Anda di halaman 1dari 4

Hadits Arbain ke 21: Istiqamah dan Iman

Abu Amr (ada yang menyebutnya Abu Amrah) Sufyan binn Abdillah ra. berkata kepada
Rasulullah saw.: Wahai Rasulallah, katakan kepadaku perkataan tentang Islam yang tidak akan
kutanyakan kepada selain engkau. Beliau bersabda: Katakanlah: Aamantu billaaHi [aku
beriman kepada Allah]. Kemudian istiqamahlah. (HR Muslim)

URGENSI HADITS

Hadits ini termasuk Jawamiul Kalim yang hanya dimiliki oleh Nabi saw. meskipun hanya dua
kalimat yaitu iman dan istiqamah, namun dapat menerangkan kepada orang yang bertanya
kepada beliau tentang seluruh dasar Islam. Sebagaimana diketahui bahwa Islam pada dasarnya
adalah tauhid dan ketaatan. Tauhid terwujud dengan keimanan kepada Allah, sedangkan ketaatan
terwujud dengan istiqamah, yaitu merealisasikan seluruh perintah dan menjauhi seluruh
larangan, yang meliputi pekerjaan hati dan anggota badan. Allah berfirman: Maka tetaplah pada
jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. (Fushilat: 6)

KANDUNGAN HADITS

1. Pengertian Istiqamah.
Rasulullah saw. bersabda: Katakanlah, saya beriman kepada Allah swt, lalu istiqamahlah dan
riwayat lain: Katanlah, Tuhanku adalah Allah lalu istiqamahlah. Adalah diambil dari firman
Allah: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah, kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa bersedih; dan
bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
(Fushilat: 30) juga dalam firman-Nya yang lain: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
Rabb kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada [pula] berduka cita. (al-Ahqaf: 13)

Dalam menafsirkan kalimat: tsummas taqaamuu, Abu Bakar ra. berkata: Tiada menyekutukan
Allah sedikitpun. Juga berkata: Kemudian mereka tetap teguh bahwa Allah adalah Rabb
mereka.

Diriwayatkan pula bahwa Umar bin Khaththab ra. membaca ayat ini di atas mimbar lalu berkata:
Istiqamahlah untuk menaatinya dan janganlah berbolak-balik seperti musang.

Semua pendapat ini berakhir ke satu muara, yaitu istiqamah dalam mentauhidkan Allah swt.
secara sempurna. Al-Qusyairy berkata: Istiqamah tingkat sempurnanya suatu perkara. Dengan
adanya istiqamah, akan tercipta kebaikan. Dan barangsiapa yang tidak memiliki sikap istiqamah,
maka semua usaha yang dilakukannya akan lenyap.
Al-Wasithy berkata: Istiqamah adalah etika yang menjadikan sempurnanya berbagai kebaikan.
Ibnu Rajab berkata: Istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus, agama yang benar, tanpa
berpaling ke kanan atau ke kiri. Mencakup semua ketaatan, yang dhahir dan yang batin. Juga
mencakup semua larangan. Sehingga pesan ini mencakup semua kebaikan.

1
2. Pasti terdapat kekuarangan.
Istiqamah adalah tingkatan tertinggi dalam kesempurnaan pengetahuan dan perbuatan,
kebersihan hati yang tercermin dalam ucapan dan perbuatan, dan kebersihan aqidah dari segala
bidah dan kesesatan. Karenanya manusia tidak akan bisa mencapai sifat istiqamah secara
sempurna. Pasti terdapat kekurangan. Ini diisyaratkan dalam firman Allah: Maka tetaplah pada
jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. (Fushishilat: 6)
Perintah untuk memohon ampun dalam ayat ini, karena adanya kekurangan. Nabi saw. bersabda:
Istiqamahlah kalian semua, dan kalian tidak akan mampu. (HR Imam Ahmad dan Muslim)
Beliau juga bersabda: Berusahalah untuk senantiasa benar dan mendekatinya. (HR Bukhari
dan Muslim)

3. Istiqamah Hati
Pada dasarnya, istiqamah adalah istiqamah hati terhadap tauhid. Maka apabila hati telah
istiqamah pada marifatullah, rasa takut kepada-Nya, mengagungkan dan mencintai-Nya, berdoa
kepada-Nya, dan tawakkal sepenuhnya kepada-Nya, niscaya seluruh anggota badan akan taat
kepada Allah swt. Karena hati adalah raja dan anggota badan adalah prajuritnya. Jika rajanya
berlaku benar, maka prajuritnya akan berlaku benar.

Rasulullah saw. bersabda: Ketahuilah bahwa di dalam badan terdapat segumpal darah. Jika ia
baik maka semua anggota badan akan baik. Jik ia rusak, maka semua anggota badan akan rusak.
Segumpal darah itu adalah hati.

4. Istiqamah lisan.
Setelah hati, yang perlu diperhatikan dalam istiqamah adalah lisan [ucapan]. Karena ucapan
merupakan penerjemah bagi hati. Hal ini ditegaskan oleh hadits Nabi saw. bahwasannya seorang
shahabat bertanya kepada Rasulullahs saw: Ya Rasulallah, apa yang perlu saya takuti?
Mendengar pertanyaan ini Rasulullah saw. lalu memegang mulutnya. (HR Tirmidzi, seraya
berkata: Hadits ini hasan shahih.)

Dalam riwayat lain beliau bersabda: Tidaklah benar iman seseorang hingga hatinya menjadi
benar. Dan tidaklah benar hati seseorang hingga benar lisannya. (HR Imam Ahmad dan Anas ra.)

Jika anak Adam memasuki harinya, pagi-pagi, maka semua anggota badan mengingatkan lisan
dan berkata: Bertakwalah kamu kepada Allah karena kami sangat bergantung kepadamu. Jika
kamu istiqamah, kami pun istiqamah. Jika kamu berpaling kami pun berpaling. (HR Tirmidzi
dan Abu Said Al Khudzri)

5. Manfaat istiqamah
Istiqamah adalah keteguhan dan kemenangan, kejantanan dan keberuntungan di medan
pertempuran antara ketaatan dan hawa nafsu. Karena itu malaikat layak turun kepada orang-
orang yang istiqamah, mengusir segala ketakutan dan keresahan mereka, memberi kabar gembira
dengan surga dan menegaskan bahwa mereka [malaikat] senantiasa mendampingi mereka baik di
dunia maupun di akhirat.

Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami adalah Allah.
Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka

2
[dengan mengatakan], Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan
bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
(Fushshilat: 30)

6. Urgensi Istiqamah
Satu hal yang mengindikasikan bahwa istiqamah sangat urgen ialah Rasulullah saw.
diperintahkan oleh Allah untuk tetap istiqamah: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepadamu. (Huud: 112)
Ibnu Abbas berkata: Tidak ada satu ayatpun di dalam al-Quran yang diturunkan kepada
Rasulullah yang lebih berat baginya dari ayat ini.
Ketika itu para shahabat bertanya kepada Rasulullah saw.: Mengapa engkau cepat beruban ya
Rasulallah? Beliau menjawab: Itu karena ayat-ayat pada surat Huud.

Hasan ra. berkata: Ketika turun ayat ini, Rasulullah saw. sangat serius dan tidak pernah terlihat
tertawa.
Al-Qusyairi menyebutkan bahwa salah seorang shahabat bermimpi bertemu Rasulullah saw. ia
berkata kepada beliau: Ya Rasulallah, engkau bersabda, bahwa ubanmu itu disebabkan oleh
surat Huud. Bagian manakah? Beliau menjawab: Firman Allah: Maka istiqamahlah,
sebagaimana diperintahkan kepadamu.

7. Hadits ini memerintahkan untuk istiqamah dalam masalah tauhid dan ikhlas beribadah hanya
kepada Allah swt.

8. Hadits ini merupakan bukti keinginan yang kuat dari para shahabat untuk mempelajari
agamanya dan menjaga keimanannya.

Penjelasan Hadits Arbain Imam An Nawawi Ke 21 : Keimanan dan Istiqamah

Dari hadits ini dapat dipetik faedah:

1. Antusias para sahabat untuk bertanya tentang hal-hal yang dapat memberikan manfaat kepada
mereka dalam perkara agama dan dunia mereka.
2. Pemahaman yang dimiliki Abu Amr atau Abu Amrah yang mana ia bertanya dengan
pertanyaan yang begitu agung ini, yang di dalamnya terkandung kesudahan, dan tidak perlu lagi
bertanya kepada seorang pun juga, yang mana dia bertanya, Katakanlah tentang Islam suatu
ucapan yang aku tidak akan bertanya tentangnya, kepada seorang pun selainmu.
3. Wasiat yang paling lengkap dan bermanfaat adalah apa yang dikandung dalam hadits ini,
yaitu: Beriman kepada Allah, kemudian istiqamah di atasnya, berdasarkan sabda beliau
shallallahu alaihi wasallam, Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.
4. Keimanan kepada Allah membutuhkan keistiqamahan. Oleh karena itu, mau tidak mau
seseorang harus beriman kepada Allah dan istiqamah di atas agamaNya.
5. Agama Islam dibangun di atas kedua hal ini, yaitu keimanan yang letaknya di hati, dan
istiqamah yang letaknya pada anggota badan. Sekalipun hati memiliki bagian dari hal tersebut,
akan tetapi secara asalnya, isitqamah terletak pada anggota badan. Wallahu alam.

3
4

Anda mungkin juga menyukai