada jeda waktu untuk
komputer untuk boot up, misalnya, ketika dinyalakan kembali dari kondisi mati. Hal ini
digambarkan seperti menyala-mematikan lampu listrik, ke depan komputer juga seperti
itu (bisa dihidup-matikan dengan sangat mudah dan cepat).
3. Hakikat Pengetahuan yaitu Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan, serta Aspek-aspek yang
melandasi Ilmu dan Pengetahuan.
Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
Dari pengertian, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya dan disusun secara sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah.
Sedangkan pengetahuan adalah informasi akan suatu kejadian yang belum teruji
kebenarannya.
Dari jangkauan, Pengetahuan memiliki jangkauan yang sempit. Karena dalam
pengetahuan kita hanya tahu saja tanpa mengerti bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi.
Misalnya pengetahuan bahwa atom tersusun dari bagian lain yang lebih kecil. Disini kita
tidak tahu apa itu bagian terkecil dan bagaimana susunan atom tersebut. Namun ilmu
memiliki jangkauan yang lebih luas. Karena ilmu menguji dan juga meneliti segala
sesuatu. Misalnya dalam ilmu fisika inti kita dalam mengetahui bahwa atom terdiri dari
proton, neutron, dan elektron. Ilmu juga mengetahui bahwa elektron memiliki tingkan
energi yang berdampak pada sifat fisik atom tersebut.
Dari Metode Pembuktian, Pengetahuan bersifat subjektif atau bergantung pada
siapa yang mengetahui hal tersebut. Pengetahuan membuktikan sesuatu bergantung pada
siapa yang membuktikannya. Jika ia seorang pemuka agama, pengetahuan akan
dibuktikan menurut agama yang dipercayainya. Jika ia seorang politikus, maka
pengetahuan akan dibuktikan menurut pemikiran politik dan kepentingannya.
Berbeda dengan ilmu yang selalu dibuktikan dengan metode ilmiah yang
sistematis. Dalam ilmu terdapat percobaan yang tersusun secara jelas dengan langkah-
langkah dan rambu-rambu yang sudah jelas. Hal ini membuat ilmu bersifat objektif.
Tidak peduli siapa yang membuktikan ilmu tersebut, yang akan dilihat hanyalah objek
penelitiannya saja.
Dari Kebenaran, Karena bersifat subjektif dan tidak terbukti secara ilmiah,
pengatahuan memiliki kebenaran yang tidak pasti. Beberapa pengetahuan bersifat
pendapat yang tidak terbukti apakah benar atau salah, melainkan hanya mengisi
kekosongan dari suatu pertanyaan saja. Namun ilmu merupakan sesuatu yang pasti
kebenarannya karena terbukti secara ilmiah dan bersifat objektif. Misalnya di negara
manapun, ilmuwan apapun, semuanya akan setuju bahwa kecepatan cahaya adalah
3x10^8 meter per sekon. Para ilmuwan di seluruh dunia sepakat tentang kebenaran dari
ilmu.
4. Moralitas dan Tantangan Ilmu Pengetahuan yang dikaitkan dengan Agama, Masa Depan
Manusia dan Krisis Kemanusiaan.
Moralitas dan Tantangan Ilmu Pengetahuan yang dikaitkan dengan Agama
Agama merupakan seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan
manusia dengan dunia ghoib, khususnya dengan Tuhan, mengatur hubungan manusia
dengan manusia lainnya dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam
agama ada suatu keyakinan yang dianut oleh manusia untuk bertindak sesuai dengan apa
yang telah diyakininya sebagai respons dari manusia dalam menginterprestasikan tentang
apa yang dirasakan kepada Tuhan. Ajaran agama bersumber dari Al-Qur'an dan Hadist,
yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk dan ajaran-ajaran tentang apa yang akan
kita lakukan dalam bertindak.
Kita sebagai umat muslimin kita harus menjalankan apa yang telah diperintahkan-
Nya kepada kita agar kita selamat dari api neraka. Agama sebagai sistem keyakinan yang
akan mendorong atau penggerak serta pengontrol bagi kita untuk bertindak agar berjalan
sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan yang ada. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari
kita tidak pernah lepas dari perilaku moral. Moral merupakan tata cara dalam kehidupan,
adat istiadat maupun kebiasaan yang didalamnya terdapat nilai perilaku yang harus
dilakukan dan dipatuhi dan dalam bertindak manusia harus bisa membedakan mana
tindakan yang baik dan mana tindakan yang buruk, tindakan yang baik yang akan
dilakukan dalam setiap harinya dan menjadi kebiasaan.
W. Poespoprodjo mengatakan bahwa moralitas merupakan kualitas dalam
perbuatan manusia yang dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah,
baik atau buruk dengan kata lain moralitas ini mencakup tentang baik buruknya
perbuatan manusia.
Franz Magnis Suseno juga mengatakan bahwa moralitas merupakan sikap hati
yang terungkap dalam perbuatan lahiriah, apabila orang mengambil sikap yang baik
karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan ia mencari
keuntungan.
Agama berkaitan erat dengan moral, dalam kita bertindak dan menyikapi suatu
kejadian kita harus bisa berpegang teguh terhadap keyakinan yang kita miliki. Sebagai
umat muslim kita percaya akan adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta ini dengan
kuasa dan kehendaknya. Untuk itu dalam menyikapi suatu kejadian kita harus bisa
mengkombinasikan sikap moral kita. Yaitu apakah perbuatan yang kita lakukan itu benar
ataukah salah. Tantangan utama ilmu-ilmu keislaman ditengah-tengah perkembangan
kemajuan ilmu pengetahuan modern, di antaranya adalah:
a. Di kalangan muslim dalam mengembangkan ilmu pengetahuan umumnya masih
banyak menggunakan logika deduktif.
b. Lebih menekankan pada studi pustaka dari pada studi atas realitas sosio-kultural
masyarakat.
c. Akibat point kedua diatas menyebabkan kurangnya literature tentang ilmu-ilmu yang
bernuansa empiris, seperti : Sosiologi Islam, Antropologi Islam, Psikologi Islam,
Ekonomi Islam dan sebagainya.
d. Belum adanya paradigm yang jelas tentang posisi nilai normatik Islam, eksistensi dan
struktur kelimuan yang ada di dalamnya.
Moralitas dan Tantangan Ilmu Pengetahuan yang dikaitkan dengan Masa Depan
Manusia
Agama dan ilmu memiliki beberapa perbedaan, yakni agama lebih
mengedepankan moralitas dan cenderung eklslusif, dan subjektif. Sementara itu, ilmu
selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan etika, progresif, bersifat inklusif,
dan objektif. Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena ada janji kehidupan
setelah mati, sedangkan ilmu member ketenangan sekaligus kemudahan bagi kehidupan
di dunia. Karakteristik agama dan ilmu tidak selalu harus dilihat dalam konteks yang
bersebrangan, tetapi juga perlu dipikirkan bagaimana keduanya bersinergi dalam
membantu kehidupan manusia yang lebih layak.
Manusia merupakan makhluk yang “future-oriented”, tindakan dan pertimbangan
pada saat ini penting untuk meprediksikan persoalan–persoalan masa depan. Bahkan
sejarah penuh dengan contoh-contoh, baik tentang kekejaman manusia maupun tentang
pengorbanan yang telah dilakukannya dengan maksud untuk menjamin terjadinya suatu
hari depan yang lebih baik. Dalam pandangan agama, ilmu dan teknologi bukan
merupakan aspek kehidupan manusia yang tertinggi. Tidak juga merupakan puncak
kebudayaan dan peradaban umat manusia di dalam evolusinya mencapai kesempurnaan
hidup (perfection of existence). Ilmu pengetahuan dan teknologi memakai “rasio” (akal)
yang tajam.
Kerohanian, kejiwaan agama memakai “intuisi” (wahyu) sebagai saranamasing-
masing untuk membuktikan kebenarannya dan menghayati hakikatnya. Ilmu pengetahuan
hingga kini dianggap sebagai pengawal kemajuan umat manusia yang secara umum
banyak diserang sebagai pembawa berbagai macam ketimpangan dan pencemaran fisik,
biologi, dan budaya. Maka asas keseimbangan harus diterapkan karena memang dalam
pembangunan senantiasa kita dihadapkan kepada krisis nilai-nilai insane dan masalah
untuk memanusiakan manusia itu sendiri; problema manusia tersebut tidak menjadi alat
atau korban dari ciptaannya sendiri.