Anda di halaman 1dari 4

Bekal Menuju Akhirat

Mengapa Akhirat
1. Dunia Hanya Sebentar

Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa
di hari itu) seakan-akan
akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali hanya sesaat di siang
hari. (QS.Yunus : 45)
2. Dunia Hanya Mainan

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main


main main dan senda gurau belaka, dan
sungguh kampung akhirat iti lebih baik bagi orang-orang
orang orang yang bertakwa. Maka tidakkah
kalian memahaminya? (QS. Al Anam 32)

Bekal Menuju Akhirat


1. Iman dan Amal Shaleh

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang


orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang
shalih ke dalam surga-surga
surga yang bawahnya mengalir sungai-sungai,
sungai
, Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang Dia kehendaki.
kehendaki. (QS Al Hajj: 14)

2. Ketaqwaan

Artinya : Hai orang-orang


orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerj
kerjakan. (QS AlHasyr [59] : 18).
Frman Allah SWT,



Allah SWT berfirman, Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik
sebaik baik bekal adalah taqwa.
bertakwalah kepadaku hari orang-orang
orang
yang berakal. (QS. Al Baqarah, 2 : 197)

Hal Yang Perlu Dipersiapkan


1. Jadilah Seperti Orang Asing
Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan
seakan akan orang asing atau pengembara. Ibnu Umar
radhiyallahu anhu berkata, Jika engkau berada di waktu sore hari, maka jang
jangan menunggu
pagi hari dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu sore. Pergunakanlah waktu
sehatmu sebelum kamu sakit dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum kamu mati.
(HR.Bukhari).
2. Inilah 5 M yang harus menjadi bekal hidup:

1. Muahadah (selalu mengingat


ngingat perjanjian dengan Allah SWT)
Perjanjian yang telah kita lakukan ketika awal penciptaan ruh tersebut dipahami oleh para
ulama sebagai syahadat kita yang pertama. Sebagaimana tercantum dalam Al Quran, Allah
berfirman : Dan ingatlah ketika Rabb mu mengeluarkan
mengeluarkan keturunan anak
anak-anak Adam dari
sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap mereka (seraya berfirman):
Bukankah Aku ini Tuhanmu?, mereka menjawab. Betul (Engkau Tuhan kami) kami
menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikianitu agar di hari
hari kiamat kamu tidak mengatakan,

Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan). (QS. Al Araf, 7 : 172)
Ini adalah sebuah perjanjian yang kita di dunia ini diuji oleh Allah, apakah kita termasuk
orang-orang yang memegang teguh perjanjian tersebut. Kemudian juga perjanjian-perjanjian
kita dalam sholat-sholat kita semisal dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi, Iyyaaka
nabudu wa iyyaaka nastaiin. Artinya, hanya kepada Engkau kami menyembah, dan hanya
kepada Engkau kami memohon dan meminta pertolongan. Sudahkah kita mengabdi dan
memohon pertolongan hanya kepada Allah?

2. Mujahadah (orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah)


Ibadah adalah alasan Allah menciptakan manusia. Dan Aku tidak menciptakan Jin dan
Manusia melainkan agar mereka menyembahKU. (QS. Adz Dzariyat, 51 : 56)
Bermujahadah

artinya

bersungguh-sungguh

dalam

melaksankan

ketaatan

dalam

menjalankan perintah Allah. Said Musfar Al Qahthani mengatakan; Mujahadah berarti


mencurahkan segenap usaha dan kemampuan dalam mempergunakan potensi diri untuk taat
kepada Allah dan apa-apa yang bermanfaat bagi diri saat sekarang dan nanti, dan mencegah
apa-apa yang membahayakannya.
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benarakan Kami
tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al Ankabuut, 29 : 69)
Orang yang merubah rasa malas menjadi semangat, meninggalkan maksiat menuju ketaatan,
bodoh menjadi berilmu, dari ragu kepada yakin, adalah ciri orang yang bermujahadah.
Mujahid yang selalu berupaya bersungguh-sungguh di jalan Allah.

3. Muraqobah (Selalu Merasa diawasi Allah)


Orang yang banyak berdzikir adalah orang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT. Dzikir
terambil dari kata dzakaro yang berarti menghadirkan sesuatu ke dalam benak. Dzikrullah
adalah menghadirkan Allah ke dalam benak. Karena itu orang yang selalu berdzikir akan
menyadari betul bahwa Allah mengetahui segala sesuatu. Seperti di dalam ayat
Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. (QS. Al Ala, 87 : 7)
Dalam ayat lain: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dengan urat lehernya, yaitu
ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain

duduk di sebelah kiri. Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf, 50 : 16-18)
4. Muhasabah (Intropeksidiri)
Terkait dengan muhasabah, Umar bin Khaththab berkata, Hisablah dirimu sebelum dihisab,
timbanglah diri kalian sebelum ditimbang. Sesungguhnya berintropeksi bagi kalian pada hari
ini lebih ringan dari pada hisab di kemudian hari (HR. Iman Ahmad dan Tirmidzi secara
mauquq dari Umar bin Khaththab)
Hal senada juga pernah diungkapan oleh Hasan Al Basyri pernah berkata, Seorang mukmin
itu pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia menghisab dirinya karena Allah. Karena sesungguhnya
hisab pada hari kiamat nanti akan ringan bagi mereka yang telah menghisab dirinya di dunia.

5. Muaqobah (Memberi sanksi ketika lalai beribadah)


Sikap jika bersalah memberi sanksi diri sendiri dengan mengganti dan melakukan amalan
yang lebih baik meski berat, contoh dengan infaq dan sebagainya. Atau dengan bersegera
bertaubat dan berusaha kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Memberikan sanksi (iqob)
ketika kita lalai memang sulit. Dibutuhkan kesadaran diri yang baik dan kimanan yang kuat.
Hanya orang-orang yang sholeh yang dapat melakukannya. Seperti salah satu kisah Nabi
Sulaiman as dalam Alquran,
(ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan
cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata: Sesungguhnya aku menyukai
kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhankusampai
kuda itu hilang dari pandangan. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku, Lalu ia potong
kakidan leher kuda itu.(QS. Shaad, 38 : 31-33)
Sebuah perilaku yang dapat kita jadikan contoh, juga generasi sahabat atau parasalaf yang
meng iqob dirinya secara langsung ketika mereka melakukan kekhilafan, misalnya: dalam
sebuah riwayat dikisahkan bahwa Umar bin Khaththab pergi kebunnya. Ketika pulang
didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan sholat Ashar. Maka beliau berkata:
Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah sholat Ashar, kini
kebunku aku jadikan shodaqoh untuk orang-orang miskin.
Tidaklah lebih baik dari yang menulis ataupun yang membaca, karena yang lebih baik di sisi
ALLAH adalah yang mengamalkannya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai