Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS

“ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN”

Oleh :

Kelompok 11

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmatnya, kami
kelompok 11 sebagai penyusun makalah ini dapat menyelesaikannya secara sederhana dan tepat
waktu. Adapun karya tulis ini kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya yang
sajiannya kami sajikan dalam lembar Daftar Pustaka dengan harapan karya ini dapat menambah
pengetahuan kita tentang etika diskriminasi pekerjaan.

Penyusunan karya tulis ini dilatar belakangi oleh keinginan kami untuk memberikan
informasi seputaran Ilmu Etika Bisnis kepada para pembaca. Penulisannya didasari dari sumber-
sumber dibuku dan internet. Kami berharap karya ini dapat membimbing para pembaca agar
memahami dan berpartisipasi dalam berbagai bidang di Ilmu Ekonomi khususnya Ilmu Etika
Bisnis.

Kami menyadari bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna lebih
menyempurnakan penulisan pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga karya ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan kita semua.

20 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Sifat Diskriminasi Pekerjaan..................................................................................................3

2.2 Tingkat Diskriminasi..............................................................................................................4

2.3 Diskriminasi, Utilitas, Hak dan Keadilan..............................................................................6

2.4 Tindakan Afirmatif..............................................................................................................10

BAB III PENUTUP......................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................15

3.2 Kritik dan Saran...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua manusia diciptakan sama dan telah di anugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa
bahwa kita semua memiliki hak yang tidak dapat diambil oleh orang lain, dan diantara hak-hak
tersebut adalah hak untuk memperoleh kehidupan, kebebasan, dan mencari kebahagiaan. Usaha
untuk mempertahankan hak-hak tersebut ialah untuk mewujudkan kehidupan warga negara yang
sejahtera.
Tujuan tindakan afirmatif adalah untuk memberikan suatu cara bagi warga Negara kita
guna mengatasi diskriminasi gender dan ras agar semua orang memperoleh kesempatan yang
sama untuk mengembangkan, melaksanakan, mencapai dan memberikan sumbangan. Tindakan
afirmatif merupakan usaha untuk mengembangkan suatu pendekatan sistematis untuk membuka
pintu bidang pendidikan, ketenagakerjaan, dan pengembangan peluang bisnis bagi individu-
individu yan berpotensi dan kebetulan menjadi anggota kelompok-kelompok yang telah lama
mengalami diskriminatif.
Debat mengenai apa arti hak dan bagaimana mempertahankannya telah berlangsung lama
dan sengit. Contohnya seperti kontroversi yang muncul seputar penderitaan yang dialami kaum
minoritas, perlakuan tidak adil terhadap kaum perempuan dan akibat-akibat merugikan yang
dialami kaum pria kulit putih akibat preferensi terhadap kaum perempuan dan minoritas.
Perdebatan yang terus berlanjutan tentang ras dan gender sebagian besar difokuskan pada bidang
bisnis. Diskriminasi rasial dan seksual telah lama ada dalam sejarah bisnis, dan dalam bidang
inilah praktik-praktik diskriminasi memiliki pengaruh yang paling besar dan bertahan lama.
Makalah ini akan membahas mengenai sisi masalah diskriminasi, dan dilanjutkan dengan
pembahasan tentang aspek-aspek perilaku diskriminatif dalam ketenagakerjaan dan diakhiri
dengan pembahasan mengenai program-program tindakan afirmatif.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sifat Diskriminasi Pekerjaan?
2. Apa yang dimaksud Tingkat diskriminasi?
3. Apakah yang dimaksud dengan Diskriminasi, utilitas, hak dan keadilan?
4. Bagaimana Tindakan afirmatif?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Sifat Diskriminasi Pekerjaan
2. Untuk mengetahui Tingkat diskriminasi
3. Untuk mengetahui Diskriminasi, utilitas, hak dan keadilan
4. Untuk mengetahui Tindakan afirmatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Diskriminasi Pekerjaan


Meskipun saat ini semakin banyak kaum perempuan dan minoritas memasuki lapangan
kerja yang semula didominasi pria kulit putih, namun mereka masih menghadapi masalah-
masalah yang menurut mereka merupakan bentuk-bentuk diskriminasi. Arti dasar dari
diskriminasi adalah membedakan satu objek dari objek lainnya, suatu tindakan yang secara
moral adalah netral dan tidak dapat disalahkan. Akan tetapi, dalam pengertian modern, istilah ini
secara moral menjadi tidak netral karena biasanya mengacu pada tindakan membedakan
seseorang dari orang lain bukan berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun berdasarkan
prasangka atau sikap yang secara moral tercela. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan melibatkan
tiga elemen dasar:
1. Keputusan yang merugikan seorang pegawai atau lebih karena bukan didasarkan pada
kemampuan yang dimiliki, misalnya dalam melaksanaakan pekerjaan tertentu,
senioritas, atau kualifikasi-kualifikasi yang secara moral dianggap sah lainnya.
2. Keputusan yang sepenuhnya atau sebagian diambil berdasarkan prasangka rasial atau
seksual, stereotype yang salah, atau sikap lain yang moral tidak benar terhadap anggota
kelompok tertentu dimana pegawai tersebut berasal.
3. Keputusan yang memiliki pengaruh negative atau merugikan kepentingan-kepentingan
pegawai yang mungkin dapat mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan
memperoleh kenaikan jabatan, atau gaji yang lebih baik.
2.2 Tingkat Diskriminasi
Indikator pertama muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas anggota
kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam suatu institusi tanpa
memertimbangkan preferensi ataupun kemampuan mereka. Ada 3 perbandingan yang bisa
membuktikan distribusi semacam itu :
a. Perbandingan atas keuntungan rata-rata yang diberikan institusi pada kelompok yang
terdiskriminasi dengan keuntungan rata-rata yang diberikan oleh kelompok lain.
b. Perbandingan atas proporsi kelompok terdiskriminasi yang terdapat dalam tingkat
pekerjaan paling rendah dengan proporsi kelompok lain dalam tingkat yang sama

3
c. Perbandingan proporsi dari anggota kelompok tersebut yang memegang jabatan lebih
menguntungkan dengan proporsi kelompok lain dalam jabatan yang sama.

Tingkat diskriminasi adalah sebagai berikut :

A. Perbandingan Penghasilan Rata-Rata


B. Perbandingan Kelompok Penghasilan Terendah
C. Perbandingan Pekerjaan yang Diminati
2.3 Diskriminasi, Utilitas, Hak dan Keadilan
Melihat statistik penghasilan komparatif dan status pekerjaan yang rendah dari kaum
perempuan dan minoritas di Amerika. Semua ketidakadilan itu salah. Ketidakadilan bertentangan
dengan prinsip-prinsip dasar Amerika. “kita menganggap keyakinan-keyakinan ini sebagai hal
yang nyata, bahwa semua manusia diciptakan sama, bahwa kita semua oleh Tuhan dianugrahkan
hak yang tidak dapat diambil oleh orang lain”.
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga
kelompok:
a. Argumen utilitarian yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahkan pada
penggunaan sumber daya manusia secara tidak efisien.
b. Argumen hak yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia
c. Argumen keadilan yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan munculnya
perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat.

A. Utilitas
B. Hak
C. Keadilan
D. Praktik Diskriminasi
E. Pelecehan Seksual
F. Di Luar Ras dan Jenis Kelamin: Kelompok Lain

2.4 Tindakan Afirmatif


Semua kebijakan itu adalah negatif, semuanya bertujuan untuk mencegah diskriminasi
lebih jauh. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan tersebut mengakibatkan fakta bahwa, akibat

4
diskriminasi masa lalu, kaum perempuan dan minoritas saat ini tidak memiliki keahlian yang
sebanding dengan kaum pria kulit putih; karena diskriminasi masa lalu, kaum perempuan dan
minoritas saat ini tidak banyak terwakili dalam jabatan-jabatan yang lebih prestisu dan diminati.
Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu, banyak perusahaan yang
melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi
yang lebih respresentatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum
perempuan dan kelompok minoritas. Tujuan penyelidikan adalah untuk menentukan apakah
jumlah pegawai perempuan dan minoritas dalam klasifikasi kerja tertentu lebih kecil
dibandingkan yang diperkirakan dari tingkat ketersediaan tenaga kerja kelompok ini di wilayah
tempat mereka direkrut. Sejumlah besar keputusan pengadila federal menyetujui bahwa
penggunaan program tindakan afirmatif untuk mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan dari
diskriminasi masa lalu dalam proses perekrutan pegawai adalah sah. Jadi, meskipun program-
program tindakan afirmatif yang memberikan preferensi pada pegawai perempuan dan minoritas
tidak dinyatakn ilegal, namun pengaruhnya akan hilang begitu saja pada saat perusahaan
menghadapi masa sulit dan harus memecat pegawai, karena efek sistem senioritas yang terakhir
direkrut, yang pertama dipecat, akan berpengaruh paling besar pada pegawai perempuan dan
minoritas yang direkrut melalui program tersebut.
Program tindakan afirmatif secara umum dikritik dengan alasan bahwa,dalam upaya
memperbaiki kerugian akibat diskriminasi masa lalu, program-program itu sendiri juga menjadi
diskriminatif, baik rasial mauoun seksual. Argumen yang digunakan untuk membenarkan
program-program tindakan afirmatif dalam menghadapi kecaman di atas dapat kelompokkan ke
dalam dua bagian. Argumen kedua menginterpretasikan perlakuan preferensial sebagai suatu
saran guna mencapai tujuan-tujuan sosial tertentu. Sementara argumen yang pertama
(kompensasi) cenderung melihat ke belakang karena memfokuskan pada kesalahn dari tindakan-
tindakan masa lalu, argumen instrumentalis (kedua) lebih melihat ke depan sejauh memfokuskan
pada hal-hal yang baik di masa mendatang (dan kesalahan yang terjadi di masa lalu dianggap
tidak relevan).

A. Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi


B. Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial.
C. Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan Keberagaman
D. Gaji yang Sebanding untuk Pekerjaan yang Sebanding

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Satu hal yang cukup penting adalah fakta bahwa hanya ada sebagian kecil calon tenaga
kerja yang berasal dari kelompok pria kulit putih. Sebagian besar pegawai baru di masa
mendatang adalah kaum perempuan dan minoritas. Kecuali jika perubahanperubahan besar
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengankarakteristik mereka, maka mereka
tetap tidak akan dapat masuk dengan “nyaman” kedalam dunia kerja.

Dalam kaitannya dengan kecerendungan demografi masa mendatang, kepentingan diri


yang semakin tinggi juga akan mendorong usaha bisnis memberikan ada kaum perempuan dan
minoritas. Biaya atau akibat dari sikap tidak membantu/mendukung datangnya gelombang
tenaga kerja perempuan dan minoritas dengan kebutuhan-kebutuhan mereka, tidak akan hanya
dirasakan oleh perempuan dan minoritas.

Banyak usaha bisnis, yang menyadari bahwa kecerendungan tersebut, telah


melaksanakan program-program untuk mempersiapkan diri guna merespon kebutuhan kaum
perempuan dan minoritas. Untuk merespons kebutuhan kaum perempuan, misalnya banyak
perusahaan yang menyediakan pelayanan perawatan anak dan jam kerja yang fleksibel agar
pegawai perempuan yang punya anak berkesempatan merawatnya. Perusahaan lain
malaksanakan sejumlah program tindakan afrmatif yang cukup agresif untuk mengintegrasikan
kelompok-kelompok minoritas kedalam perusahaan dimana mereka diberi pendidikan, pelatihan
kerja, keahlian, konseling, dan bantuan lain yang dimaksudkan agar mereka mampu berasimilasi
dengan pegawai lain.

Menilai dan menangani tenaga kerja yag beragam adalah lebih dari tindakan yang benar
secara etis dan moral. Demografi tenaga kerja untuk decade selanjutnya menunjukkan dengan
jelas bahwa perusahaan-perusahaan yang gagal melaksanakan tugas merekrut, malatih, dan
mempromosikan kaum perempuandan minoritas tidak aka mampu memenuhi kebutuhan akan
tenaga kerja.

6
3.2 Kritik dan Saran
Demikian karya tulis yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi tercapainya karya yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 Velasquez, Manuel G, 2005, Etika Bisnis; Konsep dan Kasus, Edisike 5, Yogyakarta:
Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai