Anda di halaman 1dari 26

Pengertian Filsafat

Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab)


dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani filosofia 
(philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun
dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan
kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai
kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.

Dalam konteks ilmu pengetahuan pengertian fisafat sanngat sederhana


dan mudah dipahami. Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa
ada dan menyertai kehidupan manusia. Keseluruhan arti filsafat yang
meliputi berbagai masalah dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:

 Filsafat sebagai produk mencakup pengertian :

1. Pengertian filsafat yang mencakup arti filsafat sebagai jenis


pangetahuan, ilmu, konsep dari pada filsuf pda zaman dahulu, teori,
system atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses
berfilsafat dan yang mempunyai cirri-ciri tertentu.
2. Filsafat sebagai jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai
hasil dari aktifitas berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan
persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam
pengertian filsafat sebagai proses yang dinamis).

 Filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian :

Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam


proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara
dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam
pengertian ini filsafat merupakan suatu system penngetahuan yang bersifat
dinamis.
Objek Filsafat
Fisafat dapat dipahami dengan meneliti objeknya. Pra ahli menerangkan
bahwa objek filsafat itu dibedakan atas :

1. Objek material filsafat yaitu objek pembahasan filsafat yang


mencakup segala sesuatu baik yang bersifat material kongkrit seperti
manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun sesuatu yang
bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideology, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.
2. Objek formal filsafat yaitu menyelidiki segala sesuatu itu guna
mengerti hakikatnya sedalam-dalamnya. Objek formal ialah sudut
pandang yang membedakan watak fisafat dengan ilmu pengetahuan.

Sifat menyeluruh mengandung arti, bahwa cara  berpikir filsafat tidaklah


sempit, tetapi selalu melihat persoalan dari setiap sudut yang ada. Sifat
mendasar artinya bahwa untuk dapat menganalisa tiap sudut persoalan
tertentu perlu di analisis secara mendalam. Sedangkan sifat spekulatif
maksudnya bukan menganalisis suatu persoalan dengan  untung-untungan
tetapi harus memiliki dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.

Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat


Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu
system filsafat. Pengertian system adalah suatu kesatua bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu
dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Lazimnya
system memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Suatu kesatuan bagian–bagian


2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergntunngan
4. Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
(tujuan system)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri-
sendiri, fungsi sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah
suatu kesatuan yang sistematis dengan tujuan (bersama) suatu
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu
saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi.
Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran
tentang manusia yang berhubungan  dengan Tuhan, dengan diri sendiri,
dengan sesama, dengan masyarakat  bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki
oleh bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai suatu system juga dapat dipahami dari pemikiran dasar
yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam
hubungannya dengan  Tuhan Yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri,
dengan sesame manusia, dengan masyarakat bangsa dan negaranya.
Pemikiran seperti ini merupakan pola piker bangsa Indonesia. Dengan
demikian pancasila merupakan suatu system dalam pengertian kefilsafatan
sebagaimana system filsafat lainnya antara lain materialism, idealisme,
nasinalisme,dan sebagainya.

Pengertian Filsafat Pancasila Sebagai Filosofi


Menurut Para Ahli
Pengertian filsafah pancasila secara umum adalah hasil dari pemikiran
yang paling dalam yang dianggap, dipercaya dan sangat diyakini sebagai
sesuatu ( norma-norma dan nilai-nilai ) yang paling dianggap benar, paling
adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai untuk bangsa
Indonesia.

Filsafat pancasila versi Abdulgani


Menurut Abdulgani pancasila merupakan filsafat Negara yang lahir sebagai
collective ideologie ( cita-cita bersama ) dari seluruh bangsa Indonesia.

Filsafat pancasila versi Soekarno


Filsafat pancasila oleh Soekarno dikembangkan lagi sejak tahun 1955
hingga berakhirnya kekuasaannya tahun 1965. Pada saat itu Soekarno
selalu manyatakan bahwa pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang
diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya india
( hindu-budha ), Barat ( Kristen ) dan Arab ( Islam ).
Menurut Soekarno ( ketuhanan ) ialah asli berasal dari Indonesia ( keadilan
sosial ) terinpirasi dari konsep ratu adil, Soekarno tidak pernah
menyinggung atau memprogandakan ( persatuan ).

Filsafat pancasila versi Soeharto


Oleh Soeharto filsafat pancasila mengalami Indonesia, melalui filsuf-filsuf
yang disponsori Depdikbud semua elemen Barat disingkirkan dan diganti
interpretasinya dalam budaya Indonesia sehingga menghasilkan
( pancasila truly Indonesia ). Semua sila dalam pancasila ialah asli
Indonesia dan pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci ( butir-butir
pancasila ). Filsuf Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa
filsafat pancasila ialah truly Indonesia antara lain : sunoto, R. Parmono,
Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam,
Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono,
Soerjanto Poespowardojo dan Moerdiono.

Pancasila merupakan sebagai sistem filsafat yang memiliki dasar ontologis,


dasar epistemologis dan dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya
dengan sistem filsafat lain.
Secara ontologis, dari kajian pancasila merupakan sebagai filsafata yang
dimaksudkan sebagai upaya untuk dapat mengetahui pada hakekat dasar
dari sila-sila panacasila. Bahwa pada hakekatnya dasar ontologism
pancasila ialah manusia, sebab pancasila merupakan subjek hukum pokok
dari pancasila itu sendiri. Kemudian pada hakekatnya manusia itu ialah
semua kompleksitas makhluk hidup baik sebagai makhluk indivindu
sekaligus juga sebagai makhluk sosial.
Secara lebih lanjut hal ini bisa dijelaskan bahwa yang berketuhanan yang
maha esa, yang berkemanusian yang adil dan beradab, yang berpersatuan
Indonesia, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serat yang berkeadilan sosial adalah
manusia.
Dari bidang ilmu epistemologis filsafat pancasila dalam arti sebagai upaya
untuk mencari kebenaran pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan.
Dalam persoalan mendasar epistemologis dibagi menjadi 3 yaitu :

 Tentang sumber pengetahuan manusia


 Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
 Dan tentang watak pengetahuan manusia

Bahwa tentang sumber pengetahuan pancasila, sebagaimana telah


diketahui bahwa pancasila digali dari nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia
itu sendiri, serta dirumuskan secara bersama-sama. Pancasila juga
sebagai suatu sistem pengetahuan yang memiliki susunan yang bersifat
formal logis, baik dalam arti susunan sila-silanya maupun isi arti dari sila-
silanya. Selanjutnya sila-sisla pancasila merupakan sebagai suatu sistem
filsafat yang juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologinya yaitu nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga merupakan suatu
kesatuan.

Kesatuan Sila-Sila Pancasila

 Susunan Pancasila yang Bersifat Hirarkhis dan Berbentuk Piramidal

Sifat hirarkis dan bentuk piramidal itu tampak dalam susunan Pancasila, di
mana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila
lainnya, sila kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila
ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama
dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila
keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta
mendasari dan menjiwai sila kelma, sila kelima didasari dan dijiwai sila
pertama, kedua, ketiga dan keempat.

 Sila -sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi

Hal  ini dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung  nilai ke empat sila
lainnya dengan kata lain dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualififikasi keempat sila lainnya.

 Kesatuan Sila-Sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia tercantum dalam


pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 pada alinea keempat,
merupakan suatu kesatuan yang utuh secara sistematis. Pancasila
merupakan suatu lima dasar yang tunggal, yang tiap-tiap sila harus
mengandung keempat sila yang lain.
Tiap sila tidak boleh terlepas dari sila yang lain, tiap sila tidak boleh
bertentangan dengan sila yang lain. Pancasila sebagai dasar Negara
falsafatah Negara ditegaskan dalam pembukaan Undang- Undang Dasar
1945, yaitu :

 Ketuhanan Yang Maha Esa


 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
 Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat memiliki


dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis sendiri yang
berbeda dengan sitem fisafat yang lainnya, misalnya materialism,
liberalism dan sebagainya.

 Dasar Ontologis Sila-Sila Pancasila


Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki
hakekat mutlak monoprulalis, oleh karena itu hakekat dasar ini juga disebut
dasar antropologis.

 Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancasila

Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan


dengan dasar ontologisnya. Oleh karena itu dasar epistemologis Pancasila
tidak dapat dipisahkan  dengan konsep dasarnya tentang hakekat
manusia. Terdapat  tiga permasalahan mendasar dalam epistemologi, yaitu
: pertama tentang sumber pengetahuan manusia, kedua tentang teori
kebenaran pengetahuan manusia, ketiga tentag watak pengetahuan
manusia.

 Dasar Aksiologis Sila-Sila Pancasila

Sila-sila Pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu


kesatuan dasar aksiologisnya, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.Terdapat
berbagai macam teori tentang nilai dan hal ini sangat tergantunng pada titik
tolak dan sudut pandangnya masing-masing dalam menentukan pengertian
nilai dan hirarkinya.

 Pancasila sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan


Negara RI

Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa dan negara RI


karena pancasila bersifat kekal dan abadi. Nilai-nilai Pancasila oleh bangsa
Indonesia diyakini sebagai filsafat (pandangan hidup) yang paling baik,
benar, adil dan bijaksana dalam memedomani kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegaradan melekat pada kelangsungan hidup bangsa
Indonesia. Jadi, berfilsafat fundamental. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa nilai-nilai Pancasila merupakan nilai dasar fundamental bagi bangsa
dan Negara Republik Indonesia.
 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
 Pengertian Ideologi

Secara etimologis, Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu eidos dan
logos. Eidos berarti gagsan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara
etimologis ideology adalah berbicara tentang gagasan atau ilmu yang
mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud disini adalah
gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam
kehidupan masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah Negara di
mana mereka berada.
Dalam beberapa kamus atau referensi, dapat terlihat bahwa defenisi
Ideologi ada beberapa macam, diantaranya yaitu :

Baca Juga : Pengertian PERDA Dan PERGUB Lengkap Dengan


Perbedaan Serta Mekanismenya

 Defenisi Ideologi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi)

Ideology adalah ajaran, doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang di


susun secara sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam
menanggapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam
masyarakat, berbangsa dan bernegara.

 Defenisi yang dikemukakan oleh Prof.Dr. Maswadi Rauf, ahli Ilmu


Politik UI

Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk


menjadi landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan atau
kesejahteraan bersama. Berdasarkan defenisi Ideologi Pancasila di atas,
dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang
meliputi sila-sila Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, alinea IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :


1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.
2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn
dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang
dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita


negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem
kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi
tujuan hidup berbangsa dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR
No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4,
ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan
secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 Pancasila sebagai Ideologi terbuka

Ideologi terbuka adalah  ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi


yang lain. Artinya, ideologi Pancasila dapat mengikuti peerkembangan
yang terjadi pada Negara lain yang memiliki ideologi yang berbeda dengan
pancasila dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan
karena  ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi :

1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila Pancasila.


2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi,
sasaran serta lembaga pelaksanaanya.

Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu


realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari
dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Makna Nilai- Nilai Setiap Sila Pancasila


Nilai-nilai yang di kandung pancasila dapat di bagi menjadi lima sesuai
dengan jumlah silanya yaitu :
1. Nilai dan jiwa religious (nilai ketuhanan)
2. Nilai dan jiwa kemanusiaan
3. Nilai dan jiwa persatuan
4. Nilai dan jiwa kerakyatan
5. Nilai dan jiwa yang berkeadilan social

 Arti dan Makna Sila Ketuhanan yang Maha Esa


1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab
pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing
dan beribadah menurut agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan
beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi
ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-
masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama
dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik
agama.

 Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk


Tuhan
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah.

 Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia

1. Nasionalisme.
2. Cinta bangsa dan tanah air.
3. Menggalang persatuan dan kesatuan Indonesia.
4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan
perbedaan warna kulit.
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.
 Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

1. Hakikat sila ini adalah demokrasi.


2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara
bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama.
3. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama.

 Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat


Indonesia

1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis


dan meningkat.
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi
kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing.
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat
bekerja sesuai dengan bidangnya.

Fungsi Filsafat Pancasila


Untuk mengetahui fungsi filsafat Pancasila, perlu dikaji ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang diikat oleh
filsafat.

1.  Memberikan jawaban atas pertanyaan fundamental dalam


kehidupan bernegara. Ternyata segala aspek berkaitan erat dengan
kehidupan dan kelangsungan hidup negara. Oleh karena itu, fungsi
Pancasila sebagai filsafat harus memberikan jawaban mendasar
tentang hakikat kehidupan bernegara, yaitu dalam susunan politik,
sistem politik, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-
dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Semua tadi harus dapat
dijelaskan oleh filsafat Pancasila.

2. Mencari kebenaran tentang hakikat negara, ide negara, tujuan


negara. Dasar negara kita ada lima dasar, yang satu sila dengan sila
lainnya saling berkait. Kelimanya merupakan kesatuan utuh, dan
tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberi arah dan dasar
kepada sila yang lainnya. Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar
negara mampu menjawab pertanyaan tentang “hakikat negara”.

3. Berusaha menempatkan dan menjadikan perangkat dan berbagai


ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan bernegara.
Fungsi filsafat akan terlihat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan
teratur. Contohnya, di dunia Barat yang liberal, kita menemukan
pengembangan ilmu yang didasarkan pada tujuan pengembangan
liberalism.

https://www.slideshare.net/Sheanggraini/ppt-filsafat-pancasila

FILSAFAT PANCASILA :
Pengertian, Sistem, Fungsi, Kajian
(Lengkap)
 Muthmainnah  January 9, 2019  Science  No Comments

Filsafat Pancasila – Filsafat sangat berarti bagi kehidupan pribadi manusia dan banyak
orang. Dilsafat sebagai ilmu telah lama dikembangkan oleh para pemikir di berbagai belahan
dunia.
Apabila seseorang memahami filsafat sesuai dengan tujuan dan cita-cita masing-masing
individu, maka hal itu dapat membantu kematangan dan kebijaksanaan seseorang. Terlebih
untuk seorang mahasiswa, salah satu filsafat yang cocok untuk dipahami adalah filsafat
pancasila.
Pancasila digunakan sebagai falsafah dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai salah satu pedoman bernegara, sudah seharusnya pada masyarakarat dan seseorang
yang mengaku sebagai warga negara Indonesia memahami tentang pengertian filsafat
pancasila. Para filsuf telah menyumbangkan pemikiran dan karya mereka untuk kehidupan,
termasuk juga untuk sistem pemerintahan.
Daftar Isi
 Pengertian Filsafat Pancasila Secara Umum
 Pengertian Filsafat Pancasila Menurut Tokoh atau Ahli
 Kajian Ontologis Filsafat Pancasila
 Kajian Epistimologis Filsafat Pancasila
 Kajian Aksiologis Filsafat Pancasila
 Sistem Filsafat Pancasila
 Mengapa Harus Filsafat Pancasila
 Filsafat Pancasila dalam Konteks Kewarganegaraan
PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SECARA UMUM

Filsafat Pancasila
Terdapat berbagai jenis filsafat, salah satunya juga terdapat filsafat pancasila. Beberapa ahli
mengatakan bahwa filsafat ini merupakan bagian dari filsafat timur yang berdasar dari
ketuhanan dan keagamaan (theisme-religius).
Sebaliknya, sebagian orang di negara barat percaya pada Tuhan tetapi tidak menganut agama
tertentu. Filsafat pancasila hadir sebagai jati diri luhur yang membedakan bangsa Indonesia
dengan negara lainnya.
Filsafat pancasila adalah hasil pemikiran yang paling mendalam dan dianggap telah dipercaya
serta diyakni sebagai suatu kesatuan dari norma dan nilai yang paling dianggap benar, adil,
bijaksana, paling baik dan paling sesuai dengan kaidah didirikannya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pancasila sebagai falsafah dapat diartikan sebagai pandangan hidup
dalam kegiatan praktis.
Dalam pengertian lain, filsafat pancaila merupakan penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai
pedoman atau pandangan hidup bernegara, pada prinsipnya pancasila sebagai filsafat yakni
perluasan manfaat dari yang bermula sebagai dasar dan ideologi berkembang menjadi produk
filsafat (falsafah).
Menyusul hal tersebut, filsafat pancasila berarti mempunyai fungsi dan peranan untuk
manusia sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkah laku sebagai bentuk
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk bangsa Indonesia.
Pada hakikatnya pancasila memiliki sistem nilai yang di dapat dari pengertian nilai-nilai
dasar luhur kebudayaan bangsa Indonesia. Dari unsur-unsur kebudayaan tersebut berakar dan
mengalir sehingga membuat secara keseluruhan menjadi terpadu menjadi kebudayaan bangsa
Indonesia.
Hal inilah yang menjadi hasil dari perenungan jiwa mendalam yang dilakukan oleh para
tokoh pendiri bangsa (Founding Father) bangsa Indonesia dan merumuskannya ke dalam
suatu sistem dasar negara, dari situlah muncul Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA MENURUT
TOKOH ATAU AHLI

Filsafat Pancasila
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa pengertian filsafat pancasila secara umum adalah
filsafat pancasila sebagai hasil dari pemikiran yang paling mendalam yang dianggap, paling
dipercaya dan sangat diyakini sebagai suatu norma dan nilai yang dianggap paling benar,
adil, bijaksana paling baik dan paling sesuai untuk bangsa Indonesia.
Selain secara pengertian secara umum, untuk mengetahui pengertian filsafat secara
keseluruhan kita perlu memahami dan mengerti pengertian filsafat menrurut tokoh atau para
ahli dari dalam negeri ini. Karena pada dasarnya, pengertian mengenai filsafat pancasila
seharusnya tidak langsung ditelan secara mentah-mentah, perlu analisi dan pemahaman yang
cermat.
Glucoactive

1. IR. SOEKARNO.
Bagi sosok Soekarno, filsafat pancasila merupakan filsafat asli dari Indonesia yang diambil
dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen)
dan Arab (Islam).
2. SOEHARTO
Filsafat pancasila mulai mengalami perubahan, melalui para filsuf yang lahir dari Depdikbud,
semua elemen Barat disingkirkan dan diganti dengan interpretasi dalam budaya Indonesia
(Pancasila truly Indonesia).
3. RUSLAN ABDULGANI
Ahli ini memiliki pendapat bahwa Pancasila itu adalah filsafat dari negara yang terlahir
sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh rakyat dan bangsa Indonesia.
4. NOTONAGORO
Notonagoro mengatakan bahwa filsafat pancasila memberikan pengetahuan dan pengertian
ilmiah mengenai hakikat pancasila. Menurutnya, secara ontologi kajian pancasila sebagai
filsafat dimaksudkan untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila yang terkandung di dalam
pancasila.
KAJIAN ONTOLOGIS FILSAFAT PANCASILA

Filsafat Pancasila
Seperti yang dikemukakan oleh Notonagoro bahwa filsafat pancasila secara kajian ontologis
dimaksudkan sebagai cara untuk mengetahui hakikat dasar sila-sila yang terkandung di dalam
pancasila. Pada sisi lain, Notonagoro juga menyebut bahwa hakekat dasr ontologis pancasila
adalah manusia, hal itu dikarenakan manusia merupakan subjek hukum pokok dari sila-sila
pancasila.
Kaelan menjelaskan lebih lanjut bahwa berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang
adil dan beradab, berkesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmad
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia pada hakekatnya adalah manusia.
Oleh karena itu secara Ontologis hakekat dasar dari keberadaan sila-sila pancasila adalah
manusia. Notonagoto lebih lanjut menyebutkan bahwa manusia sebagai pendukung pokok
sila-sila pancasila memiliki hak-hak muthlak.
Hal-hak muthlak tersebut terdiri atas susunan kodrat, jiwa dan raga, jasmani dan rohani serta
sebagai makhluk individu dan sosial serta kedudukan kodrat sebagai makhluk pribadi dan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Hal ini berarti bahwa dalam setiap penyelenggaraan negara harus dijabarkan dan memiliki
sumber pada nilai pancasila, seperti bentuk negara, sifat negara, tujuan negara, tugas negara
dan kewajiban negara, warga negara, sistem hukum negara, moral negara serta aspek
penyelenggara lainnya.
KAJIAN EPISTIMOLOGIS FILSAFAT PANCASILA

Filsafat Pancasila
Kajian Epistimologis filsafat pancasila bertujuan sebagai upaya untuk mencari hakekat
pancasila yang memiliki fungsi sebagai suatu sistem pengetahuan. Epistimologis merupakan
bidang filsafat yang membahas mengenai hakekat ilmu pengetahuan, oleh karena itulah
mengapa hal ini dapat dilakukan. Selain itu, kajian epistimologis tidak dapat dipisahkan
dengan dasar ontologisnya.
Pada dasarnya dalam hal ini pancasila sebagai objek kajian pengetahuan yang pada
hakekatnya meliputi masalah sumber pengetahuan pancasila dan susunan pengetahuan
pancasila dimana hal itu terdapat pada nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia it sendiri.
Selanjutnya susunan pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan maka pancasila memiliki
susunan yang bersifat formal logis, baik dalam arti susunan sila-sila pancasila maupun isi arti
dari sila-sila tersebut.
Sebagai suatu paham epistimologi, maka pancasila mendasarkan pandangannya bahwa ilmu
pengetahuan tidak bebas nilai karena pancasil harus diletakkan pada kerangka moralitas
kodrat manusia, berikut susunan sila tersebut.
1. Sila pertama pancasila mendasari dan menjiwai empat sila lain.
2. Sila kedua berdasar pada sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga, empat dan lima.
3. Sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan
lima.
4. Sila keempat berdasar dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga serta mendasari dan menjiwai sila
kelima.
5. Sila kelima, berdasar dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Dasar-dasar rasional logis pancasila juga menyangkut kualitas maupun kuantitas, selain itu
juga menyangkut isi arti sila-sila pancasila tersebut. Sila ketuhanan Yang Maha Esa
memberikan landasa kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi.
Manusia pada hakekatnya memiliki kedudukan dan kodratnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, maka sesuai dengan sila pertama, epistimologi pancasila juga mengakui kebenaran
wahyu yang mutlak.
Kebenaran dan pengetahuan manusia kemudian dijadikan sebuah sintesa yang harmonis
antara potensi-potensi kejiwaan manusia yakni, akal,rasa dan kehendak untuk mendapatkan
kebenaran. Selain itu, dalam sila ketiga keempat dan kelima, epistimologi pancasila
mengakui keberadan kebenaran konsensus terutama pada hakekat sifat kodrat sebagai
makhluk individu dan sosial.
KAJIAN AKSIOLOGIS FILSAFAT PANCASILA

Filsafat Pancasila
Kajian aksiologis filsafat pancasila bertujuan untuk membasah tentang nilai praktis atau
manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila, hal ini dikarenakan sila-sila pancasila
mermiliki satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu kesatuan.
Aksiologis pancasila memiliki arti bahwa seseorang membahas tentang filsafat nilai
pancasila. Seperti sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Artinya ada sifat dan kualitas yang melekat pada sesuatu tersebut, seperti indah
dan baik, sifat-sifat tersebut pastinya terkandung dalam pancasila sebagai filsafat atau
falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Notonagoro merinci tentang nilai yang ada bersifat material dan non material, dalam
hubungan ini manusia memiliki orientasi nilai berbeda yang bergantung pada pandangan
hidup dan filsafat hidup masing-masing.
Terdapat kelompok yang mendasarkan pada orientasi nilai material tetapi juga ada yang
mendasarkan pada nilai nonmaterial. Nilai material relatif lebih mudah diukur menggunakan
panca indera atau alat pengukur.
Selain itu, Notonagoro juga beranggapan bahwa nilai-nilai pancasila itu termasuk nilai
kerohanian, nilai ini mengakui nilai material dan nilai vital. Dengan demikian pancasila yang
tergolong nilai kerohanian juga mengandung nilai-nilai lain, seperyi nilai kerohanian dan
harmonis seperti nilai material, nilai vital nilai kebaikan, kebenaran, keindahan dan estetis.
Terdapat berbagai macam teori mengenai nilai dan sangat bergantung pada titik tolak serta
sudut pandang masing-masing dalam menentukan penilaian. Kalangan materialis memandang
bahwa hakekat nilai yang tertinggi adalah nilai material, sementara kalangan hedonis
berpandangan nilai tertinggi adalah kenikmatan.
Jadi, secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung dari nilai-nilai pancasila
sebagai bangsa yang berkeuhanan, berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan
dan yang berkeadilan sosial. Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia menghargai,
mengakui, dan menerima pancasila sebagai sesuatu yang bernilai.
Pengakuan, penghargaan, dan penerimaan pancasila sebagai suatu yang bernilai itu tampak
pada sikap, tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia. Apabila hal tersebut telah tampak
pada bangsa Indonesia, maka bangsa inilah yang merupakan pengemban dalam sikap, tingkah
laku dan perbuatan.
SISTEM FILSAFAT PANCASILA

Filsafat Pancasila
Susunan pancasila yang hierarkhis berbentu piramida merupakan gambaran hubungan
hierarkhi sila-sila dari pancasila sesuai dengan urutan dan juga dalam hal sifat masing-masing
yang dimiliki sila-sila tersebut. Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat
dan muthlak, apabila urutan itu dipandang tidak demikian maka mereka akan terpecah.
Pancasila dengan lima silanya pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Maksud dari
sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling memiliki
kerja sama untuk mendapatkan atau meraih tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sila-sila pancasila yang merupakan hakikat dasar
adalah suatu kesatuan yang organis.

Antara sila satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling berhubungan dan bahkan saling
mengkualifikasi. Dalam penjelasan yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa kelima
pancasila sekaligus tersebut saling mempunyai berhubungan, saling melengkapi dan saling
membuat masing-masing sila menjadi lebih mulia maknanya.
Dengan demikian maka pancasila pada dasarnya merupakan sistem filsafat, dalam artian
bahwa bagian-bagian pancasila yang paling menonjol adalah sila-silanya saling berkaitan erat
sehingga membentuk suatu struktur menyeluruh, dari struktur yang terbentuk itu munculah
nilai-nilai kebijaksanaan dan cinta.
MENGAPA HARUS FILSAFAT PANCASILA

Filsafat Pancasila
Mengapa negara Indonesia harus memilih filsafat pancasila sebagai dasar atau pedoman atau
pandangan hidup berbangsa dan bernegara (ideologi). Awalnya, ideologi diartikan sebagai
kajian terhadap ide.
Pada sisi lain ideologi pada masa-masa awal merupakan teori ide-ide untuk pembangunan
lembaga-lembaga masyarakat. Akan tetapi, salah satu penguasa kala itu, Napoleon Bonaparte
menyebut orang-orang yang aktif didalamnya (ideologis) dianggap sebagai sekelompok
pelamun yang berpikir tidak praktis.
Seiring perkembangan ideologi yang sebelumnya berkonotasi negatif, kini mengalami
perubahan makna menjadi lebih positif. Secara sederhana, ideologi disebut sebagai nilai-nilai
atau cita-cita luhur yang dipercayai oleh seseorang, kelompok, masyarakat, bangsa dan
negara dalam kesehariannya. Sebagai ideologi, pancasila merupakan nilai, norma, cita, acuan
dalam mencapai tujuan bangsa.
Pancasila merupakan ideologi terbuka yang mampu berselaras dengan dinamika kehidupan
masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi yang dipilih bukan karena yang paling
benar, karena kebenaran mutlak sebuah ideologi bukanlah diskusi di ranah pendidikan.
Namun, yang harus diperhatikan adalah bagaimana pancasila adalah model ideologi satu-
satunya yang ada di dunia yang hadir dalam batin dan budaya bangsa Indonesia sejak
sebelum merdeka hingga hari ini.
FILSAFAT PANCASILA DALAM KONTEKS
KEWARGANEGARAAN

Filsafat Pancasila
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang juga merupakan filsafat hidup bangsa
Indonesia, pada hakekatnya merupakan nilai-nilai bersifat sistematis, fundamental dan
tersebar secara keseluruhan. Maka dari itu, sila yang terdapat pada pancasila juga merupakan
suatu nilai yang bersifat utuh, bulat, hierakhis dan sistematis.
Lebih lanjut, maka dalam pengertian ini sila-sila dalam pancasila merupakan suatu sistem
filsafat yang memiliki konsekuensi tidak terpisah dan tidak memiliki makna sendiri-sendiri,
melainkan memiliki hubungan atau esensi serta makna yang utuh.
Filsafat pancasila untuk bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki makna
bahwa setiap aspek kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara harus berdasar pada
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Filsafat kenegaraan bertolak dari pandangan negara adalah suatu persekutuan hidup individu
atau kelompok, yang merupakan masyarakat hukum.
Negara yang didikan oleh sekelompok atau organisasi manusia berdasar pada kondrat bahwa
manusia sebagai warga negara, sebagai persekutuan hidup yang berarti memiliki kedudukan
kodrat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila pertama). Negara yang merupakan
persekutuan hidup dan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pada hakekatnya hal itu bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk yang berbudaya dan beradab (sila kedua). Sementara itu, negara juga merupakan
suatu organisasi hidup manusia yang harus membentuk ikatan suatu bangsa (sila ketiga).
Terwujudnya persatuan dan kesatuan melahirkan suatu bangsa yang hidup di dalam suatu
wilayah tertentu di negara, sehingga diperlukan sifar demokatis yang meliputi hak serta
kekuasaan bagi rakyat yang harus dijamin, baik secara indvidu maupun secara bersama (sila
keempat).
Menyusul hal itu, maka dalam hidup bernegara harus mewujudkan jaminan perlindungan
bagi seluruh warga, untuk mewujudkan tujuan seluruh masyarakat diperlukan prinsip
keadilan yang timbul dalam kehidupan bersama (sila kelima).
Secara keseluruhan filsafat Pancasila untuk kewarganegaraan adalah pemahaman seorang
manusia atau warga negara Indonesia mengenai dasar negara, pedoman, dan tata cara
berkehidupan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Boleh copy paste, tapi jangan lupa cantumkan sumber. Terimakasih
Filsafat Pancasila
KASUS 2:
Suara Merdeka, 24 April 2012

NKRI Harga Mati

KRISIS kebangsaan yang melanda sebagian generasi muda Indonesia menjadi keprihatinan
semua pihak. Karena itu, semangat untuk tetap menjunjung tinggi dan terus mengamalkan
ajaran Pancasila sebagai ideologi bangsa harus dihargai.
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila inilah yang kini juga terus dipegang
teguh oleh Yudo Fistiono Sudiro SH (44), ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda
Pancasila Kabupaten Banyumas, yang baru dilantik kemarin.
Pria kelahiran 23 Mei 1967 itu memahami betul saat ini tantangan terberat yang dihadapi
pemuda Indonesia di antaranya adanya krisis kecintaan terhadap Pancasila dan NKRI.
Masih Minim
Itu terjadi karena derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang individualis, pragmatis
dan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih minim.
''Bagi saya mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa itu harus tetap abadi sampai
kapan pun dan kecintaan terhadap Tanah Air juga harga mati,'' kata suami Tri Setiati (31)
tersebut.
Sehingga dalam mengemban misi kepengurusannya empat tahun ke depan (2012-2016),
keanekaragaman warna organisasi tersebut ibarat miniatur kebangsaan yang terkandung
dalam nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Anggota sangat beragam dari berbagai latar belakang, namun tetap bisa satu karena sudah
tertanam sebagai seorang pancasialis dan nasionalis.
Kecintaan terhadap Tanah Air menurut putra pertama dari lima bersaudara pasangan Sudiro
Bekti (67) dan Sri Subekti (65) juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Di antaranya, terlihat dari dua nama putranya semua diselipkan kata-kata nusantara. Putra
pertama dinamai Setia Nusantara Nayakapraja (11) dan putra kedua Kineta Energik Anura
Nusantara (6).
''ibaratnya darah yang mengalir dalam diri saya adalah darah Pancasila, sehingga apapun akan
saya lakukan demi menjaga kebesaran ideologi bangsa yang dicetuskan Bung Karno,'' kata
warga RT 1/RW 6  Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan itu.
Tempaan di berbagai organisasi mulai semasa masih menjadi mahasiswa, hingga menjadi
ketua MPC PP Banyumas cukup mengembleng mental dan dedikasi untuk terus mencintai
bangsa ini dengan kiprah nyata. (Agus Wahyudi-17)
ANALISIS:
Memang benar bahwa saat ini generasi muda mengalami krisis kecintaan terhadap Pancasila,
dikarenakan semakin derasnya pengaruh budaya barat, gaya hidup yang individualis,
pragmatis, dan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan yang masih minim. Misalnya
semakin maraknya perkembangan geng motor di kalangan pemuda saat ini.
Untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila yang mulai luntur dapat dilakukan misalnya
melalui pendidikan Pancasila, yang saat ini telah diajarkan kembali.
Jika suatu organisasi anggotanya memiliki jiwa yang pancasilais dan nasionalis maka pasti
organisasi itu akan bersatu, begitu pula dengan negara Indonesia apabila warga negara sudah
tertanam jiwa pancasilais dan nasionalis maka negara tersebut juga akan bersatu, walaupun
berasal dari berbagai latar belakang yang beragam.
Pancasila yang berkedudukan sebagai ideologi terbuka, dalam hal ini memang memberi
keleluasaan untuk mengikuti perkembangan jaman menuju berkembangnya cipta, rasa, dan
karsa yang maju dan mandiri untuk menyongsong dinamika kehidupan.  Keterbukaan bukan
berarti perubahan-perubahan itu mengubah nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi
bangsa, tetapi mengekplisitkan wawasanya secara lebih kongkrit sehingga memiliki
kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah yang baru.
Dalam menjabarkan nilai-nilai Pancasila menjadi semakin operasional dan dengan demikian
semakin menunjukkan fungsinya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai masalah
dan tantangan dewasa ini perlu diperhatikan beberapa dimensi yang menunjukkan ciri khas
dalam orientasi Pancasila yaitu dimensi teologis bahwa nasib ditentukan oleh ridho ilahi dan
usaha manusia, dimensi etis yang menunjukan bahwa dalam Pancasila, manusia dan martabat
mempunyai kedudukan yang sentral, selanjutnya dimensi integral-integratif yang
menempatkan manusia tidak secara individualisme melainkan dalam konteks struktural.Itulah
mengapa mempertahankan Pancasila sebagai ideologi bangsa itu harus tetap abadi sampai
kapan pun dan kecintaan terhadap Tanah Air juga harga mati.
Apa yang dilakukan oleh pasangan Sudiro Bekti (67) dan Sri Subekti (65) dalam berita
tersebut patutlah kita contoh karena begitu cintanya terhadap Pancasila yang dibuktikannya
dalam hidup sehari-hari. Untuk terus menjaga kebesaran ideologi negara dan untuk terus
mencintai bangsa ini dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya yang berkaitan dengan sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kita dapat
merealisasikannya dengan menjalankan aturan agama yang dianut masing-masing individu
tanpa mengganggu agama lain. Berkaitan dengan sila kedua “Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab” yaitu dengan menghargai hak-hak asasi setiap warga negara tanpa merugikan hak
orang lain. Selanjutnya kiprah nyata dari nilai sila ketiga “ Persatuan Indonesia” dapat
dilakukan dengan menghargai perbedaan yang ada dan menjadikannya sebagai
keanekaragaman yang memberi warna tersendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sila keempat “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan
perwakilan” yang dalam hal ini setiap permasalahan yang timbul haruslah dimusyawarahkan
dengan jalan damai tanpa mementingkan kepentingan individu dan golongan tetapi harus
mengupayakan demi kebaikan bersama. Sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”  bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil, baik dibidang
politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan bidang-bidang lainnya. Cara yang dilakukan dalam
mencapai tujuan dalam setiap bidang tersebut juga harus adil.

Kabul Budiyono. 2009. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.
Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Tukiran Taniredja, dkk. 2011. Pendidikan Pancasila untuk Mahasiswa. Bandung: Alfabeta.
_Diunduh dari
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai yang dikandung oleh Pancasila sebagai dasar
dan pandangan hidup dalam kehidupan bernegara. Pada dasarnya, Pancasila sebagai filsafat
adalah perluasan manfaat dari Pancasila yang awalnya merupakan dasar dan ideologi, lalu
merambah menjadi produk filsafat. Seperti apakah contoh filsafat Pancasila ini? Yuk, simak
terus artikel ini!. Pancasila, ketika menjadi produk filsafat, akan digunakan sebagai
pandangan hidup dalam kegiatan praktis. Filsafat Pancasila ini akan berfungsi dan berperan
selayaknya pedoman dan pegangan dalam bersikap, bertingkah laku dan bertindak dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Filsafat Pancasila, yang memiliki prinsip-prinsip filsafat pancasila tersendiri, juga memiliki
arti bahwa Pancasila mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang bisa menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Hal ini didasari oleh oleh hakikat Pancasila
yang memiliki sistem nilai yang diperoleh dari penggalian dan pengejawantahan nilai-nilai
luhur mendasar dari kebudayaan Indonesia di sepanjang sejarahnya. Lalu, apakah
ada karakteristik filsafat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Berikut ini
adalah karakteristik filsafat Pancasila beserta penjelasan singkatnya:
1. Sila-sila dalam Pancasila adalah sebuah kesatuan yang utuh – sila-sila yang ada
dalam Pancasila saling menjiwai satu sama lain. Sila pertama dalam Pancasila, yaitu
Ketuhanan yang Maha Esa, menjadi dasar dan jiwa dari sila Pancasila selanjutnya.
Demikian halnya sila selanjutnya juga mendasari sila-sila setelahnya. Pada akhirnya,
pengamalan dari nilai-nilai dasar Pancasila ini akan menjadi sebuah kesatuan yang
utuh dan tidak dapat saling bertentangan.
2. Pancasila sebagai sebuah substansi – artinya dalam pengamalan Pancasila harus
sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Ada tiga nilai yang harus
diperhatikan dalam Pancasila, yaitu nilai dasar, nilai praktis dan nilai material.
3. Pancasila sebagai sebuah realita – artinya, Pancasila hendaknya ada dalam setiap
diri warga negara Indonesia sebagai kenyataan dalam hidup bangsa. Kedudukan
Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari dari bangsa Indonesia
akan terus tumbuh, hidup dan berkembang. Maka, sebagai warga negara Indonesia
diwajibkan untuk menaati dan mengamalkan Pancasila.
4. Monotheis religious – artinya Indonesia berdasarkan pada ketuhanan yang maha esa,
yaitu Tuhan yang tunggal. Hal ini jelas disebutkan dalam sila pertama Pancasila.
Urusan keagamaan ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjamin
keamanan dan ketertiban kehidupan beragama di Indonesia.
5. Monodualis dan monopluralis – monodualis berarti dwi tunggal, yang berkaitan
dengan sifat manusia sebagai makhluk individual sekaligus makhluk sosial.
Sementara itu, monopluralis berarti kesatuan yang jamak atau berbeda-beda. Artinya,
di Indonesia terdapat keanekaragaman pada semua komponen bangsa, baik suku,
agama, ras, budaya, dan lain-lain.
Setelah mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh filsafat Pancasila di atas, kini kita bisa
lebih mengamati apa saja contoh filsafat Pancasila, terutama yang ada di kehidupan kita
sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut ini adalah beberapa
contoh filsafat Pancasila yang bisa kita pelajari dan amalkan dalam kehidupan kita:
 Menjaga Toleransi
Sudah dibahas secara singkat sebelumnya bahwa salah satu karakteristik dari filsafat
Pancasila adalah monodualis dan monopluralis. Terkait karakteristik ini, contoh filsafat
Pancasila yang bisa diterapkan dalam keseharian kita adalah menjaga toleransi antar individu
dan kelompok. Sebagai manusia, tidak bisa dipungkiri bahwa kita membutuhkan kehidupan
sosial dengan berinteraksi dengan manusia lainnya. Di saat yang sama, setiap manusia
memiliki perbedaan, terutama di Indonesia yang memiliki begitu banyak keragaman budaya,
ras, suku, agama dan lain sebagainya. Di sinilah fungsi toleransi dalam kehidupan dan dengan
karakteristik monopluralis yang dibawa oleh filsafat Pancasila, kita harus bisa menerapkan
kehidupan toleransi dalam keseharian kita.
 Menjaga Kerukunan Umat Beragama
Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib untuk menganut agama yang dipercayai. Dalam
menganut agama tersebut, kita juga berkewajiban untuk menjalankan perintah agama dan
menjauhi larangan dari agama itu. Di Indonesia, pemerintah memberi jaminan untuk warga
negara bebas menganut agama yang diyakininya. Maka, sebagai warga negara pun kita juga
harus mendukung kebebasan beragama ini dengan tidak memaksakan keyakinan kita
terhadap orang lain. Kita juga harus menjaga kerukunan umat beragama sebagai contoh
filsafat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa menjadi salah satu bagian dari
contoh contoh sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia.
 Penyelenggaraan Negara Sesuai Dengan Nilai Ketuhanan
Pancasila yang menjadi dasar falsafah Indonesia adalah sumber nilai-nilai yang ada di
Indonesia, termasuk nilai-nilai dalam penyelenggaraan negara. Dalam hal ini, Pancasila juga
memberi dasar bahwa segala penyelenggaraan negara, baik materi maupun spiritual, harus
sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan seperti yang dipaparkan dalam sila pertama Pancasila.
Negara bersifat material maksudnya adalah bentuk negara, tujuan negara, hukum, sistem
negara dan sebagainya. Sementara itu yang dimaksud dengan negara bersifat spiritual adalah
moral negara, moral penyelenggara negara, dan semacamnya. Oleh karena itu, berpegang
pada sila pertama Pancasila, kesemua aspek pelaksanaan negara, baik material dan spiritual
tersebut, harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan sebagai kausa prima.
 Menaati Dan Mematuhi Peraturan Yang Berlaku
Dalam kehidupan bernegara, sudah pasti terdapat hukum yang berlaku untuk ditaati oleh
seluruh warga negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari hukum dan
nilai-nilai yang berlaku di Indonesia. Maka, kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya
mematuhi peraturan yang berlaku. Tidak hanya peraturan berupa hukum yang tertulis, juga
peraturan yang berupa nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, dimana nilai dan norma
ini kadangkala tidak dinyatakan secara tertulis.
 Memihak Dan Membela Negara
Para pahlawan dan pendiri bangsa Indonesia telah berjuang mempertaruhkan nyawa demi
kemerdekaan Indonesia. Hal inilah yang harus kita jaga dan pertahankan sebagai generasi
penerus bangsa. Ini juga merupakan contoh filsafat Pancasila yang penting untuk diterapkan
dalam kehidupan bernegara. Untuk memihak dan membela negara di zaman modern saat ini
tidak selalu berupa partisipasi dalam kegiatan peperangan, atau bergabung menjadi tentara
atau profesi bela negara lainnya. Ada banyak bentuk bela negara yang bisa kita lakukan
sebagai warga sipil. Contoh cara mewujudkan bela negara bagi generasi muda saat ini
misalnya dengan senantiasa memilih produk buatan negara sendiri daripada produk impor
atau dengan menjaga nama baik bangsa di mata dunia, terutama di era globalisasi dimana
persaingan antar negara dapat terjadi dengan sangat mudah.
 Tidak Membuat Perpecahan Antar Kelompok
Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki kebebasan berpendapat dan berkelompok.
Tidak jarang sebagai anggota kelompok kita merasa kelompok kitalah yang paling baik
dibandingkan kelompok-kelompok lainnya. Hal ini bisa menimbulkan rasa ingin
menjatuhkan atau menjelekkan kelompok lain tersebut. Tindakan seperti ini bisa
mengakibatkan perpecahan hingga merusak persatuan bangsa kita. Oleh karena itu, sebagai
salah satu pengamalan Pancasila, kita harus bisa menjaga persatuan bangsa. Salah satu
caranya adalah dengan tidak membuat perpecahan antar kelompok. Kita harus memahami
bahwa setiap kelompok memiliki nilai-nilai yang diyakini, yang mungkin berbeda dengan
kelompok yang lain. Perbedaan tersebut haruslah kita hargai dan tidak kita hina atau jatuhkan
sebagai salah satu upaya menjaga keutuhan NKRI.
 Mengakui Persamaan Derajat
Di sekitar kita terdapat begitu banyak manusia dari beragam kalangan dan golongan.
Seringkali perbedaan kalangan atau kelas di masyarakat membuat seseorang lupa dan merasa
lebih superior dibanding orang lain. Hal ini bisa berujung pada tindakan semena-mena
kepada orang lain, bersikap mau sendiri, sombong dan lain-lain. Tentu saja sikap seperti ini
tidak bisa dibenarkan dalam filsafat Pancasila. Kita harus mengakui persamaan derajat di
masyarakat. Tidak ada yang lebih superior atau lebih rendah dibandingkan orang lainnya.
Kita semua sama-sama manusia yang wajib untuk menjaga hak orang lain dan kebebasan
orang lain. Dengan berpikir demikian, diharapkan kita akan lebih bisa menghormati orang
lain karena kita semua memiliki derajat yang sama sebagai manusia.
 Menegakkan Keadilan
Terdapat satu sila dalam Pancasila yang berisi ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’.
Mengacu pada isi Pancasila ini kita bisa segera menyimpulkan bahwa menegakkan keadilan
di masyarakat termasuk dalam contoh filsafat Pancasila yang harus dipatuhi. Keadilan bukan
selalu berarti sama rata, melainkan menempatkan segala sesuatu pada porsi atau tempatnya.
Tidak hanya itu, keadilan ini berlaku juga pada semua lapisan masyarakat. Penerapan
keadilan di masyarakat sedikit berkaitan dengan poin sebelumnya, yaitu persamaan derajat.
Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu apakah orang tersebut adalah rakyat biasa
ataukah pejabat negara. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum
dan negara.
 Penegakan Demokrasi
Penegakan demokrasi di Indonesia juga termasuk dalam contoh filsafat Pancasila. Hal ini
mencerminkan sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dalam sila keempat inilah dicerminkan
bagaimana Indonesia menjadi negara yang menganut demokrasi Pancasila. Tidak hanya itu,
sila keempat Pancasila ini juga menggambarkan bahwa Pancasila sangat menjunjung tinggi
kerakyatan dan kekeluargaan, dimana ada keseimbangan antara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat umum.
Dari contoh-contoh filsafat Pancasila di atas, kini kita bisa mengetahui apa saja yang bisa kita
amalkan sebagai pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, kita telah menjunjung tinggi nilai kebangsaan negara Indonesia dan menjaga
identitas negara kita. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!

Anda mungkin juga menyukai