Anda di halaman 1dari 4

Ada tiga golongan manusia yang paling dimurkai oleh Allah.

mereka adalah pertama: orang


yang melakukan dosa besar di tanah haram, kedua; orang yang menginginkan tradisi jahiliyah
padahal telah masuk Islam, ketiga; memburu darah seseorang tanpa alasan yang dibenarkan
untuk menumpahkan darahnya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

ٍّ ‫ َو ُمطَّلِبُ د َِم ا ْم ِرٍئ بِ َغي ِْر َح‬،‫الجا ِهلِيَّ ِة‬


‫ق‬ َ ‫ ُم ْل ِح ٌد فِي‬:ٌ‫اس ِإلَى هَّللا ِ ثَالَثَة‬
َ َ‫ َو ُم ْبت ٍَغ فِي اِإل ْسالَ ِم ُسنَّة‬،‫الح َر ِم‬ ِ َّ‫َأ ْب َغضُ الن‬
.ُ‫ق َد َمه‬
َ ‫لِيُهَ ِري‬

“Manusia yang paling dimurkai Allah adalah tiga golongan; Orang yang melakukan
pelanggaran di tanah haram, orang yang mencari-cari tradisi jahiliyah padahal telah masuk
Islam, dan orang yang berupaya untuk menumpahkan darah seseorang tanpa alasan yang
dibenarkan.” (HR. Bukhari)

Intisari hadis:

1. Orang yang melakukan dosa besar di tanah haram dan tidak menjaga kehormatannya.
Dosa-dosa besar di sini bersifat umum, termasuk juga mereka yang mendustakan ayat-
ayat Allah demi mendukung kezaliman yang dilakukan penguasa. Sehingga atas nama
agama, masyarakat akan mendukung dan tidak mengingkari kezaliman tersebut. Maka
orang-orang seperti ini tidak akan selamat dari katagori golongan yang pertama.

2. Orang yang mencari-cari tradisi jahiliyah padahal telah masuk Islam. Di antara bentuk
tradisi jahiliyah yang dicari-cari untuk dijadikan pedoman adalah sistem demokrasi.
Sistem yang menjadikan suara rakyat di atas segala-galanya (suara rakyat adalah suara
tuhan, red). Sistem tersebut dijadikan panduan dalam berhukum. Bahkan dalam menilai
agama Allah pun, mereka terapkan sesuai dengan arahan sistem tersebut. Syariat akan
digunakan kalau sesuai dengan suara rakyat, sebaliknya akan ditolak kalau tidak sesuai
dengan suara rakyat. Ini adalah bentuk kembalinya manusia kepada salah satu dari tradisi
jahiliyah, padahal dia telah masuk Islam.

3. Orang yang berupaya untuk menumpahkan darah seseorang tanpa alasan yang
dibenarkan. Yaitu, membunuh orang-orang yang terlindungi darahnya dalam ketentuan
Islam. Kemudian ia berupaya mencari-cari pembenaran dengan alasan yang lemah atau
dalih yang tidak dibenarkan dalam Islam.
3 CIRI MANUSIA YANG DICINTAI ALLAH

Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan
bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

َّ َ‫ َوالَ يَزَ ا ُل َع ْب ِدي يَتَقَرَّبُ ِإل‬،‫ي ِم َّما ا ْفتَ َرضْ تُهُ َعلَ ْي ِه‬
‫ي‬ َّ َ‫ي َع ْب ِدي بِ َش ْي ٍء َأ َحبَّ ِإل‬ َّ َ‫َّب ِإل‬
َ ‫ َو َما تَقَر‬،‫ب‬ ِ ْ‫َم ْن عَادَى لِي َولِيًّا فَقَ ْد آ َذ ْنتُهُ بِ ْال َحر‬
،‫ َو ِرجْ لَهُ الَّتِي يَ ْم ِشي بِهَا‬،‫ َويَ َدهُ الَّتِي يَ ْب ِطشُ بِهَا‬،‫ص ُر بِ ِه‬ ِ ‫ص َرهُ الَّ ِذي يُ ْب‬ َ َ‫ت َس ْم َعهُ الَّ ِذي يَ ْس َم ُع بِ ِه َوب‬ ُ ‫ فَِإ َذا َأحْ بَ ْبتُهُ ُك ْن‬،ُ‫بِالنَّ َوافِ ِل َحتَّى ُأ ِحبَّه‬
ُ‫ َولَِئ ِن ا ْستَ َعا َذنِي ُأل ِع ْي َذنَّه‬،ُ‫َولَِئ ْن َسَألَنِي ُأل ْع ِطيَنَّه‬

“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang terhadapnya. Tidak ada
taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai kecuali beribadah dengan apa
yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku
dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan
jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk
mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya
untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya
akan Aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi.”
(Riwayat Bukhari).

Pertama, dia dibimbing oleh Allah. Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka hamba
tersebut akan berada dalam tuntunan Allah Ta’ala. Allah Arahkan dia dalam kebaikan. Allah
tidak ridho langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah tidak Ridho matanya melihat apa
yang dibenci oleh Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya mendengar apa yang dibenci Allah
ta’ala. Apakah artinya dia maksum?

Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan, tetapi orang yang dicintai oleh Allah ketika
melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah yang baik, kepadanya diarahkan kepada
kebaikan, maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing oleh Allah untuk mudah sadar dan kembali
kepada-Nya dengan bertobat.

Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat Ma’iz radiallahu anhu, sahabat yang dia
datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia mengatakan, “Ya Rasulullah sucikan
aku!” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menanyakan kepada para sahabat apakah
sahabat Maiz sudah gila? Para sahabat mengatakan, “Tidak wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia
dalam keadaan waras.”

Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang kembali kepada Rasulullah seraya
mengatakan “Ya Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena telah melakukan perbuatan
zina. Rasulullah masih belum yakin dan memastikan apakah ia berbicara secara sadar.

Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz dihukum rajam. Setelah kematiannya,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

‫لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم‬

“Maiz betul-betul telah bertaubat yang sempurna. Seandainya taubat Maiz dapat dibagi-
bagikan di tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat mereka”.

Jadi, ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia tidak
kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya.

Kedua ciri orang yang dicintai Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala akan mengumpulkannya dengan
orang yang mencintai dirinya karena Allah dan dia mencintai mereka karena Allah Ta’ala

Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang menyebabkan kecintaan Allah kepada seseorang.
Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama saudaranya karena Allah Ta’ala, akan mudah
melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan tetap melekat. berbeda dengan kecintaan
yang dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh karena itu dalam sebuah hadits sahih yang
diriwayatkan oleh imam muslim Rasulullah bersabda:

ِ‫ َو ْالحُبُّ فِي هللاِ َو ْالبُ ْغضُ فِي هللا‬،ِ‫ق ع َُرى اِإْل ي َما ِن ْال ُم َوااَل ةُ فِي هللاِ َو ْال ُم َعادَاةُ فِي هللا‬
ُ َ‫َأوْ ث‬

“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah, serta
cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabarani)

Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz Radiallahu anhu. Ibnu Al Jauzi mengisahkan
ketika Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka beliau menangis karena melihat banyak
temannya yang dekat dengan dirinya tidak menjenguk, sehingga kemudian dia bertanya kepada
pembantunya, “Ada apa dengan teman-temanku ini? kenapa mereka tidak menjengukku?”
Maka pembantunya diminta untuk mencari sebabnya. Kemudian diketahui bahwa mereka tidak
menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu akibat memiliki hutang kepadanya. Maka Saad
bin Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah memisahkan antara diriku dan para sahabatku
yang membangun cinta karena Allah Ta’ala.”

Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk mengumpulkan kantong sebanyak orang


yang berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi dinar dan dirham. Kantong-kantong itu
kemudian dibagikan kepada orang yang berhutang kepadanya dan dia mengatakan semua utang
mereka bebas karena Allah Ta’ala.

Ketiga diantara tanda cinta Allah kepada hamba, yaitu diberi ujian oleh Allah.

Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif, karena ada di antara ujian yang Allah berikan
kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya
merupakan bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.

Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan sesungguhnya dari sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika hambanya sibuk jangan dunia sehingga fokusnya
hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala. Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan
Allah memberikan ujian kepada-Nya, agar dia tahu ke mana dia pulang.

Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala
karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah ta’ala. Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam telah menyatakan kepada para sahabat bahwa beliau adalah orang yang paling besar
ujiannya di antara mereka.

Anda mungkin juga menyukai