Anda di halaman 1dari 36

BAB II

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


CPL MK. PENDIDIKAN PANCASILA
(SEBAGAI SISTEM FILSAFAT)

1) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam


menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika
2) MENJADI WARGA NEGARA INDONESIA YANG MEMILIKI SIKAP RELIJIUS
DAN NASIONALIS SERTA MENJUNJUNG TINGGI NILAI KEMANUSIAAN
DALAM MENJALANKAN TUGAS BERDASARKAN AGAMA, MORAL DAN
ETIKA
3) MAMPU MENERAPKAN PEMIKIRAN LOGIS, KRITIS, SISTEMATIS, DAN
INOVATIF DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN ATAU IMPLEMENTASI
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI YANG MEMPERHATIKAN DAN
MENERAPKAN NILAI HUMANIORA YANG SESUAI DENGAN BIDANG
KEAHLIANNYA
10/2/2019
Apa itu Filsafat?

http://bangfajars.wordpress.com
Apa itu Filsafat?
• Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan
kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang
berasal dari bahasa Yunani  (philosophia).
• Kata philosophia merupakan kata majemuk yang
terususun dari kata philos atau philein yang berarti
kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang
berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
• Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti
mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau
mencintai pengetahuan.
PENGERTIAN FILSAFAT MENURUT PARA AHLI

ARISTOTELES ALFARABI SOCRATES

ILMU Filsafat adalah PROSES PENCARIAN


MAKNA TERDALAM
PENGETAHUAN pengetahuan tentang DARI EKSISTENSI
YANG MELIPUTI alam maujud bagaimana MANUSIA DAN ALAM
KEBENARAN YANG hakikat yang sebenarnya SEMESTA YANG
DILAKSANAKAN
TERKANDUNG DALAM AKTIVITAS
DALAM LOGIKA, DALAM MENJAWAB
PERTANYAAN YANG
FISIKA, ETIKA, MELIPUTI,
POLITIK, DAN SELURUH KEHIDUPAN MANUSIA YANG
ESTETIKA. SEDALAM-DALAMNYA
Pengertian Filsafat

Terminologis:
ilmu pengetahuan tetang tentang hakekat segala
sesuatu baik menyangkut Tuhan, manusia dan alam
semesta untuk mencari kebebaran baik secara
empiris maupun non empris.
Seputar Filsafat

• Filsafat disebut sebagai “ibu” atau “induk” ilmu


pengetahuan.
• Seluruh ilmu pengetahuan berawal dari filsafat. Oleh
karena perkembangan kebudayaan, maka ilmu-ilmu
alam, fisika, kimia, kedokteran dll memisahkan diri
dari filsafat.
• Pemisahan diri ilmu-ilmu khusus dari filsafat
memunculkan hubungan timbal balik. Filsafat akan
merupakan tujuan lebih jauh dari ilmu khusus,
sementara sebaliknya filsafat membutuhkan ilmu
khusus sebagai landasan pengetahuan agar bersifat
rasional, mendalam, runtut dan tidak menimbulkan
kesalahan.
Ciri Berfikir Filsafat
1. Kritis
2. Terdalam
3. Konseptual
4. Bersifat Koheren (runtut)
5. Rasional
6. Komprehensif
7. Universal
8. Spekulatif
9. Sistematis
10. Bersifat Bebas
OBJEK FILSAFAT
Obyek Material Filsafat
Obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala
sesuatu, baik yang bersifat material kongkrit seperti manusia,
alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang
bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.

Obyek Formal Filsafat


Sudut pandang tertentu dalam melihat objek material.
FUNGSI FILSAFAT

01 02 03 04
Berfilsafat mengajak Filsafat dapat Filsafat dapat Filsafat dilaksanakan
dalam suatu suasana
manusia bersikap arif, membentuk membebtuk sikap
pengetahuan yang
bewawasan luas pengalaman kritis seseorang mementingkan
terhadap kehidupan dalam kontrol atau
berbagai seseorang secara menghadapi pengawasan.
problem yang lebih kreatif atas permasalahan, Oleh karena itu, nilai
dihadapi. dasar baik dalam dalam ilmu pengetahuan
pandangan hidup kehidupan sehari- timbul dari fungsinya
sedangkan fungsi
atau hari maupun
filsafat timbul dari
ide-ide yang dalam nilainya.
muncul kehidupan lainnya
karena
keinginannya.
Persamaan Filsafat dengan Ilmu
Pengetahuan
• Keduanya merupakan pengetahuan manusia
• Keduanya berpangkal pada akal manusia untuk
mencari kebenaran
• Keduanya memiliki syarat-syarat ilmiah (objek,
metode, sistematis, dan kriteria kebenaran)
• Keduanya merupakan suatu sistem pengetahuan
manusia yang bersifat rasional dan sistematis.
Perbedaan Filsafat dan Ilmu
Pengetahuan
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Reflektif Tidak reflektif
Membahas sesuatu Hanya membahas
secara menyeluruh gejala-gejala yg khusus
(universal) dari sudut pandang yg
khusus
Spekulatif Menjelaskan fakta dan
mendeskrepsikannya dg
segala hubungannya
Membahas gejala Hanya membahas gejala
empiris dan non-empiris empiris.
CABANG-CABANG FILSAFAT
Hal-hal yang
Berkaitan Berkaitan
bereksistensi
dibalik fisis, yang dengan dengan
meliputi persoalan moralitas,
bidang-bidang hakikat metode tingkah laku ESTETIKA
ontologi, kosmologi, EPISTEMOLOGI dalam ilmu LOGIKA manusia
dan antropologi. pengetahuan.

Berkaitan Berkaitan
METAFISIKA METODOLOGI
dengan ETIKA Berkaitan
dengan dengan
persoalan
persoalan filsafat berfikir, persoalan-
hakikat yaitu persoalan
pengetahuan rumus-rumus hakikat
dan dalil-dalil keindahan.
berfikir yang
benar.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Apa itu Sistem?

Sistem adalah suatu keseluruhan yang bagian-


bagiannya mempunyai hubungan saling
kerjasama untuk tujuan tertentu & secara keseluruhan
merupakan satu kesatuan yang utuh.
UNSUR-UNSUR
Adanya bagian-
SISTEM bagian

bagian-bagian ini
adanya proses berkelompok atau
kerjasama antara bersatu yang
bagian-bagian tersebut mempunyai tugas
yang merupakan ruh dan fungsi masing-
(nyawa) dari sistem masing

proses kerjasama yang


dilakukan oleh bagian-
bagian tersebut haruslah
dimaksudkan suatu tujuan
tertentu
Pancasila memenuhi syarat sbg Sistem Filsafat

1.Sila² Pancasila merup. satu kesat. yg bulat & utuh


2.Sila² Pancasila bereksistensi dlm keteraturan :
- bersusun hierarkhis & berbentuk piramidal
3. Ada keterkaitan antar Sila² Pancasila
4.Ada kerjasama antar Sila² Pancasila utk mencapai
tujuan
5.Ada tujuan bersama (tsb. Alinea IV Pemb. UUD NRI
1945)
FUNGSI FILSAFAT PANCASILA

Berusaha
Mencari menempatkan dan
Memberikan kebenaran menjadikan
jawaban atas perangkat perangkat
tentang hakikat dari berbagai ilmu
pertanyaan
fundamental dalam
Negara, ide pengetahuan yang
kehidupan bernegara Negara, berkaitan dengan
tujuan Negara kehidupan bernegara

01 02 03
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT PANCASILA
KAUSAL MATERIALIS
Pancasila digali dari nilai-nilai sosial
budaya yang ada dalam bangsa
Indonesia sendiri.

KAUSAL EFISIENSI
KAUSAL FORMALIS
Kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam
Pancasila yang ada dalam pembukaan UUD menyusun dan merumuskan
1945 memenuhi syarat formal pancasila
kebenaran formal. menjadi dasar Negara Indonesia.
.

KAUSAL FINALIS
Tujuan diusulkannya Pancasila
sebagai dasar Negara Indonesia
merdeka
PANCASILA SEBAGAI SUATU KESATUAN SISTEM FILSAFAT

01 02 03
Dasar Antropologis Dasar Epistemologis Dasar Aksiologis

1. Pendukung pokok Pancasila sebagai suatu Bahwa sesuatu itu


negara adalah manusia ideologi bersumber bernilai karena
2. Negara adalah lembaga pada nilai-nilai dasarnya berkaitan dengan subjek
kemanusiaan yang yaitu filsafat pancasila pemberi nilai yaitu
diadakan oleh manusia (Soeryanto.1991 : 50) manusia.
3. Hakikat persatuan
didasari dan dijiwai Selain itu, juga terdapat
oleh sila Ketuhanan pandangan bahwa pada
dan kemanusiaan hakikatnya seuatu itu
4. Rakyat adalah memang ada pada
penjumlahan manusia, dirinya sendiri dan
orang, warga, dalam bernilai, hal ini
suatu wilayah negara merupakan pandangan
5. Keadilan sebagai akibat dari paham objektivisme
adanya negara
PANCASILA DILIHAT DARI YURIDIS-
FILOSOFIS
• SECARA YURIDIS-FILOSOFIS, PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA BERARTI BAHWA NILAI-
NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SILA-SILA PANCASILA MENJADI DASAR HUKUM DALAM
UPAYA MENGATUR HUBUNGAN ANTARA NEGARA DENGAN WARGA NEGARA, DAN NEGARA
DENGAN NEGARA.

• PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA BERARTI BAHWA NILAI-NILAI YANG


TERKANDUNG DALAM SILA-SILA PANCASILA MENJADI DASAR HUKUM DALAM UPAYA
MENGATUR HUBUNGAN ANTARA ANGGOTA MASYARAKAT SATU SAMA LAIN.

• SEBAGAI SEBUAH SISTEM SILA-SILA DALAM PANCASILA DISUSUN SECARA HIERARCHIES –


PYRAMIDA ARTINYA SILA-SILA PANCASILA INI SALING FUNGSIONAL SECARA HOLISTIK YANG
TIDAK DAPAT DIPISAHKAN SATU SAMA LAIN.

10/2/2019
TIGA DASAR FILSAFAT PANCASILA

Dasar Dasar
Ontologis Epistimologi

Dasar
Aksiologi
Aspek Ontologis
Ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki
makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber
ada, jenis ada, dan hakikat ada, termasuk ada alam,
manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi.
Dasar Ontologis Pancasila adalah :

Pada hakikatnya Pancasila itu adalah manusia


Manusia adl subyek pendukung pokok sila² Pancasila,
Pd hakikatnya yg ber-Tuhan YME, yg berkemanusiaan…,
yg berpersatuan…, yg berkerakyatan…, yg berkeadilan ialah manusia
Dr segi Filsft Neg Pancasila adl “Dasar Filsafat Negara”
Pendukung pokok neg adl rakyat & unsur rakyat ialah manusia
Jadi tepat jika dlm filsafat Pancasila dinyatakan bahwa hakikat
dsr antropologis sila² Pancasila adalah MANUSIA
Mns sbg pendukung pokok sila² Pancasila scr ontologis
memiliki hal² mutlak : susunan kodrat, sifat kodrat, & kedud. Kodrat.
Oleh krn kedud kodrat mns sbg makhluk Tuhan dan sbg
makhluk pribadi berdiri sendiri, mk scr hierarkhis
sila Ketuhanan YME mendasari & menjiwai 4 sila lainnya
Aspek Epistemologi

Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang


yang membahas tentang hakikat pengetahuan yang
berhubungan dengan sumber pengetahuan, sistem,
metode, teori, susunan,, dan validitas ilmu pengetahuan.
Dasar Epistemologi

Pancasila sbg sistem fils. hakikatnya juga merup. Sistem penget.


Pancasila dlm kehidupan sehari² merup. : pedoman/dasar bg bgs Ind.
dlm memandang realitas alam semesta, mns., masy., bgs., & neg.
ttg. makna hidup, serta dsr dlm menyelesaikan mslh.
Pancasila menjadi sistem cita²/keyakinan yg tlh menyangkut praktek,
Krn tlh dijadikan pedoman cara hidup manusia, shg berubah
menjadi Ideologi.
Dsr epistemologi Pancasila hakikatnya tidak dpt dipisahkan dg
dsr ontologisnya. Manusia adlh basis ontologis Pancasila, oleh
krn itu memp. implikasi thdp bangunan epistemologi, bangunan
epistemologi yg ditempatkan dlm bangunan filsafat manusia.

Dalam Epistemologi terdpt 3 persoalan mendasar :


1. Ttg sumber penget. manusia
2. Ttg teori kebenaran penget. manusia
3. Watak penget. manusia
Pancasila sbg objek penget. hakikatnya meliputi :
“masalah sumber penget. & susunan penget. Pancasila.
Sumber penget. Pancasila adlh nilai² yg ada pada bgs Ind. sendiri,
digali & dirumuskan oleh bangsa Indonesia dlm mendirikan negara.
Oleh karena sumber penget. Pancasila adlh bgs Ind. sendiri
yg memiliki adat-istiadat, kebudayaan, & nilai religius, maka
antara bgs Ind. (sbg pendukung sila² Pancasila) dg. Pancasila
sbg sistem pengetahuan) memiliki :
kesesuaian yg bersifat korespondensif.
Sbg suatu sistem penget. Pancasila memilki susunan yg bersifat
Formal logis, baik dlm arti susunan sila²nya maupun isi arti sila²nya

Susunan kesatuan sila² Pancasila bersifat hierarkhis dan


berbentuk piramidal, shg susunan sila²-nya memiliki sistem
logis yg menyangkut kuantitas maupun kualitas.

Dasar² rasional logis Pancasila juga menyangkut isi arti sila²nya.


Susunan isi arti Pancasila meliputi 3 hal, yaitu :
1. Isi arti Pancasila yg umum universal, yaitu hakikat sila² Pancasila
sbg inti sari atau assensi Pancasila, shg menjadi pangkal tolak
derivasi baik dlm pelaksanaan di bid. Kenegaraan & tata tertib
hukum serta dlm realisasi praksis dlm berbagai kehidupan konkrit.
2. Isi arti Pancasila yg umum kolektif, yaitu sbg pedoman kolektif neg
& bgs Ind. terutama dlm tertib hukum Ind.
3. Isi arti Pancasila yg bersifat khusus & konkrit, yaitu dlm realisasi
praksis dlm berbagai bid. kehidupan, shg memiliki sifat khusus
konkrit serta dinamis.
Aspek Aksiologi

Aksiologi Cabang Filsaafat yang meyelidiki tentang


nilai-nilai etika yang berhubungan dengan tingkah laku
manusia, maupun berhubungan dengan estetika (seni)
dan keindahan

Nilai dibagi menjadi:


1. Etika
2. Estetika
ETIKA
Termsk. Fils. Praktis

UMUM KHUSUS
Mempertanyakan prinsip² Membahas prinsip² itu dlm
Yg berlaku bg setiap Hub.nya dg pelbagai aspek
Tindakan manusia Kehidupan manusia

ETIKA INDIVIDU ETIKA SOSIAL


Kewajiban thdp diri Kewaj. thdp masy.

Hubungan Etika & Nilai :


Etika hakikatnya membicarakan mslh yg berkait dg predikat
“nilai susila atau tidak susila, baik & buruk”.
Etika berkait dg dsr filosofis dlm hub.nya dg tingkah laku.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Etika adalah :
ilmu yg membahas ttg bgmn & mengapa seseorang
mengikuti suatu ajaran moral atau bgmn seseorang
harus mengambil sikap yg bertanggungjawab
thdp/berhadapan dg berbagai ajaran moral
(Soeseno, 1978)

Pancasila sbg suatu sistem filsafat pd hakikatnya merupakan


suatu nilai, shg menjadi sumber dr segala penjabaran norma,
baik norma hukum, moral ataupun norma kenegaraan lainnya

Nilai adalah kemampuan yg dipercaya ada pada suatu benda untuk


memuaskan manusia.
Hakikat Nilai adalah sifat/kualitas yg melekat pada suatu obyek
& merup. kenyataan yg tersembunyi dibalik kenyataan² lainnya.
Norma adlh aturan yg menjadi ukuran/standard tingkah laku mns
dlm kehidupan antar sesama mns., dg lingkungan
maupun dg Tuhannya.
Nilai dan Moral selalu terkait
dg moral & etika.
Moral mengandung integritas dan martabat
pribadi mns.
Derajat kepribadian mns ditentukan oleh moralitas
yg dimilikinya. Makna moral dlm kepribadian
seseorang tercermin dr sikap & tingkah lakunya.

Moral adlh suatu ajaran/wejangan, patokan


kumpulan peraturan lisan/tertulis ttg
Seseorang tercermin
bgmn mns hdp & bertindak sbg mns baik
HIERERKHI NILAI

Notonegoro :
1. Nilai Material
2. Nilai Vital
3. Nilai Kerohanian :
a. Nilai Kebenaran
b. Nilai kebaikan
c. Nilai Keindahan
d. Nilai Religius

PANCASILA MERUP NILAI KEROHANIAN,


TETAPI MENGAKUI NILAI MATERIAL & VITAL
Pancasila sbg Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa &
Negara Republik Indonesia

DASAR FILOSOFIS

Panasila sbg filsafat bangsa & neg RI,


mengandung makna bhw dlm setiap aspek
kehid. Kbangsaan, kemasyktan, serta keneg.
hrs berdasarkan nilai² Ketuhanan, kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, & Keadilan
CIRI KHAS PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
1) BERSIFAT ORGANIS – FUNGSIONAL DAN BEKERJA SECARA SISTEMATIS DENGAN MENGUTAMAKAN
HARMONI DARI MASYARAKAT INDONESIA YANG BHINNEKA TUNGGAL IKA

2) TERSTRUKTUR SECARA HIERARCHIES PYRAMIDA:

I. SILA 1, MELIPUTI, MENDASARI DAN MENJIWAI SILA 2, 3, 4, 5

II. SILA 2, DILIPUTI, DIDASARI, DIJIWAI SILA 1, DAN MENDASARI SERTA MENJIWAI SILA 3, 4, 5

III. SILA 3, DILIPUTI, DIDASARI, DIJIWAI SILA 1, 2, DAN MENDASARI SERTA MENJIWAI SILA 4, 5

IV. SILA 4, DILIPUTI, DIDASARI, DIJIWAI SILA 1, 2, 3 DAN MENDASARI SERTA MENJIWAI SILA 5

V. SILA 5, DILIPUTI, DIDASARI, DIJIWAI SILA 1, 2, 3, 4

3) OLEH KARENA ITU SILA-SILA PANCASILA SALING MENGISI DAN MENGKUALIFIKASI SATU SAMA
LAIN SECARA HARMONI

10/2/2019
DAFTAR BACAAN
• DIREKTORAT BELMAWA RISTEK DIKTI, 2016, BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM
PENDIDIKAN PANCASILA. JAKARTA: DIRJEN BELMAWA RISTEK DIKTI

• KAELAN, 2014, PENDIDIKAN PANCASILA (PENDIDIKAN UNTUK MEWUJUDKAN NILAI-


NILAI PANCASILA, RASA KEBANGSAAN DAN CINBTA TANAH AIR). YOGYARAKTA:
PARADIGMA

• KAELAN, 2005, FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILASFAT BANGSA NEGARA INDONESIA,


MAKALAH PADA KURSUS CALON DOSEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. JAKARTA.

• NOTONEGORO, T.T., PANCASILA DASAR FALSAFAH NEGARA. JAKARTA: PANTJURAN


TUJUH.

• NOTONAGORO, 1971, PENGERTIAN DASAR BAGI IMPLEMENTASI PANCASILA UNTUK


ABRI. JAKARTA: DEPARTEMEN PERTAHANAN DAN KEAMANAN.

• POESPOWARDOYO, SOERYANTO, 1989, FILSAFAT PANCASILA. JAKARTA: GRAMEDIA.

• PRANARKA, A.W.M., 1985, SEJARAH PEMIKIRAN TANTANG PANCASILA. JAKARTA: CSIS.


10/2/2019

Anda mungkin juga menyukai