Yang namanya jatuh cinta itu pasti dialami oleh setiap manusia. Karena manusia itu
diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang namanya cinta. Cinta kepada wanita,
cinta kepada harta, cinta kepada jabatan, cinta kepada sesuatu, itu pasti. Allah Ta’ala
berfirman:
“Dihiarkan kepada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang.” (QS. Ali-Imran[3]: 14)
Nah, saat kita dilanda jatuh cinta kepada sesuatu, apa yang harus kita lakukan?
Ada beberapa poin yang harus diperhatikan, saudaraku.. Supaya cinta itu tidak
menjadi petaka dalam hidup kita. Karena cinta bisa menjadi malapetaka untuk hidup
kita.
Mencintai sesuatu yang tidak ada manfaatnya pun adalah perkara yang hendaknya kita
berusaha untuk tinggalkan. Makanya Allah berfirman:
ِم ْن ُحس ِْن إس ََْل ِم ْال َم ْر ِء ت َْر ُكهُ َما ََل َي ْعنِيه
ِ
“Diantara tanda kebaikan Islam seseorang dia tinggalkan perkara yang tidak ada
manfaatnya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Cinta yang tidak diikat dengan keridha’an Allah, pelaksanaan atas perintah-
perintahNya dan keta’atan kepada Nya.”
Lihat saja, pemuda-pemudi yang sedang jatuh cinta. Mereka menganggap bahwa
pasangannyalah yang terbaik menurut dia. Terkadang seribu nasihat yang diberikan
oleh orang-orang yang sudah berpengalaman pun tidak akan didengar lagi. Kenapa?
Karena akal pikirannya sudah tumpul akibat dari pada cinta tersebut yang ternyata
cinta tersebut tidak diikat dengan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka jangan sampai cinta itu menghilangkan akal kita. Tetap kita berpikir secara
jernih. Apakah cinta ini sesuatu yang diridhai oleh Allah atau tidak.
Maka saudaraku sekalian,
Saat kita jatuh cinta, coba kita berpikir, “apa manfaatnya daripada cinta saya
tersebut?”
Baca Juga:
Faedah-Faedah dari Hadits Jibril
Bayangkan.. Akhirnya apa?
Mengingat wanita ataupun lelaki yang bukan mahramnya saja itu sudah dosa. Padahal
belum tentu jodoh di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, belum tentu baik.
Maka subhanallah..
Bagaimana bisa?
Bisa! Bukankah syirik yang pertama kali muncul di dunia adalah syirik cinta?
Dizaman Nabi Nuh, mereka sangat mencintai para wali yang kemudian akhirnya para
wali ketika telah meninggal dunia dibikinlah monumen-monumen dan gambar-gambar
dalam rangka untuk lebih memotivasi ibadah. Tapi kemudian lama-kelamaan berubah
menjadi penyembahan.
Makanya kata para ulama, cinta bisa berubah menjadi ibadah ketika disertai dengan
pengagungan kepada yang dicintai, ketundukan dan tadharru’ kepada yang dicintai
disertai dengan penghinaan kepadanya. Kalau sudah sampai derajat tersebut, kita
sudah mengambil tandingan selain Allah. Allah berfirman:
Subhanallah.. Ini cinta yang terlarang, bahkan terlaknat. Bisa menyebabkan pelakunya
apabila ia wafat, kekal dalam api neraka. Karena ia telah mempersekutukan Allah
Jalla wa Ala.
Musibah! Ketika cinta menyebabkan kita lebih mendahulukan yang kita cintai
daripada perintah Allah dan RasulNya, musibah! Ketika kita lebih mencintai -
misalnya- permainan. Terdengar adzan kita tak pedulikan sama sekali. Kita lebih
mencintai seseorang yang orang itu ketika meminta bertemu dengan kita -padahal dia
bukan mahram kita- kita tidak pedulikan lagi larangan-larangan Allah Subhanahu wa
Ta’ala, kita lebih mendahulukan syahwat kita, hawa nafsu kita. Sehingga akhirnya
saudaraku, cinta itu hakikatnya malapetaka untuk hidupmu.
Nah, inilah beberapa tips bagi anda yang sedang jatuh cinta. Perhatikan! Jangan
sampai cinta anda menjadi malapetaka dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
Na’udzubillah..