Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

RELASI IMAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

A. CINTA SESAMA MUSLIM

Cinta adalah sesuatu yang niscaya ada dalam peri kehidupan makhluk berakal seperti
manusia baik berbangsa, bernegara, maupun dalam kehidupan beragama. Rasulullah SAW
sebagai suri tauladan agung bagi manusia telah menjelaskan tentang betapa pentingnya
cinta dan kasih sayang terhadap sesama insan dalam hadits berikut ini:

َّ ِ ٍ ‫ادةَ ع ْن أََن‬
ُ‫س َرض َي اللهُ َع ْن ه‬ َ َ َ‫ال َح َّدثََنا َي ْحَيى َع ْن ُش ْعَبةَ َع ْن قَت‬
َ َ‫َح َّدثََنا ُم َس َّد ٌد ق‬

َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َو َع ْن ُح َس ٍٍْْي اْل ُم َعلِِّم قَ ا َل َح َّدثََنا قَت‬
‫ادةُ َع ْن‬ َ ‫النبِ ِّي‬
َّ ‫َع ْن‬

‫ب ِألَ ِخي ِه‬


َّ ‫َح ُد ُك ْم َحتَّى ُي ِح‬ َّ ِ َّ َّ ‫النبِ ِّي‬
َ ‫صلى اللهُ َعلَْيه َو َسل َم قَا َل الَ ُي ْؤ ِم ُن أ‬
َ ٍ ‫أََن‬
َّ ‫س َع ْن‬

‫ب ِل َن ْف ِسه ِ)رواه البخاري ومسلم وأحمد والنسائى‬


ُّ ‫َما ُي ِح‬

.Artinya: “Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Yahya


telah menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Qatadah dari Anas r.a berkata bahwa
Nabi saw. telah bersabda : “Tidaklah termasuk beriman seseorang di antara kamu
sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (H.R.
Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

Hadis di atas menegaskan bahwa di antara ciri kesempurnaan iman seseorang adalah
bahwa ia mencintai sesamanya seperti mencintai dirinya sendiri. Kecintaan yang
dimaksudkan di sini termasuk di dalam rasa bahagia jika melihat sesamanya muslim
mendapatkan kebaikan yang ia senangi, dan tidak senang jika sesamanya muslim mendapat
kesulitan dan musibah yang ia sendiri membencinya. Ketiadaan sifat seperti itu menurut
hadis di atas menunjukkan kurang atau lemahnya tingkat keimanan seseorang.
Hadis di atas tidaklah berarti bahwa seorang mu’min yang tidak mencintai
saudaranya seperti mencintai dirinya berarti tidak beriman sama sekali. Pernyataan ُ ‫أَ َح ُد ُك ْم‬
‫ ال‬  َ‫ يُؤْ ِمن‬pada hadis di atas mengandung makna “tidak sempurna keimanan seseorang” jika
tidak mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Jadi, harf nafi ‫ ال‬pada hadis
tersebut bermakna ketidaksempurnaan buka ketidakberimanan.

“ dari al –‘irbadh bin sariyah yang berkata: Rasulullah SAW bersabda: “ Allah
berfirman: “ orang – orang yang saling mencintai karena Aku, mereka berada di bawah
naungan ArsyKu pada hari tidak ada naungan kecuali naunganKu.”
Maksud dariayat diatas adalah akhlaq yang membuat mereka mendapatkan cinta
Allah dan naunganNYA di bawah naungan Arsya adalah saling mencintai dalam ketaatan
kepada Allah, duduk dalam beribadah kepada Allah, saling mengunjungi untuk menasehati
dalam agama Allah member kepada orang yang membutuhkan ikhlas kepada Allah,
hubungan yang terus-menerusdantanpaputusuntukbisamemberikanpetunjukdanarahan,
salingmenolongkarena agama Allah danmengikutijalankebenaran.
Setiap orang yang beakhlaqdenganakhlaqtersebutharusikhlaskarena
Allah.Denganpersaudaraan yang datangdarihatinurani, yang
dasarkeimanandanbukandarihal-halain, sehinggabetul-
betulmerupakanpersaudaraanmerupakanpersaudaraanmurnidansuci.Persaudaraan yang
akanabadiseabadiimannyakepada Allah SWT.
Seorangmukminselalusiapmenolongsaudaranya yang
seimanmeskipuntanpadimintabahkantidakjarangmengorbankankepentingannyasendiridemi
menolongsaudaranya .perbuatan yang seprtiitulah yang akanmendapatpahalabesardisisi
Allah SWT.
Sebaaliknya orang mukmin yang
hanyamementingandirinyasendiridantidakmemilikisemangatihsanterhadapsesamanya,
orang sepertiitulah yang
masukdalamkategoritidaksempurnakeimanannya.,meskipunmrekataatdalammenjalankanke
wajiban-keajibankepada Allah. Keshalehanseseorangtidakhanyadiukurdenganparameter
ketaatanmelaksanakankewajiban individual terhaap sang Al-Khaliq,
tetapiharusdibarengidenganhablumminannas yang baik.
Perludiingatkankembalibahwasalahstutandakesempurnaanimanseorangmukminadalahmenc
intaisaudaranyasebagaimanaiamencintaidirinyasendiri. Hal
itudirealisasikandalamkehidupansehari-
haridenganberusahauntukmenolongdanmerasakankesusahanmaupunkebahagiaansaudarany
aseiman yang didasarkanataskeimanan yang teguhkepada Allah SWT.

B. CIRI SEORANG MUSLIM ADALAH TIDAK MENGGANGU MUSLIM


YANG LAIN

Seorang muslim yang baik keislamannya adalah orang yang tidak mengganggu orang
lain. Artinya setiap gerak dan tingkah lakunya adalah tidak menghalangi hak-hak orang
lain, lebih-lebih sampai mendzaliminya. Rasulullah menjelaskan dalam hadisnya sebagai
berikut:

َّ ‫اس قَ ا َل َح َّدثََنا ُش ْعَبةُ َع ْن َع ْب ِد اللَّ ِه ْب ِن أَبِي‬


‫الس فَ ِر‬ ٍ ‫آد ُم ْب ُن أَبِي ِإَي‬
َ ‫َح َّدثََنا‬

َّ ِ ِ َّ ِ َّ ‫اعي َل ْب ِن أَبِي َخ ِال ٍد َع ْن‬


ِ ‫وإِ س م‬
ُ‫الش ْعبِ ِّي َع ْن َع ْب د الله ْب ِن َع ْم ٍرو َرض َي الله‬ َْ َ

‫ون ِم ْن‬ ِ ِ ِ َ َ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم ق‬


َ ‫ال اْل ُم ْس ل ُم َم ْن َس ل َم اْل ُم ْس ل ُم‬ َ ‫النبِ ِّي‬
َّ ‫َع ْنهُ َم ا َع ْن‬

‫ ُ) رواه البخ اري‬.‫ِل َس انِ ِه َوَي ِد ِه َواْل ُمهَ ا ِج ُر َم ْن َه َج َر َم ا َنهَى اللَّهُ َع ْن ه‬

(‫ئى‬ ‫وأبوداودوالنسا‬

Artinya : “Adam bin Abi Isa telah mengabarkan kepada kami, ia berkata bahwa
Syu’bah telah mengabarkan kepada kami dari ‘Abdullah bin Abi al-Saffar dan Isma’il bin
Abi Khalid dari al-Sya’biy dari ‘Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa Nabi SAW. telah
bersabda: “Seorang muslim adalah orang yang orang-orang Islam (yang lain) selamat
dari lisan dan tangannya dan orang yang berhijrah adalah orang yang hijrah dari apa
yang telah dilarang Allah SWT. (H.R. Bukhori , Muslim dan Ahmad)
Pesan pertama yang tekandung dalam hadis di atas adalah memberi motivasi agar
umat Islam senantiasa berlaku baik terhadap sesamanya muslim dan tidak menyakitinya,
baik secara fisik maupun hati. Mengingat pentingnya hubungan baik dengan sesama
muslim, maka Rasulullah saw. menggambarkannya sebagai ciri tingkat keislaman
seseorang. Orang yang tidak memberikan rasa tenang dan nyaman terhadap sesamanya
muslim dikategorikan orang muslim sejati. Inilah ciri-ciri muslim yang tidak mengganggu
orang lain

Oleh sebab itu, seorang muslim yang sejati harus mampu menjaga dirinya sehingga
orang lain selamat dari kezaliman atau perbuatan jelek tangan dan mulutnya. Dengan kata
lain, ia harus berusaha agar saudaranya sesama muslim tidak merasa disakiti oleh
tangannya, baik fisik seperti dengan memukulnya, merusak harta bendanya, dan lain-lain
ataupun dengan lisannya.

Pesan Kedua , secara tekstual hadis di atas menyebutkan bahwa hijrah yang
sesungguhnya adalah meninggalkan apa yang dimurkai Allah swt. Pengertian itu pulalah
yang terkandung dalam hijrah Rasulullah saw., yaitu meninggalkan tanah tumpah darahnya
karena mencari daerah aman yang dapat menjamin terlaksananya ketaatan kepada Allah
swt. Oleh sebab itu, orang yang meninggalkan kampung halaman dan berpindah ke daerah
yang tidak ada jaminan bagi terlaksananya ketaatan kepada Allah tidak termasuk dalam
pengertian hijrah dalam pengertian syariat, meskipun secara bahasa mengandung
pengertian tersebut

C. SILATURRAHIM

‫َعن َعا ئشة رضى اهلل عنها زوج النبي صلى اهلل علىه وسلم عن النبى – صلى‬

‫طعهَا‬
َ َ‫ ومن ق‬,‫ فمن وصلها وصلته‬,‫اهلل علىه وسلم – قال << الر حم شجنة‬

ُ‫طعتُه‬
ْ َ‫>>ق‬
Dari’aisyah dari Rosululloah SAW yang bersabda:”Ar’Rahim merupakan bagian dari
Ar-Rahman (Tuhan yang Maha Pengasih), “Siapa yang menyambungnya, maka aku
menyambungnya siapa yang memutusnya, maka aku memutusnya.”
Hadis tersebut shohih. Diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab adab bab 13.

‫عن ابراهيم بن عبد اهلل بن قارظ ان اياه حد ثه انه د خل على عبد الر حمن بن‬

‫ صلى اهلل عليه و‬-‫عو ف و هو مر يض فقال له عبد الر حمن وصلتك رحم ان النبي‬

‫سلم – قل<< قال اهلل انا الر حمن وخلقت الر حم وشققت لها من اسمى فمن يصلها‬

‫>>اصله ومن يقطعها اقطعه – او قال – من يبتها ابتته‬.

Dari Ibrahim bin Abdullah bin qarizh bahwa ayahnya menceritakan kepadanya, dia
menjenguk ‘Abdurrohman bin ‘Auf yang sedanng sakit. Abdurrahman mengatakan
kepadanya “engkau telah menyambung tali silaturrahim, sesungguhnya Rosulukllah
saw:”Aku adalah Ar-Rahman (tuhan yang maha pengasih). Aku menciptakan Ar-Rahim,
dan aku membelahnya dari nama-Ku, siapa yang menyambungnya maka Aku
menyambungnya,1 siapa yang memutusnya, maka Aku memutusnya,” atau dalam redaksi
lain,”siapa yang memotongnya, maka Aku memotongnya”.
Hadis tersebut shahih. Diriwayatkan oleh ahmad dalam musnad 1/191 dan 194.

 PENJELASAN
Imam nawawi menukil dalam sarah sahih muslim dari khodi ‘Iyad sebagai berikut:
rahim yanng disambung dan diputus serta diperbaiki adalah sebuah makna, bukanlah
jizm. Rahim disini bermakna hubungan perkerabatan dan nasab yang dikumpulkan oleh
rahim orang tua perempuan, dan masing-masing saling berhubungan satu sama lain, maka
hubungan tersebut dinamakan dengan rahim. Yang dinamakan dengan makna satu saja
tidak ada aktifitas berdiri atau ucapan maka penyebutan berdirinya rahim dalam hadis
tersebut dan ikatannya tidak lain dan tidk bukan merupakan sebuah majas atau istiarah
dalam tradisi bangsa arab yang bisa menggunakan hal tersebut.

1
Maksudnya adalah Allah menyambung hubungan dengan orang yang menyambung hubungnan keluarga.
Yang dimaksudkan disini adalah memuliakan kedudukan rahim dan keutamaan
orang yang menyambung rahim dan besarnya dosa orang yang memutus tali silaturrahim.
Oleh karena itu, orang yang berlaku durhaka disebut dengan qath’ah (memutus), karena dia
telah memutus sebab yang telah menyambungkan rahim atau persaudaraan.
Rahim disini merupakan sebuah ibarat atas kekerabatan dan keluargaan, dan setiap
anggota keluarga yang ada hubungan dengan ibu. Ikatan rahim tersebut bisa kuat dengan
pertolongan Allah. Ikatan rahim juga berpegangan pada kekuatan Allah untuk bisa
menjaganya dan mendukungnya ddari orang yang berbuat buruk kepadanya. Itulah rahim
yang namanya merupakan darivasi dari nama Ar-Raman, agar setiap manusia bisa
memberikan perhatian kepada saudaranya, keluarga, dan kerabatnya, agar bisa berinteraksi
dengan mereka dengan penuh kasih sayang, cinta, tidak berbuat buruk, atau memutus tali
persaudaraan dengan mereka.
Setelah itu ada pengharapan rintihan yang hebat dan permintaan atau permohonan
dari rahim kepada Alah, yang kemudian dikabulkan oleh Allah dengan menggunakan
bahasa yang sangat indah “ apakah engkau ridho kalau aku menyambung orang yang
menyambungmu, dan memutus orang yang memutusmu?” dengan degitu, Rahim merasa
tenang saat itu. Dia pun enjawab :”ya. Aku Ridho”.
Itu sekaligus membenarkan firman Allah,

‫ اوائك الذين‬.‫فهل عسيتم ان تو ليتم ان تفسدوا فى األرض وتقطعوا ار حا مكم‬

‫لعنهم اهلل فآ صمهم واعمي ابصاهم‬.

“maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka
bumi dan memutuskan hubungan berkelluarga? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati
Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka,” (QS.
Muhammad:22-23)

D. TOLONG MENOLONG DIJALAN ALLAH


‫ ولكن‬،‫" أطلب منكم أك ل‬:‫ "ق ال اهلل تع الى‬:‫ محم د ال ذي ق ال‬، ‫عن أبي هري رة رض ي اهلل عن ه‬

‫ كيف يمكنك أن تسألني لتناول الطعام وأنا ال أعطي الطعام لل‬،‫" يا إلهي‬:‫كنت ال إطعام لي "ثم قال‬

‫ وأنت إله الكون؟‬،‫خاصتك‬

‫ ولكن لم اذا ال تعطي ه لتن اول‬،‫ق ال اهلل تع الى "ال تعلم ان عب دي فالن طلب لتن اول الطع ام ل ك‬

‫الطعام؟‬

‫ س ألت عن‬،‫ "ي ا ابن آدم‬:‫ وبالتأكي د تحص ل علي ه بج انبي ق ال تع الى‬،‫ال تعلم ان كنت إطعام ه‬

‫ كيف أعطي لك شيئا للشرب عندما كنت إله الكون‬،‫ "يا إلهي‬:‫شرب لكنك ال تعطيني شراب" أجاب‬

‫ لم تعرف أن عليك أن تقدم له‬.‫ "إنا لعبدي فالن طلب للشرب ولكنك ال يعطيه الشراب‬:‫قال تعالى‬

‫ أنا مريض ولكنك لم زيارتي‬،‫" يا ابن آدم‬:‫ وبالتأكيد تحصل عليه من جانبي "قال اهلل تعالى‬،‫الشراب‬

‫" أنت تع رف فالن وفالن لم‬:‫ وأنت إل ه الك ون؟ "ق ال اهلل‬،‫ كي ف أن ا ذاهب لرؤيت ك‬،‫" ي ا إلهي‬:‫"فأج اب‬

‫ إذا كنت ترى ل ه أنت بال شك العثور عليها عن طريق ج انبي أو تج د لي عن طريق‬،‫يكن مريض ا‬

‫فريقه‬

Dari Abu hurairah, dari Rosulullah saw yang bersabda:”Allah berfirman:”aku


meminta makan kepadamu,tetapi engkau tidak memberikan makan kepada-Ku.”maka dia
berkata:”wahai tuhanku, bagaimana engkau meminta makan kepada-Ku dan Aku tidak
memberikan makan kepada-Mu, sedangkan engkau adalah tuhan alam semesta?
Allah berfirman”bukankah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan meminta makan
kepadamu, tetapi kenapa engkau tidak memberikan makan?
Bukankah engkau tahu kalau saja engkau memberikan makan kepadanya, niscaya
engkau mendapatkan itu disisiKu Allah berfirman:”wahai anak adam, Aku meminta
minum kepadamu tetapi engkau tidak memberiku mminum” dia menjawab:”wahai
tuhanku, bagaimana aku memberikan Engkau minum padahal engkau tuhan alam semesta
Allah berfirman:”sesungguhnya hambaKu fulan meminta minum kepadamu tetapi engkau
tidak memberinya minum. Bukankah engkau tau kalau engkau memberinya minum,
niscaya engkau mendapatkan itu disisiKu?” allah berfirman:”wahai anak adam, aku sakit
tetapi engkau tidak mengunjungiku.” Dia menjawab:”wahai tuhanku, bagaimana aku akan
menjengukmu, sedang engkau adalah tuhan Alam semesta?’ Allah berfirman”bukankah
Engkau tahu Fulan telah sakit, kalau saja engkau menjenguknya niscaya engkau
menemukan itu disisiKu atau menemukan Ku disisinya”.
Hadis tersebut sahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhori dalam Al adab al-mufrat (517).

 PENJELASAN
Hadis ini merupakan hadis yang sangat agung dalam wilayah berbuat baik dan
akhlak, serta berhubungan saudara dalam masyarskat Islam. Setiap muslim berkeinginan
untuk mewujudkan kebahagiaan saudaranya haus, maka dia memberi minum kalau
saudaranya sakit, maka dia menengooknya, kalau saudaranya bersedih maka dia
menghiburnya, kalau saudaranya berbahagia, maka dia turut berbahagia, kalau saudaranya
berbuat dosa maka dia memberikan nasihat, kalau saudaranya terbujuk oleh hawa nafsu
atau tergoda oleh setan, maka dia juga mengingatkanya , karena dan saudaranya senantiasa
berada dalam wawasan setan dan bujukan hawa nafsu.
Ketika itu maka terbentuklah masyarakat yang luhur, saling dan penuh
kegotongroyongan, yang di naungi rahmad Allah.Karena seorang muslim ketika
meringankan beban saudaranya, maka hal itu langsung sampai kepada Allah dan Allah
Maha mengetahui segala perbuatan baik dilakukan oleh seseorang kepada saudaranya, dan
Dia Maha Mulia, Maha penyayang, luas kedermawaan dan ampunanNya. Maka engkau
mendapat pahala yang besar dengan ganjaran yang luar biasa agung dari Allah, Tuhan
alam semesta.
Setiap perbutan yang engkau peruntukan kepada saudaramu, seakan-akan engkau
berinteraksi dengan Allah melalui hamba tersebut. Laksana orang yang berkata kepadanya
seorang presiden, ‘’kalu engkau fulan mka engkau seperti menolongku dan upahmu berasal
dariku, segala perbuatan baikmu berada di sisiku.’’ Maksud nya, pasti aku balas.
Apa yang kau lakukan oleh orang ini? Bagaimana dia mencurahkan pertolongan
dan bantuan kepada fulan? Tentu saja dia akan mencurahkan segala usahanya, dan bahkan
mencurahkan harta dan segala miliknya untuk bisa membatu fulan, agar dia mendapatkan
kehormatan disisi kepala negara. Sebab, dia sadar betul bahwa berinteraksi dengan kepala
negara tidak akan pernah membawa kepada kerugian.
Inilah balasan yang akan engkau terima ketika brinteraksi dengan raja di dunia,
bagai mana kalau engkau berinteraksi dengan Tuhan seluruh makhluk di alam semesta ini?

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Cinta adalah sesuatu yang niscaya ada dalam peri kehidupan makhluk berakal seperti
manusia baik berbangsa, bernegara, maupun dalam kehidupan beragama. ciri
kesempurnaan iman seseorang adalah bahwa ia mencintai sesamanya seperti mencintai
dirinya sendiri. Kecintaan yang dimaksudkan di sini termasuk di dalam rasa bahagia jika
melihat sesamanya muslim mendapatkan kebaikan yang ia senangi, dan tidak senang jika
sesamanya muslim mendapat kesulitan dan musibah yang ia sendiri membencinya.
Ketiadaan sifat seperti itu menurut hadis di atas menunjukkan kurang atau lemahnya
tingkat keimanan seseorang.
Sebaaliknya orang mukmin yang
hanyamementingandirinyasendiridantidakmemilikisemangatihsanterhadapsesamanya,
orang sepertiitulah yang
masukdalamkategoritidaksempurnakeimanannya.,meskipunmrekataatdalammenjalankanke
wajiban-keajibankepada Allah. Keshalehanseseorangtidakhanyadiukurdenganparameter
ketaatanmelaksanakankewajiban individual terhaap sang Al-Khaliq,
tetapiharusdibarengidenganhablumminannas yang baik.
Oleh sebab itu, seorang muslim yang sejati harus mampu menjaga dirinya sehingga
orang lain selamat dari kezaliman atau perbuatan jelek tangan dan mulutnya. Dengan kata
lain, ia harus berusaha agar saudaranya sesama muslim tidak merasa disakiti oleh
tangannya, baik fisik seperti dengan memukulnya, merusak harta bendanya, dan lain-lain
ataupun dengan lisannya
kedudukan rahim dan keutamaan orang yang menyambung rahim dan besarnya dosa
orang yang memutus tali silaturrahim. Oleh karena itu, orang yang berlaku durhaka disebut
dengan qath’ah (memutus), karena dia telah memutus sebab yang telah menyambungkan
rahim atau persaudaraan.

DAFTAR PUSTAKA
Zakariyya Umairat, Syaikh. Petunjuk-petunjuk ilahi dalam hadist qudsi, Yogyakarta,
2011

Anda mungkin juga menyukai