Anda di halaman 1dari 33

ASUMSI FILSAFAT, PARADIGMA DAN TEORI DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI

DOSEN : UMAIMAH WAHID

 Faculty of Philosophy and Civilization

 Paramadina Graduate School of Communication


 (Program Studi Magister Ilmu Komunikasi)
 Sabtu, 13 Septerber 2023
LIMA DEFINISI
BY TITUS, NOLAN DAN SMITH) YAITU:

1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan


terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
secara tidak kritis.
2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita
junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha utk mendapatkan gambaran
keseluruhan.
4. Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta
penjelasan tentang arti kata dan konsep.
5. Filsafat adalah sekumpulan PROBLEMA-
PROBLEMA yang langsung dan mendapat perhatian
dari manusia dan yang dicari jawabannya oleh ahli-
ahli filsafat
ASUMSI-ASUMSI FILSAFAT

 Asumsi-asumsi dasar atau pertanyaan-


pertanyaan dalam filsafat yang menjadi landasan utama/
subatansi hekiket, proses dan nilai ilmu pengetahuan dan
penelitian (scince) muncul dan eksis.

 Terdapat tiga asumsi dasar berupa pertanyaan- pertanyaan


dalam filsafat, yaitu:
1. Ontology
2. Epistemology dan
3. Axiology
FAEDAH FILOSOFIS BAGI PROSES
KEILMUAN
1. Dapat menjawab utk sementara atas p ertanyaan-pertanyaan “esensial’, dan
untuk menjajaki kemungkinan adanya pemecahan-pemecahan terhadap
problematika-problematika sosialkemasyarakatan (termasuk komunikasi)

2. Untuk menunjukkan bahwa ide itu merupakan satu dari hal-hal yang praktis di
dunia. (ide-ide tentang sesuatu selalu memiliki relevansi dengan keadaan yang
ada.

3. Filsafat memiliki kemampuan untuk memperluas bidang-bidang keinsafan


manusia untuk menjadi lebih hidup. Lebih bergaya, lebih kritik dan lebih cerdas.

4. Meminimalkan atau hilangnya pemikiran ekslusivisme dan melahirkan


pluralisme dalam ilmu pengetahuan.
TIGA ASUMSI FILSAFAT
1) ONTOLOGI

 Ontologi adalah kajian filsafat yang menelaah


mengenai hakekat realitas/obyek (Being) > obyek
kajian. Apakah hakekat kenyataan ini sebenar-benarnya
?
 Berusaha mengunakan tentang objek apa yang di telaah
ilmu?
 Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut ?
 Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya
tangkap manusia (sepert berpikir, merasa dan
mengindera) yang membuakan pengetahuan?.
LANJUTAN…

 APA OBYEK KAJIAN ILMU


KOMUNIKASI ????
DUA KONSEP BERPIKIR MENGENAI “ HAKEKAT YANG
ADA /BEING”

• Bagi kaum rasionalis yang ada adalah yang dapat dipikirkan (CAGITO
ERGO SUM, DESCARTES).

• Bagi kaum empiris, yang ada adalah yang dapat diinderawi (TABULA
RASA)

• Bebebrapa asumsi obyek kajian ontologi :

1. Pilihan Bebas (Free will) dan (ketentuan (determinisme)


2. Peluang (Probability)
2) EPISTEMOLOGI

Epistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji sumber-


sumber, watak dna kebenaran ilmu pengetahuan

Epistemologi adalah kajian mengenai ilmu pengetahuan atau


bagaimana porang mengetahui apa yang mereka klaim ketahui.

Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana


pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh, dan dalam
prosesnya menggunakan metode ilmiah.
METODE BERPIKIR ILMIAH :

Dalam Tradisi
Filsafat terdapat
2. EMPIRISME
dua aliran berpikir
:

RASONALISME
 Rasionalisme percaya bahwa sumber
ilmu pengetahuan daalah akal pokiran
manusia.
AD. 1.
RASIONALISME  Jadi, KEBENARAN DAN
KESESATAN TERLETAK DALAM
IDE KITA, BUKAN DALAM
BARANG SESUATU
 KELOMPOK EMPIRISME
BERPENDIRIAN BAHWA SEMUA
PENGETAHUAN ITU PADA
DASARNYA DATANG DARI
PENGALAMAN INDERA.

AD. 2.  OLEH KARENA ITU MAKA


PENGETAHUAN KITA TERBATAS
EMPIRISM PADA HANYA YANG DAPAT
DIALAMI dan PENGETAHUAN
E DIPEROLEH DARI PENGALAMAN.

 DALAM BUKU CATATAN KOSONG


TERSEBUT KEMUDIAN SEMUA
PENGALAMAN INDERAWI
DICATAT.
NILAI KEBENARAN ILMU

 JIKA KEBENARAN MENUNJUK SESUAI


DENGAN KENYATAAN, MAKA KEBENARAN
HANYA DAPAT DALAM PIKIRAN KITA DAN
HANYA DAPAT DIPEROLEH DENGAN ‘AKAL
BUDI’.

 EPISTEMOLOGI JUGA BERKAITAN DENGAN


NILAI KEBENARAN ILMU PENGETAHUAN
YAITU:

1. Teori Koherensi
2. Teori Korespodensi
3. Teori pragmatik
AD. 3 AKSIOLOGI

AKSIOLOGI ADALAH a. Pertimbaganbaik dan buruk (Etika)


KAJIAN MENGENAI NILAI b. Pertimbangan bagus/indah dan jelek
(Estetika)
yaitu:

AKSIOLOGI ADA DUA BIDANG YAITU :

1. ETIKA-MORAL

2. ESTETIKA
ETIKA ADALAH KAJIAN MENGENAI
PERTIMBANGAN NILAI BAIK DAN
BURUK.

ETIKA ADA DUA :

1. ETIKA DESKRIPTIF

1 ETIKA
2. ETIKA NORMATIF

DALAM KAJIAN NILAI TERDAPAT DUA,


YAITU:

1. NILAI SUBYEKTIF

2. NILAI OBYEKTIF
 Pernyataan “Fakta” merupakan
penyataan “deskriptif” tentang kualitas
empiris atau hubungan.
FAKTA
DAN NILAI
 Pertimbangan “Nilai” mungkin
dianggap sebagai ekspresi ttg perasaan
atau keinginan seseorang, bersifat
“subyektif”.
NILAI SUBYEKTIF
DAN
NILAI OBYEKTIF

Nilai Subyektif yaitu


Nilai obyektif yaitu
kelompok yg mengatakan
kelompok yg beranggapan
bahwa pernyatan nilai
bahwa nilai-nilai itu
menunjukkan perasaan
terdapat di dunia dan harus
atau emosi dari suka atau
terus dicirikan atau digali.
tidak suka.
 Paradigma adalah suatu cara/sudut
pandang untuk memahami kompleksitas
dunia nyata.

 Patton menyatakan bahwa paradigma


menunjukkan sesuatu yang penting,
absah dan masuk akal. (Lihat Littlejohn
dan Guba and Lincoln).
PARADIGM
A
 Anderson : paradigma adalah ideologi
dan prakstik suatu komunitas ilmuan
yang menganut suatu pandangan yang
sama atas realitas, memiliki seperangkat
kriteria yang sama untuk menilai
aktivitas penelitian dan menggunakan
metode serupa. (Mulyana, 2013)
TEORI

 McQuail (1983) writes that a theory consists of a set of ideas of


varying status and origin which seek to explain or interpret some
phenomenon.
 Kurt Lewin (1958), a theory is a way of explaining the ordering and
recurrence of various events in the ecosphere.
 Wilbur Schramm (1963) describes theory as a “crap-detector” which
enables us to separate scientific statements from unscientific ones.
 Severin and Tankard (1982) define theory as a set of ideas of
systematic generalizations based on scientific observation (and)
leading to further empirical observation.
 Fungsi teori (baca Littlejohn,
1999 :31) :
1. Orgonize and
summerize
2. Focusing
3. Clarify
FUNGSI
4. Observational
TEORI
5. to Predict
6. heuristic function
7. Communicative function
8. Control
9. Generative function
1. Menemukan 2. Menjelaskan

4. Menguraikan TUJUAN
PENELITIAN
• Menguji
• 6. Membandingkan
• Menemukan hubungan antara
3. Menganalisis
DILAKUKAN
• Meneliti efek/pengaruh

9. Memperoleh
data/pengetahuan/keterangan 10. Menemukan teori
tentang….
A SUMMARY OF DIFFERENCES AMONG
THE THREE APPROACHES TO RESEARCH

Positivism Interpretive Critical Social


social Science Science

Alasan Penelitian Menemukan hukum- Memahami dan Meruntuhkan mitos


hukum alam, sehingga menjelaskan dan
manusia dapat tindakan sosial yang memberdayakan
mempredikasi dan bermakna orang guna merubah
mengontrol suatu masyarakat secara
peristiwa radikal

Sifat realitas sosial Menstabilkan pola- Definisi yang lentur Konflik dibuat dan
pola yang sudah ada mengenai suatu diatur oleh struktur
atau tatanan yang situasi yang yang tersembunyi
dapat ditemukan diciptakann melalui
interaksi sosial
Positivism Interpretives Ctirical Social
Social Science Science

Sifat manusia Kepentingan diri Masyarakat yang Manusia yang


sendiri dan individu- menciptakan makna kreatif dan adaptif ,
individu yang rasional dan secara konstan namun dijebak oleh
yang dibentuk oleh memahami ilusi dan eksploitasi
kekuatan-kekuatan lingkungan/
eksternal dunianya

Peran akal Sangan menonjol dan Teori-teori powerful Keyakinan yang


sehat kurang valid dibanding sehari-hari yang salah tentang
ilmu dipakai oleh orang kekuatan yang
kebanyakan. tersembunyi dan
kondisi –kondisi
yang objektif
Positivism Interpretive Social Critical Social
Science Science

Penampakan teori Logis, sistem Deskriptif tentang Kritik yang


deduktif tentang bagaimana sistem mengungkapkan
definisi, aksioma, makna suatu tentang kondisi-
dan hukum- kelompok kondisi-kondisi
hukum yang dihasilkan dan yang benar dan
saling berkaitan dilestarikan membantu
masyarakat
melihat dunia
yang lebih baik

Eksplanasi Secara logis Ada gaung atau Membekali


berhubungan perasaan benar masyarakat
dengan hukum- terhadap orang- dengan alat-alat
hukum dan orang yang yang dibutuhkan
didasarkan pada sedang diteliti untuk memahami
fakta-fakta dunia.
Positivism Interpretive Social Critical Social
Science Science

Bukti yang baik Didasarkan pada Dilekatkan pada Diinformasikan


observasi yang konteks interaksi oleh sebuah teori
dapat diulang sosial yang membuka
orang lain selubung ilusi.

Nilai Ilmu adlah bebas Nilai-nilai adalah Semua ilmu harus


nilai; dan nilai- bagian integral dimulai dengan
nilai tersebut tidak kehidupan sosial; posisi nilai;
mempunyai tidak ada nilai- beberapa posisi
tempat kecuali nilai kelompok benar; beberapa
ketika peneliti yang salah, hanya posisi lainnya
memilih sebuah berbeda salah.
topik
 Buku: W. Laurence Neuman, Social Research Methodes, Qualitative and Quantitative
Approaches, hal. 83
 Paradigma adalah (1) kerangka konseptual
untuk mengklasifikasikan dan menerangkan
objek-objek fisika alam, (2) patokan untuk
menspesifikasi metode yang tepat, teknik-
teknik dan instrumen penelitian, (3)
kesepakatan tentang tujuan-tujuan kognitif
yang absah (Gahral, 2003).
 Dalam penelitian ilmiah komunikasi PARADIGM
setidaknya dikenal 3 paradigma, yakni A
PENELITIA
N
1. Positivisme
2. Konstruktivisme
3. Kritis
 Paradigma positivisme
menempatkan ilmu sosial
seperti halnya ilmu-ilmu alam
dan fisika dan sebagai metode
yang terorganisir untuk
PARADIGM mengkombinasikan deductive
A logic dengan pengamatan
POSITIVIS empiris, guna menemukan dan
memperoleh konfirmasi hukum
ME sebab-akibat yang
dipergunakan untuk
memprediksi pola-pola umum
gejala sosial tertentu
 Paradigma konstruktivisme
memandang ilmu sosial sebagai
analsia sistematis terhadap sosially
meaningful action melalui
pengamatan langsung dan rinci
PARADIGMA terhadap perilaku sosial dalam
KONSTRUKTI setting keseharian yang alamiah,
agar mampu memahami dan
VISME menafsirkan bagaimana para pelaku
sosial yang bersangkutan
menciptakan dan mengelola dunia
sosial mereka
PARADIGMA KRITIS

 Paradigma kritis mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu


proses yang secara kritis berusaha mengungkap “the real
structures” di balik ilusi, false needs,yang dinampakkan
dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk
kesadaran sosial agar memperbaiki dan merobah kondisi
kehidupan manusia
QUANTITATIVE :

 POSITIVISTIC
 HYPOTHETICO/DEDUCTIVE

 PARICULARISTIC

QUALITATI  OBJECTICE/OUTSIDER CENTERED

VE-  OUTCOME ORIENTED

QUANTITAT  NATURAL SCIENCE WORLDVIEW

IVE  ATTEMP TO CONTROL VARIABLES

RESEARCH  GOAL: FIND FACTS & CAUSES


 STATIC REALITY ASSUMED;

 VERIFICATION ORIENTED
 CONFIRMATORY

Adapted from Cook & Reichard (1979)


 PHENOMENOLOGICAL
 INDUCTIVE
 HOLISTIC
 SUBJECTIVE/INSIDER CENTERED

QUALITAT  PROCESS ORIENTED


IVE  ANTHROPOLOGICAL WORLDVIEW
 RELATIVE LACK OF CONTROL
 GOAL: UNDERSTAND ACTOR’S VIEW
 DYNAMIC REALITY ASSUMED;
 DISCOVERY ORIENTED
 EXPLANATORY
PROSES PENGEMBANGAN ILMU
BACA KEMBALI :

 Stephen L. Littlejohn, The Theoris of Human Communication, 201


 Norman K. Dwnzim, Yvanna S. Lincoln (eds), Hanbao7.ok of Qualitative
Research, al. 109.
 W. Laurence Neuman, Social Research Methodes, Qualitative and
Quantitative Approaches, hal. 83
 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
 JUJUN S. SURIASUMANTRI, FILSAFAT ILMU SEBUAH
PENGANTAR POPULER, 1994.
 Qualitative Research & Evaluative Methodes, Michael Quinn Patton, 2002
 LOUIS O. KATTSOFF, PENGANTAR FILSAFAT, 1986.
 TITUS, SMITH, NOLAN, PERSOALAN-PERSOALAN FILSAFAT,
1984.
 Stephen L. Littlejohn, The Theoris of Human Communication, 2017

Anda mungkin juga menyukai