Anda di halaman 1dari 61

FILSAFAT

FILSAFAT ILMU
ILMU
PENGERTIAN
PENGERTIAN & &
MANFAAT
MANFAAT
FILSAFAT
FILSAFAT SAINS
SAINS

11
PENGANTAR FILSAFAT SAINS

Tujuan:
Memberikan pemahaman mengenai:
1)apa itu filsafat sains dan manfaatnya
2)pengetahuan
3)apa itu kebenaran dan cara memperoleh
kebenaran,
4)ontologi, epistemologi dan aksiologi

Kompetensi:
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan mampu memahami dan menerapkan
aspek-aspek filsafat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
APA ITU FILSAFAT

Secara etimologis, istilah “filsafat”, yang


merupakan padanan kata falsafah (bahasa arab)
dan philosophy.

“Filsafat”, seyogyanya ajektivanya ialah “filsafati”


dan bukan “filosofis” Apabila mengacu kepada
orangnya, kata yang tepat digunakan ialah “filsuf”
dan bukan “filosof”. Kecuali bila digunakan kata
“filosofi” dan bukan “filsafat”, maka ajektivanya
yang tepat ialah “filosofis”, sedangkan yang
mengacu kepada orangnya ialah kata “filosof”.

ORANG YANG BIJAK


Empat Hal yang Melahirkan Filsafat

 Ketakjuban
 Ketidakpuasan
 Hasrat Bertanya
 Keraguan
Sifat Dasar Filsafat

 Berpikir Radikal
 Mencari Asas
 Memburu Kebenaran
 Mencari Kejelasan
 Berpikir Rasional
FILSAFAT SEBAGAI ILMU
Karena di dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu:
bagaimanakah, mengapakah, ke manakah, dan apakah.

bagaimana
menanyakan sifat-sifat yang dapat ditangkap atau yang tampak oleh indra. Jawaban
atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran).

mengapa
menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu objek. Jawaban atau pengetahuan
yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab akibat).

ke manakah
menanyakan apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan masa datang.
Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan, yaitu: 1) pengetahuan yang
timbul dari hal-hal yg selalu berulang-ulang (kebiasaan), nantinya pengetahuan
tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk
mengetahui apa yang akan terjadi. 2) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang
terkandung dlm adat istiadat/kebiasaan yg berlaku dlm masyarakat. Dalam hal ini
tidak dipermasalahkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai atau tidak.
Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum. 3) pengetahuan yang timbul dari
pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan pegangan.
Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari jawaban ke manakah adalah
pengetahuan yang bersifat normatif.
Apakah
menyatakan tentang hakikat atau inti mutlak dari suatu hal.
Hakikat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat
empiris sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban atau
pengetahuan yang diperolehnya ini kita akan dapat mengetahui
hal-hal yang sifatnya sangat umum, universal, abstrak.

Kesimpulannya:
kalau ilmu-ilmu yang lain (selain filsafat) bergerak dari tidak
tahu ke tahu, sedang ilmu filsafat bergerak dari tahu ke tidak tahu
selanjutnya ke hakikat.

Untuk mencari/memperoleh pengetahuan hakikat, haruslah


dilakukan dengan abstrak, yaitu suatu perbuatan akal untuk
menghilangkan keadaan, sifat-sifat yang secara kebetulan (sifat-
sifat yang tidak harus ada/aksidensia), sehingga akhirnya tinggal
keadaan /sifat yang harus ada (mutlak) yaitu substansia, maka
pengetahuan hakikat dapat diperolehnya
CABANG UTAMA FILSAFAT
2
CABANG UTAMA FILSAFAT

1. Epistemologi
2. Metafisika
- Ontologi
- Kosmologi
- Teologi metafisik
- Antropologi
3. Logika
4. Etika
5. Estetika
6. Filsafat tentang berbagai disiplin ilmu
PENGERTIAN:
 LOGIKA:cabang filsafat yang menyelidiki lurus
tidaknya pemikiran kita, lapangan dalam logika adalah
asas2 yg menentukan pemikiran yg lurus, tepat&sehat
 EPISTEMOLOGI:cabang filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan,
asal mula pengetahuan, batas2, sifat-sifat, metode dan
kesahihan pengetahuan
 ETIKA:cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku
atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik
buruk
 ESTETIKA:cabang filsafat yang membicarak tentang
keindahan objek dari estetika adalah pengalaman akan
keindahan
 METAFISIKA/ONTOLOGI:cabang filsafat yang
membicarakan tentang yang ada, membicarakan sesuatu
dibalik yang tampak
METAFISIKA UMUM ATAU ONTOLOGI

Metafisika umum, yang juga populer dengan nama


ontologi, membahas segala sesuatu yang ada secara
menyeluruh dan sekaligus.

Pertanyaan-pertanyaan ontologis yang utama dan paling


sering diajukan adalah:
Apakah realitas atau ada yang begitu beraneka ragam dan
berbeda-beda pada hakikatnya satu atau tidak?
Apabila memang benar satu, apakah gerangan yang satu
ini?
Apakah eksistensi yang sesungguhnya dari segala sesuatu
yang ada itu merupakan realitas yang tampak atau tidak?
LOGIKA
Logika berarti suatu pertimbangan akal atau pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa

ETIKA
Etika membahas baik buruk atau benar-tidaknya tingkah laku
dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia.

Etika tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia itu,


tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat atau
bertindak.
PENDAPAT UMUM

a) ONTOLOGI. Persoalan keberadaan (Being) atau


eksitensi (existence) yang bersangkutan dengan
cabang filsafat yaitu metafisika (BAGAIMANA)…S1

b) EPISTEMOLOGI.Persolan pengetahuan (knowledge)


ditinjau dari segi isinya berkaitan dengan cabang
filsafat yaitu epistemologi, atau kebenaran (truth)
ditinjau dari segi bentuknya bersangkutan dengan
cabang filsafat yaitu logika (MENGAPA)…S2

c) AXIOLOGI. Persoalan nilai-nilai (values), dibagi


menjadi 2: 1). Nilai kebaikan tingkah laku yang
bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu etika, 2)
Nilai Keindahan yang bersangkutan dengan filsafat
yaitu estetika (UNTUK APAKAH)…S3
Kualitas lulusan yang diharapkan dunia kerja (Nace,USA,2002)
1. Kemampuan Komunikasi X tulalit
2. Kejujuran x caradiak
3. Kemampuan Kerjasama X sama-sama bekerja
4. Kemampuan Intepersonal
5. Etos kerja yang baik X malas
6. Memiliki Motivasi/berinisiatif X contohkan dulu
7. Mampu beradaptasi X katak dalam tempurung
8. Kemapuan Analisis X Telmi
9. Kemampuan Komputer X Gaptek
10.Kemampuan Berorganisasi X Otoriter
11. Detail X Semberono/Serampangan
12. Kemampuan Memimpin X Jadi Nomor dua saja sdh cukup
13. Percaya Diri X Minder
14. Ramah X Sombong
15. Sopan/Beretika X tak beradab
16. Bijaksana (lentur) X Mati Rasa (kaku)
17. IP 3.0 X cukup makan dan minum
18. Kreatif (otak kanan/intuitif) X Otak kiri (rutinitas), terlalu
kreatif
19. Humoris X batu es
20. Jiwa enterpreneurship X Jiwa kompang
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
33
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
1. Pengetahuan biasa (ordinary knowledge). Pengetahuan ini terdiri
dari pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan nir- ilmiah adalah hasil
pencerapan dengan indra terhadap objek tertentu yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari termasuk pula pengetahuan intuitif.
Pengetahuan pra-ilmiah merupakan hasil penyerapan indrawi dan
pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran rasional yang
tersedia untuk diuji lebih lanjut kebenarannya dengan
menggunakan metode-metode ilmiah.
2. Pengetahuan Ilmiah (scientific knowledge). Pengetahuan ilmiah
adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode
ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai.
Pengetahuan yang demikian juga dikenal juga dengan sebutan
science.
3. Pengetahuan filsafati (philosophical knowledge). Pengetahuan
filsafati diperoleh lewat pemikiran rasional yang didasarkan pada
pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, dan pemikiran-
pemikiran yang logis, analitis, dan sistematis. Pengetahuan filsafati
adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hakikat, prinsip, dan
asas dari seluruh realitas yang dipersoalkan selaku objek yang
hendak diketahui.
ALAT UNTUK MENGETAHUI TERJADINYA
PENGETAHUAN MENURUT JHON HOSPERS
ADALAH:

Pengalaman indra (Sense experience)


Nalar (reason)
Otoritas (Authority)
Intuisi (Intuition)
Wahyu (Revalation)
Keyakinan (Faith)
KEBENARAN
KEBENARAN
44
Apa &Bagaimana Kebenaran
Ilmiah
 Apa yang dimaksud dengan Kebenaran
itu?
 Bagaimana teori untuk menguji
kebenaran?
 Bagaimana ciri-ciri kebenaran ilmiah?
Arti Kebenaran
Apa yang dimaksud benar itu?
1. Tidak salah, lurus, adil
• hitungannya benar., dst.
2. Sungguh-sungguh (cocok dengan keadaan, sah,
tidak bohong, sejati)
• kabar itu benar, dst.
3. sesungguhnya, memang demikian halnya.
• benar ia tidak bersalah, tetapi setidaknya ia mengetahui
perbuatan itu.
4. Sangat, sekali
• mahal benar mangga ini.

 Jadi pengertian benar itu tergantung konteksnya


Dalam kamus umum Bahasa Indonesia yang ditulis oleh
Purwadarminta ditemukan arti kebenaran yakni:
1) Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan
hal atau keadaan yang sesungguhnya), misal, kebenaran
berita ini masih saya sangsikan , kita harus berani
membela kebenaran dan keadilan,
2) Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada betul-betul
demikina halnya dan sebagainya), misal, kebenaran-
kebenaran yang diajarkan oleh agama,
3) Kejujuran, ketulusan hati, misal, tidak ada seorangpun
sangsi akan kebaikan dan kebenaran hatimu,
4) Selalu izin, perkenan, misal, dengan kebenaran dengan
dipertuan,
5) Jalan kebetulan, misal, penjahat itu dapat dibekuk dengan
secara kebenaran saja
JENIS-JENIS KEBENARAN
Telaah dalam filsafat ilmu, membawa orang kepada kebenaran
menjadi tiga jenis. Menurut A.M.W. Pranarka (1987) yaitu: 1)
Kebenaran epistemologikal, adalah pengertian kebenaran dalam
hubungannya dengan pengetahuan manusia. Kadang-kadang
disebut dengan istilah Veritas cognitionis ataupun veritas logika;
2) Kebenaran ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar
yang melekat kepada segala sesuatu yang ada ataupun yang
diadakan. Apabila dihubungkan dengan kebenaran
epistemologikal kadang-kadang disebut juga kebenaran sebagai
sifat dasar yang ada didalam objek pengetahuan itu sendiri ; 3)
Kebenaran semantikal, adalah kebenaran yang terdapat serta
melekat didalam tutur kata dan bahasa, kebenaran ini disebut
juga kebenaran moral (veritas moralis) karena apakah tutur kata
dan bahasa itu mengkhianati atau tidak terhadap kebenaran
epistemologikal ataupun kebenaran ontologikal tergantung
kepada manusianya yang mempunyai kemerdekaan untuk
menggunakan tutur kata ataupun bahasa itu.
Teori-teori Kebenaran ...
 Korespondensi
 Koherensi
 Pragmatis
 Sintaksis
 Semantis
 Non Deskripsi
 Logis
 Konsensus
KESAHIHAN/KEBENARAN
PENGETAHUAN
Di dalam epistemologi, ada beberapa teori kesahihan
pengetahuan, antara lain teori kesahihan koherensi, teori
kesahihan korespondensi, teori kesahihan pragmatis, teori
kesahihan semantik, dan teori kesahihan logikal yang
berlebih-lebihan.

Teori Kesahihan koherensi (Coherence Theory of Truth)


menegaskan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu
pengetahuan) diakui sahih jika proposisi itu memiliki
hubungan dengan gagasan-gagasan dari proposisi
sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara
logis sesuai dengan ketentuan-ketentuan logika. teori
koherensi. Di mana suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Teori Kesahihan Korespondensi/ Saling Bersesuaian
(Correspondence Theory of Truth) mengatakan bahwa
suatu pengetahuan itu sahih apabila proposisi bersesuaian
dengan reaitas yang menjadi objek pengetahuan itu.
Kesahihan korespondensi itu memiliki pertalian yang erat
dengan kebenaran dan kepastian indrawi. Dengan
demikian, kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan
secara langsung.

Di mana suatu pernyataan adalah benar jika materi


pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan itu. Contoh : penyataan “Ibu kota
Republik Indonesia adalah Jakarta” adalah benar karena
bersifat faktual, sementara pernyataan : Ibu kota Republik
Indonesia adalah Bandung” adalah salah karena tidak
bersifat faktual.
Kedua teori di atas dapat dipergunakan dalam cara berpikir ilmiah.
Teori Kesahihan Pragmatis (Pragmatical Theory of Truth) menegaskan
bahwa pengetahuan itu sahih jikalau proposisinya memiliki konsekuensi-
konsekuensi kegunaan atau benar-benar bermanfaat bagi yang memiliki
pengetahuan itu. Teori kesahihan pragmatis adalah teori kesahihan yang telah
dikenal secara tradisional.
Teori ini menyatakan kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria
apakah pernyataan itu bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Dalam
teori ini , suatu pernyataan di masa lalu benar, bisa saja menjadi salah pada
saat ini.

Teori Kesahihan Semantik (Semantic Theory of Truth) adalah teori yang


menekankan arti dan makna suatu proposisi. Bagi teori kesahihan semantik,
proposisi harus menunjukkan arti dan makna sesungguhnya yang mengacu
kepada relefan atau realitas dan bisa juga arti definitif dengan menunjukkan
ciri khas yang ada.

Teori Kesahihan Logikal yang berlebih-lebihan (Logical Superfluity Theory of


Truth) hendak menunujukkan bahwa proposisi logis yang memiliki term
berbeda tetapi berisi informasi sama tak perlu dibuktikan lagi, atau ia telah
menjadi suatu bentuk logik yang belebih-lebihan. Contoh: siklus adalah
lingkaran atau lingkaran adalah bulatan dan sebagainya. Dengan demikian,
proposisi lingkaran itu bulat tak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.
Ciri-ciri Kebenaran Ilmiah
5
Ciri-ciri Kebenaran Ilmiah
 Tergantung objeknya
 diperoleh dengan prosedur (relatif)
standart(metode ilmiah)
 berusaha mengejar kebenaran objektif
(ilmu-ilmu kealaman) atau intersubjektif
(ilmu-ilmu sosial humaniora)
 Validitas kebenarannya : relatif,
hipotetis,& koeksistensi
Logika
Logika : pengkajian untuk berfikir secara sahih.
Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu
proses berpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses
berpikir di sini merupakan suatu penalaran untuk
menghasilkan suatu pengetahuan.

logis terbagi dua, yaitu : induksi dan


deduksi
Induksi merupakan suatu cara berpikir di mana
ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual.
Deduksi adalah suatu cara berpikir di mana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus.
Contoh induksi :
fakta memperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajah
mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-
binatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan secara
umum bahwa: semua binatang mempunyai mata.

Contoh suatu pemikiran deduksi :


contoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakan
silogismus, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam
menarik kesimpulan secara deduksi.
 Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)
 Si Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)
 Jadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus
memenuhi syarat:
Premis mayor harus benar
Premis minor harus benar
Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan)

Penalaran
 Penalaran merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena dengan adanya penalaran pada
manusia, maka manusia dapat seperti sekarang ini dan
menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.
 Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaannya.
Manusia secara terus menerus, melalui ilmu pengetahuannya,
harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar mana yang
salah, mana tindakan yang baik mana yang buruk dan apa saja
yang indah dan apa saja yang jelek.

Manusia mampu mengembangkan pengetahuan


karena:
 Manusia mempunyai bahasa yang dapat dipakai
untuk berkomunikasi
 Manusia mempunyai daya nalar, yang dipakai
untuk mengembangkan pengetahuan dengan cepat
dan mantap menurut suatu alur pikir tertentu
Hakikat Penalaran
Penalaran dapat dikatakan sebagai suatu proses berpikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan.

Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan


pengetahuan yang benar.
Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran
mempunyai ciri-ciri tertentu:
 Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat
disebut logika
 Adanya proses analitik dari proses berpikirnya
Sumber Pengetahuan
Terdapat dua cara pokok untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar :
a. Berdasar kepada rasio
b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)

 Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam


penalaran. Premis yang dipakai dalam penalaran didapat
dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat
diterima. Ide ini dianggap sudah ada sejak dahulu, jadi
bukan ciptaan manusia, yang mana manusia hanya
memperolehnya dari pemikirannya.
 Kaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa pengalaman
diperoleh dari pengalaman yang kongkret, bukan hasil
pemikiran yang abstrak
CARA MENEMUKAN KEBENARAN

1. Penemuan secara kebetulan


2. Penemuan coba dan ralat (trial and error
3. Penemuan melalui otoritas atau kewibawaan
4. Penemuan secara spekulatif
5. Penemuan kebenaran lewat cara berfikir kritis dan
rasional
6. Penemuan kebenaran melalui penelitian ilmiah
CONTOH KESEPAKATAN DALAM BAHASA
INDONESIA
6
CONTOH KESEPAKATAN DALAM BAHASA INDONESIA
1. Huruf Latin, Romawi, Yunani
- Huruf umum yang digunakan
- Romawi (I, II, III dst)
- Yunani (banyak dipakai dalam rumus matematika, lambang
astronomi, satuan ukuran, istilah kimia dan kedokteran)
2.Huruf Miring
- Kata dan ungkapan asing (ad hoc, et al., in vitro)
- Tetapan dan peubah yang tidak diketahui (x, y, l)
- Nama kapal atau satelit (KRI Dewa Laut, Palapa)
- Frase penekanan (telah meninggal ayah dari…..)
- Judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam
tubuh tulisan
- Tiruan bunyi atau nilai jumlah uang
- Nama Ilmiah
3. Menulis Huruf Besar
 Huruf pertama singkatan gelar, pangkat dan sapaan ( Prof. Ny. Sdr.)

 Huruf pertama gelar kehormatan dan nama bangsa, nama bulan, nama
hari, nama orang (Nabi Muhammad, Sultan Hasanuddin)

 Huruf pertama nama jabatan (Presiden Soesilo Bambang Yoedoyono)

 Huruf pertama nama geografi, sungai, pulau, tempat (Kabupaten Soppeng)

 Huruf pertama dalam kalimat (Universitas berbasis riset adalah visi UNRI)
 Nama pada hukum (hukum Dalton, uji Duncan)
 Huruf pertama judul buku

4. Huruf Tebal
 Judul atau subjudul
Pengejaan Kata
- Pernapasan bukan pernafasan
- Pasca bukan paska
- Menaati bukan mentaati
- Menerjemahkan bukan menterjemahkan
- Mencolok bukan menyolok
- Mengubah bukan merubah
- Mengoreksi bukan mengkoreksi
- Mengarantinakan bukan mengkarantinakan
- Dikelola bukan dilola
- Pekanbaru bukan Pakanbaru
- Negatif bukan negatip
- Aktif, aktivitas, provinsi bukan aktip, aktifitas, propinsi
- Tidak dikenal konsonan ganda masa bukan massa, pelet
bukan pellet
Pemenggalan Kata
Ma-af, ba-ik dsb
Penulisan Kata (kata depan, kata berimbuhan, kata gabung)
Kata Depan: di atas, ke dalam, di antaranya, ke laboratorium
Kata Berimbuhan: dilakukan, diamati

Tanda Baca
Titik: pada akhir kalimat, setelah singkatan, pemisah jam menit,
desimal, akhir judul tabel dan gambar tak pakai titik
Koma: memisahkan unsur dalam satu deret, memisahkan nama
dan alamat
Titik koma: merupakan tanda koordinasi seperti: saya datang;
saya lihat; saya menang. Tikus, kelelawar, tupai; sapi,
kerbau)
Titik dua: menandakan pengutipan panjang, nisbah
Tanda hubung: 17-8-1945
Tanda Kurung : Pedagang kaki lima (PKL)
Tanda Petik: kutipan seperti Rektor berkata “…….”
Tanda Petik tunggal: survival sintasan
Tanda Garis Miring: tidak dipakai untuk menunjukkan atau
Tanda Ampersan (&): dianjurkan untuk penulisan pustaka
Pemilihan Kata (diksi)

Terdiri dari …yang benar… terdiri atas


Tergantung pada …yang benar… bergantung pada
Bertujuan untuk …yang benar …bertujuan …
Antara x dengan y …yang benar… antara x dan y
Disebabkan karena… yang benar... disebabkan oleh

Unsur Serapan

gouverneur–gubernur (Inggris)
haemoglobin-hemoglobin(Belanda)
analysis-analisis (Inggris)
methode-metode (Inggris).
Satuan Internasional
g, kg, L, mg/L
Penataan Kalimat

Para peneliti pergi ke lapangan percobaan bukan Para


peneliti ke lapangan percobaan

Pengefektifan Paragram (ide pengontrol, kalimat topik)


Merokok dapat menjadi kebiasaan yang mahal
Minum kopi lebih dari empat gelas per hari dapat
membahayakan kehamilan

Pertalian Kalimat
Sedangkan jangan menjadi awal kalimat
ONTOLOGI,
ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI&
EPISTEMOLOGI&
AKSIOLOGI
AKSIOLOGI
77
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
1. Pengetahuan Non Ilmiah
2. Pengetahuan Ilmiah

TEMPAT KEDUDUKAN FILSAFAT ILMU DIDALAM


LINGKUNGAN FILSAFAT SEBAGAI KESELURUHAN

BEING (ADA) KNOWING (TAHU) AXIOLOGI


(NILAI)
Ontologi Epistemologi Etika
Metafisika Logika dan Metodologi Estetika
Filsafat Ilmu
ISTILAH EPISTEMOLOGY

Dipakai pertama kali oeh J.F. Feriere yang


maksudnya untuk membedakan antara dua
cabang filsafat, yaitu epistemologi dan antologi
(metafisika umum).

Kalau dalam metafisika pertanyaan pokoknya


adalah apakah hal yang ada itu?

Maka pertanyaan dasar dalam epistemologi


adalah apakah yang dapat saya ketahui
MENURUT THE LIANG GIE (1987) HUBUNGAN
ANTARA PENGATAHUAN ILMIAH, PENJELASAN
GAIB, DAN PERSOALAN ILMIAH:
1) Scientific
Knowledge

2) Scientific Problems

3) Mystical Explanations

Bagan tersebut terdapat tiga bidang yang saling berhubungan


1. Bidang pengetahuan ilmiah, ini merupakan kumpulan
hipotesis yang telah terbukti sah
2. Bidang persoalan ilmian, ini merupakan kumpulan
hipotesis yang dapat diuji, tetapi belum ibuktikan sah
3. Ini merupakan kumpulan hipotesis yang tidak dapat diuji
sahnya
MENURUT BAHM (DALAM KOENTO WIBISONO, 1997)
DEFENISI ILMU PENGETAHUAN PALING TIDAK ENAM
MACAM KOMPONEN, YAITU:
1. MASALAH (PROBLEM), ada tiga karakteristik yang harus dipenuhi
untuk menunjukkan bahwa suatu masalah bersifat Scientific, yaitu
communicability, the scientific attitude, dan the scientific method.
Communicability berarti masalah adalah sesuatu untuk dikomunikasikan.
The scientific attitude paling tidak memenuhi karakteristik curiosity,
speculativeness, willingness to be objective, willingness to suspend
judgement, dan tentativty. The scientific method berarti masalah harus
dapat diuji (testabe)
2. SIKAP (ATTITUDE), karakteristik yang harus dipenuhi antara lain,
Curiosity berarti adanya rasa ingin tahu tentang bagaimana sesuatu itu
ada, bagaimana sifatnya, fungsinya, dan bagaimana sesuatu dihubungkan
dengan sesuatu yang lain. Speculativeness, Scientist harus mempunyai
usaha dan hasratuntuk mencoba memecahkan masalah, melalui hipotesis-
hipotesis yang diusulkan, Willingness to be objective, hasrat dan usaha
untuk bersikap dan bertindak objektif merupakan hal yang penting bagi
seorang scientist.
Willingnes to suspend judgement, ini berarti bahwa seseorang scientist
ditutut untuk bertindak sabar dalam mengadakan observasi, dan bersikap
bijaksana dalam menentukan kebijakan berdasarkan bukti-bukti yang
dikumpulkan karena apa yang diketemukan masih serba tentatif.
lanjutan
3. METODE (METHOD), Sifat scientific method berkenaan dengan
hipotesis yang kemudian diuji, esensi science terletak pada
metodenya. Science sebagai teori, merupakan sesuatu yang selalu
berubah. Berkenaan dengan sifat metode scientific, para scientist
tidak memiliki ide yang pasti yang dapat ditunjukan sebagai sesuatu
yang absolut atau mutlak.
4. Aktivitas (Activity), Sciens adalah sesuatu lahan yang dikerjakan oleh
para scientist, melalui apa yang disebut scientific research, terdiri atas
dua aspek, yaitu individual dan sosial. Dari aspek individual. Science
has become a vast institutional undertaking. Scientist menyuarakan
kelompok orang-orang ‘elite’, dan science merupakan a never ending
journey, atau a never ending effort.
5. Kesimpulan (conclusions), Science lebih sering dipahami sebagai a
body of knowladge. Body dari ide-ide ini merupakan science itu
sendiri. Kesimpulan yang merupakan pemahaman yang dicapai
sebagai hasil pemecahan masalah adalah tujuan dari science, yang
diakhiri dengan pembenaran dari sikap, metode, dan aktivitas.

6. Beberapa Pengaruh (Efeecfs), sebagian dari apa yang


dihasilkan melalui science pada gilirannya memberi berbagai
pengaruh. Pertimbangannya dibatasi oleh dua penekanan, yaitu
pertama, pengaruh ilmu terhadap ekologi, melalui apa yang
disebut dengan applied science, dan kedua, pengaruh ilmu
terhadap atau dalam masyarakat serta membudayakannya
menjadi berbagai macam nilai.
ILMU PENGETAHUAN ATAU PENGETAHUAN ILMIAH
MENURUT THE LIANG GIE (1987) MEMPUNYAI 5 CIRI
POKOK:

1. EMPIRIS: pengetahuan itu diperoleh berdasarkan


pengamatan dan percobaan
2. SISTEMATIS: berbagai keterangan dan data yang
tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu
mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
3. OBJEKTIF: ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari
prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi
4. ANALITIS: pengetahun ilmiah berusaha membeda-
bedakan pokoksoalnya kedalam bagian yang terperinci
untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan
peranan dari bagian-bagian itu
5. VERIFIKATIF: dapat diperiksa kebenaranya oleh
siapapun juga.
SUSUNAN ILMU PENGETAHUAN
8
SUSUNAN ILMU PENGETAHUAN

Langkah-langkah dalam ilmu pengetahuan,


a. Perumusan masalah
b. Pengamatan dan pengumpulan data atau observasi
c. Pengamatan dan klasifikasi data
d. Perumusan pengetahuan (definisi)
e. Tahap ramalan (prediksi)
f. Pengujian kebenaran hipotesis (verifikasi)

Siklus Empiris
a. Observasi
b. Induksi
c. Deduksi
d. Kajian (eksperimentasi)
PENDEKATAN ONTOLOGIS
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada.
Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan
tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki
dari objek tersebut. Bagaimana hubungan antar objek tadi dengan
daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa, dan mengindra) yang
membuahkan pengetahuan (Jujun S. Suriasumantri,1985,hlm.34)

PENDEKATAN EPISTEMOLOGI
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal
muasal, sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran
pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi
mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal
apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan
yang benar? Apa yang disebuut pengetahuan itu sendiri? Apakah
kriterianya? Cara atau teknik atau sasaran apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengatahuan yang berupa ilmu? (Jujun S.
Suriasumantri, 1985, hlm. 34-35)
Landasan epistemologi ilmu tercermin secara operasional dalam
metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu
memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: a)
Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang
bersifat konsisten dengan pengetahuan yang sebelumnya yang telah
berhasil disusun; b) menjebarkan hipotesis yang merupakan deduksi
dari kerangka pemikiran tersebut; c) Melakukan verifikasi terhadap
hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara
faktual (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984/1985, hlm. 9

PENDEKATAN AKSIOLOGI
Aksologi adalah cabang filsafat yang mempelajarai tentang nilai
secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan
untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik,
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
norma-norma moral atau profesional? (Jujun S. Suriasumantri, 1985,
hlm. 34-35
SIKAP PARA ILMUAN
SIKAP ILMIAH YANG PERLU DIMILIKI PARA ILMUAN
MENURUT ABBAS HAMAMI M, (1996)
1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang
diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan
menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan
mampu mengadakan pemilihan terhadap sesuatu yang dihadapinya.
Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing
menunjukan kekuatannya, atau cara penyimpulan yang satu cukup
berbeda walaupun masing-masing menunjukan akurasinya.
3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun
terhadap alat-alat indra serta budi (mind)
4. Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan
dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori
yang terdahulu telah mencapai kepastian
5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuan harus selalu tidak
puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada
dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam
hidupnya
6. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu
berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu
dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk
pembangunan bangsa dan negara.
TRADISIONAL NILAI-NILAI MODERN
Mistik Sistemik NILAI TEORI Analisis
Pengalaman/perasaan/ Rasional/ilmiah
intuisi
Peralatan primitif Teknologi
Kebiasaan Efisiensi
Pengalaman NILAI SOSIAL Pendidikan
Generalis Keahlian
Status Prestasi
Kekerabatan Individu
Insentif nonekonomis NILAI EKONOMI Insentif ekonomis
Kerja untuk subsistensi Kerja keras
Konsumtif Produktif
Keputusan oleh org lain NILAI KUASA Diri sendiri
Stabilitas Dinamis/kemajuan
Menolak Perubahan Menerima Perubahan
Fatalisme/Pasrah NILAI AGAMA Aktif memperbaiki nasib
KALAH MENANG
Kita blm pernah lakukan Kesempatan menjadi yg pertama
Terlalu rumit Lihat dari sudut berbeda
Taka ada sumber daya Yg penting ada kemauan
Tak mungkin terjadi Kita coba
Tak ada waktu untuk itu Kita atur kembali prioritasnya
Kita sudah mencobanya Kita belajar dari pengalaman
Tidak mungkin akan berhasil Kita akan berhasil
Membuang waktu saja Ada kemungkinan
Pemborosan dana Investasi akan membuahkan hasil
Kita mau korban lagi Kita coba lagi
Kita tak ahli Kita kerjasama dg yang punya
Tak mampu bersaing Melompat untuk bersaing
Itu dah bagus Akan lebih bagus lagi
Kita tak punya dana Ada yg bisa kita hemat

Anda mungkin juga menyukai