Anda di halaman 1dari 17

R I N G K A S A N M AT E R I K E 7 .

PA N C A S I L A S E B A G A I S U AT U S I S T E M
F I L S A FAT

YUN HENDRI DANHAS

1. Pengetahuan sistem filsafat keilmuan (objek formal dan objek


materil; dan ontologi, epistomologi dan aksiologi)
2. Perbandingan sistem filsafat antar negara
ILMU MENURUT FILSAFAT
objek
formal Objek khusus realitas itu
OBJEK Objek yang menyangkut
seluruh tentang realitas
objek
materil
Apa itu realitas ?
SYARAT SEBUAH ILMU Bagaimana
HARUS MEMILIKI mendapatkannya ?
Untuk apa ?

ontologi, epistomologi aksiologi


PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani philein
yang artinya “cinta” dan sophos yang artinya “hikmah” atau
“kebijaksanaan” atau wisdom.

Secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan.


Pengertian filsafat dalam hubunganya dengan lingkup bahasannya
mencakup banyak bidang bahasan, antara lain tentang manusia, alam,
pengetahuan, etika, logika, dan sebagainya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, muncul filsafat yang


berkaitan dengan bidang ilmu tertentu, seperti filsafat politik, sosial,
hukum, bahasa, dan lain lain
BAHASAN KAJIAN FILSAFAT
 Filsafat adalah ilmu yang mengkaji hakikat segala
sesuatu. Hakikat segala sesuatu berarti kebenaran terdalam,
kebenaran fundamental, atau kebenaran hakiki. Apakah Kebenaran
itu?: misalnya dikaji dalam Epistemologi, atau terdapat dalam teori
kebenaran
 Dikatakan,filsafat adalah sebagai hasil berpikir yang radikal
(sampai keakar-akarnya), sistematis (saling terkait), universal
(hasil berpikir relatif tidak terbatas ruang dan waktu).

Teori Kebenaran
1. Korespondensi: kesesuaian pernyataan dengan kenyataan
2. Koherensi: keruntutan pernyataan satu dengan lainnya
3. Pragmatis: kebenaran berdasarkan kegunaan/manfaat
4. Konsesus: kebenaran berdasar kesepakatan yang memenuhi
syarat-syarat tertentu.
C A B A N G - C A B A N G F I L S A FAT YA N G P O K O K

1. Metafisika, yang membahas hal2 yang bereksistensi di balik


fisik, yang meliputi bidang ontologi, kosmologi, dan
antropologi.
2. Epistimologi, yang berkaitan dengan persoalan hakikat
pengetahuan.
3. Metodologi, hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika, persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan
dalil2 berfikir yang benar.
5. Etika, moralitas, tingkah laku manusia.
6. Estetika, persoalan hakikat keindahan.
S I L A S I L A PA N C A S I L A S E B A G A I S U AT U
SISTEM
 Pancasila yang terdiri atas lima sila, pada hakikatnya merupakan
suatu sistem filsafat. Sebagai sistem berarti terdiri dari sub sistem
yang terkait secara fungsional dan struktural

Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri:

1. Suatu kesatuan bagian-bagian


2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
4. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
SILA PANCASILA BERSIFAT ORGANIS
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan satu kesatuan, dan
lima sila itu masing-masing merupakan suatu asas peradaban.
Sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, yaitu
setiap sila merupakan unsur dari Pancasila.
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dan
konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila-
sila lainnya, serta di antara sila satu dan lainnya tidak saling
bertentangan.
SUSUNAN PANCASILA
HIERARKHIS DAN PIRAMIDAL
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan
berbentuk piramidal.
Piramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkhis sils-sila Pancasila dalam
urut-urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal
isi sifatnya (kualitas).
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari
sila lainnya, sebaliknya Ketuhanan Yang Maha
Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan,
berpersatuan, berkerakyatan, serta berkeadilan.
L A N D A S A N F I L S A FAT PA N C A S I L A

Landasan antropologis, pancasila bukanlah asas yang berdiri


sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia
yang mempunyai hakikat mutlak monopluralis, sehingga hakikat
dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis.

Jadi, yang melandasi pemikiran Pancasila adalah adanya


manusia Indonesia. Manusia Indonesia sebagai titik tolak
memahami Pancasila atau subjek pendukung pokok sila-
sila Pancasila adalah manusia Indonesia.
Pancasila sebagai Ontologis

Sebagai ontology, maka berhadapan dengan sifat


makhluk hidup, dimana ada 3 mainstream utama
yaitu determinisme, pragmatism, dan
kompromisme.
1. Hal kebebasan beragama dan menghormati
satu sama lain.
2. Setiap orang memiliki martabat, HAM,
keadilan yang sama.
3. Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa
kebangsaan Indonesia)
4. Sistem demokrasi melalui musyawarah demi
tercapainya mufakat untuk menghindari
dikotomi mayoritas dan minoritas.
5. Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam
negara merdeka (adil secara social)
LANDASAN EPISTIMOLOGIS
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga
merupakan suatu sistem pengetahuan.
Dasar epistimologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat
dipisahkan dengan dasar ontologisnya, yaitu hakikat manusia.
Persoalan mendasar epistimologis adalah tentang sumber
pengetahuan manusia, teori kebenaran manusia, watak pengetahuan
manusia.
Jadi, yang melandasi proses pencarian dan penggalian
Pancasila adalah hasil berpikir manusia Indonesia, dan
sumber Pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai, adat-
istiadat, serta kebudayaan yang ada pada bangsa
Indonesia sendiri.
Pancasila sebagai Epistomologis
Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari
pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui
pandangan komprehensif kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau empirisme, yang memiliki
2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan relative.
1. Pengalaman kehidupan beragama bangsa
Indonesia.
2. Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-
abad.
3. Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu
domba Belanda melaluit politik Devide et Impera.
4. Pengalaman budaya turun menurun bangsa
Indonesia dalam bermusyawarah mufakat.
5. Pengalaman budaya turun menurun bangsa
Indonesia dalam bergotong royong.
LANDASAN AKSIOLOGIS
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar
aksiologisnya (arah nilai-nilai), sehingga nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya juga merupakan suatu kesatuan.

Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang juga mengandung


(mengakui) nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis, yaitu nilai material,
vital, kebenaran, keindahan atau estetis, kebaikan atau moral, maupun nilai
kesucian yang secara keseluruhan bersifat sistematis dan hirarkis.
Pancasila sebagai Aksiologis

Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas


yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila
mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas,
musyawarah, dan keadilan..
Nilai-nilai dari Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu :

1. Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.


2. Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.
3. Solidaritas dan kesetiakawanan.
4. Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.
5. Kepedulian dan gotong royong.
TERIMA KASIH ..
Tugas Ke 7
Buatlah Makalah tentang Pancasila
sebagai satu sistem filsafat dalam 1
Double Folio

SELAMAT
BERTUGAS

Anda mungkin juga menyukai