FILSAFAT ILMU
ILMU
PENGERTIAN
PENGERTIAN & &
MANFAAT
MANFAAT
FILSAFAT
FILSAFAT SAINS
SAINS
11
PENGANTAR FILSAFAT SAINS
Tujuan:
Memberikan pemahaman mengenai:
1)apa itu filsafat sains dan manfaatnya
2)pengetahuan
3)apa itu kebenaran dan cara memperoleh
kebenaran,
4)ontologi, epistemologi dan aksiologi
Kompetensi:
Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan mampu memahami dan menerapkan
aspek-aspek filsafat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
APA ITU FILSAFAT
Ketakjuban
Ketidakpuasan
Hasrat Bertanya
Keraguan
Sifat Dasar Filsafat
Berpikir Radikal
Mencari Asas
Memburu Kebenaran
Mencari Kejelasan
Berpikir Rasional
FILSAFAT SEBAGAI ILMU
Karena di dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu:
bagaimanakah, mengapakah, ke manakah, dan apakah.
bagaimana
menanyakan sifat-sifat yang dapat ditangkap atau yang tampak oleh indra. Jawaban
atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran).
mengapa
menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu objek. Jawaban atau pengetahuan
yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab akibat).
ke manakah
menanyakan apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan masa datang.
Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan, yaitu: 1) pengetahuan yang
timbul dari hal-hal yg selalu berulang-ulang (kebiasaan), nantinya pengetahuan
tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk
mengetahui apa yang akan terjadi. 2) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang
terkandung dlm adat istiadat/kebiasaan yg berlaku dlm masyarakat. Dalam hal ini
tidak dipermasalahkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai atau tidak.
Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum. 3) pengetahuan yang timbul dari
pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan pegangan.
Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari jawaban ke manakah adalah
pengetahuan yang bersifat normatif.
Apakah
menyatakan tentang hakikat atau inti mutlak dari suatu hal.
Hakikat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat
empiris sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban atau
pengetahuan yang diperolehnya ini kita akan dapat mengetahui
hal-hal yang sifatnya sangat umum, universal, abstrak.
Kesimpulannya:
kalau ilmu-ilmu yang lain (selain filsafat) bergerak dari tidak
tahu ke tahu, sedang ilmu filsafat bergerak dari tahu ke tidak tahu
selanjutnya ke hakikat.
1. Epistemologi
2. Metafisika
- Ontologi
- Kosmologi
- Teologi metafisik
- Antropologi
3. Logika
4. Etika
5. Estetika
6. Filsafat tentang berbagai disiplin ilmu
PENGERTIAN:
LOGIKA:cabang filsafat yang menyelidiki lurus
tidaknya pemikiran kita, lapangan dalam logika adalah
asas2 yg menentukan pemikiran yg lurus, tepat&sehat
EPISTEMOLOGI:cabang filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan,
asal mula pengetahuan, batas2, sifat-sifat, metode dan
kesahihan pengetahuan
ETIKA:cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku
atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik
buruk
ESTETIKA:cabang filsafat yang membicarak tentang
keindahan objek dari estetika adalah pengalaman akan
keindahan
METAFISIKA/ONTOLOGI:cabang filsafat yang
membicarakan tentang yang ada, membicarakan sesuatu
dibalik yang tampak
METAFISIKA UMUM ATAU ONTOLOGI
ETIKA
Etika membahas baik buruk atau benar-tidaknya tingkah laku
dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia.
Penalaran
Penalaran merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena dengan adanya penalaran pada
manusia, maka manusia dapat seperti sekarang ini dan
menjadi penguasa di bumi, tempatnya hidup.
Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia
kekuasaannya.
Manusia secara terus menerus, melalui ilmu pengetahuannya,
harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar mana yang
salah, mana tindakan yang baik mana yang buruk dan apa saja
yang indah dan apa saja yang jelek.
Huruf pertama gelar kehormatan dan nama bangsa, nama bulan, nama
hari, nama orang (Nabi Muhammad, Sultan Hasanuddin)
Huruf pertama dalam kalimat (Universitas berbasis riset adalah visi UNRI)
Nama pada hukum (hukum Dalton, uji Duncan)
Huruf pertama judul buku
4. Huruf Tebal
Judul atau subjudul
Pengejaan Kata
- Pernapasan bukan pernafasan
- Pasca bukan paska
- Menaati bukan mentaati
- Menerjemahkan bukan menterjemahkan
- Mencolok bukan menyolok
- Mengubah bukan merubah
- Mengoreksi bukan mengkoreksi
- Mengarantinakan bukan mengkarantinakan
- Dikelola bukan dilola
- Pekanbaru bukan Pakanbaru
- Negatif bukan negatip
- Aktif, aktivitas, provinsi bukan aktip, aktifitas, propinsi
- Tidak dikenal konsonan ganda masa bukan massa, pelet
bukan pellet
Pemenggalan Kata
Ma-af, ba-ik dsb
Penulisan Kata (kata depan, kata berimbuhan, kata gabung)
Kata Depan: di atas, ke dalam, di antaranya, ke laboratorium
Kata Berimbuhan: dilakukan, diamati
Tanda Baca
Titik: pada akhir kalimat, setelah singkatan, pemisah jam menit,
desimal, akhir judul tabel dan gambar tak pakai titik
Koma: memisahkan unsur dalam satu deret, memisahkan nama
dan alamat
Titik koma: merupakan tanda koordinasi seperti: saya datang;
saya lihat; saya menang. Tikus, kelelawar, tupai; sapi,
kerbau)
Titik dua: menandakan pengutipan panjang, nisbah
Tanda hubung: 17-8-1945
Tanda Kurung : Pedagang kaki lima (PKL)
Tanda Petik: kutipan seperti Rektor berkata “…….”
Tanda Petik tunggal: survival sintasan
Tanda Garis Miring: tidak dipakai untuk menunjukkan atau
Tanda Ampersan (&): dianjurkan untuk penulisan pustaka
Pemilihan Kata (diksi)
Unsur Serapan
gouverneur–gubernur (Inggris)
haemoglobin-hemoglobin(Belanda)
analysis-analisis (Inggris)
methode-metode (Inggris).
Satuan Internasional
g, kg, L, mg/L
Penataan Kalimat
Pertalian Kalimat
Sedangkan jangan menjadi awal kalimat
ONTOLOGI,
ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI&
EPISTEMOLOGI&
AKSIOLOGI
AKSIOLOGI
77
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
1. Pengetahuan Non Ilmiah
2. Pengetahuan Ilmiah
2) Scientific Problems
3) Mystical Explanations
Siklus Empiris
a. Observasi
b. Induksi
c. Deduksi
d. Kajian (eksperimentasi)
PENDEKATAN ONTOLOGIS
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada.
Dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan
tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki
dari objek tersebut. Bagaimana hubungan antar objek tadi dengan
daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa, dan mengindra) yang
membuahkan pengetahuan (Jujun S. Suriasumantri,1985,hlm.34)
PENDEKATAN EPISTEMOLOGI
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal
muasal, sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran
pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu, landasan epistemologi
mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal
apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan
yang benar? Apa yang disebuut pengetahuan itu sendiri? Apakah
kriterianya? Cara atau teknik atau sasaran apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengatahuan yang berupa ilmu? (Jujun S.
Suriasumantri, 1985, hlm. 34-35)
Landasan epistemologi ilmu tercermin secara operasional dalam
metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu
memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: a)
Kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang
bersifat konsisten dengan pengetahuan yang sebelumnya yang telah
berhasil disusun; b) menjebarkan hipotesis yang merupakan deduksi
dari kerangka pemikiran tersebut; c) Melakukan verifikasi terhadap
hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara
faktual (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984/1985, hlm. 9
PENDEKATAN AKSIOLOGI
Aksologi adalah cabang filsafat yang mempelajarai tentang nilai
secara umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan
untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik,
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
norma-norma moral atau profesional? (Jujun S. Suriasumantri, 1985,
hlm. 34-35
SIKAP PARA ILMUAN
SIKAP ILMIAH YANG PERLU DIMILIKI PARA ILMUAN
MENURUT ABBAS HAMAMI M, (1996)
1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang
diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan
menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan
mampu mengadakan pemilihan terhadap sesuatu yang dihadapinya.
Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing
menunjukan kekuatannya, atau cara penyimpulan yang satu cukup
berbeda walaupun masing-masing menunjukan akurasinya.
3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun
terhadap alat-alat indra serta budi (mind)
4. Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan
dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori
yang terdahulu telah mencapai kepastian
5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuan harus selalu tidak
puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada
dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam
hidupnya
6. Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu
berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu
dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk
pembangunan bangsa dan negara.
TRADISIONAL NILAI-NILAI MODERN
Mistik Sistemik NILAI TEORI Analisis
Pengalaman/perasaan/ Rasional/ilmiah
intuisi
Peralatan primitif Teknologi
Kebiasaan Efisiensi
Pengalaman NILAI SOSIAL Pendidikan
Generalis Keahlian
Status Prestasi
Kekerabatan Individu
Insentif nonekonomis NILAI EKONOMI Insentif ekonomis
Kerja untuk subsistensi Kerja keras
Konsumtif Produktif
Keputusan oleh org lain NILAI KUASA Diri sendiri
Stabilitas Dinamis/kemajuan
Menolak Perubahan Menerima Perubahan
Fatalisme/Pasrah NILAI AGAMA Aktif memperbaiki nasib
KALAH MENANG
Kita blm pernah lakukan Kesempatan menjadi yg pertama
Terlalu rumit Lihat dari sudut berbeda
Taka ada sumber daya Yg penting ada kemauan
Tak mungkin terjadi Kita coba
Tak ada waktu untuk itu Kita atur kembali prioritasnya
Kita sudah mencobanya Kita belajar dari pengalaman
Tidak mungkin akan berhasil Kita akan berhasil
Membuang waktu saja Ada kemungkinan
Pemborosan dana Investasi akan membuahkan hasil
Kita mau korban lagi Kita coba lagi
Kita tak ahli Kita kerjasama dg yang punya
Tak mampu bersaing Melompat untuk bersaing
Itu dah bagus Akan lebih bagus lagi
Kita tak punya dana Ada yg bisa kita hemat