Anda di halaman 1dari 8

ETIKA BISNIS

KASUS YANG BERKAITAN DENGAN ETIKA UTILITARIANISME

Dosen Pengampu:
Dra. Ni Ketut Purnawati, M.S

OLEH
KELOMPOK 10:

I Made Michael Wijana 1807521200

Kadek Ema Yulistia 1807521208

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Etika bisnis merupakan pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam
ekonomi dan bisnis. Selain itu etika bisnis juga merupakan penerapan tanggung
jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri.
Menurut paham utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang
dilakukannya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan
masyarakat. Jadi dapat dikatakan bahwa kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang
baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai hal yang baik, bukan sebaliknya
malah memberikan kerugian.
Dalam menjalankan kehidupan bisnis suatu perusahaan pasti ingin
mendapatkan profit atau keuntungan yang besar dari penjualannya. Maka para pelaku
bisnis diberi kebebasan yang luas dalam melakukan kegiatan atau mengembangkan
perusahaannya, tapi setelah diberikan kebebasan banyak perusahaan yang
mengabaikan etika dan moral bisnis demi mendapat profit atau keuntungan semata.
Sehingga banyak munculnya kasus pelanggaran etika bisnis maka dari itu kita perlu
kasus-kasus yang pernah terjadi pada suatu perusahaan. Maka dari itu dalam makalah
ini akan dibahas kasus yang berkaitan dengan utilitarianisme:
1.1 Kasus Utilitarianisme yaitu kasus Philip Morris
1.2 Kasus Utilitarianisme yaitu pewarna Pakaian yang digunakan pada makanan
anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus yang berkaitan dengan Utilitarianisme

Kasus Philip Morris


Singkatnya, Philip Morris, dengan tenaga kerja lebih dari 144.000 orang
merupakan perusahaan rokok atau tembakau terbesar, makanan terbesar dan perusahaan
bir terbesar kedua di Amerika. Sebelum tahun 1970-an, hampir seluruh pendapatan Philip
Morris diperoleh dari tembakau. Dalam menjalani usahanya Philip Morris mendapat
kendala diantaranya tuntutan yang terkait banyaknya kasus gangguan kesehatan akibat
konsumsi rokok dan alkohol yang dijual oleh pabriknya. Selain itu banyak penelitian yang
menemukan bahwa dalam rokok terkandung zat adiktif yaitu nikotin yang menyebabkan
penggunanya mengalami kecanduan dan susah untuk berhenti. Disamping masalah
tersebut, philip morris juga dituduh telah melakukan pencucian uang dengan membeli
beberapa perusahaan makanan dengan menggunakan uang hasil dari penjualan rokok yang
telah ia produksi.
Setiap hari rokok menyebabkan kematian atas sekitar 1000 orang Amerika. Rata-
rata lima setengah menit masa hidup berkurang untuk setiap batang rokok yang dihisap.
Meskipun merokok di kalangan pria dewasa telah mengalami penurunan, namun jumlah
perempuan dewasa dan anak-anak yang merokok semakin bertambah; saat ini kanker paru-
paru menyebabkan kematian lebih besar dari kanker payudara.
Semenjak tahun 1950-an, industri tembakau telah banyak mendapat kritik dari
berbagai hasil penelitian yang mengaitkan merokok dengan penyakit kanker paru-paru dan
penyakit paru- paru kronis lain, penyakit jantung, dan cacat lahir. Tahun 1966,1969, dan
1985, Kongres menetapkan peraturan yang mewajibkan pemasangan peringatan bahaya
merokok di setiap bungkus rokok. Satu pertimbangan baru muncul tahun 1986 saat U.S.
Surgeon General dan National Academy of Sciences melaporkan bahwa orang-orang
bukan perokok juga berkemungkinan terkena penyakit kanker paru-paru akibat asap rokok
yang dihisap orang lain. Tahun 1991, U'S. Environmental Protection Agency
mengeluarkan laporan tentang risiko yang diterima oleh orang-orang bukan perokok.
Sebagai reaksi terhadap hasil temuan baru ini, beberapa pemerintah lokal menetapkan
peraturan dilarang merokok di tempat-tempat umum dan di tempat kerja, dan perusahaan
penerbangan menerapkan larangan merokok di semua penerbangan komersial di Amerika.
Saat melihat masalah-masalah yang dihadapi berbagai bisnis yang dikelola
perusahaan, pihak manajemen Philip Morris menyadari bahwa pengembangan suatu
strategi yang baik memerlukan tangan-tangan yang terampil. Perusahaan harus
membentuk strategi tingkat perusahaan dan bisnis untuk abad mendatang yang
memungkinkan mereka menghadapi berbagai ancaman diseluruh dunia.
1. Identfikasikan semua masalah moral yang muncul dari kegiatan Philip Morris dalam
industri tembakau, bir dan makanan. Diskusikan masalah - masalah tersebut dalam
kaitannya dengan pandangan utilitarian, hak, keadilan dan perhatian.
Jawaban:
a. Masalah yang kaitannya dengan pandangan Utilitarianisme
 Philip Morris diduga akan memodifikasi dan meningkatkan tingkat nikotin
yang jelas-jelas menyalahgunakan pengetahuan tentang sifat adiktif nikotin
yang menyebabkan penggunanya mengalami kecanduan dan susah untuk
berhenti hanya untuk mendapatkan keuntungan lebih.
 Philip morris sedang mencoba untuk menjauhi industri tembakau untuk
mengejar pangsa pasar di industri lain seperti makanan dan minuman. Ini
adalah kontingensi untuk mengamankan perusahaan dari kejatuhan yang akan
datang dari meningkatnya jumlah tuntutan hukum menyerang mereka, akibat
dari kegiatan mereka di industri tembakau dan alcohol
b. Masalah yang kaitannya dengan Hak
 Gugatan diajukan karena gagal untuk memperingatkan konsumen dari resiko
kesehatan. Philip morris berpendapat bahwa bahkan jika produk mereka
mempunyai resiko kesehatan, itu adalah hak individu untuk rela memikul
resiko. Mereka mengklaim bahwa perokok dapat berhenti kapan saja mereka
ingin dan bahwa individu harus dibiarkan bebas untuk menggunakan hak
pribadi mereka untuk merokok kapan, di mana, dan sebanyak yang mereka
pilih.
 Sehubungan dengan bisnis makanan mereka, philip morris memiliki hak untuk
terlibat dan berkembang didaerah ini karena telah sah membeli perusahaan
makanan. Lawan berpendapat bahwa mereka 'mencuci' dan 'mencemari' uang
rokok untuk mencapai status mereka dalam industry makanan.
c. Masalah Keadilan
Dalam keadilan untuk kerusakan yang disebabkan oleh produk mereka, Philip
Morris menghadapi tuntutan untuk membayar ganti rugi sebagai kompensasi
kesehatan untuk individu yang menderita sakit akibat konsumsi tembakau dan
alkohol.
d. Masalah Perhatian
Philip Morris tampaknya tidak benar-benar peduli pada konsumen mereka. Wajar untuk
mengasumsikan bahwa untuk perusahaan yang besar lebih peduli tentang keuntungan
dan ekspansi ketimbang memprioritaskan dalam menunjukkan perawatan asli dan
kepedulian terhadap kesehatan individu dan kesejahteraan.
2. Industri bir dan tembakau dikarakteristikkan sebagai "industri dosa". Berikan komentar
anda dalam kaitannya dengan apa yang bisa diberikan oleh teori kebaikan diatas
aktivitas perusahaan dalam industri tersebut.
Jawaban:
Teori kebaikan dalam aktivitas Philip Morris Industri bir dan tembakau
dikarakteristikkan sebagai “industri dosa”. Terkait dengan industry dosa ini mungkin
yang di maksud adalah dalam industri ini mereka memang mendapatlan keuntungan
dalam jumlah besar bila memeasarkan kedua produk tersebut namun di balik sisi
gelapnya kedua bisnis ini bila di konsumsi dalam jumlah banyak dan terus-meneruws
oleh seseorang akan menimbulkan berbagai penyakit yang akan di timbulkan di
kemudian hari. Dilihat dari sisi kebaikan dan sisi positif dari masalah ini, kasusu ini
hanya baik di sisi pemerintah dan Negara karena akan menaikan jumlah pendapatan
mereka terhadap penjualan dari Philip Morris di Negara mereka.
3. Menurut Anda, apakah tepat bila lembaga pemerintah mengambil tindakan dalam
kasus ini?
Jawaban:
Menurut kami, peran lembaga pemerintah sangat di butuhkan dalam mengambil
tindakan dalam kasus tersebut. Dalam kasus ini pemerintah harus segera mengambil
tindakan dan membuat peraturan bagi perokok untuk tidak merokok di tempat umum,
di tempat banyak orang, di tempat pelajar, dan di depan anak-anak agar mereka tidak
merasa terganggu atas para perokok ini, lalu pemerintah juga membatasi adanya iklan
tentang rokok dan bir seperti menghindari iklan dengan menganggap bahwa merokok
dan minum-minuman keras ini merupakan hal keren dan merupakan hal yang terkenal
di dalam pergaulan remaja dan masyarakat sekarang.
2.2 Pewarna Pakaian yang digunakan pada makanan anak-anak.
Sebagai contoh di satu sekolah ada penjual jajanan anak-anak yang menjual agar-
agar dan gulali (harum manis) dan ternyata pewarna yang digunakan adalah pewarna
pakaian bukan pewarna pasta makanan. Secara etis hal ini sangat tidaklah beretika, karena
akan merugikan orang lain namun dalam konsep utilitarinisme hal ini akan menghasilkan
keuntungan yang tidak sedikit bagi penjualnya karena dia mampu menggantikan pewarna
yang mahal dengan pewarna yang murah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Kasus Philip Morris
Dalam menjalankan bisnisnya Philip Morris memang mendapatkan keuntungan
yang besar dalam menjalankan bisnis merokok, namun Philip Morrispun juga harus
membayarkan ganti rugi terkait dengan masalah yang di akibatkan oleh produk mereka
ini. Dalam peran lembaga pemerintah, pemerintah pun juga harus aktif memecahkan
masalah yang di akibatkan oleh Philip Morris ini.
b. Pewarna Pakaian yang digunakan pada makanan anak-anak.
Kasus ini menyebabkan kerugian untuk anak-anak yang sudah membeli
makanan ini karena menggunakan pewarna pakaian namun menguntungkan bagi
penjual dan telah mengesampingkan hak orang lain. Disinilah letak minus prinsip
utilitarianisme walaupun menguntungkan namun pada salah seorangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis : Konsep dan Kasus Edisi ke 5. Yogyakarta :
Penerbit Andi
http://rinafebritasari.blogspot.com/2016/11/contoh-kasus-utilitarianisme-softskill.htm
diakses pada pukul 20.02 WITA tanggal 25 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai