Anda di halaman 1dari 8

ETIKA BISNIS

KASUS YANG BERKAITAN DENGAN ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN

Dosen Pengampu: Dra. Ni Ketut Purnawati, M.S.

KELOMPOK 10
I Made Michael Wijana 1807521200
Kadek Ema Yulistia 1807521208

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PENDAHULUAN
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yangdiwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yangbiasa dijumpai dalammasyarakat, ini disebabkan karena
kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukansecara
tidak adi lkarena karakteristik suku,antar golongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan,
aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yangdiduga merupakan dasar dari tindakan
diskriminasi. Diskriminasi langsung,terjadi saathukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas
menyebutkankarakteristik tertentu, seperti jeniskelamin, ras, dan sebagainya, danmenghambat
adanya peluang yang sama. Diskriminasi tidak langsung, terjadisaat peraturan yang bersifat netral
menjadi diskriminatif saat diterapkan dilapangan.Diskriminasi di tempat kerja berarti mencegah
seseorang memenuhiaspirasiprofesionaldan pribadinya tanpa mengindahkan prestasi yang
dimilikinya. Teori statistic diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat
mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Karena penting untuk mengetahui kasus-kasus
terkait dengan etika diskriminasi, maka akan dibahas :
1. Kasus Perbedaan Gaji di Robert Hall
2. Kasus yang Berkaitan dengan Etika Diskriminasi Pekerjaan
PEMBAHASAN
1. Kasus Perbedaan Gaji di Robert Hall

Robert Hall Clothes, Inc adalah toko eceran yang khusus menjual pakaian keluarga. Toko
Robert Hall memiliki bagian khusus untuk menjual pakaian pria dan anak laki – laki serta memiliki
bagian khusus yang lain untuk menjual pakaian perempuan dan anak perempuan. Perusahaan
mengeluarkan kebijakan bahwa yang bekerja di bagian pakaian laki-laki adalah khusus untuk
lakilaki saja, sedangkan yang bekerja di bagian pakaian perempuan khusus untuk perempuan saja.
Pada umumnya kualitas pakaian laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas jenis
pakaian perempuan. Sehingga harga untuk pakaian laki-laki juga jauh lebih tinggi dengan harga
pakaian perempuan. Hal tersebut mengakibatkan marjin keuntungan dari penjualan pakaian laki-
laki lebih tinggi dari marjin penjualan pakaian perempuan. Oleh karena itu, manajer Robert Hall
memberikan gaji pegawai pria lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai perempuan. Gaji tersebut
ditentukan dari tingkat keuntungan per jam per bagian. Manajemen Robert Hall menyatakan bahwa
pegawai perempuan digaji lebih rendah daripada laki-laki karena komoditas yang dijual oleh
pegawai perempuan nilainya tidak sama dengan nilai komoditas yang dijual oleh pegawai laki-
laki. Padahal keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang dibutuhkan pegawai lakilaki dan
perempuan dalam pekerjaan mereka secara substansial adalah sama. Maka dari itu, dengan adanya
kasus tersebut akan dibahas beberapa pertanyaan yaitu:
1. Menurut Anda, apakah manajer di Robert Hall memiliki kewajiban etis untuk mengubah
kebijakan pemberian gaji? Jika menurut Anda, mereka tidak perlu merubahnya, jelaskan
mengapa kebijakan tersebut secara etis dapat dibenarkan, jika menurut Anda perlu diubah,
jelaskan mengapa mereka wajib mengubahnya dan perubahan apa yang perlu mereka lakukan.
Dalam analisis Anda, apakah akan ada bedanya jika Robert Hall tidak hanya membuka satu
toko dengan dua bagian, namun membuka dua toko, satu untuk pakaian pria satu untuk
pakaian perempuan? Apakah akan ada bedanya jika kedua toko tersebut dimiliki oleh
perusahaan yang berbeda? Jelaskan masing-masing jawaban Anda dalam kaitannya dengan
prinsip-prinsip etika yang relevan.
Jawab :
• Menurut pendapat kelompok kami, manajer Robert Hall secara moral berkewajiban
untuk mengubah kebijakan gaji mereka. Dapat dikatakan bahwa upah antara pegawai
perempuan dan pegawai laki-laki tidak adil dan diskriminatif. Padahal, karyawan
wanita pada dasarnya memiliki keterampilan, bisnis dan tanggung jawab yang sama
dengan karyawan pria. Oleh karena itu, mereka harus mengubah kebijakan dengan
menggabungkan pendapatan dari dua toko tersebut, dan kemudian mendistribusikan
hasilnya secara merata kepada seluruh karyawan (pria dan wanita). Hal ini dilakukan
untuk memenuhi salah satu asas etika bisnis yaitu asas keadilan yang menyatakan
bahwa keadilan menuntut setiap orang dalam perusahaan diperlakukan secara adil, dan
hak serta kepentingannya tidak boleh dirugikan.Selanjutnya, jika Robert Hall
membuka dua toko, satu untuk pakaian pria dan satu lagi untuk pakaian perempuan
menurut kami tetap saja Robert Hall dikatakan melanggar prinsip keadilan karena jika
keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang dibutuhkan pegawai pria dan perempuan
dalam pekerjaan mereka secara substansial adalah sama. Namun, lain halnya jika
pegawai pria memiliki proporsi kerja yang lebih berat dibandingkan pegawai
perempuan maka perbedaan gaji pegawai pria yang lebih besar tidaklah menjadi
masalah dan bukan merupakan tindakan diskriminasi tenaga kerja.
• Apabila kedua toko dimiliki oleh perusahaan yang berbeda, maka menurut kami
adanya perbedaan gaji tidak menjadi masalah. Hal tersebut karena masing – masing
perusahaan memiliki kebijakan sendiri – sendiri. Pemberian gaji kepada karyawan
pada dasarnya ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diperoleh oleh masing –
masing perusahaan. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh, maka semakin tinggi
pula gaji yang akan diberikan oleh perusahaan, begitu juga sebaliknya.
2. Misalkan hanya ada sedikit pria yang melamar pekerjaan di Wilmington, sementara pelamar
perempuan sangat banyak. Apakah faktor kompetitif ini dapat dipakai sebagai pembenaran
untuk memberikan gaji yang lebih tinggi pada pegawai pria? Misalkan saja 95 persen
perempuan di Wilmington yang melamar pekerjaan di toko tersebut adalah kepala rumah
tangga dan punya anak, sementara 95 persen pria yang melamar belum berkeluarga. Apakah
faktor kebutuhan ini dapat dipakai sebagai pembenaran untuk memberikan gaji yang lebih
tinggi bagi pegawai perempuan dibandingkan pegawai pria? Mengapa? Dalam kaitannya
dengan argumen bahwa pria dapat menjual lebih baik, apakah hal ini dapat dipakai sebagai
pembenaran untuk memberikan gaji yang berbeda?
Jawab :
Menurut pendapat kelompok kami, jika hanya sedikit pria melamar pekerjaan di Wilmington
dan beberapa wanita melamar lebih banyak pekerjaan, maka faktor kompetitif ini tidak dapat
menjadi dasar bagi Robert Hall untuk membayar gaji yang lebih tinggi kepada karyawan
wanita. Andai saja Robert Hall menggunakan proporsi pelamar kerja untuk menentukan
tingkat gaji, itu berarti Robert Hall mendiskriminasi karyawannya karena Robert Hall
membayar gaji yang lebih tinggi. Formulir memberi karyawan pria lebih banyak hak istimewa,
meskipun tugasnya antara karyawan pria dan wanita. Keputusan ini juga merugikan karyawan
karena gaji tidak didasarkan pada kemampuan dan keahlian mereka.Dari kasus diatas
diandaikan jika 95% perempuan di Wilmington yang melamar pekerjaan di toko tersebut
adalah kepala rumah tangga dan punya anak, sementara 95% pria yang melamar belum
berkeluarga. Faktor kebutuhan ini juga tidak dapat digunakan untuk memberikan gaji yang
lebih tinggi kepada pegawai perempuan karena tindakan tersebut juga merupakan tindakan
diskriminasi yaitu membeda-bedakan gaji antar pegawai berdasarkan karakteristik lain yang
tidak berkaitan dengan pekerjaannya. Untuk mengatasi hal ini maka hal yang dapat dilakukan
oleh Robert Hall adalah memberikan dua jenis gaji yaitu gaji pokok dan tunjangan. Gaji pokok
diterima oleh semua pegawai sedangkan tunjangan hanya diberikan kepada pegawai baik
perempuan maupun laki-laki yang sudah memiliki keluarga dan memiliki tanggungan dengan
standar yang sudah ditentukan. Sehingga dengan kebijakan tersebut semua pegawai
memperoleh hak yang sama atas tugas yang sama tanpa melanggar haknya maupun prinsip-
prinsip keadilan. Bila dikaitkan dengan argumen bahwa pegawai pria dapat menjual pakaian
lebih baik dibandingkan pegawai perempuan, hal ini juga kurang tepat digunakan untuk
memberikan gaji yang berbeda kepada pegawai pria karena pada dasarnya gaji tersebut
diberikan kepada setiap pegawai secara periodik dengan jumlah yang telah ditetapkan pada
pertama kali bekerja. Sehingga yang dapat dilakukan dalam situasi seperti ini adalah
memberikan bonus kepada pegawai laki-laki yang dapat menjual lebih baik.
3. Jika menurut Anda manajer Robert Hall harus memberikan gaji yang sama karena mereka
melaksanakan pekerjaan yang “secara substansial sama”, apakah Anda juga berpikir bahwa
gaji haruslah dihitung sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan (misalnya dengan
menetapkan gaji berdasarkan komisi)? Mengapa? Apakah sistem komisi lebih baik dari sudut
pandang utilitarian dengan mempertimbangkan pengeluaran pembukuan yang cukup besar
untuk sistem ini? Dari sudut pandang keadilan? Menurut Anda, apa arti secara substansial
sama?
Jawab :
Menurut pendapat kelompok kami, Kelompok kami percaya bahwa dalam kasus ini, gaji harus
didistribusikan secara merata kepada semua karyawan. Jika ada perbedaan rasio gaji untuk
pekerjaan yang sama, Robert Hall akan melakukan diskriminasi terhadap karyawannya. Jika
tanggung jawab masing-masing karyawan berbeda, maka pembagian gajinya juga berbeda, itu
bagus. Untuk memberikan apresiasi kepada karyawan yang melakukan tugas berbeda, sangat
tepat menggunakan sistem komisi untuk membayar upah. Dengan bantuan sistem komisi,
Robert Hall dapat mengukur kinerja setiap karyawan dan memacu kinerjanya untuk mencapai
penjualan yang melebihi standar yang ditetapkan perusahaan. Oleh karena itu, pegawai yang
belum mendapatkan komisi dapat dibuat bekerja lebih keras untuk mendapatkan komisi, dan
pegawai yang sudah mendapatkan komisi harus terus bekerja secara aktif guna
mempertahankan atau menambah komisi yang diterima. Ketika mempertimbangkan biaya
pembukuan dari sistem komisi, dari sudut pandang utilitarian, sistem ini lebih disukai karena
komisi yang diberikan didasarkan pada persentase penjualan. Semakin tinggi persentase
pendapatan penjualan karyawan, semakin tinggi komisi karyawan. Oleh karena itu, biaya yang
dibayarkan oleh setiap karyawan berbeda, dan tidak dibayarkan secara berkala (interval tetap).
Menurut kami, secara substansial sama itu memiliki arti bahwa pada inti atau kenyataannya
adalah sama. Apabila dikaitkan dengan penyataan pada kasus diatas, berarti pada
kenyataannya baik pegawai laki-laki maupun perempuan memerlukan keahlian, usaha, dan
tanggung jawab yang sama dalam pekerjaan yang mereka lakukan.
2. Kasus yang Berkaitan dengan Etika Diskriminasi Pekerjaan

Google Dituntut Mantan Karyawan karena Diskriminasi


karyawan Google, James Damore melayangkan tuntuan kepada bekas perusahaannya. Tuntutan
tersebut mengklaim Google mendiskriminasikan laki-laki dan penganuh pandangan politik
konservatif.
Dilansir dari Bloomberg, tuntutan Damore menjelaskan kondisi diskriminasi dalam pekerjaan
dimana kehadiran karyawan perempuan dirayakan dalam pertemuan kantor. Sementara, bagi para
laki-laki dengan ras Kaukasoid justru diejek dalam pertemuan yang sama.
"Permusuhan terbuka Google terhadap pemikiran konservatif ditambah diskriminasi mereka yang
mengerikan terhadap ras dan jenis kelamin dilarang oleh undang-undang," demikian isi tuntutan
menurut pengajuan di Pengadilan Negeri San Jose, California.
Damore menuliskan dalam tuntutan tersebut, manajemen Google cukup ekstrem untuk mendorong
karyawan level manajer dalam memperkerjakan orang. Perusahaan raksasa teknologi ini memiliki
kecenderungan merugikan karyawan dengan gender laki-laki dari ras Kaukasoid.
Damore sendiri telah dipecat oleh Google pada Agustus tahun lalu karena sebuah memo internal
sepanjang 10 halaman yang akhirnya menjadi viral. Dalam memo tersebut, Damore berpendapat
bahwa perbedaan biologis menjadi alasan kurangnya perempuan yang menjadi pemimpin dalam
perusahaan teknologi.
Damore mengatakan bahwa memo itu ditulis setelah dia melakukan diskusi panjang dengan 200
pegawai Google lain termasuk staf divisi HRD. Memo tersebut ditanggapi Google secara serius
dan dinilai melanggar kode etik perusahaan dengan memajukan stereotip gender yang berbahaya
dalam lingkungan pekerjaan.
KESIMPULAN
1. Robert Hall dikatakan telah bertindak diskriminasi dilihat dari perbedaan gaji yang
diberikan antara pegawai pria dan perempuan, padahal secara substansial keahlian, usaha,
dan tanggung jawab yang mereka butuhkan adalah sama.
2. Perusahaan Google telah melakukan diskriminasi pekerjaan yaitu mendiskriminasikan laki-
laki dan penganuh pandangan politik konservatif.

DAFTAR PUSTAKA
Velasquez, Manuel G. 2014. Business Ethics: Concepts and Case Seventh Edition. England:
Pearson Limited.
Sutrisna Dewi. 2011. Etika Bisnis : Konsep Dasar Implementasi & Kasus. Cetakan
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180109171214-185-267678/google-dituntut-
mantan-karyawan-karena-diskriminasi (diakses pada 6 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai