1 Perilaku Ihsan
Kata “ihsan” berasal dari kata kerja (fi’il) “Hasuna-yahsunu-Hasanan”, artinya baik,
(asal-usul kata), ihsan adalah lawan kata “is’ah” (berbuat kejelekan). Secara mandiri
itu, di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ihsan adalah baik. -> footnote:
https://plus.kapanlagi.com/arti-ihsan-dalam-islam-makna-dalil-ciri-cirinya-lengkap-dengan-contohnya-
Menurut istilah, ihsan pada umumnya diberi pengertian dari kutipan Nabi Muhammad
saw. dengan malaikat Jibril ketika beliau menjelaskan makna ihsan, yaitu.
Jadi, ihsan adalah menyembah Allah Swt. seolah-olah melihat-Nya, dan jika ia tidak
Allah Swt. melihat perbuatan kita. Dengan kata lain, ihsan adalah beribadah dengan
ikhlas, baik yang berupa ibadah khusus (seperti salat dan sejenisnya) maupun ibadah
umum (aktivitas sosial). -> footnote: Sholeh Dimyathi, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, ihsan
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, baik dalam bentuk ibadah khusus
yang disebut ibadah mahdah (murni, ritual), seperti salat, puasa, dan
sejenisnya, ataupun ibadah umum yang disebut ibadah gairuh mahdah (ibadah
perbuatan manusia yang tidak bertentangan dengan aturan agama. Hal ini
tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat
tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan
seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang
berbunyi:
Muslim)
Dengan begitu, ihsan kepada Allah Swt. mengandung dua tingkatan berikut
ini.
karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman.
Kedua jenis ihsan tersebut yang akan mengantarkan pelakunya kepada puncak
keikhlasan dalam beribadah kepada Allah Swt., jauh dari motif riya’.
Dalam muamalah, ihsan dijelaskan Allah Swt. pada surah Q.S an-Nisaa’/4:36
sebagai berikut :
هّٰللا
ِ ار ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْال َج
ار ِ َوا ْعبُدُوا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوْ ا بِ ٖه َش ْيـًٔا َّوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن اِحْ َسانًا َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال َج
َت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ ِا َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخوْ ر ًۙا ِ ب بِ ْال َج ۢ ْن
ْ ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ۙ ِْل َو َما َملَك ِ ُْال ُجن
ِ ب َوالصَّا ِح
sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki.
diri.”
kerusakan.”.
Dengan begitu, berikut ini adalah ihsan kepada yang berhak mendapatkannya:
masih kecil dengan perhatian penuh dan belas kasihan. Mereka mendidik
dan mengurus semua keperluan anak-anak ketika masih lemah. Selain itu,
orang tua memberikan kasih sayang yang tidak ada tandingannya. Semua
pula sebagai imbalan dari budi baiknya yang tulus, sebagaimana firmam
Menjalin hubungan baik dengan karib kerabat adalah bentuk ihsan kepada
padanya. Barang siapa yang memutus rahim, Aku akan memutus rahmat
Berbuat baik kepada anak yatim ialah dengan cara mendidiknya dan
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوَأنَا َوكَافِ ُل ْاليَتِ ِيم فِي ْال َجنَّ ِة هَ َك َذا َوَأشَا َر بِال َّسبَّابَ ِة َو ْال ُو ْسطَى
َ ِ ع َْن َس ْه ٍل قَا َل َرسُو ُل هَّللا
surga." Seperti inilah, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan
saw. bersabda:
َّاعي َعلَى اَأْلرْ َملَ ِة َو ْال ِم ْس ِكي ِن
ِ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َ الس
َ ِ ال َرسُو ُل هَّللا ِ ع َْن َأبِي هُ َري َْرةَ َر
َ َض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق
َ َال ق
Allah atau seperti orang yang selalu berpuasa siang harinya dan selalu
Ihsan kepada tetangga dekat meliputi tetangga dekat dari kerabat atau
tetangga yang berada di dekat rumah, serta tetangga jauh, baik jauh karena
nasab ->footnote Nasab: Keturunan (terutama dari pihak bapak); pertalian keluarga
perjalanan, ma’had -> footnote Ma’had: Lembaga pendidikan Islam untuk jenjang
pendidikan strata satu maupun yang lebih tinggi lagi; semacam pesantren dan
Tamu yang datang dari tempat jauh, termasuk dalam sebutan ibnu sabil
(orang yang dalam perjalanan jauh). Cara berbuat ihsan terhadap ibnu sabil
makan dari apa yang kita makan, dan diberi pakaian dari apa yang kita
pakai.
mengganggu satu sama lain dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat
ْمَنْ َكانَ يُْؤ مِنُ ِباللَّ ِه وَ ا ْليَوْ ِم اآْل خ ِِر َف ْليَ ُق ْل خَ يْرً ا َاوْ ِليَصْ ُمت
sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang
3. Akhlak
telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah saw. yang
Berbuat baik (Ihsan) kepada siapa pun, akan menjadi ‘stimulus’ terjadinya
balasan dari kebaikan yang dilakukan., sebagaimana janji Allah Swt. dalam al-Qur’an
bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan. Lalu, ketika sudah berbuat ihsan terhadap
Allah Swt., seperti melaksanakan ibadah shalat, zikir, puasa, dan sebagainya dengan
khusyuk dan juga ikhlas, maka sudah dipastikan balasannya ialah surga.
3.1 Kesimpulan
Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena
itu, semua orang yang menyadari akan hal tersebut tentu akan berusaha dengan seluruh
potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut. Siapa pun kita, apa pun
profesi kita, dimata Allah Swt. tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka
yang telah naik ketingkat Ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya. Perintah- perintah
Allah untuk berbuat ihsan (baik) melalui surah al-Baqarah ayat 83 merupakan kewajiban
3.2 Saran