Anda di halaman 1dari 4

FM-UDINUS-BM-04-15/R0

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITASDIAN NUSWANTORO
JL. Imam Bonjol 205-207 Semarang. Telp. 3560582, 3564647 Fax. 3564647
Homepage : http://www.dinus.ac.id Email : hospitality@fib.dinus.ac.id

UJIANAKHIRSEMESTER GANJIL 2020-2021

Mata Kuliah : Cross Cultural Understanding Jenis : Tutup buku


Hari / Tanggal : Jumat, 15Januari 2021 Waktu: 90 menit
Kelompok : C11.31-35 Dosen : Dr.Neni Kurniawati, S.S.,M.Hum.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah(sampai UTS) :

CPMK3: Mampu menjelaskan konsep dan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat seperti nilaikerja, nilai keluarga, relasi personal, ruang dan waktu, dan
sikap dalam dunia pendidikan (S06, P02, KU10, KK09)
CPMK4: Mampu menjelaskan konsep adaptasi budaya, gegar budaya, dan konflik budaya (S06,
P02, KU10, KK09)
No Uraian Soal Bobot Nilai
1 Explain the work ethic in America and Indonesia! 15
How do family values and educational values impact someone’s
2 behavior or attitude? 15

Explain the following terms and give example for each term:
a. discrimination
3 b. chauvinism 20
c. return anxiety
d. stereotype
4 Why and how does “cultural shock” happen? 15

5 Explain the stages of cultural adjustment! 15


Give anexample of cultural conflicts happening in Indonesia and
6 your opinion about it! 20

Total Bobot Nilai 100

Selamat Mengerjakan

Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Koordinator Mata Kuliah Ketua Program Studi

Dr. Neni Kurniawati, S.S., M.Hum. Dr. Sunardi, S.S., M.Pd.

Answer Key

{1:SHORTANSWER:~=answer is submitted in Google Classroom#OK}


{2:SHORTANSWER:~=answer is submitted in Google Classroom#OK}
{3:SHORTANSWER:~=answer is submitted in Google Classroom#OK}
{4:SHORTANSWER:~=answer is submitted in GoogleClassroom#OK}
{5:SHORTANSWER:~=answer is submitted in Google Classroom#OK}

Halaman 1 dari 4
FM-UDINUS-BM-04-15/R0

Answer:

1. *Etika budaya kerja di Amerika


Di Amerika budaya jam kerja di mulai pukul 8 sampai 17:30 hanya saja di Amerika
bergantung dengan musim, Pekerja Amerika rata-rata menggunakan konsep Individualis
dimana mereka mementingkan dirinya dan cenderung hanya berinteraksi dengan kelompok
lingkungan kerjanya sendiri. Pekerja di Amerika juga sangat patuh dengan aturan
pemimpinnya yang menyukai hal yang terorganisasi dengan baik dan mempunyai rencana
yang baik. Pemimpin selalu membuat panduan mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan
sebelum, saat dan sesudah sebuah pekerjaan/proyek. Pemimpin juga menyiapkan seluruh
template yang diperlukan dari awal hingga akhir proses. Setiap karyawan harus mengikuti
panduan tersebut sehingga setiap karyawan akan melalui proses yang sama. Hal ini juga
memudahkan setiap karyawan dalam melakukan pekerjaannya serta dapat lebih terlihat
kemajuan di setiap tahapan sebuah proyek. Disamping itu, akan lebih mudah bagi
karyawan lain untuk melanjutkannya proyek tersebut apabila yang bersangkutan
berhalangan karena semuanya teratur sesuai panduan yang ada serta terdokumentasi.

*Etika budaya kerja di Indonesia


Di Indonesia jam kerja di mulai berdasarkan kebutuhan para pekerja masing yang berdasar
pada jam kerja yang di sediakan. Pekerja di Indonesia lebih mementingkan gotong-royong
yang merupakan salah satu kebudayaan khas Bangsa Indonesia. Gotong-royong dapat
membuat pekerjaan cepat selesai, selain itu juga bisa menimbulkan rasa empati antar rekan
kerja yang dapat berdampak positif pada mood tim kerja. Berikutnya adalah musyawarah
secara harafiah dapat diartikan dengan berunding. Untuk para pengambil keputusan di
perusahaan, alangkah baiknya apabila segala sesuatu yang bersifat strategis dirundingkan
terlebih dahulu dan ditimbang manfaat dan risikonya. Misalnya yaitu rancangan program
dikemukakan dan didiskusikan di antara pihak-pihak yang terkait (pimpinan, bagian riset
dan pengembangan, pemasaran, keuangan). Setiap orang berhak untuk mengemukakan
pendapatnya, sehingga bisa tercapai kesepakatan. Melalui musyawarah, pengambil
keputusan bisa menghindari keputusan yang terburu-buru dan kurang tepat. Di Indonesia,
seorang junior mungkin dapat membuat lelucon atau mengajukan pertanyaan yang ramah
kepada seorang senior, tetapi hal itu sama sekali berbeda di Amerika. Senioritas sangat
jelas di junjung tinngi di negara tersebut. Meskipun demikian, junior atau bawahan harus
memanggil atasan dengan Bapak yang berarti Tuan atau Ibu yang berarti Nyonya. Tidak
diizinkan untuk langsung memanggil mereka dengan nama depan atau nama panggilan
mereka kecuali orang tersebut telah membuat pengecualian. Ini untuk menunjukkan
kesopanan dan rasa hormat. Yang terpenting, ini juga menunjukkan senioritas.

2. Alasan peran keluarga dan peran pendikan mempengaruhi perilaku seseorang adalah karena
Keluarga menjadi tempat belajar seorang anak pertama kali.Didalam keluarga terjadi
proses transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik
dari generasi sebelumnya kegenerasi yang lebih muda. Apabila keluarga sebagai unit
terkecil masyarakat tidak diberdayakan untuk lebih mampu melaksanakan tugas
pendidikan sejak anak masih kecil, maka aspek yang amat penting di dalam
kehidupan masyarakat akan terabaikan yang nantinya akan merugikan anak itu
sendirii. Orang tua yang otoriter cenderung menerapkan pengasuhan dengan banyak
perintah, serta ancaman bagi tindakan yang salah, dengan penalaran kecil. Orang tua
permisif merupakan orang tua yang menitikberatkan pada pola asuh penuh kasih
sayang kepada anak, namun kurang bijaksana, sehingga dikawatirkan anak
cenderung manja. Sedangkan yang paling baik adalah orang tua yang bijaksanaya, yaitu
paduan dari orang tua otoriter dan permisif, sehingga memberikan pola asuh secara
disiplin dantegas, namun dilandasi dengan alasan, keadilam, dan kasih saying dalam
pola asuhnya. Oleh karena itu pentingnya keluarga terutama bagi perkembangan
kepribadian seseorang. Gangguan pada pembentukan karakter seseorang mungkin
disebabkan oleh pecahnya kehidupan keluarga secara fisik maupun mental.

3. A.Diskriminasi

Diskriminasi lebih merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di
mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu.
Diskriminasi adalah suatu peristiwa yang biasanya ditemukan dalam masyarakat manusia,
itu karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan orang lain.

Halaman 2 dari 4
FM-UDINUS-BM-04-15/R0
Contoh:

 Adanya pemisahan antara orang kaya dan orang miskin.


 Karena agama yang berbeda, Intan tidak mau berteman dengan Berlian.

B. Chauvinisme

chauvinisme adalah sikap, perilaku, atau tindakan yang berlebihan bahkan rela berkorban
secara patriot dengan royalitas tinggi pada apa yang ia percayai bahkan rela mengorbankan
nyawanya. Dengan kata lain, chauvinisme merupakan fanatisme yang ekstrim.

Contoh:

ketika A. Hitler mengemukakan suatu kalimat “Deutschland Uber Alles in der Welt” yang
artinya yaitu “Jerman di atas segala-galanya dalam Dunia”. Contoh ini sering atau biasa
dipakai Jerman untuk memberi semangat seperti pada kejaran sepak bola Eropa tahun
2000.

C. Return Anxiety

Return Anxiety adalah gangguan mental yang kembali yang di ingatkan terror/kecesaman
atau biasa disebut kembalinya trauma akibat sesuatu kejadian.

Contoh;

Setelah pandemic covid masyarakat akan merasa cemas akan kembali nya covid untuk
menyerang lagi

D. Stereotype

penilaian atau anggapan terhadap seseorang berdasarkan kelompok sosial orang tersebut
berada.

Contoh: Orang padang itu pelit, Orang Batak itu kasar dll

4. Culture shock menjadi hal yang biasa ditemui oleh mereka yang tinggal dalam waktu yang
cukup lama di tempat baru, mahasiswa misalnya. Hal ini lumrah terjadi ketika seseorang
baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat baru yang asing. Tanpa sadar budaya dan
kebiasaan yang melekat pada diri seseorang berasal dari negara sendiri. Oleh karena itu,
ketika memasuki lingkungan baru, kita menyadari bahwa beberapa hal adalah berbeda dan
kita harus belajar menyesuaikan diri. Misalnya saja, keadaan lingkungan, seperti kampus
dan kelas yang tidak sesuai harapan dapat menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya
gejala culture shock.

5. Tahapan pertama yaitu the honeymoon phase


Suatu tahapan di mana kamu akan merasa bahagia setibanya di negara yang baru, apalagi
yang belum pernah kamu kunjungi sebelumnya.

Tahap kedua, the crisis phase


Yaitu perbedaan di negara baru tidak pas baik itu makanannya, logat yang susah
dimengerti, kebiasaan jual beli dan merasa kesepian. Hal tersebut hanya membuat kamu
merasa terasing dari lingkungan. Namun kamu akan segera melaluinya jika mampu
menyesuaikan diri dengan baik.

Tahap ketiga, the adjustment phasa


Dalam fase ini, kamu sudah mulai bisa berinteraksi dengan lingkungan di negara baru.

Tahap keempat, bi-cultural phase


Kamu merasa nyaman hidup dengan dua kebudayaan sekaligus. Ini merupakan indikasi
bagus, karena kamu telah berhasil melalui suatu seleksi alam kecil. Namun ada pula
mahasiswa yang terlalu memuja kebudayaan asing sehingga ketika pulang ke negeri
sendiri, ia malah merasa asing kembali.

Halaman 3 dari 4
FM-UDINUS-BM-04-15/R0
6. Contoh konflik tentang budaya yang terjadi di Indonesia:
Larangan orang jawa menikah dengan orang Sunda, Keragaman suku bangsa di Indonesia
harus diakui memang dapat menghasilkan keunikan budaya yang dimiliki tiap-tiap daerah
di Nusantara. Meski hal ini dapat menciptakan warna dalam corak kebhinekaan nasional,
tak banyak yang melihat sisi lain dari fenomena ini.

Tiap-tiap daerah mempunyai budayanya masing-masing yang melekat dengan erat sebagai
suatu identitas. Identitas-identitas itulah yang akhirnya dicerminkan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga membentuk pola dalam dinamika masyarakat. Dari dinamika tersebut,
muncul anggapan bahwa setiap suku mempunyai sifat tertentu yang hampir pasti, dan dapat
disepakati oleh kelompok masyarakat lainnya. Singkatnya, masing-masing kelompok suku
di Indonesia mempunyai stereotipnya masing-masing di mata masyarakat luas.

Oleh karena itu menurut pendapat saya tidak perlu ada kesenjangan budaya meskipun
beragam dan di era modern ini sudah seharusnya masyarkat yang beragam di Indonesia
saling menggandeng tangan meskipun berbeda pendapat antar budaya.

Halaman 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai