Anda di halaman 1dari 31

PENDIDIKAN PANCASILA

MATERI 3
“PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT”
OLEH KELOMPOK 1 :

• DEWA AYU SRI REJEKI (1907511258)

• KETUT AYU PRADNYA DEWI (1907511243)

• NYOMAN TRIANKA ARISANDI (1907511256)


PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian
Filsafat Secara
Umum filsafat secara umum bisa diartikan
sebagai suatu kebijaksanaan hidup
• (filosofia) untuk memberikan suatu
• pandangan hidup yang menyeluruh
berdasarkan refleksi atas pengalaman
hidup maupun pengalaman ilmiah.
Filsafat adalah pandangan hidup
• seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan.
PENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian
Filsafat Secara Kata “philosophia” sendiri berasal dari Bahasa
Etimologi Yunani, yakni philein (mencintai) atau philia
(persahabatan) dan Sophos (kebijaksanaan,
• ketrampilan, dan pengalaman praktis). Dengan
demikian, secara etimologis kata filsafat dapat
• diartikan sebagai cinta atau kecenderungan
akan kebijaksanaan, atau cinta pada
pengetahuan yang bijaksana, atau dapat
diartikan pula sebagai cinta secara mendalam
• akan kebijaksanaan atau cinta sedalam-
dalamnya akan kearifan atau cinta secara
sungguh-sungguh terhadap pandangan,
kebenaran. (love of wisdom or love of the
vision of truth).
PENGERTIAN FILSAFAT
Menurut Cicero
Pengertian • Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(
Filsafat Menurut the mother of all the arts) ia juga
Para Ahli mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan ).
• Menurut Aristoteles
• Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk
• menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi
sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
• Menurut Thomas Hobbes
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menerangkan
perhubungan hasil dan sebab atau sebab dari
hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah suatu
perubahan.
PENGERTIAN FILSAFAT

Objek material filsafat


Lingkup
• objek pembahasan filsafat yang meliputi
Pengertian segala sesuatu baik yang bersifat material
Filsafat kongkrit seperti, manusia, benda, binatang,
alam, dan lain sebagainya, maupun sesuatu
• yang bersifat abstrak misalnya ide-ide, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.

Objek formal filsafat
• cara memandang seseorang peneliti terhadap
• objek material tersebut, suatu objek material
tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam
sudut pandang yang berbeda. Berdasarkan
objek material dan formal ilmu filsafat
tersebut maka lingkup pengertian filsafat
menjadi sangat luas.
RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA
PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM

Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling


berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

1. Suatu kesatuan bagian-bagian


2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan
sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkup yang kompleks
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM

Kesatuan Sila-Sila Pancasila

1. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yang Bersifat Organis

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat
negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas
peradaban. Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal. Setiap sila
tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya serta di antara sila
satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat
organis tersebut pada hakikatnya secara filosofis bersumber pada hakikat dasar
tubuh manusia monopluralis. Manusia menjadi pokok pendukung Pancasila
mengandung analogi bahwa setiap bagian tubuh menopang bagian tubuh yang lain.
Setiap unsur memiliki fungsi masing-masing namun saling berhubungan, sama
seperti sila-sila di dalam Pancasila.
RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM

2. Susunan Kesatuan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk


Piramidal

Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan


hierarkhis sila-sila dari Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) dan juga dalam
hal sifat-sifatnya (kwalitas). Dalam susunan hierarkhis dan piramidal ini, maka
Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia,
kerakyatan dan keadilan social. Sebaliknya Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara dan
mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial
demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila
lainnya.
Rumusan Pancasila yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal

1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah meliputi dan menjamin isi sila 2, 3, 4, 5,
artinya dalam segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi sila ke-1 dan isinya meliputi
sila 3, 4, dan 5, dalam sila ini terkandung makna bahwa sangat menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai makhluk Tuhan yang beradab, maka segala hal yang berkaitan
dengan kehidupan berbangsa dan bernegara harus mencerminkan bahwa negara ini
mempunyai peraturan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
3. Sila ketiga : Persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila 1, 2 yang meliputi dan
menjiwai isi sila dari sila 4, dan 5, sila ini mempunyai makna manusia sebagai makhluk sosial
wajib mengutamakan persatuan negara Indonesia yang disetiap daerah memiliki kebudayaan-
kebudayaan maupun beragama yang berbeda.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3 yang meliputi dan
menjiwai isi sila kelima. Sila ini menjelaskan bahwa negara Indonesia ini ada karena rakyat
maka dari itu rakyat berhak mengatur kemana jalannya negara ini.
5. Sila kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh
isi dari sila 1, 2, 3, 4. Sila ini mengandung makna yang harus mengutamakan keadilan
bersosialisasi bagi rakyat Indonesia ini sendiri tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang
ada.
RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI
SUATU SISTEM

3. Hubungan Sila-sila Pancasila yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi

1. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan yang adil
dan beradap, yang dipersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2. Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan berasap adalah kemanusiaan yang Berketuhanan
Yang Maha Esa, yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah persatuan yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradap, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
4. Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradap, yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang
Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradap, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
KESATUAN SILA – SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT

1. Dasar Antropologis (Hakikat Manusia) Sila-sila Pancasila

Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang
• sila – silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila – sila
menyangkut
Pancasila atau secara filosofis meliputi dasar ontologis (hakikat) sila – sila Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri
sendiri – sendiri, melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.
1. Sila pertama, Ketuhana yang Maha Esa mendasari dan menjiwai sila – sila kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan
yang Maha Esa serta mendasari dan menjiwai sila persatuan Indonesia, sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan
sila kemanusiaan yang adil dan beradab serta mendasari dan menjiwai sila kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila keempat, adalah kerakyatan, yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, maka pokok sila keempat adalah kerakyatan yaitu
kesesuaiannya dengan hakikat rakyat.
5. Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki makna pokok keadilan
yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat adil.
KESATUAN SILA – SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT

2. Dasar Epistemologis (pengetahuan) Sila – sila Pancasila.


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga berupa suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari – hari pancasila merupakan pedoman atau dasar
bagi abngsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat,
bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan.
KESATUAN SILA – SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT

3. Dasar Aksiologis (nilai) Sila – sila Pancasila.


Sila – sila sebagai suatu sistem filsafat juga meiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya merupakan satu
kesatuan. Terdapat berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantung pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing – masing dalam menentukan tentang pengertian nilai dan
hierarkinya.
KESATUAN SILA – SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
FILSAFAT

Nilai – nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem


Isi arti sila –sila pancasila pada hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat pancasila umum
universal yang merupakan substansi sila –sila Pancasila, sebagai pedoman penyelenggaraan
Negara yaitu sebagai dasar Negara yang bersifat umum kolektif serta realisasi pengamalan
pancasila yang bersifat khusus dan kongkrit, hakikat pancasila merupakan nilai , adapun sebagai
pedoman Negara merupakan norma apaun aktualisasi atau pengamalannya merupakan realisasi
kongkrit Pancasila.
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI
BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. DASAR FILOSOFIS
Dalam pemikiran filosofis yang terkandung dalam setiap sila, dijelaskan sebagai berikut.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa
setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai –
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Pada hakikatnya menurut Pancasila bahwa negara adalah jasmani dan rokhani. Selain itu
dalam Pancasila yang merupakan nilai – nilai kerokhanian itu didalamnya terkandung nilai – nilai
lainnya secara lengkap daan harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran (kenyataan), estetis
maupun nilai religious. Selain itu secara kuantitas bahwa nilai – nilai pancasila adalah bersifat
objektif dan subjektif. Artinya nilai – nilai Pancasila adalah bersifat universal yaitu Kemanusiaan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan
Nilai – nilai Pancasila bersifat objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Rumusan dari sila – sila Pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat maknanya yang terdalam
menunjukan adanya sifat – sifat yang umum, universal, abstrak.
2. Inti nilai – nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
dan mungkin juga pada bangsa lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan
maupun dalam kehidupan beragama.
3. Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, menuntut ilmu hukum memenuhi
syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental negara, sehingga merupakan suatu sumber
hukum positif di Indonesia. Suatu tertip hukum Indonesia berkedudukan sebagai hukum yang
terkuat.
Nilai – nilai Pancasila bersifat Subjektif dapat diartikan bahwa
keberadaan nilai – nilai Pancasila bergantung atau terletak pada bangsa
itu sendiri, dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Nilai – nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kuasa
materialis. Nilai – nilai tesebut sebagai hasil pemikiran, penilaian kritis, serta hasil refleksi
filosofis bangsa Indonesia.
2. Nilai – nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga merupakan jati
diri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan, kebijaksanaan
dalam hidup bermasyarakat nerbangsa dan bernegara.
3. Nilai – nilai Pancasila didalamnya terkandung nilai – nilai kerokhanian yaitu nilai kebenaran,
keadilan, kebaikan, kebijaksanaan dan nilai religious, yang manifestasinya sesuai dengan budi
nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa.
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI
BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2. Nilai – nilai Pancasila sebagai Dasar Fundamental Negara


Nilai – nilai Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 secara yuridis
memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang Fundamental adapun
pembukaan UUD 1945 yang ada di dalamnya memuat nilai – nilai pancasila yang
mengandung empat pokok pikiran yang bila mana dianalisis makna yang terkandung di
dalamnya tidak lain adalah merupakan derivasi atau penjabaran dari nilai – nilai
Pancasila.
Pokok Pikiran Pertama
Menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu negara
yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan
penjabaran sila ketiga.
Pokok Pikiran Kedua
Menyatakan bahwa negara hendak mewujudkan sesuatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam hal ini negara berkewajiban mewujudkan
kesejahteraan umum bagi seluruh warga negara . mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Hal ini sebagai penjabaran sila kelima.
Pokok Pikiran Ketiga
Menyatakan bahwa negara berkedaulatan rakyat. Berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan. Hal ini menunjukan bahwa negara Indonesia adalah
negara demokrasi yaitu kedaulatan di tangan rakyat. Hal ini sebagai penjabaran sila
keempat.
Pokok Pikiran Keempat
Menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Ketuhanan Yang Maha Esa serta
Kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan sumber moral dalam kehidupan
bernegara dan kebangsaan. Hal ini mengandung arti bahwa negara Indonesia
menjunjung tinggi keberadaban semua agama dalam pergaulan hidup negara. Hal ini
merupakan penjabaran sila pertama dan kedua.
Nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan moral etik dalam kehidupan
kenegaraan. Hal ini ditegaskan dalam pokok Pikiran Keempat yang menyatakan bahwa
negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa berdasarkan atas kemanusiaan
yang adil dan beradap. Oleh karena itu nilai – nilai Pancasila yang dituangkan dalam
pokok pikiran keempat ini merupakan suatu dasar fundamental moral dalam kehidupan
kenegaraan.
INTI ISI SILA – SILA PANCASILA

Sebagai suatu dasar filsafat Negara maka sila – sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai

yang pada hakikatnya merupakan suatu keatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai –

nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya namun kesemuanya itu tidak lain

mempunyai suatu kesatuan yang sistematis dan tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan sila

– sila lainnya. Adapun nila- nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Negara Indonesia adalah Negara kebangsaan yang mengakui Ketuhanan Yang Maha
Esa. Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama, sebagai suatu bagian dari
masayarakat bangsa didunia adalah Berketuhanan yang Maha Esa. Selain Negara yang
Berketuhanan yang Maha Esa, Oleh karena itu Negara Indonesia yang Berketuhanan yang
Maha Esa adalah bukan Negara Atheis, yang mengingkari hakikat keberadaan Tuhan.
Negara memberikan kebebasan dalam memilih agama dan meyakinkan agama sesuai dengan
kepercayaan dan keimanan masing – masing.
2. Sila Kemasiaan yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma – norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri,
terhadap sesame manusia maupun terhadap lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya bermoral
dan beragama.
3. Persatuan Indonesia
Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini terkandung nilai bahwa nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme religious. Nilai – nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala
aspek penyelenggaraan Negara termasuk dalam era reformaasi. Proses reformasi tanpa
merdasarkan pada moral Ketuhanan, kemanusiaan dan memegang teguh persatuan dan
kesatuan, maka bukan tidak mungkin akan membawa kehancuran bagi Bangsa Indonesia.
4.Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan.
Nilai filosofis yang terkandung didalamnya adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sisoal. Rakyat merupakan subjek
pendukung pokok Negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk rakyat, oleh karena itu
rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara. Demokrasi dalam sila keempat adalah
demokrasi yang mendasarkan pada moral Ketuhanan, kemanusiaan dan nilai persatuan.
Oleh karena itu demokrasi yang didasari oleh hikmat kebijaksanaan meletakkan
kedaulatan di tangan rakyat, dengan didasari oleh moral kebijaksanaan untuk kehidupan
bersama yang harmonis, bukan persaingan bebas dan menguasai yang lainnya.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dalam sila kelima terkandung nilai – nilai yang merupakan tujuan negara sebagai
tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila kelima tersebut terkandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.
TERIMAKASI : )

Anda mungkin juga menyukai