(disampaikan dalam forum liqa usar PR4102, edisi pekan II Oktober 2022)
Daripada Abu Hurairah عنه هللا رضي, daripada Nabi ﷺbaginda bersabda :
"Ada tujuh golongan orang yang mendapat naungan/lindungan dari Allah ﷻpada hari
yang tiada naungan kecuali naungan-Nya yaitu:
4. Dua orang sahabat saling berkasih sayang kerana Allâh ﷻkeduanya berkumpul
kerana-Nya dan berpisah kerana-Nya,
5.Seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan
lagi cantik, lalu ia berkata: "Sesungguhnya aku takut kepada Allah ﷻ."
Ayat yang beliau jadikan contoh adalah QS. al -Baqoroh ayat 177
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa yang diberikan kepada kerabat adalah
harta yang disenangi dan dicintai. Selain itu beliau juga memisalkan ekspresi
cinta ini adalah layaknya perasaan seorang laki -laki kepada perempuan.
Cinta yang dimaksudkan disini adalah cinta terhadap sesuatu yang memiliki
manfaat. Dalam al-Quran beliau contohkan seperti QS. Ash -Shaff ayat 13
Arti: “Dan ada (balasan) lain yang kamu menyukainya (yaitu) pertolongan dari
Allah dan kemenangan yang dekat.”
Kata cinta pada ayat ini disandarkan pada sesuatu yang memiliki nilai manfaat
besar. Yakni berupa pertolongan dari Allah dan juga janji kemenangan yang
dekat.
Pembagian cinta yang ketiga ini adalah cinta karena ada sesuatu keunggulan
atau kelebihan. Jadi cinta yang ada adalah hasil dari kekaguman terhadap
sesuatu yang memiliki nilai lebih. Beliau mencontohkannya dengan cinta para
ahli ilmu satu sama lain.
Dalam kitab Ishlah al-wujuh wa al-Nadzoir fi al-Quran karya Imam Husein bin
Muhammad ad-Damighaniy dijelaskan bahwa kata -kata dalam al-Quran yang
menggunakan kata al-hubb ternyata memiliki makna lain selain arti cinta
seperti yang kita pahami selama ini.
o Al-hubb adalah al-Iitsar
Al-Mawaddah adalah kata yang lebih sering kita dengar khususnya dalam
momen-momen pernikahan. Ya, kata al-mawaddah memang memiliki arti cinta
sebagaimana al-hubb. Sebagaimana dalam asmaul husna disebutkan bahwa
Allah memiliki sifat al-waduud yang artinya Maha Mencintai. Dari sini bisa kita
simpulkan bahwa cinta dalam al-mawaddah ini adalah bentuk cinta yang besar
dan agung, yakni seperti cinta Allah kepada hamba yang bertakwa. Contohnya
pada QS. Ali Imron ayat 31:
هللا فَات ِبعُ ْونِي يُ ْح ِب ْبكُ ُم هللاُ َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذُن ُ ْوبَكُ ْم
َ َقُ ْل ا ِْن كُت ْنت ُ ْم تُحِ بُّ ْون
Katakanlah (wahai Nabi Muhammad saw.): “Jika kamu mencintai Allah, maka
ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu”
Cinta karena Allah adalah ketika kita mencintai seseorang, karena dia mencintai Allah.
Karenanya semakin bertambah ketaatan dia kepada Allah maka bertambah pula
kecintaan kita kepadanya. Kecintaan seperti ini termasuk dari amalan yang paling utama,
dan dia merupakan konsokuensi dari kecintaan kepada Allah. Karena di antara bentuk
kesempurnaan cinta kepada Allah adalah mencintai siapa saja yang Allah cintai dan
mencintai siapa saja yang mencintai Allah. Sementara kaum muslimin secara umum
merupakan kaum yang mencintai Allah dan Allah juga mencintai mereka, karenanya
seorang muslim wajib mencintai kaum muslimin yang lain sebagai keharusan dari cinta
dia kepada Allah.
Dari Anas radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
ََل يُؤْ ِم ُن أ َ َح ُدكُ ْم َحتَّى يُحِ بَّ ِِلَخِ ي ِه َما يُحِ بُّ ِلنَ ْف ِس ِه
“Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya
sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Habib bin ‘Ubaid, dari Miqdam ibnu Ma’dy Kariba –dan Habib menjumpai Miqdam
ibnu Ma’di Kariba-, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أما: قال.لقيني رجل من أصحاب النبي صلى هللا عليه وسلم فأخذ بمنكبي من ورائي
أحبك هللا الذي أحببتني: قال.إني أحبّك
” “إذا أحب الرجل الرجل: لوَل أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال: فقال.له
أما إن عندنا: قال. ثم أخذ يعرض علي الخطبة: قال. ما أخبرتك.”فليخبره أنه أحبه
أما إنها عوراء،جارية
“Ada salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu denganku lalu ia
memegang pundakku dari belakang dan berkata,
Dia berkata, “Kalau sekiranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bersabda,
“Jika seorang pria mencintai saudaranya hendaklah dia memberi tahu bahwa dia
mencintainya“, maka tentulah ucapanku tadi tidak kuberitahukan kepadamu.”
Inilah ajaran Islam yang mengajarkan untuk saling mencintai. Ketika kita mencintai
saudara kita karena Allah, maka ungkapkanlah cinta tersebut dengan mengatakan, “Inni
uhibbuk” atau “Inni uhibbuk fillah”. Lalu ketika saudaranya mendengar, maka balaslah
dengan mengucapkan “ahabbakallahu alladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah yang
membuatmu mencintaiku turut mencintaimu). Dan ini menunjukkan hendaknya cinta dan
benci pada orang lain dibangun karena Allah, bukan karena maksud dunia semata.
Ibnu ‘Abbas berkata,
فإنما تنال، وعادى في هللا، ووالى في هللا، وأبغض في هللا،من أحب في هللا
ولن يجد عبد طعم اإليمان وإن كثرت صالته وصومه حتى،وَلية هللا بذلك
وذلك َل، وقد صارت عامة مؤاخاة الناس على أمر الدنيا.يكون كذلك
.يجدي على أهله شيئا
“Siapa yang mencintai dan benci karena Allah, berteman dan memusuhi karena Allah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu diperoleh dengan demikian itu. Seorang hamba
tidak adakn bisa merasakan kenikmatan iman walaupun banyak melakukan shalat dan
puasa sampai dirinya berbuat demikian itu. Sungguh, kebanyakan persahabatan
seseorang itu hanya dilandaskan karena kepentingan dunia. Persahabat seperti itu
tidaklah bermanfaat bagi mereka.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir disebutkan dalam Kitab
Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi)
َّ
، إن أحبَّ عبا ِد هللا إلى هللا الذين يُحببون هللا إلى عباده ويُحببون عباد هللا إلى هللا
ويسعون في اِلرض بالنصيحة
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat
hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi
nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224).
Kecintaan karena Allah ini adalah kecintaan yang murni karena Allah, kecintaan yang
tidak didasari oleh maksud-maksud duniawiah. Karenanya Allah Ta’ala membalas
orang-orang yang saling mencintai karena Allah dengan memberikan kepada mereka
naungan dari teriknya matahari di padang mahsyar kelak di hari kiamat.
1. Keutamaan mencintai seseorang karena Allah dan besarnya pahala yang akan
di dapat pada hari kiamat.
2. Bahwasanya (mencintai karena Allah) merupakan sebab untuk mendapatkan
kecintaan Allah Ta’ala.
Semoga kita bisa saling mencintai karena Allah dan mendapatkan pertolongan-Nya.