Dosen Pengampu : Dr. Dra. Putu Saroyini Piartrini, M.M., Ak.
KELOMPOK 6 :
06 I Dewa Made Adhitya Ardhaswara 1807521119
13 Anak Agung Bagus Aris Hartawan 1807521187
20 Kadek Ema Yulistia 1807521208
27 I Wayan Kerthayasa 1807521236
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021 Pengaruh Budaya Nasional dan Gaya Negosiasi Berdasarkan Budaya China, Amerika, dan Korea.
Budaya nasional didefinisi sebagai kebudayaan dari berbagai kebudayaan daerah,
dan juga dianggap sebagai jati diri bangsa oleh masyarakat. China, Amerika Serikat, dan Korea Selatan adalah negara dengan budaya etnis yang berbeda, dan mereka berkomunikasi dengan cara yang berbeda selama negosiasi.
1. Jarak kekuasaan, Dibandingkan dengan Amerika Serikat, China dan Korea
Selatan memiliki jarak kekuasaan yang lebih jauh. Dapat dikatakan bahwa budaya nasional dan metode negosiasi memiliki pengaruh tertinggi pada kedua negara dengan nilai tertinggi tersebut, sedangkan Amerika Serikat hanya memiliki poin yang paling rendah 2. Individualism, Dibandingkan dengan China dan Korea Selatan (masing-masing 20 dan 18), Amerika Serikat memimpin dengan skor tinggi 91 poin. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pada tahap ini, Amerika Serikat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan orang-orang serta kelompok yang terkait erat dengan budaya dan budayanya sendiri. 3. Masculinitiy, Cina dan Amerika Serikat mendapat skor tinggi. Pada tahap ini, mereka akan lebih fokus pada kompetisi untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan, pendapatan, dan kemajuan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa baik China maupun Amerika Serikat cukup tinggi dalam hal budaya nasional dan metode kompensasi dibandingkan dengan korea selatan 4. Uncertainty Avoidance, Negara Cina memiliki skor yang rendah. dalam penghindaran ketidakpastian. Bahkan dalam lingkungan sosial saat ini, kebenaran mungkin relatif. Korea Selatan memiliki salah satu skor tertinggi untuk penghindaran ketidakpastian di dunia, sedangkan Amerika Serikat mendapat skor di bawah rata-rata dalam penghindaran ketidakpastian, dengan skor hanya 46. 5. Long Term Orientation, China dan Korea Selatan mendapat skor tinggi, dibandingkan dengan Amerika Serikat, ini adalah budaya yang sangat pragmatis. Pada tahap ini, orang dengan perspektif jangka panjang dapat menetapkan nilai- nilai yang terkait dengan penghargaan di masa depan, seperti ketekunan dan tabungan. Dengan cara ini, dapat dikatakan bahwa budaya nasional dan metode kompensasi China dan Korea Selatan cukup tinggi dibandingkan dengan negara- negara Amerika Serikat yang lebih rendah. 6. Indulgence, China dan Korea Selatan memiliki skor terendah, dengan China 24 dan Korea Selatan 29 dalam dimensi ini. Orang yang mendapat nilai rendah pada dimensi ini cenderung sinis dan pesimis. Pada saat yang sama, skor tertinggi Amerika Serikat adalah 68. Orang dengan skor tinggi memiliki sikap dan perilaku yang kontradiktif.