PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Hadits merupakan
penjabaran dari isi-isi Al-Quran,melalui bahasa yang bisa dipahami oleh umat.Itu sebabnya
ada banyak ahli hadits yang memberikan kontribusinya buat hal ini. Hadist itu sumber kedua
yang wajib kita amalkan seperti Al Qur’an. Hadist merupakan ilmu yang wajib kita amalkan
karena sunnah. Dengan hadist juga memperindah hidup kita dan membantu kita agar kita
lebih mencintai Allah dan Rasulullah.
Hadits sangat penting dipelajari dan diamalkan, guna mengatur tatanan kehidupan
dalam hubungan kepada Allah, hubungan kepada manusia, dan hubungan kepada alam.
Hadits yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya adalah tentang
perkawinan, karena perkawinan menyatukan dua insan untuk menjadi sebuah keluarga. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang hadits yang menganjurkan menikah,
pernikahan yang dilarang, wali dan mahar.
BAB II
PEMBAHASAN
Penjelasan Hadits
Hadits di atas menjelaskan tentang semangat para sahabat dalam melakukan ibadah
dan mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga mereka ingin menanyakan secara
langsung perihal ibadah Rasulullah saw. Kepada istri beliau. Namun ketika diberitahu
tentang ibadah beliau, mereka merasa bahwa amalan tersebut tidaklah berat menurut
mereka. Tidak disebutkan secara jelas bagaimana mereka menyatakan ketidakberatan itu.
Namun tampak dari perkataan mereka “ Dimana posisi kita dibandingkan Rasulullah saw.
yang telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang?”. Lalu setiap
orang dair mereka bertekad untuk melakukan amalan-amalan berat.
Rasulullah saw. lalu menjelaskna posisi beliau sebagi seorang hamba yang paling
takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya. Kemudian beliau meluruskan
kekliruan yang diyakini oleh para sahabatnya. Beliau menerangkan bahwa apa yang
disangka oleh para sahabatnya yaitu berupa menyiksa diri dengan beribadah tidaklah
dibenarkan dalam Islam, dan rasa takut kepada Allah tidak dikhusukan kepada orang-orang
yang berdosa saja. Bahkan orang-orang saleh justru memiliki rasa takut yang lebih besar
kepada Allah karena mereka memahami kedudukan Allah di mata mereka.
Ibadah bukan saja mewujudkan ungkapan dari rasa takut kepada Allah, namun juga
merupakan manifestasi rasa syukur terhadap nikmat-nikmat Allah.
Hadits tersebut memberikan motivasi bagi umat Nabi saw. untuk menikah karena
merupakan sunnah Nabi saw. Baliau begitu antusias menyuruh umatnya untuk menikah,
sebab membujang dalam pandangan Islam tidak dianggap sebagai perilaku mulia, apalagi
dikait-kaitkan dengan kesucian seseorang dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Di
samping tugas-tugas kerasulannya, sebagai layaknya manusia biasa, beliau meluangkan
waktu untuk masalah pribadi (perkawinan) dan selalu mengingatkan sahabat-sahabatnya.
Pengingkaran terhadap sunnah beliau berisiko terlepas dari kumpulan umat beliau
sebagaimana hadits di atas.
Banyak sekali dalil-dalil hadits yang mengatakan hal tersebut di antaranya :
ْ َّسن
تى َ َفَ ْليَت س ِمنِّى َو َمنْ َأ َحبَّنِى
ُ ِسنَّ ب َ سنَّتِى فَلَ ْي
ُ ْسنَّتِى فَ َمنْ َر ِغ َب عَن ُ اَلنِّ َك.
ُ اح
Artinya :
“Nikah itu adalah sunnahku,barang siapa yang benci terhadap sunnahku, dia bukan
umatku, barang siapa yang mencintaiku, maka laksanakanlah sunnahku.”[2]
B. Hadits Tentang Anjuran Menikah
,ًاجةَ اِنَّ لِى ِألَيْكَ َح, يَاَأ َب َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن: فَقَال, ُك ْنتُ َم َع َع ْب ِد هًللْا ِ فَلَقِيَهُ ُع ْث َمانُ بِ ِمنَى: قَا َل,َ عَنْ َع ْلقَ َمة.س ُع ْو ٍد ْ َح ِدىث َع ْب ِد هًللا ِ ْب ِن َم
ٌاجةَ س لهُ َح َ َ َأ َأ َ ْ ُ ِّ ْ َأ َأ
َ هَل ل َك يَا بَا َع ْب ِد ال َّر ْحم ِن فِى نْ تُ َز ِّو َج َك بِك ًرا تُذ ك ُر َك َما كنتَ تَع َه ُد ؟ فل َّما َر ى َع ْب ُد ِ نْ ل ْي: ُ فَقَا َل ُع ْث َمان.فَ َحلَيَا
هَّللا َ َ َ
يَا,سلَّ ُم
َ صلّى هَّلل َعلَ ْي ِه َو َ لَقَ ْد قَا َل لَنَا النَّبِ ُّي, َ َأ َما لَِئنْ قُ ْلتَ َذلِك: ِإىفَا ْنتَ َهيْتُ اِ لَ ْي ِه َو ُه َو يَقُ ْو ُل ُ يَا َع ْلقَ َمة: فَقَا َل, َأشَا َر ِإلَ َّي,ِإلَى َه َذا
ص ْو ِم فَِإ نَّهُ لَهُ ِو َجاء َّ ست َِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِال
ْ َ َو َمنْ لَ ْم ي,ستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ا ْلبَا ْءةَ فَ ْليَتَزَ َّو ْج
ْ ب َم ِن ا ِ شبَا َّ َم ْعش ََر ا ل
Artinya :
884. Alqamah berkata : ketika aku bersama Abdullah bin Mas’uud di Mina tiba-tiba
bertemu dengan Usman, lalu dipanggil : Ya Aba Abdirrahman, saya ada hajat padamu, lalu
berbisik keduanya : Usman berkata : Ya Aba Abdirrahman, sukakah anda saya kawinkan
dengan gadis untuk mengingatkan kembali masa mudamu dahulu. Karena Abdullah bin
Mas’uud tidak berhajat kawin maka menunjuk kepadaku dan dipanggil : Ya Alqamah, maka
aku datang kepadanya, sedang ia berkata : Jika anda katakan begitu maka Nabi saw.
bersabda kepada kami : Hai para pemuda siapa yang sanggup (dapat) memikul beban
perkawinan maka hendaklah kawin, dan siapa yang tidak (Bukhari Muslim).[3]
Penjelasan Hadits
Rasulullah saw. Mengarahkan anjuran dan motivasi untuk menikah ini kepada
seluruh umatnya, khususnya para pemuda. Baliau bersabda, wahai segenap para pemuda”.
Kata “Ma’syar” yang berarti “segenap” menyiratkan makna kemanusiaan dan sosial yang
menjdai ciri masyrakat Islam. Beliau tidak menggunakan kata lain seperti “ Ya Ayyuha
Syabab” misalnya, kaya “Ma’syar” memilki nuansa cinta dan kasih sayang dalam komunitas
muslim. Hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Islam terhadap persoalan para
pemuda, sehingga Islam memberikan perhatian yang khusu bagi mereka, yaitu anjuran untuk
segera menikah bag yang telah mampu.
“Barangsiapa belum mampu, hendaklah ia berpuasa”. Beliau menggunakan
kata “Alaihi” yang berarti “hendaklah” unutk menyatakan makna banyak. Artinya,
“hendaklah ia memperbanyak bepuasa “. Beluai tidak menggunakan kata “Fal Yashum”
misalnya, yang berarti “berpuasalah”, karena kata itu bermakna puasa yang sehari atau dua
hari saja. Adapun kata “Alaihi Bishoum” bermakna memperbanyak berpuasa, karena puasa
mampu menahan gejolak syahwat.
Hadits di atas mengandung hukum-hukum yang sangat berkaitan dengan masalah
sosial diantaranya :
1. Anjuran dan motivasi yang sangat kuat untuk menikah
2. Hukum menikah bagi setiap orang berbeda-beda sesuai kondisinya.
3. Menikah merupakan solusi yang tepat dalam mencegah tersebarnya penyakit
masyarakat, spserti perzinaan.
4. Hadits tersebut juga menjadi renungan bagi para pemerhati masalah sosial agar
memeberikan perhatian yang serius kepada para pemuda, karena mereka merupakan
tulang punggung peradaban umat. Jika para pemuda di suatu komunitas baik, maka
baiklah urusan mereka.
Kemudian juga ulama yang berpendapat dalam kitab tafsirnya : bahwa kawin mut'ah itu
diizinkan Nabi untuk masa tertentu dan tidak pernah dicabut (dimusnahkan). Lalu para penduduk
terdapat berkata "Apabila kawin mut'ah dimaksudkan untuk mencegah penyelewengan dan
perzinaan itu hukumnya diperbolehkan.
Hikmah dilarangnya perkawinan mut'ah sangat banyak sekali. Bayangkan saja pasti
banyak orang tua yang tidak senang bila anak gadisnya dikawini secara mut'ah. Seolah-olah
wanita hanya diumpamakan seperti benda yang dipindahkan dari satu orang ke orang lainnya
hanya untuk tujuan kepuasan nafsu syahwatnya saja. Kemudian anak-anak yang
dihasilkannya akan terlantar.
Jadi perkawinan mut'ah itu hanya akan merusak sendi-sendi bangunan perkawinan.
Sedangkan perkawinan itu sendiri menurut Islam adalah ditujukan untuk memperoleh
ketenangan dan ketentraman, saling mencintai dan kasih sayang. Selain itu Islam juga
mengatur, bahwa thalaq itu berada ditangan suami. Lalu, mengapa mesti harus mengikat dan
mempersempit diri dengan keharusan thalaq dengan batas berakhirnya perkawinan mut'ah.[5]
Adapun larangan makan daging himar (keledai) peliharaan disebabkan bahwa daging
keledai itu adalah najis berdasarkan hadits berikut.
صلى هللا عليه وسلم- ِ َأ َم َر َرسُو ُل هَّللَا, لَ َّما َكانَ يَوْ ُم َخ ْيبَ َر- : قَا َل- رضي هللا عنه- ك ِ ع َْن َأن
ٍ َِس ْب ِن َمال
َأْل ْ ِ "ِإ َّن َ َو َرسُولَهُ يَ ْنهَيَانِ ُك ْم ع َْن لح:فَنَادَى ,ََأبَا طَ ْل َحة
ٌ َ ُمتَّف- " ٌ فَِإنَّهَا ِرجْ س,ُوم اَل ُح ُم ِراَ ْهلِيَّ ِة
- ق َعلَيْه ُ هَّللَا
Artinya : Dari Anas bin Malik r.a., beliau berkata : Pada ketika perang Khaibar, Rasulullah
SAW memerintah Abu Thalhah untuk menyeru, “Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya
melarang kalian memakan daging keledai kampung, karena ia adalah najis. (Muttafaqun
‘alaihi).
Penjelasan Hadits :
Hadits tersebut menunjukkan bolehnya menikahi wanita karena orientasi apapun, baik
itu yang bersifat duniawi maupun ukhrowi, karena redaksi hadits tersebut merupakan bentuk
ikhbar (pemberitahuan) sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Qurtubhi. Artinya, keempat
faktor itulah yang menjadi motivasi utama dinikahinya wanita. Jadi, hadits tersebut berbicara
realita. Akan tetapi disitu terdapat suatu himbauan bagi para pria agar lebih mengutamakan
faktor agamanya. Hadits diatas menjadi panduan bagi para pria dalam memilih calon
pendamping hidupnya. Dimana seorang laki-laki tidak seharusnya menjatuhkan pilihannya
dikarenakan faktor duniawi semata, melainkan perlu dipertimbangkan juga faktor komitmen
agamanya.bahkan itulah yang harus diprioritaskan sebagimana ditegaskan dalam hadits lain
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Janganlah kalian menikahi wanita karena
kecantikannya, karena boleh jadi kecantikanya akan mencelakakannya. Jangan pula karena
hartanya, karena boleh jadi hartanya akan menjadikannya melampaui batas. Akan tetapi,
nikahilah mereka karena agamanya. Sungguh seorang budak wanita yang telinganya sobek
(maksudnya buruk rupa) yang memiliki (komitmen) agama itu lebih utama.
Hadits tersebut juga berisi anjuran agar mencari pasangan yang berasal dari keturunan
yang baik. Namun jika faktor keturunan bertentangan dengan faktor agama, maka yang harus
diutamakan adalah faktor agama. Begitu juga dengan faktor lainnya, jika bertentangan satu
sama lain, maka yang harus didahulukan adalah faktor agamanya.[7]
Penjelasan Hadits
Mahar secara etimologi berarti mas kawin. Sedangkan pengertian mahar menurut
istilah ilmu fiqih adalah pemberian yang wajib dari calon suami kepada calon istri sebagai
ketulusan hati calon suami, untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang istri kepada
calon suaminya.
Imam Syafi’i mengatakan bahwa mahar adalah sesuatu yang wajib diberikan oleh
seorang laki-laki kepada perempuan untuk dapat menguasai seluruh anggota badannya[9].
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa khusus kepada Nabi saw.
diperbolehkannya seorang perempuan menghibbahkan dirinya untuk dinikahi tanpa mahar.
Boleh memandang perempuan tersebut sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Mahar itu tidak ada batasnya, bisa sedikit atau banyak, sebagaimana Nabi menyuruh
sahabatnya untuk mencari mahar walaupun hanya cincin besi. Selain itu, mahar bisa berupa
hafalan Al-Qur’an dan mengajarkan kepada istrinya. Mahar hendaknya tidak memberatkan
bagi laki-laki karena sebaik-baik mahar dalam pernikahan ialah yang melapangkan suami
berdasarkan hadits berikut :
ْ ي َأ
س َهلُهُ َعلَى ال َّر ُج ِل ْ س ُرهُ َأ
َ َاق َأ ْي
ِ صدَّ َخ ْي ُر ال
Artinya :
“Sebaik-baik maskawin ialah yang melapangkan suami atau memudahkan bagi seorang
laki-laki (yang akn menikahinya) (dikeluarkan Abu Dawud dan disahkan oleh Al-Hakim)
[10]
A. Kesimpulan
Menikah merupakan sunnah Nabi saw. Beliau sangat menganjurkan umatnya
khusunya para pemuda yang mampu untuk menikah agar segera menikah, jika belum mampu
di suruh untuk memperbanyak berpuasa, karena hal itu menahan gejolak syahwat. Anjuran
menikah dari Nabi itu tentunya harus sesuai dengan ajaran Islam, dan bukan pernikahan yang
dilarang sperti nikah mut’ah.
Ketika ingin menikah dengan wanita, carilah wanita dengan 4 kriteria, yaitu karena
hartanya, kedudukannya, wajahnya (kecantikannya) dan agamanya. Tapi alangkah lebih baik
memilih karena agamanya.
Ada berbagai syarat dan rukum dalam pernikahan yang harus dipenuhi agar
pernikahannya sah sehingga tidak bertentangan dengan ajaran Islam, seperti adanya seorang
wali dan mahar dalam pernikahan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kedudukan hadist Nabi SAW sebagai dasar hukum kedua dalam syariat islam,hadist
merupakan penjelasan dan penerangan Nabi SAW, ada kalanya digambarkan dalam perbuatan
beliau ,ada kalanya diutarakan dengan sabda – sabdanya Beliau dan terkadang dalam bentuk
pengakuan beliau terhadap sahabat – sahabatnya . Semua ini diistilahkan dengan hadist Nabi
SAW.
Makalah kami ini membahas tentang iman,islam,ihsan yang mana iman itu artinya kita
percaya kepada Alloh,malaikat – malaikatNya,dan bertemu denganNya,percaya kepada utusan –
utusanNya , dan percaya kepada hari akhir . Sedangkan Islam itu kita menyembah hanya
kepada Alloh SWT tidak mensekutukanNya. Sedangkan Ihsan itu kita menyembah Alloh seolah
– olah kita melihatNya .Maha Suci Alloh dan Maha Tinggi sesungguhnya Alloh melihat kita.
Tiga masalah pokok tersebut sangatlah saling berkitan satu sama lainnya antara iman ,
islam, dan ihsan Seorang tidaklah cukup hanya menganut islam saja tanpa mengirinya dengan
iman.Begitu juga sebaliknya iman tanpa islam tidaklah berarti,akan tetapi belumlah cukup krena
harus dibarengi ihsan supaya segala amal ibadahnya mendapat nilai di sisi Alloh.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah islam itu?
2. Apakah iman itu?
3. Apakah ihsan itu?
4. Apakah pengertian hari qiyamat itu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami arti islam
2. Untuk mengetahui dan memahami arti iman
3. Untuk mengetahui dan memahami arti ihsan
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian hari qiyamat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sanad dan Matan Hadist
1. Hadist tentang Islam,Iman dan Ihsan
ال َكانَ النَّبِ ُّي صˆˆلى هللا عليˆˆه َ َال َح َدثَنَا ِإ ْس َما ِع ْي ُل بْنُ ِإ ْب َرا ِه ْي َم َأ ْخبَ َرنَا اَبُوْ َحيَّانَ التَّ ْي ِم ٌّي ع َْن َأبِي ُزرْ َعةَ ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ ق َ َحدثنا ُم َس َّد ُد ق
قَال
َ ث ْ َأ
ِ ال اِإل ْي َمانُ ْن تُْؤ ِمنَ بِاهَلل ِ َو َمالَِئ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َوبِلِقَاِئ ِه َو َر ُسلِ ِه َوتُْؤ ِمنَ بِˆˆالبَ ْع َ َاس فَ تَاهُ ِجب ِْر ْي ُل فَقَا َل َما اِإل ْي َمانُ ق َأ ِ َّار ًزا يَوْ ًما لِلن ِ َوسلم ب
قَال مَا
َ َضˆان َ َصˆوْ َم َر َم ُ ضˆةَ َو ت ْ
َ ْى ال َّزكَاةَ ال َمفرُو ُ الصˆالَةَ َو تُˆَؤ ِّد َّ ك بِˆ ِه َشˆ ْيًئا َو تُقِ ْي َم َأ
َ َما اِإل ْسالَ ُم قَا َل اِإل ْسˆالَ ُم ْن تَ ْعبُˆ َد هَللا َ َو الَتُ ْشˆ ِر
ْ َأ َأ ْ ُ
َك قَا َل َمتَى السَّا َعة قَا َل َما ال َمسُْؤ ُل َعنهَا بِ ْعلَ َم ِمنَ السَّاِئ ِل َو َسˆˆ خبَرُك َ ك ت ََراهُ فَِإ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَِإنَّهُ يَ َراَ َّاِإل حْ َسانُ قَا َل َأ ْن تَ ْعبُ َد هَللا َ َكَأن
س اَل يَ ْعلَ ُمه َُّن ِإالَّ هَللا ُ ثُ َّم تَالَ النَّبِ ُّي صلى هللا عليه ٍ فى خَ ْم ِ ان ِ ََت اَأل َّمةُ َربَّهَا َو ِإ َذا تَطَا َو َل ُرعَاةُ اِإل بِ ِل ْالبُ ْه ُم فِى البُ ْني ْ ع َْن َأ ْش َرا ِطهَا ِإ َذا َولَد
قَال أبˆˆو عبˆد هللا َ اس ِد ْينَهُ ْم َ َّ ثُ َّم َأ ْدبَ َر فَقَا َل رُ ُّدوهُ فَلَ ْم يَ َروْ ا َش ْيًئا فَقَا َل هَ َذا ِجب ِْر ْي ُل جَ ا َء يُ َعلِّ ُم الن.و سلم {ِإ َّن هَللا َ ِع ْن َدهُ ِع ْل ُم السَّا َع ِة} األية
.ك ُكلَّ ُم َمنَ اِإل ْي َما ِن َ َِج َع َل َذل
Kiamat itu satu dari lima perkara ,hanya Alloh yang dapat mengetahuinya .Kemudian Nabi
membaca ayat Al – Qur’an yaitu: “Bahwa Sesungguhnya orang tidak mengetahui apa yang akan
dikerjakannya besok , dan (Alloh juga mengetahui akan hal yang tidak diketahui oleh
seseorang). Sesungguhnya manusia tidak mengetahui dibumi mana ia akan mati.Sesungguhnya
Alloh Maha tahu.
Sesudah itu laki – laki itu pergi, Nabi diam sejenak ,kemudian Beliau bertanya: “Tahukah
Engkau siapa yang bertanya?” Nabi bersabda: itulah Jibril .datang untuk mengajari manusia
tentang agama.( Riwayat Imam Bukhori)
2. Kandungan Hadits
Kata “Rojulun” yang berarti seorang laki – laki yang tidak di sebut
namanya(mubham).Rojulun disini adalah malaikat jibril,mereka mengetahui malaikat jibril
setelah meneliti indikasi keadaan yang menyertainya ,indikasi dari kedaan pakaiannya yang
selalu bersih dan rapi serta rambutnya yang tetap teratur dengan warnanya yang tiada kumal
memberikan petunjuk bahwa ia adalah bukan orang awam yang berasal dari luar kota. Sebab
apabila ia berasal dari luar kota dan mengikuti pengajian Nabi dan sahabat pasti memakai
pakaian yang kumal,kotor,basah keringatandan rambutnya terserak – serak,kumal berdebu akibat
perjalanan itu.
Keadaan para sahabat yang mengutkan bahwa ia ,alaikat jibril ialah ketiadaan mereka
mengenalnya . Sebab andaikata ia warga kota atau anggota ajlis ,tentu ada diantara sahabat yang
telah mengenalnya dan andaikata ia warga luar kota yang mengikuti pelajaran dan
mengabungkan sebagai anggota baru majlis ,niscaya ia meminta izin terlebih dahulu. Kejutan
hati para hadirin dikala sang tamu mengawali pertanyaannya kepada Beliau,dengan menyebut
nama langsung beliau”ya Muhammad” tenpa mengikuti sertakan nama jabatan atau nama
kehormatannya,hal ini mendekatkan dugaan mereka bahwa ia adalah malaikat jibril,sebab kalau
ia ssama manusia oanggilan seperti itu dilarang karena termasuk kehinaan.
Pokok – pokok masalah yang dievaluasi oleh malaikat jibril ,lantaran sebenarnya pokok-
pokok syariat itu sudah diwahyukan kepada beliau,ialah : (1)Sendi – sendi (rukun – rukun)
islam, (2) Sendi – sendi iman (3) pengertian ihsan dan (4) tanda – tanda hari qiyamat.
a) Arti Ihsan
At Thiby mengartikan Ihsan kepada dua pengertian:
Menyampaikan manfaat atau kebajikan kepada orang lain dan mengerjakan sesuatu
dengan sebanyak – banyaknya.
Ihsan yang terdapat dalam hadist jibril ini lebih sesuai, karena apa yang tersirat dalam
jawaban Rosululloh saw.”anta’budallah” samapi dengan “fainnahu yaraka”.adalah sugesti untuk
megerjakan ibadah sebaik – baik dan sesempurna – sempurnanya.
b) Macam – macam Ihsan
Lafadz Ihsan dalam arti yang terakhir ini mempunyai dua tingkatan :
1) Musyahadah . Didalam tngkatan ini seseorang pengibadah selalu merasa
menyaksikan atau melihat sevara langsung Alloh yang disembah.
2) Muroqobah,Jika tidak berhasil dalam tingkatan pertama maka seorang yang
beribadah selalu merasa bahwa segala gerak geriknya diawasi oleh Alloh Ta’ala.
5. Hari Qiyamat
Hari qiyamat disebut juga dengan “As Sa’ah”, waktu yang pendek / cepat sekali,adalah
mengingat bahwa permulaan datangnya mendadal sekali.
a) Tanda – Tanda hari Kiamat
Tanda – tanda qiyamat menurut hadist Nabi ketika berdialog dengan malaikat
jibril,adalah tanda – tanda hari kiamat sebelum tiba yang sifat dan wujudny belum begitu dasyat.
Tanda – tanda itu adalah:
1) Budak melahirkan tuan
2) Orang hina lagi bodoh berlomba – lomba mendirikan gedung yang megah –
megah
C. Sanad Hadis.
Hadist ini memiliki jalur sanad antara lain: Musaddad bin Masruhad , Ismail bin Ibrahim,
Abu Hayyan Tamiyyi, Abu Zar’ah , Abu Hurairah
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan saling keterkaitan satu dengan lainnya. Dalam artian, manusia
membutuhkan manusia lainnya untuk menjalani hidupnya. Baik dalam hal yang bersifat kecil
dan terlebih dalam hal yang begitu penting. Namun tidak ada orang yang paling berjasa dalam
hidup kita selain orang tua kita sendiri. Mereka memberikan kasih sayang yang sungguh luar
biasa kepada kita sejak kita lahir hingga kapan pun mereka akan tetap memberikan kasih
sayang kepada kita.
Tanpa sedikit pun mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran, memberi
makan kita dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan banyak lagi jasa-
jasa orang tua yang tidak akan pernah terbalas.
B. Rumusan Masalah
1) Apa makna dari berbakti kepada kedua orang tua ?
2) Mengapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua ?
3) Apa saja bentuk berbakti kepada kedua orang tua ?
4) Apa saja bentuk durhaka kepada kedua orang tua ?
5) Apa saja hak kita sebagai anak terhadap orang tua ?
BAB II
PEMBAHASAN
Ada pula keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan pahalanya, yaitu :
1. Merupakan amal yang paling utama, ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata :
ُ قُ ْل:ال
ت ثُ َّم َ َ ق، بِرُّ ْال َوالِ َدي ِْن:ال
َ َت ثُ َّم َأيُّ ؟ ق
ُ قَا َل قُ ْل،صالَةُ َعلَى َو ْقتِهَا
َّ اَل:ال َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأيُّ ْال َع َم ِل َأ ْف
َ َضلُ؟ ق ُ َسَأ ْل
َ ِت َرسُو َل هللا
ِ ْال ِجهَا ُد فِي َسبِ ْي ِل هللا:ال َ َق َأيُّ ؟
“Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain
disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab:
‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab,
‘Jihad di jalan Allah’
2. Ridha Allah bergantung kepada ridha orang tua sesuai hadist Rasulullah SAW, disebutkan
:
ُ َوس ُْخط،ضا الرَّبِّ فِي ِرضا ْال َوالِ ِد َ ِض َي هللاُ َع ْنهُ َما َأ َّن َرسُوْ َل هللا
َ ِر:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِ ع َْن َع ْب ِد هللاِ ْب ِن َع ْم ِرو ب ِْن ْال َع
ِ اص َر
الرَّبِّ فِي س ُْخ ِط ْال َوالِد
“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka
Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
3. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami. Yaitu,
dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu
‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah
seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
Seandainya orang tua masih berbuat syirik serta bid’ah, kita tetap harus berlaku lemah lembut
kepada keduanya, dengan harapan agar keduanya kembali kepada Tauhid dan Sunnah.
Bagaimana pun, syirik dan bid’ah adalah sebesar-besar kemungkaran, maka kita harus
mencegahnya semampu kita dengan dasar ilmu, lemah lembut dan kesabaran. Sambil terus
berdo’a siang dan malam agar orang tua kita diberi petunjuk ke jalan yang benar.
B. Saran
Sebagai seorang anak, kita memiliki kewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tua. Untuk
itu, marilah kita senantiasa memenuhi kewajiban kita sebagai seorang anak. Marilah kita
membahagiakan kedua orang tua kita, sebelum nantinya kita akan menyesal karena tidak bisa
melihat mereka nantinya untuk selamanya. Semoga kita dapat menjadi anak yang berbakti
kepada kedua orang tua kita dan membuat mereka bangga terhadap kita.
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pagatan , 04 Desember 2020
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pagatan , 04 Desember 2020
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pagatan , 04 Desember 2020
NAMA : ST.PATIMAH
Tahun Pelajaran
2020/2021
NAMA : ST.PATIMAH
Tahun Pelajaran
2020/2021
NAMA : ST.PATIMAH
Tahun Pelajaran
2020/2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
1. Arti Islam………………………………………………………………………….
2. Sendi-Sendi (Rukun-Rukun) Islam……………………………………………….
3. Arti Dan Sendi-Sendi Iman…………………………………………………………
4. Ikhsan Dan Macam-Macamnya…………………………………………………..
C. Sanad Hadist………………….…………………………………………………………..
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan………………………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………………………