Anda di halaman 1dari 11

KABEL LISTRIK: JENIS & FUNGSINYA

Jika kita ke toko bahan bangunan atau toko perlengkapan listrik, kita akan menemui berbagai
macam jenis kabel listrik dijual di sana.

Kabel digunakan untuk menghantarkan aliran listrik dari sumber listrik menuju ke perangkat
pengguna listrik, sehingga perangkat tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya.

Dari berbagai jenis kabel listrik yang dijual, berdasarkan tegangannya, dapat dikelompokkan
menjadi:

 Kabel listrik tegangan rendah


 Kabel listrik tegangan menengah
 Kabel listrik tegangan tinggi

Kita dapat melihat bahwa kabel listrik ada yang memiliki pembungkus, ada yang telanjang tanpa
pembungkus. Kali ini kita akan membahas kabel listrik dengan pembungkus yang umum
digunakan di dalam rumah tinggal.

Secara umum, bentuk fisik kabel listrik yang terbungkus terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

 Isolator: ini adalah bagian pembungkus kabel yang tidak menghantarkan listrik. Isolator
umumnya dibuat dari bahan termoplastik. Fungsinya adalah untuk melindungi kabel supaya
tidak terpapar oleh pengaruh alam di sekelilingnya. Isolator juga berfungsi melindungi
perangkat agar tidak mengalami hubungan pendek. Pembungkus ini juga melindungi kita
dari tersengat aliran listrik yang mengalir dalam kabel. Semakin baik kualitas isolatornya,
biasanya semakin baik kualitas kabel dalam menghantarkan listrik dan semakin panjang
pula usia pakainya.

 
 Konduktor: ini adalah bagian kabel yang berfungsi menghantarkan aliran listrik.
Biasanya bagian ini dibuat dari tembaga ataupun aluminum. Kemampuan setiap jenis
konduktor dalam menghantarkan listrik tergantung dari jenis konduktornya dan nilai ini
disebut dengan Kemampuan Hantar Arus atau disingkat menjadi KHA.

Jenis-jenis kabel listrik berisolator adalah:

1. Kabel NYA. Kabel listrik hanya memiliki satu inti kabel yang terdiri dari kabel tembaga
tunggal ini berdiameter 1.5 – 2.5 mm dan memiliki isolator berbahan PVC. Biasa digunakan
di dalam instalasi listrik rumah tinggal. Isolator pembungkus kabel NYA diberi warna merah,
kuning, biru dan hitam untuk memudahkan pemasangan jalur jaringan instalasi listrik.
Karena pembungkus ini hanya satu lapisan tipis, maka kabel ini mudah rusak karena faktor
cuaca maupun karena digerogoti oleh tikus. Untuk menghindari kerusakan tersebut
sebaiknya jalur jaringan listrik dilindungi dengan pipa PVC. Tegangan nominalnya sekitar 400
- 690 (600) V.

2. Kabel NYM. Kabel ini memiliki konduktor atau inti kabel tunggal lebih dari satu dan
masing-masing dilapisi dengan isolator dengan warna berbeda. Inti-inti kabel ini kemudian
bersama-sama dibungkus dengan serat PVC dan bagian luarnya dilapisi dengan selubung
PVC. Karena perlindungan berlapis ini, kabel NYM cukup kuat untuk digunakan pada
lingkungan yang lembab dan basah. Tegangan nominalnya 230 - 400 (300) V.

3. Kabel NYY. Kabel ini memiliki inti kabel serabut lebih dari satu dan masing-masing
dilapisi dengan isolator dengan warna berbeda. Lapisan selubungnya tebal dan kuat serta
diberi lapisan anti gigitan tikus. Karena itu kabel ini dapat dipendam di dalam tanah. Jika
terdapat risiko terkena gangguan mekanis, sebaiknya jaringan jalur kabel dilindungi dengan
pipa.
4. Kabel NYAF. Kabel ini secara awam mirip dengan kabel NYA, hanya memiliki satu inti
kabel, tetapi berupa serabut bukan tunggal. Isolasinya tipis dan juga diberi warna berbeda.
Kabel NYAF ini lebih fleksibel dibandingkan kabel NYA, sehingga cocok digunakan pada
belokan-belokan jaringan listrik. Seperti kabel NYA, kabel NYAF ini perlu diberi pelindung
pipa. Tegangan nominal 300 – 500 V.

5. Kabel NYMHY. Kabel ini memiliki beberapa inti kabel serabut yang masing-masing
dilapisi isolator dengan warna berbeda. Kabel ini memiliki selubung dalam dan luar dari PVC.
Cukup fleksibel dan kuat untuk tegangan listrik nominal 300 – 500 V.

6. Kabel NYYHY. Kabel ini juga memiliki beberapa inti kabel serabut yang masing-masing
dilapisi isolator dengan warna berbeda. Kabel ini hanya memiliki selubung luar PVC dan
sangat fleksibel. Cocok untuk digunakan pada perangkat listrik portabel seperti mesin bor,
mesin las, mesin gerinda, dan sebagainya. Tegangan nominal berkisar antara 450 – 750 V.
7. Kabel NYRGbY/NYBY. Kabel dengan insulator yang cukup kuat dan memiliki lapisan pita
serat baja galvanis di antara selubung dalam dan selubung luarnya yang terbuat dari PVC.
Kabel ini dapat dipendam tanpa perlindungan tambahan. Tegangan nominalnya 0.6 - 1 (1.2)
kV.

8. Kabel NYCY. Kabel yang dirancang untuk digunakan dipendam dalam tanah ataupun
jaringan di luar ruangan atau outdoor installation. Memiliki lapisan pita serabut tembaga
yang kuat di antara selubung dalam dan selubung luarnya yang terbuat dari PVC.
Mengenal Gelombang Sinusoida
Posted on April 8, 2015by BambangMS
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memanfaatkan listrik dari PLN untuk
menyalakan TV, lemari Es, AC dan peralatan elektronika lainnya. Pada dasarnya,
listrik yang disupplai PLN untuk pelanggannya adalah sebuah sumber tegangan yang
memiliki perubahan secara periodik. Pada satu waktu, tegangan bisa bernilai positif,
diwaktu yang lain tegangannya bernilai negatif. Karakteristik yang selalu berubah
secara periodik itu lebih kita kenal dengan istilah bolak-balik.

Untuk lebih memahami tentang arus dan tegangan bolak-balik, silakan anda simak
pemaparan dibawah ini.

Tegangan Sinusoida.
Tegangan yang disalurkan oleh PLN kepada pelanggan pada dasarnya berbentuk
gelombang sinusoida, yang akan berubah pada perioda yang tetap. Gelombang
sinusoida bisa berbentuk gelombang fungsi sinus atau gelombang fungsi kosinus.
Kedua gelombang tersebut pada dasarnya identik, hanya saja memiliki perbedaan
sudut sebesar 90 . 0

Model matematis gelombang sinusoida.


Sebuah tegangan sinusoida berbentuk fungsi sinus memiliki persamaan matematis
sbb:

V(t) = V  sin (wt + q)


max

Dimana:

V = amplitude maksimum dari tegangan.


max 

w = kecepatan sudut dalam radian per detik (rad/s).

wt = argument dari gelombang sinusoida

q = Sudut fasa.

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar1 merupakan bentuk tegangan
sinusoida fungsi sinus dengan sudut fasa q = 0
Gambar1. Bentuk Gelombang Sinuisoda fungsi Sinus

Sumbu X merupakan variable derajat atau waktu, sedangkan sumbu Y mewakili


amplitude dari tegangan sinusoida. Dari grafik tersebut, terdapat beberapa
parameter yang harus anda pahami.

1. Tegangan Maksimum (V ). max

Adalah amplituda tertinggi dari suatu gelombang sinusoida. Dalam satu siklus
gelombang, terdapat 2 buah tegangan maksimum, yaitu V  dan – V .
max max

V  adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi positif.
max

– V  adalah tegangan puncak pada saat gelombang sinusoida pada posisi negative.
max

Tegangan maksimum atau tegangan puncak sangat berpengaruh dalam menentukan


besarnya tegangan efektif dari sumber tegangan bolak-balik. Semakin besar
amplitude tegangan, maka tegangan efektifnya akan semakin tinggi.

Gambar2 merupakan contoh dari 3 buah gelombang sinusoida dengan frekuensi dan
fasa yang sama, tetapi berbeda amplitude, yaitu 1 volt, 3 volt dan 5volt.
Gambar2. 3 Buah Gelombang dengan perbedaan fasa 90

Tegangan Efektif (Vrms).


Istilah tegangan efektif atau tegangan RMS muncul karena tegangan dan arus rata-
rata tidak banyak membantu dalam perhitungan daya dan energy tegangan bolak-
balik AC.

Seperti dibahas pada materi sebelumnya tentang menghitung nilai rata-rata,


ternyata nilai rata-rata fungsi sinusoida adalah nol. Hal ini tentu saja tidak banyak
membantu kita dalam menghitung besarnya daya yang digunakan pada kurun waktu
tertentu. Untuk membantu memecahkan masalah tersebut, maka diperkenalkan
istilah tegangan efektif atau tegangan RMS.

Tegangan efektif atau tegangan RMS adalah besarnya tegangan AC bolak-balik yang
memiliki dampak yang sama dengan tegangan DC ketika mensuplai suatu beban.
Sebagai contoh, sebuah tegangan baterai 5 volt mencatu lampu pijar. Untuk bisa
menghasilkan daya yang sama tersebut, maka besarnya tegangan AC yang harus
disalurkan adalah sebesar 5V rms.

Hubungan Antara tegangan puncak dan tegangan efektif.


Seperti yang telah dibahas pada materi menghitung tegangan efektif, maka
hubungan antara tegangan maksimum atau tegangan puncak dan tegangan efektif
adalah:

V  = √2 V
max rms

V  = 1.414 V
max rms

Pada contoh diatas, jika V adalah 5Volt, maka tegangan maksimumnya adalah:
rms 

V  = 1.414 * 5 = 7.07V.
max

Dengan demikian, untuk bisa memberikan dampak yang sama dengan tegangan DC
5V , maka beban harus disuplai dengan tegangan AC yang memiliki tegangan
dc

maksimum V = 7.07V
max ac

Gambar3 adalah contoh dari 3 buah gelombang dengan tegangan puncak dan
tegangan RMS yang berbeda-beda.
Gambar3. 3 Buah Gelombang dengan Tegangan puncak dan tegangan efektif yang berbeda-beda

Frekuensi, Perioda dan Kecepatan Sudut.


Frekuensi (f).
Frekuensi adalah banyaknya gelombang penuh dalam 1 detik. Semakin banyak
gelombang penuh yang terbentuk dalam 1 detik, maka frekuensinya semakin tinggi.
Satuan dari frekuensi adalah Hertz.

Sebagai contoh, Jaringan PLN memiliki frekuensi 50 Hertz, artinya dalam satu detik
terbentuk 50 buah gelombang penuh.

Perioda (T).
Perioda adalah waktu yang dibutuhkan untuk membentuk satu buah gelombang
penuh. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam membuat sebuah gelombang,
maka semakin banyak gelombang yang terbentuk dalam satu detik. Satuan dari
perioda adalah detik.

Hubungan Frekuensi dan Perioda.


Semakin besar frekuensi suatu gelombang, maka waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk satu buah gelombang semakin kecil. Dengan demikian, hubungan
frekuensi dan perioda adalah:

F = 1/T

Kecepatan Sudut (w).


Kecepatan sudut adalah kecepatan suatu gelombang untuk melakukan suatu putaran
dalam 1 detik. Satuan dari kecepatan sudut adalah radian per detik.
Kecepatan sudut berkaitan secara langsung dengan frekuensi gelombang. Semakin
tinggi kecepatan suatu gelombang, maka semakin besar frekuensinya. Dengan kata
lain, semakin banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam satu detik. Semakin
banyak gelombang penuh yang terbentuk dalam satu detik, semakin sedikit waktu
yang dibutuhkan untuk membuat satu gelombang penuh.

Hubungan Kecepatan sudut, frekuensi dan perioda.


w = 2πf

w = 2π/T

Sudut Fasa.
Sudut fasa digunakan untuk menggambarkan pergeseran sudut suatu gelombang.
Sudut fasa sangat berpengaruh terhadap tegangan nilai tegangan sesaat dan faktor
daya.

Jika terjadi pergeseran sudut, sudut fasa bisa bernilai positif ataupun negatif.

Sudut fasa bernilai negative mengandung arti bahwa gelombang tertinggal (lagging).

Sudut fasa bernilai positif mengandung arti bahwa gelombang mendahului (leading).

Gambar dibawah ini menunjukan bentuk 3 buah gelombang yang memiliki sudut
fasa berbeda. Gelombang pertama memiliki sudut fasa 0 dengan persamaan X = sin
(wt + 0 ), gelombang kedua memiliki sudut fasa positif 90 derajat dengan persamaan
0

Y = sin (wt + 90 ) dan gelombang ketiga memiliki sudut fasa negative 90 derajat
0

dengan persamaan Z = sin (wt – 90 ). 0

Gambar4. 3 buah gelombang dengan sudut fasa yang berbeda-besa.

Demikian pemaparan kami tentang gelombang sinusoida. Semoga bermanfaat dan


bisa memberikan kebaikan bagi kita dan lingkungan.
 
Ini sebagian kabel yang sering dijumpai dalam instalasi listrik rumah. Masih ada beberapa jenis
kabel untuk penggunaan jaringan listrik besar dan industri.

Anda mungkin juga menyukai