Anda di halaman 1dari 48

NASEHAT BAGI ORANG YANG MELALAIKAN SHALAT

Wahai, kaum Muslimin, bagaimana kita bisa menyia-nyiakan shalat,


padahal shalat adalah penghubung kita dengan Allah Ta’ala . Jika kita
tidak memiliki penghubung antara kita dengan Allah Ta’ala ,
dimana ubûdiyah (penyembahan) kita ? Dimana (wujud) kecintaan kita
kepada Allah Ta’ala, dan ketundukan kita kepada-Nya ? Sungguh
celaka dan rugi orang yang setiap kali mendengar panggilan kepada
dunia, dengan segera ia memenuhinya dan ketika mendengar
seseorang menyeru kepada Allah k hayya alas shalâh dan hayya ala
falâh, mereka merasa berat hati dan berpaling.
(Redaksi, www.khotbahjumat.com)
***
Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

‫ َم ْن َي ْه ِد ِه‬, ‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬ ُ ‫ِإ َّن ْال َح ْمدَ ِ ََّلِلِ نَحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ْع ِينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَ ْست َ ْه ِد ْي ِه َونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن‬
َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو‬
ِ ‫س ِيِّئ َا‬
َ ‫ َوأ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ دَهُ الَ ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح ِ ِّمدًا‬, ُ‫ِي لَه‬
ُ‫ع ْبدُه‬ َ ‫ض ِل ْلهُ فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫هللاُ فَ ُه َو ْال ُم ْهتَدُّ َو َم ْن ي‬
ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫َو َر‬
َ‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعيْن‬
َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِ ‫سـ ِلِّ ْم َو َب‬
َ ‫ار ْك‬ َ ‫أَللَّ ُه َّم‬
َ ‫صـ ِِّل َو‬
: ‫الر ِجي ِْم‬
َّ ‫ان‬
ِ ‫ط‬ ُ َ ‫قَا َل هللاُ ت َ َعالَى َب ْعدَ أ َ ْن أ‬
َّ ‫ع ْوذُ ِباهللِ ِمنَ ال‬
َ ‫ش ْي‬

َ‫َّللاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوال ت َ ُموت ُ َّن ِإالَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬
َّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬

َ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِيرا ً َو ِن‬


‫سا ًء‬ َّ ‫احدَ ٍة َو َخ َلقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬ِ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬
ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
ً ‫علَ ْي ُك ْم َر ِقيبا‬ َ ‫سا َءلُونَ ِب ِه َواْأل َ ْر َح‬
َّ ‫ام ِإ َّن‬
َ َ‫َّللاَ َكان‬ َ َ ‫َّللاَ الَّذِي ت‬
َّ ‫َواتَّقُوا‬
َّ ِ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِطع‬
َ‫َّللا‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬
َ ً‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫ ي‬, ً ‫سدِيدا‬
ً ‫ع ِظيما‬ َ ً ‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْوزا‬
ُ ‫َو َر‬
:ُ‫ أ َ َّما بَ ْعد‬.
‫سلَّ َم وش َّر األ ُ ُم ْو ِر ُمحْ دثاتُها ف ِإنَّ ُك َّل‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ُ ‫َاب هللاِ َو َخي َْر ْال َه ْدي ِ َه ْد‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي‬
ُ ‫ث ِكت‬ ْ َ ‫فَإ ِ َّن أ‬
‫ُمحْ دث ٍة بِدْعةٌ و ُك َّل بِدْع ٍة ضاللةٌ و ُك َّل ضالل ٍة فِي النَّ ِار‬
KHUTBAH PERTAMA

Amma ba`du
Wahai kaum Muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala dan
menjaga shalat lima waktu kita serta mengerjakannya dengan penuh
ketaatan. Ketahuilah, sesungguhnya shalat adalah tiang agama. Karena
itu, tidak akan tegak agama seseorang yang meninggalkan shalat dan ia
tidak akan mendapatkan bagian dalam agama ini.
Menegakkan shalat adalah suatu bentuk keimanan dan
meninggalkannya merupakan kekufuran. Maka, siapa yang
menjaga shalatnya, maka hatinya akan bercahaya, demikian pula wajah
dan kuburnya, dan saat dikumpulkan di Mahsyar, ia juga akan mendapat
keselamatan pada hari kiamat. Dia akan dikumpulkan bersama orang-
orang yang telah diberi kenikmatan oleh Allah Ta’ala yaitu para
nabi, shiddîqîn, syuhadâ` danshâlihîn. Adapun sebaliknya, siapa yang
tidak menjaga shalatnya, dia tidak akan mendapatkan cahaya dan
keselamatan pada hari kiamat, dan di akhirat kelak dia akan
dikumpulkan bersama Fir`aun, Hâmân, Qârûn, dan Ubai bin Khalâf.

Wahai, kaum Muslimin, bagaimana kita bisa menyia-nyiakan shalat,


padahal shalat adalah penghubung kita dengan Allah Ta’ala . Jika kita
tidak memiliki penghubung antara kita dengan Allah Ta’ala ,
dimana ubûdiyah(penyembahan) kita ? Dimana (wujud) kecintaan kita
kepada Allah Ta’ala , dan ketundukan kita kepada-Nya ? Sungguh
celaka dan rugi orang yang setiap kali mendengar panggilan kepada
dunia, dengan segera ia memenuhinya dan ketika mendengar
seseorang menyeru kepada Allah Ta’ala hayya alas shalâh dan hayya
ala falâh, mereka merasa berat hati dan berpaling.

Wahai kaum Muslimin, bukankah kita semua tahu bahwa amal yang
pertama kali akan dihisab oleh Allah Ta’ala pada hari kiamat
adalah shalat. Jika shalat kita baik, maka baik pula seluruh amal ibadah
kita. Dan jika rusak, maka rusak pula amal ibadah kita.
Wahai umat Muhammad, marilah kita tegakkan shalat kita selagi kita
masih berada di dunia. Ingatlah Allah Ta’ala di saat lapang, niscaya
Allah Ta’ala akan mengingat kalian di waktu sempit. Siapa yang
melupakan Allah Ta’ala , Allah Ta’ala pun akan melupakannya. Siapa
yang meremehkan perintah Allah Ta’ala , Allah pun akan
meremehkannya. Wahai umat Muhammad, siapakah di antara kita yang
merasa aman dengan kematian kemudian bertaubat dan
mengerjakan shalat ? Bukankah masing-masing kita takut dengan
kematian dan tidak mengetahui waktunya ? Bukankah kematian itu
datang secara tiba-tiba dalam keadaan manusia tidak merasa ?
Bukankah kematian mendatangi manusia di dunia ini saat mereka lalai?

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya setelah kematian yang datang


secara tiba-tiba tidak ada lagi amal setelahnya, yang ada setelah itu
hanyalah balasan dari amal perbuatannya. Maka, siapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah ia akan melihatnya, dan siapa
yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah , dia juga akan
melihatnya.

Wahai kaum Muslimin, wahai orang-orang yang beriman kepada Nabi


Muhammad dan beriman kepada wahyu yang diturunkan Allah Ta’ala
kepadanya. Sesungguhnya di antara ketentuan yang Allah Ta’ala
wajibkan dalam shalat itu adalah hendaknya kita mengerjakannya di
masjid bersama jamaah kaum Muslimin. Marilah kita
menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan ruku` bersama orang-orang
yang rukû`. Ini adalah jalan Nabi dan para Sahabatnya. `Abdullâh bin
Mas`ûd mengatakan , “Siapa di antara kalian yang kelak ingin berjumpa
dengan Allah Ta’ala dalam keadaan Islam (berserah diri), hendaklah dia
menjaga shalat–shalatnya, karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah
mensyariatkan sunah-sunah petunjuk kepada Nabi-Nya, dan shalat itu
termasuk sunah-sunah petunjuk. Jika kita shalat di rumah, maka itu
sama saja kita meninggalkan sunah Nabi. Jika kita meninggalkan sunah
Nabi, maka kita akan tersesat. Jika seorang yang berwudlu dan
membaguskan wudlunya, setelah itu dia menuju masjid, maka pada
setiap langkahnya Allah Ta’ala akan memberikan satu kebaikan yang
akan mengangkat kedudukannya satu derajat dan menghapuskan satu
kesalahannya. Orang yang meninggalkan shalat tiada lain adalah orang
munafik yang diketahui nifaknya.”
‫ أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا‬، ‫ت َوال ِذِّ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َو ِإيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه ِمنَ اْأل َ َيا‬، ‫ان ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ‫اركَ هللاُ ِل ْي َولَ ُك ْم فِ ْي ْالقُ ْر‬ َ ‫َب‬
َّ ‫ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ ِإنَّهُ ُه َو ْالغَفُ ْو ُر‬، ‫ب‬
‫الر ِح ْي ُم‬ ٍ ‫َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر هللا َ ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل َكافَ ِة ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ِم ْن ُك ِِّل ذَ ْن‬
KHUTBAH KEDUA

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya shalat jamaah di masjid itu


termasuk suatu kewajiban, dan orang yang melaksanakan, berarti ia
telah menegakkan shalat dan menjaganya. Orang yang shalat bersama
jamaah berarti telah menegakkan kewajibannya kepada Allah Ta’ala .
Sedangkan orang yang meninggalkan jamaah tanpa udzur, berarti ia
telah berbuat maksiat kepada Allah Ta’ala dan
membahayakan shalatnya. Sebagian Ulama` mengatakan, “Siapa yang
meninggalkan shalat jamaah tanpa udzur, maka shalatnya batil (tidak
sah). Ucapan di atas di katakan oleh adalah Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah dan Imam Ahmad dalam sebuah riwayat.
Sesungguhnya shalat jamaah itu lebih afdhal dari pada shalat sendirian
sebesar 27 derajat. Orang yang meninggalkan shalat jamaah tanpa
udzur adalah orang yang pemalas dan lalai. Keadaan mereka seperti
keadaan orang-orang munafik yang difirmankan oleh Allah Ta’ala dalam
al-Qur`ân :
‫سالَى‬ َّ ‫َوإِذَا قَا ُموا إِلَى ال‬
َ ‫ص َالةِ قَا ُموا ُك‬
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.
(Qs an-Nisâ`/4:142)

Nabi bersabda: “Shalat yang (dirasakan) paling berat oleh orang-orang


munafik adalah shalat Isyâ` dan shalatFajr(subuh). Seandainya mereka
mengetahui (pahala) apa yang ada pada keduanya, niscaya mereka
akan mendatanginya, meskipun dengan merangkak”. (HR. al-Bukhâri
644)

Nabi bersumpah bahwa seandainya orang munafik yang


meninggalkan shalat itu mendapatkan rezeki sedikit di dunia, niscaya ia
akan menghadiri shalat jamaah dan kebanyakan orang-orang yang
meninggalkan shalatjamaah seandainya mereka disibukkan dengan
urusan duniawi ketika terbit fajar, niscaya ia akan bersemangat untuk
hadir tepat pada waktunya. Shalat jamaah adalah suatu aktifitas dan
ketenangan dan meninggalkannya merupakan bentuk kemalasan, dan
sedangkan tergesa-gesa dalam mengerjakannya biasanya
tidaktuma`ninah. Orang yang mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa
keadaannya seperti seekor burung yang mematuk makanannya.
Barangkali dia juga mengakhirkan waktu shalatnya. Shalat jamaah akan
melahirkan suatu kecintaan dan kelembutan serta akan menerangi

masjid dengan dzikir kepada Allah Ta’ala .

(Dengan shalat) syiar-syiar Islam akan nampak. Dalam shalat jamaah


ada suatu pembelajaran bagi orang-orang jahil, peringatan bagi orang
yang lalai dan kemaslahatan yang sangat banyak. Bagaimana pendapat
kalian jika shalatjamaah itu tidak disyariatkan, dan tidak mungkin Allah
Ta’ala menghendaki demikian, bagaimanakah keadaan kaum Muslimin
? (tentu) mereka akan terpecah belah, masjid-masjid akan tutup dan
umat ini akan memiliki syi`ar jamâ`i dalam agama ini. Karena itulah di
antara hikmah Allah Ta’ala dan rahmat-Nya, Dia mewajibkannya kaum
Muslimin. Marilah kita bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan nikmat ini.
Marilah kita laksanakan kewajiban ini. Marilah kita merasa malu kepada
Allah Ta’ala ketika meninggalkan perintah-Nya, serta waspada terhadap
siksa-Nya.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikan pertolongan kepada kita agar
bisa selalu mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, beribadah kepada-
Nya dengan baik, serta mengumpulkan kita di dunia ini di atas ketaatan.
Dan di akhirat berada di kampung kemuliannya (surga) serta
memberikan kita hidayah ke jalan yang lurus.
ً ‫س ِلِّ ُموا ت َ ْس ِليما‬ َ ‫صلُّوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا‬ َ َ‫صلُّون‬
ِِّ ‫علَى النَّ ِب‬ َّ ‫ِإ َّن‬
َ ُ‫َّللاَ َو َمالئِ َكتَهُ ي‬
‫ اللَّ ُه َّم‬,ٌ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّكَ َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬ َ َ‫صلَّيْت‬
َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬ َ ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ِِّل‬
ٌ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنَّكَ َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد‬
َ ‫علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو‬
َ َ‫ار ْكت‬َ َ‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬ َ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ار ْك‬ ِ َ‫ب‬
ٌ ‫ان َوالَ تَجْ عَ ْل فِي قُلُ ْو ِبنَا ِغالًّ ِللَّذِينَ آ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّكَ َرؤُ ْو‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ َ َ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِِ ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْن‬
ِ ‫سبَقُ ْونَا ِبا ْ ِإل ْي َم‬
َ ُ‫صرا ً َك َما َح َم ْلتَه‬
َ‫علَى الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِلنَا َربَّنَا َوال‬ َ ‫طأْنَا َربَّنَا َوالَ تَحْ ِم ْل‬
ْ ِ‫علَ ْينَا إ‬ َ ‫اخ ْذنَا ِإ ْن نَ ِس ْينَا أ َ ْو أ َ ْخ‬
ِ ‫َربَّنَا الَ ت ُ َؤ‬
ْ ْ
َ‫علَى القَ ْو ِم ال َكافِ ِرين‬ َ ْ ‫عنَّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو‬
ُ ‫ار َح ْمنَا أ ْنتَ َم ْوالَنَا فَا ْن‬
َ ‫ص ْرنَا‬ ُ ‫طاقَةَ لَنَا ِب ِه َواع‬
َ ‫ْف‬ َ َ‫ت ُ َح ِ ِّم ْلنَا َما ال‬

َّ ‫ َوأَقِ ِم ال‬, َ‫ب ْال َعالَ ِمين‬


َ ‫صالَة‬ ِ ِّ ‫َو ْال َح ْمدُ ِ ََّلِلِ َر‬

Download Naskah Materi Khutbah Jum’at

Download Ebook Khutbah Jum'at nasehat bagi orang yang melalaikan


shalat (1569)
Info Naskah Khutbah Jum’at

Disadur dari kitab Adh-Dhiyâul Lâmi` Minal Khuththabil Jawâmi` karya


Syaikh Muhammad Bin Shâlih al-Utsaimîn 2/198-202.

Kata kunci: nasehat, shalat


Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

o SPONSOR hubungi: 081 326 333 328


o DONASI hubungi: 087 882 888 727
o Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496
(Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
o Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur

Allahu Akbar!… Allahu Akbar! Allahu Akbar!… Allahu Akbar!

“Duh! Sudah adzan, sebentar lagi ah shalatnya… tanggung kerjaannya


tinggal sedikit lagi.”

“Eh kok adzan? Padahal filmnya lagi seru nih! Nanti saja shalatnya
kalau filmnya sudah selesai ah. Tapi waktu shalatnya nanti keburu
habis?! Tunggu iklan saja deh kalau begitu, shalatnya juga harus cepat
nih.”

Astagfirullah… Astagfirullah… Astagfirullah…

Ketahuilah ukhti bahwa orang-orang tersebut di atas termasuk jenis


orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang
artinya “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Maa’uun: 4-5)

Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, yang dimaksud


orang-orang yang lalai dari shalatnya adalah:

1. Orang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga ia


selalu mengakhirkan sampai waktu yang terakhir.
2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat
sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi
makna bacaan shalat.
Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka
ia termasuk bagian dari ayat ini (yakni termasuk orang-orang yang lalai
dalam shalatnya).

Apa Adzabnya ?

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari sahabat Samurah bin


Junab radhiyallahu ‘anhu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang
panjang tentang sabda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam
kisah tentang mimpi beliau):

“Kami mendatangi seorang laki-laki yang terbaring dan ada juga yang
lain yang berdiri sambil membawa batu besar, tiba-tiba orang tersebut
menjatuhkan batu besar tadi ke kepala laki-laki yang sedang berbaring
dan memecahkan kepalanya sehingga berhamburanlah pecahan batu
itu di sana sini, kemudian ia mengambil batu itu dan melakukannya lagi.
Dan tidaklah ia kembali mengulangi lagi hal tersebut sampai kepalanya
utuh kembali seperti semula dan ia terus-menerus mengulanginya
seperti semula dan ia terus-menerus mengulanginya seperti pertama
kali.”

Disebutkan dalam penjelasan hadits ini “Sesungguhnya laki-laki tersebut


adalah orang yang mengambil Al-Qur’an dan ia menolaknya, dan orang
yang tidur untuk meninggalkan shalat wajib.”

Lalu Bagaimana Orang yang Meninggalkan Shalat Secara Mutlak ?

Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan


hukumnya kafir keluar dari Islam, berdasarkan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Perbedaan antara kita dengan mereka (orang-orang
kafir) adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia
telah kafir.” (HR. At-Tirmidzi -Shahih)

Demikianlah Ukhti, marilah kita bersama-sama berusaha maksimal


untuk memperbaiki shalat kita karena ketahuilah bahwa amalan yang
pertama akan dihisab oleh Allah di akhirat nanti adalah shalat. Dan kita
memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kehinaan dan kondisi
orang-orang yang di adzab Allah karena lalai dari shalat.
Maraji':
Setelah Maut Datang Menjemput (Khalid bin Abdurrahman Asy-Sy

Shalat Yang Lalai


February 4, 2009 by Vien AM
Seperti apakah shalat yang lalai itu? Mengapa dalam ayat 4
surah Al-Maa’uun Allah SWT berfirman : ” Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang shalat ”?Bukankah shalat adalah
kewajiban yang diperintahkan Allah SWT ? ”Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-
orang yang lalai dari shalatnya”.(QS. Al-Maa’uun(107):4-5).
Allah SWT memang menjanjikan pahala dan kemudahan dalam
segala urusan bagi orang yang mengerjakan shalat. Namun
ada persyaratannya. Jadi bila syarat tersebut tidak terpenuhi
maka yang diterimanya bukan pahala apalagi kemudahan
melainkan malah kesengsaraan. Karena rahmat Allah akan
menjauh darinya. Inilah yang dimaksud kecelakaan dalam ayat
diatas. Allah SWT memerintahkan ’mendirikan/menegakkan ’
shalat (aqooma – yuqiimu ) bukan sekedar ’melaksanakan’
shalat ( sholla – yusholli). Menegakkan atau mendirikan shalat
maknanya, dalam mengerjakan shalat harus ada niat, ada
kesungguhan.
Kata ” Saahuun ” yang berarti lalai berarti adalah mengabaikan
shalat, diantaranya adalah wudhu’ yang tidak sempurna,
gerakan shalat ( rukuk, sujud dll yang tidak sempurna), meng-
akhirkan shalat (tidak meng-awalkannya) tanpa alasan yang
dapat diterima. Termasuk orang yang shalat namun tidak
meyakini bahwa dengan shalat Allah akan memberinya
kemudahan hidup, bahwa dengan shalat Allah SWT akan
memberinya pahala. Orang-orang seperti ini shalatnya tidak
khusuk dan cenderung terburu-buru.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
(yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya” .
( QS.Al-Mukminun (23):1-2).
“Orang-orang yang khusyu`,(yaitu) orang-orang yang
meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan
bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS.Al-
Baqarah(2):45-46).
Sebaliknya shalat yang terburu-buru / lalai sesungguhnya tidak
akan mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan bathin serta
tidak akan pula melahirkan ahklak yang baik. Padahal
seharusnya dengan shalat akan muncul prilaku yang
sempurna, akhlakul khorimah. Karena kunci ibadah adalah
shalat. Orang yang akhlaknya buruk dapat dipastikan shalatnya
juga buruk. Allah SWT bahkan memasukkan orang-orang yang
lalai ini ke dalam golongan orang Munafik. Sama halnya
dengan orang yang mengerjakan shalat dengan riya’, yaitu
yang mengerjakan shalat bukan karena mencari ridho’Nya
melainkan untuk dilihat orang lain. Ini adalah salah satu ciri
orang Munafik. Akhlak mereka buruk padahal ahklak adalah
cerminan hati. Lebih jauh lagi, Allah akan memasukkan orang
seperti ini sebagai golongan orang yang mendustakan hari
Pembalasan.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda :
” Shalat yang paling berat bagi orang Munafik ialah shalat Isya’
dan shalat Subuh. Seandainya mereka mengerti pahala yang
terdapat pada dua shalat itu, niscaya mereka mendatanginya
meskipun dengan merangkak ”.( HR Bukhari dan Muslim).
Termasuk juga dalam kategori lalai adalah laki-laki yang
menghindari shalat berjamaah di dalam masjid atau musholla,
terutama shalat Isya dan Subuh.
Dari Abu Musa ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “
Barangsiapa mengerjakan shalat di dua waktu dingin (Subuh
dan Isya’ secara berjamaah ) niscaya dia akan masuk surga“. (
HR Bukhari Muslim).
Hanya dengan alasan tertentu sajalah diantaranya uzur dan
sakit, orang diizinkan tidak melaksanakan shalat berjamaah di
masjid. Bahkan sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda
bahwa orang yang shalat berjamaah namun shafnya tidak
rapat saja maka berdosalah ia. Perumpamaannya seperti
perempuan yang tidak menutup auratnya dengan baik.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : “ Ada seorang lelaki buta
datang kepada Rasulullah saw dan berkata :”Wahai Rasulullah,
sungguh aku tidak punya penuntun yang menuntunku ke
masjid”. Maka Rasulullah memperkenankan (memberinya
keringanan). Namun setelah ia hendak pulang, Rasululah
memanggilnya kembali dan bertanya : ”Apakah engkau
mendengar adzan untuk shalat ?”. Ia menjawab : “Ya”. Beliau
bersabda :”Kalau begitu datanglah.” (HR Muslim).
Satu hal penting yang harus diingat, salah satu sifat Allah yang
harus kita imani adalah sifat cemburu. Allah SWT tidak ridho’
ketika seorang hamba dalam keadaan shalat namun dalam
hatinya ada sesuatu yang lain disamping-Nya. Suatu ketika
Rasulullah pernah bersabda bahwa sifat cemburu Allah jauh
lebih besar dari cemburunya Sa’ad, seorang sahabat.
Diriwayatkan bahwa Sa’ad segera akan mengeluarkan
pedangnya begitu melihat ada lelaki yang memandang dan
mendekati istrinya. Sesungguhnya sifat cemburu adalah sifat
yang baik. Karena hal ini menunjukkan kebesaran cinta dan
kasih-sayang seseorang. Itulah sebabnya mengapa Allah SWT
melaknat dan murka kepada orang yang menduakan-Nya.
Tidak ada kecintaan apapun yang boleh menyamai apalagi
mengalahkan kecintaan kepada-Nya, sekalipun itu cinta
seorang suami / istri terhadap pasangannya maupun cinta
terhadap anak atau orang tua.
Wallahu’alam bishshawab.
**

akah orang yang lalai shalat (akan) berat hukuman siksanya di kubur
kelak?
Agung (Agungsp**@***.co.id)

Jawaban:

Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah. Wa ba’du.

Bersikap lalai dalam shalat telah dinyatakan sebagai dosa besar,


berdasarkan firman Allah ta’ala dalam surat Al-Ma’un,

َ‫ساهُون‬
َ ‫صالتِ ِه ْم‬ َ ‫فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم‬
َ ‫ الَّ ِذينَ ُه ْم ع َْن‬. َ‫ص ِلِّين‬

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang


yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4–5).

Para ulama menerangkan bahwa yang dimaksud “lalai” dalam ayat di


atas mencakup tiga bentuk perbuatan, yaitu:

1. Menunda-nunda shalat hingga baru dikerjakan ketika waktu shalat


hampir berakhir.
2. Mengerjakan shalat tanpa memperhatikan syarat dan rukunnya
sebagaimana yang diperintahkan.
3. Mengerjakan shalat tanpa disertai kekhusyukan dan tanpa merenungi
makna bacaan shalat.

Adapun siksa kubur, yang akan dialami oleh orang yang lalai dalam
shalatnya, disebutkan dalam hadis Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dari
sahabat Samurah bin Jundab. Dalam hadis tersebut diceritakan bahwa
Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam melihat siksa bagi orang yang lalai
dalam shalatnya, yaitu kepalanya akan dipecahkan dengan sebuah batu
besar dan hal itu dilakukan berulang kali. (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, seyogianya kita memperhatikan hal ini dengan


saksama, dan kita memohon kepada Allah untuk memperbaiki amalan
kita.

Wallahu ta’ala a’lam.


Azab/Hukuman Orang Yang Lalai Tidak Shalat/Sholat Wajib Lima
Waktu

Sholat/Shalat lima waktu adalah ibadah wajib bagi setiap pemeluk


agama islam dewasa kecuali yang dilarang untuk melakukannya seperti
yang sedang datang bulan, sedang sakit parah, sedang gila, sedang
lupa, dan lain-lain. Meskipun hukuman bagi orang yang meninggalkan
solat/salat sangat berat namun banyak sekali orang islam yang tidak
menjalankannya dengan berbagai alasan mulai dari sibuk sampai yang
malas.

Berikut ini adalah beberapa azab/hukuman bagi orang-orang yang lalai


dalam mengerjakan sholatnya :

Siksa dan Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu

6 Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.


2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari
raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di
dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak
mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika


Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul


maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit


sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat
gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu


Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan


dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan
akan di azab sangat pedih di neraka.

Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke


dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun
di dunia.
2. Shalat Dhzuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama
dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama
dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Shalat Maghrib : satu kali meninggalkan dosanya sama
dengan berzina dengan orangtua.
5. Shalat Isya' : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi
Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan
minum dari nikmatnya.

Sumber-Wordpress

Untuk itulah kita sebagai umat muslim yang baik harus menjalankan apa
yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi apa yang dilarang Tuhan.
Jangan ikut-ikutan orang-orang di sekitar kita. Percuma kalau kita hidup
senang di dunia selama 50 tahun akan tetapi kelak kita mandapatkan
siksa neraka yang pedih selama jutaan tahun lamanya atau bahkan
selama-lamanya. Mari kita shalat karena sholat itu mencegah perbuatan
keji dan mungkar. Selain sholat kita juga wajib beriman dan bertakwa
kepada Allah.

organisasi.org
*****
5 Kemuliaan bagi orang yang istiqomah dalam sholat:

1. Kemuliaan di dunia
2. Dihindarkan dari siksa kubur
3. Mendapatkan doa2 dari orang2 sholeh
4. Dimudahkan dalam menyusuri jembatan shirot.
5. Dihindarkan dari pemeriksaan amal ibadah didunia.
*****

*****
Ibnu Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW
bersabda: “Awalnya orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia
termasuk golongan Islam. Allah tidak terima tauhid dan imannya dan
tidak ada faedah shodakah, puasa dan syahadatnya”. Alhadist.

Gambaran Azab Bagi Yang Meninggalkan Sholat.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan


tentang balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan
balasan orang yang berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang
meninggalkan Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah


SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala
mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah,
kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus
berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai
Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk
menunaikan Sholat fardhu”. (Riwayat Tabrani).

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka


Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang
bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk
ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab:
“kami termasuk dalam kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan
Sholat” Al-ayat.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang
yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu
mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu
Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan dan melewatkan waktu Sholat,
maka mereka diancam dengan Neraka Wail”.

Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas
“yaitu orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai
kepada waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak
bertaubat Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat
kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka


sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i)


berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan
jenazah seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi
tidak pernah mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram
mensholatkanya.

Siksa Neraka Sangat Mengerikan

Mereka yang meninggalkan sholat akan menerima siksa di dunia dan di


alam kubur yang terdiri dari tiga siksaan.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:


1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga
meremukkan tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit
dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia
akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar:
“Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab meninggalkan sholat
dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari
Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia
dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul
dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena
meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena
meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke
Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi.
Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari
Qiamat.

Didalam Neraka Jahanam terdapat wadi (lembah) yang didalamnya


terdapat ular-ular berukuran sebesar tengkuk unta dan panjangnya
sebulan perjalanan. Kerjanya tiada lain kecuali menggigit orang-orang
yang tidak mengerjakan Sholat semasa hidup mereka. Bisa ular itu juga
menggelegak di di badan mereka selama 70 tahun sehingga hancur
seluruh daging badan mereka. Kemudian tubuh kembali pulih, lalu digigit
lagi dan begitulah seterusnya.

Maksud Hadist: “orang yang meninggalkan sholat, akan Allah hantarkan


kepadanya seekor ular besar bernama “Suja’ul Akra”, yang matanya
memancarkan api, mempunyai tangan dan berkuku besi, dengan
membawa alat pemukul dari besi berat”.

Siapakah orang yang sombong?


Orang yang sombong adalah orang yang diberi penghidupan tapi tidak
mau sujud pada yang menjadikan kehidupan itu yaitu, Allah Rabbul
Alaamin, Tuhan sekalian alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada
di bumi dan di langit pada TuhanNya kecuali Iblis dan manusia yang
sombong diri.

Siapakah orang yang telah mati hatinya?


Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui
ayat-ayat Qur’an, Hadits dan cerita-cerita kebaikan namun merasa tidak
ada kesan apa-apa di dalam jiwa untuk bertaubat.

Siapakah orang dungu kepala otaknya?


Orang yang dungu kepala otaknya adalah orang yang tidak mau
melakukan ibadah tapi menyangka bahwa Allah tidak akan menyiksanya
dengan kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan
kemaksiatannya.

Siapakah orang yang bodoh?


Orang yang bodoh adalah orang yang bersungguh-sungguh berusaha
sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan berkata:
“Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan
sholat yaitu: Puasanya, Shodaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal
baiknya”.

Orang yang meninggalkan Sholat akan diturunkan kepadanya tiap-tiap


hari dan malam seribu laknat dan seribu murka. Begitu juga Para
Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.

Ya Muhammad..! Orang yang meninggalkan Sholat tidak akan


mendapat syafa’atmu dan ia tidak tergolong dari umatmu.. Tidak boleh
diziarahi ketika ia sakit, tidak boleh mengiringi jenazahnya, tidak boleh
beri salam pada nya, tidak boleh makan minum dengan nya, tidak boleh
bersahabat dengannya, tidak boleh duduk besertanya, tidak ada Agama
baginya, tidak ada kepercayaan bagi nya, tidak ada baginya Rahmat
Allah dan ia dikumpulkan bersama dengan orang Munafiqiin pada
lapisan Neraka yang paling bawah (diazab dengan amat dahsyat..).
Sabda Nabi Muhammad SAW, Maksud Hadist: “Perjanjian (perbedaan)
diantara kita (orang islam) dengan mereka (orang kafir) ialah Sholat, dan
barangsiapa meninggalkan Sholat sesungguhnya ia telah menjadi
seorang kafir”. (Tirmizi).

Wahai Saudaraku Ummat Islam, mari kita merenung sejenak tentang


ancaman azab bagi yang meninggalkan sholat Fardhu. Apa guna kita
hidup di dunia sekalipun berlimpah harta jika kita termasuk golongan
orang-orang yang (kafir) meninggalkan sholat..?, barang siapa
meninggalkan Sholat, maka ia telah menjadi kafir dengan nyata…!
Orang yang meninggalkan sholat, ia wajib menerima azab Allah Ta’ala..!
Orang yang meninggalkan sholat, tidak akan mendapat Syafa’at Nabi
Muhammad SAW, karena mereka telah menjadi kafir dan orang kafir
tidak berhak mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW. Ancaman Allah
Ta’ala terhadap orang-orang yang meninggalkan sholat bukan sekedar
gertakan belaka. Sungguh ancaman Allah Ta’ala akan terbukti kelak di
akhirat. “…sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji”.

Wa Salam.
*****

Hukum Meninggalkan Sholat


Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah Ta’ala. Kita
semua pasti tahu bahwa shalat adalah perkara yang amat penting.
Bahkan shalat termasuk salah satu rukun Islam yang utama yang bisa
membuat bangunan Islam tegak. Namun, realita yang ada di tengah
umat ini sungguh sangat berbeda. Kalau kita melirik sekeliling kita, ada
saja orang yang dalam KTP-nya mengaku Islam, namun biasa
meninggalkan rukun Islam yang satu ini. Mungkin di antara mereka, ada
yang hanya melaksanakan shalat sekali sehari, itu pun kalau ingat.
Mungkin ada pula yang hanya melaksanakan shalat sekali dalam
seminggu yaitu shalat Jum’at. Yang lebih parah lagi, tidak sedikit yang
hanya ingat dan melaksanakan shalat dalam setahun dua kali yaitu
ketika Idul Fithri dan Idul Adha saja.

Memang sungguh prihatin dengan kondisi umat saat ini. Banyak yang
mengaku Islam di KTP, namun kelakuannya semacam ini. Oleh karena
itu, pada tulisan yang singkat ini kami akan mengangkat pembahasan
mengenai hukum meninggalkan shalat. Semoga Allah memudahkannya
dan memberi taufik kepada setiap orang yang membaca tulisan ini.

Para Ulama Sepakat Bahwa Meninggalkan Shalat Termasuk Dosa


Besar yang Lebih Besar dari Dosa Besar Lainnya

Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, ”Kaum muslimin


bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja
adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa
membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum
minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat
hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia
dan akhirat.” (Ash Sholah, hal. 7)

Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba’ir, Ibnu Hazm –rahimahullah-


berkata, “Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada
dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh
seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan.” (Al Kaba’ir, hal.
25)

Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, “Orang yang


mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa
besar. Dan yang meninggalkan shalat secara keseluruhan -yaitu satu
shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena
meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh
karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk
pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang
meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk
orang mujrim (yang berbuat dosa).” (Al Kaba’ir, hal. 26-27)

Apakah Orang yang Meninggalkan Shalat Kafir Alias Bukan


Muslim?

Dalam point sebelumnya telah dijelaskan, para ulama bersepakat bahwa


meninggalkan shalat termasuk dosa besar bahkan lebih besar dari dosa
berzina dan mencuri. Mereka tidak berselisih pendapat dalam masalah
ini. Namun, yang menjadi masalah selanjutnya, apakah orang yang
meninggalkan shalat masih muslim ataukah telah kafir?

Asy Syaukani -rahimahullah- mengatakan bahwa tidak ada beda


pendapat di antara kaum muslimin tentang kafirnya orang yang
meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Namun apabila
meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu
itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin saat ini-,
maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author,
1/369).

Mengenai meninggalkan shalat karena malas-malasan dan tetap


meyakini shalat itu wajib, ada tiga pendapat di antara para ulama
mengenai hal ini.

Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang meninggalkan


shalat harus dibunuh karena dianggap telah murtad (keluar dari Islam).
Pendapat ini adalah pendapat Imam Ahmad, Sa’id bin Jubair, ‘Amir Asy
Sya’bi, Ibrohim An Nakho’i, Abu ‘Amr, Al Auza’i, Ayyub As Sakhtiyani,
‘Abdullah bin Al Mubarrok, Ishaq bin Rohuwyah, ‘Abdul Malik bin Habib
(ulama Malikiyyah), pendapat sebagian ulama Syafi’iyah, pendapat
Imam Syafi’i (sebagaimana dikatakan oleh Ath Thohawiy), pendapat
Umar bin Al Khothob (sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hazm), Mu’adz
bin Jabal, ‘Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Hurairah, dan sahabat lainnya.

Pendapat kedua mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat


dibunuh dengan hukuman had, namun tidak dihukumi kafir. Inilah
pendapat Malik, Syafi’i, dan salah salah satu pendapat Imam Ahmad.

Pendapat ketiga mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat


karena malas-malasan adalah fasiq (telah berbuat dosa besar) dan dia
harus dipenjara sampai dia mau menunaikan shalat. Inilah pendapat
Hanafiyyah. (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 22/186-187)
Jadi, intinya ada perbedaan pendapat dalam masalah ini di antara para
ulama termasuk pula ulama madzhab. Bagaimana hukum meninggalkan
shalat menurut Al Qur’an dan As Sunnah? Silakan simak pembahasan
selanjutnya.

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Al Qur’an


Banyak ayat yang membicarakan hal ini dalam Al Qur’an, namun yang
kami bawakan adalah dua ayat saja.

Allah Ta’ala berfirman,

ََ‫تََفسوفََيلقونََغيًّاَإِ َّلََمنََتابََ خلف‬


ِ ‫صَلةََواتّبعُواَالشّهوا‬
ّ ‫ِمنََبع ِد ِهمََخلفََأضاعُواَال‬
‫وآمنََوع ِملََصا ِل ًحا‬

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-


nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak
akan menemui al ghoyya, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan
beramal saleh.” (QS. Maryam : 59-60)

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa ‘ghoyya’ dalam


ayat tersebut adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat
menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam. (Ash Sholah, hal. 31)

Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini –yaitu sungai di Jahannam-
sebagai tempat bagi orang yang menyiakan shalat dan mengikuti
syahwat (hawa nafsu). Seandainya orang yang meninggalkan shalat
adalah orang yang hanya bermaksiat biasa, tentu dia akan berada di
neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang berdosa.
Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah,
bukanlah tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.

Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,


‫ا ِل ًحاَابََوآمنََوع ِملََصَإِ َّلََمنََت‬

”kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh”. Maka


seandainya orang yang menyiakan shalat adalah mu’min, tentu dia tidak
dimintai taubat untuk beriman.

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman,


َِ ‫اَالزكاةََف ِإخوانُكُمََفِيَال ِد‬
َ‫ِّينَابُواَوَإِنََت‬ ّ ‫صَلَةََوآت ُو‬
ّ ‫أقا ُمواَال‬

“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka


(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS. At Taubah [9] :
11). Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengaitkan persaudaraan seiman
dengan mengerjakan shalat. Berarti jika shalat tidak dikerjakan,
bukanlah saudara seiman. Konsekuensinya orang yang meninggalkan
shalat bukanlah mukmin karena orang mukmin itu bersaudara
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
َ‫إِنّماَال ُمؤ ِمنُونََإِخوة‬

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.” (QS. Al Hujurat


[49] : 10)

Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Hadits

Terdapat beberapa hadits yang membicarakan masalah ini.

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
‫ََالر ُجل‬
ّ ‫صَل ِةَََِبين‬
ّ ‫شِّر ِكََوالكُف ِرََتركََُال‬
ِ ‫وبينََال‬

“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran


adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257).

Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu -bekas budak Nabi shallallahu ‘alaihi


wa sallam-, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
‫صَلةََُف ِإذاَتَركهاَفقدََأشركََبينََالعب‬
ّ ‫انََال‬
ِ ‫اإليم‬
ِ ‫ِدََوبينََالكُف ِرََو‬

“Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan


adalah shalat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan
kesyirikan.” (HR. Ath Thobariy dengan sanad shohih. Syaikh Al Albani
mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targib wa At Tarhib no.
566).

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
ُ‫صَل َة‬
ّ ‫ََاإلسَل ُمََوع ُمو ُدهََُال‬
ِ ‫سََاألم ِر‬
ُ ‫رأ‬

”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya)


adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2825. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi). Dalam hadits ini,
dikatakan bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti penopang
(tiang) yang menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk)
dengan patahnya tiangnya. Begitu juga dengan Islam, bisa ambruk
dengan hilangnya shalat.
Para Sahabat Berijma’ (Bersepakat), Meninggalkan Shalat adalah Kafir

Umar mengatakan,
‫صَلةَََِلََإِسَلمََل‬
ّ ‫منََتركََال‬

”Tidaklah disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat.”

Dari jalan yang lain, Umar berkata,


َ‫صَلة‬ ّ ‫وَلح‬
ّ ‫ظََفِيَا َِلسَل ِمََ ِلمنََتركََال‬

“Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.”
(Dikeluarkan oleh Malik. Begitu juga diriwayatkan oleh Sa’ad di Ath
Thobaqot, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Iman. Diriwayatkan pula oleh Ad
Daruquthniy dalam sunannya, juga Ibnu ’Asakir. Hadits ini shohih,
sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil no.
209). Saat Umar mengatakan perkataan di atas tatkala menjelang
sakratul maut, tidak ada satu orang sahabat pun yang mengingkarinya.
Oleh karena itu, hukum bahwa meninggalkan shalat adalah kafir
termasuk ijma’ (kesepakatan) sahabat sebagaimana yang dikatakan
oleh Ibnul Qoyyim dalam kitab Ash Sholah.

Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan


shalat dengan sengaja adalah kafir sebagaimana dikatakan oleh
seorang tabi’in, Abdullah bin Syaqiq. Beliau mengatakan,
ُ ‫ًاَمنََاألعمَا ِلََتر ُكهََُكُفرََغَصح‬
‫ََلََيَكانََأ‬-‫صلىَهللاَعليهَوسلم‬-ََ‫ابََ ُمحَ ّمد‬ ِ ‫صَل َِةَرونََشيئ‬
ّ ‫يرََال‬

“Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah


pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan
menyebabkan kafir kecuali shalat.” Perkataan ini diriwayatkan oleh At
Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al ‘Aqliy seorang tabi’in dan Hakim
mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu
Hurairah di dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih.
(Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52)

Dari pembahasan terakhir ini terlihat bahwasanya Al Qur’an, hadits dan


perkataan sahabat bahkan ini adalah ijma’ (kesepakatan) mereka
menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja
adalah kafir (keluar dari Islam). Itulah pendapat yang terkuat dari
pendapat para ulama yang ada.

Ibnul Qayyim mengatakan, ”Tidakkah seseorang itu malu dengan


mengingkari pendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah
kafir, padahal hal ini telah dipersaksikan oleh Al Kitab (Al Qur’an), As
Sunnah dan kesepakatan sahabat. Wallahul Muwaffiq (Hanya Allah-lah
yang dapat memberi taufik).” (Ash Sholah, hal. 56)

Berbagai Kasus Orang yang Meninggalkan Shalat


[Kasus Pertama] Kasus ini adalah meninggalkan shalat dengan
mengingkari kewajibannya sebagaimana mungkin perkataan sebagian
orang, ‘Sholat oleh, ora sholat oleh.’ [Kalau mau shalat boleh-boleh saja,
tidak shalat juga tidak apa-apa]. Jika hal ini dilakukan dalam rangka
mengingkari hukum wajibnya shalat, orang semacam ini dihukumi kafir
tanpa ada perselisihan di antara para ulama.

[Kasus Kedua] Kasus kali ini adalah meninggalkan shalat dengan


menganggap gampang dan tidak pernah melaksanakannya. Bahkan
ketika diajak untuk melaksanakannya, malah enggan. Maka orang
semacam ini berlaku hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Inilah
pendapat Imam Ahmad, Ishaq, mayoritas ulama salaf dari shahabat dan
tabi’in.

[Kasus Ketiga] Kasus ini yang sering dilakukan kaum muslimin yaitu
tidak rutin dalam melaksanakan shalat yaitu kadang shalat dan kadang
tidak. Maka dia masih dihukumi muslim secara zhohir (yang nampak
pada dirinya) dan tidak kafir. Inilah pendapat Ishaq bin Rohuwyah yaitu
hendaklah bersikap lemah lembut terhadap orang semacam ini hingga
dia kembali ke jalan yang benar. Wal ‘ibroh bilkhotimah [Hukuman
baginya dilihat dari keadaan akhir hidupnya].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Jika seorang hamba


melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian, maka
baginya keimanan sesuai dengan perintah yang dilakukannya. Iman itu
bertambah dan berkurang. Dan bisa jadi pada seorang hamba ada iman
dan nifak sekaligus. … Sesungguhnya sebagian besar manusia bahkan
mayoritasnya di banyak negeri, tidaklah selalu menjaga shalat lima
waktu. Dan mereka tidak meninggalkan secara total. Mereka terkadang
shalat dan terkadang meninggalkannya. Orang-orang semacam ini ada
pada diri mereka iman dan nifak sekaligus. Berlaku bagi mereka hukum
Islam secara zhohir seperti pada masalah warisan dan semacamnya.
Hukum ini (warisan) bisa berlaku bagi orang munafik tulen. Maka lebih
pantas lagi berlaku bagi orang yang kadang shalat dan kadang tidak.”
(Majmu’ Al Fatawa, 7/617)

[Kasus Keempat] Kasus ini adalah bagi orang yang meninggalkan


shalat dan tidak mengetahui bahwa meninggalkan shalat membuat
orang kafir. Maka hukum bagi orang semacam ini adalah sebagaimana
orang jahil (bodoh). Orang ini tidaklah dikafirkan disebabkan adanya
kejahilan pada dirinya yang dinilai sebagai faktor penghalang untuk
mendapatkan hukuman.

[Kasus Kelima] Kasus ini adalah untuk orang yang mengerjakan shalat
hingga keluar waktunya. Dia selalu rutin dalam melaksanakannya,
namun sering mengerjakan di luar waktunya. Maka orang semacam ini
tidaklah kafir, namun dia berdosa dan perbuatan ini sangat tercela
sebagaimana Allah berfirman,
‫)َالّذِينََ ُهمََعَويلََ ِلل‬4(ََ‫( نََصَلتِ ِهمََسا ُهونََ ُمص ِلِّين‬5)

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang


yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5) (Lihat Al Manhajus
Salafi ‘inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, 189-190)

Penutup

Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barangsiapa yang


selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang
sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-
siakan lagi.

Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu ‘anhu-


mengatakan, “Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian
adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga
agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan
lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi
orang yang meninggalkan shalat.“

Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa,


“Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah
meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam
sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu.
Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang
betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai
hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah,
sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam
dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu.“ (Lihat Ash
Sholah, hal. 12)

Oleh karena itu, seseorang bukanlah hanya meyakini (membenarkan)


bahwa shalat lima waktu itu wajib. Namun haruslah disertai dengan
melaksanakannya (inqiyad). Karena iman bukanlah hanya dengan
tashdiq (membenarkan), namun harus pula disertai dengan inqiyad
(melaksanakannya dengan anggota badan).

Ibnul Qoyyim mengatakan, “Iman adalah dengan membenarkan


(tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja,
tanpa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan
(tashdiq) saja, tentu iblis, Fir’aun dan kaumnya, kaum sholeh, dan orang
Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah
(mereka meyakini hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak
mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman
(mu’min-mushoddiq).“

Al Hasan mengatakan, “Iman bukanlah hanya dengan angan-angan


(tanpa ada amalan). Namun iman adalah sesuatu yang menancap
dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan.“ (Lihat Ash Sholah,
35-36)

Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kaum muslimin.


Semoga kita dapat mengingatkan kerabat, saudara dan sahabat kita
mengenai bahaya meninggalkan shalat lima waktu. Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina
Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. [Muhammad Abduh
Tuasikal]
**

Kaum Muslimin sidang Jum’at yang berbahagia

Shalat menurut bahasa berarti “Do’a” dan menurut syariat shalat adalah
ibadah
yang banyak gerakannya dan banyak ucapannya, dibuka dengan takbir
dan ditutup
dengan salam.

Shalat diperintahkan oleh Allah SWT kepada Nabi Besar Muhammad


SAW bersama
umatnya pada saat beliau melakukan perjalanan Isra dan Mi’raj pada
tanggal 27
Rajab, tahun yang ke dua belas dari masa keNabian. Jadi perintah
shalat
diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara
langsung tanpa
perantaraan Malaikat Jibril, ini adalah isyarat akan pentingnya ibadah
shalat.
Dalam Al-Qur’an dan Hadits banyak ditemukan dalil-dalil yang
mewajibkan atau
memfardhukan sahalat, dalam

Al-Qur’an surat Al isra ayat 78 Allah berfirman :

Artinya :

“Tegakkanlah shalat pada saat tergelincirnya matahari sampai gelapnya


malam dan
terbitnya fajar”.

Berdasarkan keterangan beberapa hadits pada saat tergelincirnya


matahari, disitu
terdapat dua shalat yaitu shalat dzuhur dan shalat ashar, di dalam
gelapnya
malam terdaoat dua shalat yaitu shalat magrib dan shalat isya

Kaum Muslimin sidang Jum’at yang berbahagia

Adapun fungsi dan peranan shalat adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengingat Allah SWT

Dan dengan mengingat Allah SWT, Allah SWT pasti akan mengingat
kita. Dan bila
Allah SWT mengingat kita paling tidak kita akan merasakan
kebahagiaan dan
ketentraman bathin.

2. Untuk mencegah kita dari mengerjakan dosa dan kemungkaran,


sebagaimana
firmannya dalam surat Al-Ankabut ayat 15 :

Artinya :

“Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar”.

3. Syhalat mengjarkan kita untuk menghargai dan disiplin waktu.

Menurut para ilmuan waktu adalah tata tertib alam semesta yang
bergerak.
Sedangkan ruang adalah tata tertib alam semesta yang tidak bergerak

Kaum Muslimin sidang Jum’at yang berbahagia

Semua waktu shalat yang lima adalah waktu yang telah ditetapkan oleh
Allah
SWTdan Rasul-Nya bagi kita untuk beribadah kepada-Nya, merupakan
waktu yang
terpenting, maqbul dan bersejarah.

Secara singkat berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi
Thalib yang
artinya:

- Waktu shalat zuhur adalah saat dimana semua makhluk bertasbih


kepada tuhannya

- Waktu shalat ashar adalah saat Nabi Adam a.s memakan buah Khuldi

- Waktu shalat maghrib adalah saat Allah SWT menerima taubat Nabi
Adam a.s

- Waktu shalat isya adalah saat yang dipergunakan oleh semua rasul
untuk
beribadah
- Waktu shalat subuh adalah saat dimana orang-orang kafir bersujud
kepada
syaitan.

Kaum Muslimin sidang Jum’at yang berbahagia

Selanjutnya disampaikan tentang keutamaan dan keitimewaan shalat :

1. Shalat itu mendidik kita untuk meninggalkan sifat-sifat tercela.

2. Pada waktu kita berdiri didalam shalat maka banyak keuntungan dan
keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita.

3. Bila kita menjaga shalat dengan baik, maka Allah SWT menjanjikan
surga
Firdaus

Kaum Muslimin sidang Jum’at yang berbahagia

Di dalam Al-Qur’an Allah juga memberikan kritikan yang membangun


kepada ummat
islam yang shalatnya tidak teratur, mereka yang riya dan kikir. Dalam Al-
Qur’an
Allah SWT berfirman :

Artinya :

“Maka Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam
shalatnya,
orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang
yang bnerguna”.

Jadi kesimpulannya bahwa orang yang shalat hendaklah senantiasa


menjaga
shalatnya secara teratur, mengerjakannya secara ikhlasm, rajin berzakat
serta
bersifat pemurah.
Pada akhirnya marilah kita tingkatkan kualitas shalat kita, mengajak
mereka yang
belum menjalankannya dengan dasar bahwa shalat mengantarkan
manusia dalam
memperoleh keselamatan dunia hingga di akhirat kelak. Amin Ya
Rabbal ‘Alamin

**

CELAKALAH ORANG YANG SHALAT (?)


10 MARET 2008 BY IKHFA

“Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang


lalai terhadap shalatnya..” [QS.Al-Ma’un(107): 3-4]

Sebenarnya sudah lama penasaran dengan maksud ayat-ayat


ini. Yang menarik, ayat ini tidak langsung menyebutkan, “Maka
celakalah orang-orang yang lalai dalam shalat..,” tapi dipisah
menjadi dua ayat. Seolah-olah ayat yang pertama ini ingin
menarik perhatian orang-orang dulu. Ya iyalah, siapa yang ga
kaget kalo ternyata orang yang shalat pun masih bisa celaka.
Kata “wail” pada ayat ke-3 ini bisa ditafsirkan sebagai
kebinasaan atau kecelakaan. Bahkan ada sejumlah ahli yang
menyebutkan bahwa “wail” adalah nama salah satu neraka.
Wah! Orang yang shalat bisa masuk neraka!!?? Kok..?
Alhamdulillah rasa penasaran ini bisa cukup terobati,
berhubung di rumah ada 4 (empat) buku tafsir tentang ayat ini
(thanks to daddy :-)). Jawabannya ada di ayat berikutnya,
“(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.” Keempat
buku tersebut memberikan tafsir yang hampir berbeda tentang
maksud dari “lalai dalam shalat.” Tapi memang kalo bicara
tafsir, kita tidak bisa mengatakan bahwa tafsir ini salah dan
tafsir itu benar, karena belum ada yg pernah bertanya
langsung kepada Sang Pemfirman :D. Nah, yang dimaksud lalai
itu..
1. Shalatnya bolong-bolong, tergantung mood.
2. Shalat, tapi ga ngerti makna dari shalatnya.
3. Mengakhir-akhirkan shalat.
4. Ga ikhlas. Menganggap shalat sebagai beban.
5. Tidak sungguh-sungguh (khusyu’) dalam shalat.
6. Ga ngerti apa yang dibaca. Shalatnya hanya jadi gerakan2
tanpa makna.
Subhanallah, Islam memang menekankan pentingnya kualitas
dalam setiap aktivitas kita. Shalat pun ga bisa “asal beres.”
Lagipula perintahnya kan menegakkan shalat, bukan sekedar
mengerjakan shalat. Kalo dihubungkan dengan kuliah, maka
mahasiswa yang “celaka” adalah mahasiswa yang..
1. Dateng kuliahnya bolong-bolong, tergantung mood.
2. Kuliah, tapi ga berusaha mengerti isi kuliah.
3. Baru dateng saat limit menuju batas toleransi keterlambatan.
4. Menganggap kuliah sebagai beban.
5. Kuliah ga serius. Cuma niat ngisi daftar hadir.
6. Ga ngerti apa yang dicatet.
:P [asa ngomongin diri sendiri]

Azab Mengerikan Bagi Yang Meninggalkan Sholat

Posted by KabarNet pada 13/11/2012

Setiap manusia yang


diciptakan Allah Ta’ala di muka bumi ini dituntut untuk
beriman kepadaNya dan mempunyai satu kewajiban
yang paling utama dalam ibadah adalah Sholat. Kelak di
akhirat, amalan yang pertama kali akan diperhitungkan
adalah Sholat dan Sholat juga yang akan menentukan
tempat manusia ini akan berakhir, Jahannam atau
Surga. Bukankah jin dan manusia diciptakan hanya
untuk sujud menyembah kepada sang Khalik… Sholat
pula yang membedakan antara orang yang mu’min
(beriman) dan kafir (ingkar) kepada Allah Ta’ala.

Ibnu Abbas, berkata, “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda,


Maksud Hadits: “Awalnya orang yang meninggalkan Sholat itu,
bukanlah dia termasuk golongan Islam. Allah tidak terima
tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shadakah, puasa dan
syahadatnya”. Al-Hadits.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja


diperlihatkan tentang macam-macam orang yang beramal baik,
tetapi juga diperlihatkan sejumlah orang yang berbuat munkar,
diantaranya siksaan bagi yang MENINGGALKAN SHOLAT
FARDHU.

Mengenai orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah


SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan
kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu
menyebabkan kepalanya pecah, kemudian ia kembali kepada
keadaan semula dan mereka terus tidak berhenti
melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai
Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat
kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”. (Tabrani)

Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam


Neraka Saqor. Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat
orang-orang yang bersalah itu, mereka berkata: “Apakah yang
menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka Saqor ?”. Orang-
orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam
kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat”.. Al-
Qur’an.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW


mengenai orang yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda
SAW, “yaitu mengakhirkan waktu Sholat dari waktu asalnya
hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-nyiakan
dan melewatkan waktu Sholat, maka mereka diancam dengan
Neraka Wail”.

Menurut Ibn Abbas dan Said bin Al-Musayyib tentang Hadits di


atas, yaitu: “orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka
sehingga sampai kepada waktu Sholat lain, maka bagi
pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan
mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.

Maksud Hadits: “SIAPA MENINGGALKAN SHOLAT DENGAN


SENGAJA, MAKA SESUNGGUHNYA DIA TELAH KAFIR
DENGAN NYATA”.

Berdasarkan Hadits ini, Sebagaian besar ulama (termasuk


Imam Syafi’i) berfatwa: Tidak wajib memandikan,
mengkafankan dan mensholatkan jenazah seseorang yang
meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah
mengerjakan Sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram
mensholatkanya.

SIKSA NERAKA SANGAT MENGERIKAN


Selain di akhirat, mereka yang meninggalkan Sholat akan
menerima siksa di dunia dan di alam kubur yang terdiri dari
tiga siksaan.

TIGA JENIS SIKSA DI DALAM KUBUR YAITU:

1. Kuburnya akan dihimpitkan serapat mungkin sehingga


meremukkan tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan
membelit dan membakar tubuhnya siang dan malam tiada
henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “SUJA’UL AQRA”
Ia akan berkata, kepada si mati dengan suaranya bagai
halilintar: “Aku disuruh oleh Allah memukulmu sebab
meninggalkan Sholat dari Subuh hingga Dhuhur,
kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan
dari Maghrib ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari
waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul dan
dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena
meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi
karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya
dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga
ke waktu Subuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh
“SAJA’UL AQRA” hingga hari Qiamat.

Maksud Hadits: “orang yang meninggalkan Sholat, akan Allah


hantarkan kepadanya seekor ular besar bernama “SUJA’UL
AQRA”, yang matanya memancarkan api, mempunyai tangan
dan berkuku besi, dengan membawa alat pemukul dari besi
berat”.

Di dalam Neraka Jahanam terdapat wadi (lembah) yang


didalamnya terdapat ular-ular berukuran sebesar guntung dan
panjangnya sebulan perjalanan. Kerjanya tiada lain kecuali
menggigit orang-orang yang TIDAK MENGERJAKAN SHOLAT
semasa hidupnya. Bisa ular itu juga menggelegak di badan
mereka selama 70 tahun sehingga hancur seluruh daging
badan mereka. Kemudian tubuh kembali pulih, lalu digigit lagi
dan begitulah seterusnya.

DOSA MENINGGALKAN SHOLAT FARDHU


Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan Sholat fardhu lima
waktu:

 Subuh : Allah Ta’ala akan menenggelamkannya


kedalam neraka Jahannam selama 60 tahun hitungan
akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun didunia=60,000
tahun).
 Dhuhur : Dosanya sama seperti membunuh 1000 orang
muslim.
 Asar : Dosanya seperti menghacurkan Ka’bah.
 Maghrib : Dosanya seperti berzina dengan orang tuanya
sendiri.
 Isya’ : Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka:
“Hai orang yang meninggalkan Sholat Isya’, bahwa Aku
tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan
menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan
dan dikerjakan adalah berdosa kepada Allah Ta’ala”.

SIKSA DAN KEHINAAN BAGI YANG MENINGGALKAN


SHOLAT
DI DUNIA

 a.Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan


rezekinya.
 b.Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin
(sholeh) dari pada (wajah) nya.
 c.Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.

KETIKA SAKARATUL MAUT

 a.Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang


sangat haus.
 b.Dia akan merasa amat pedih ketika ruh dicabut keluar.
 c.Dia akan mati dalam keadaan Buruk (su’ul khatimah).
 d.Ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya.

KETIKA DI ALAM BARZAKH

 a.Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap


pertanyaan (serta menerima hukuman) dari Malaikat
Mungkar dan Nakir yang sangat menakutkan.
 b.Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
 c.Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-
tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).
 d.Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular,
kalajengking dan lipan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan


berkata: “Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang
meninggalkan Sholat yaitu: Puasanya, Shadaqahnya,
Zakatnya, Hajinya dan Amal baiknya”. Orang yang
meninggalkan Sholat akan diturunkan kepadanya tiap-tiap hari
dan malam seribu laknat dan seribu murka. Begitu juga Para
Malaikat di langit ke-7 akan melaknatnya.

Ya Muhammad..! Orang yang meninggalkan Sholat tidak akan


mendapat syafa’atmu dan ia tidak tergolong dari umatmu..
Tidak boleh diziarahi ketika ia sakit, tidak boleh mengiringi
jenazahnya, tidak boleh beri salam pada nya, tidak boleh
makan minum dengan nya, tidak boleh bersahabat dengannya,
tidak boleh duduk besertanya, tidak ada Agama baginya, tidak
ada kepercayaan bagi nya, tidak ada baginya Rahmat Allah dan
ia dikumpulkan bersama dengan orang Munafiqiin pada lapisan
Neraka yang paling bawah (diazab dengan amat dahsyat..).

Sabda Nabi Muhammad SAW, Maksud Hadits: “Perjanjian


(perbedaan) diantara kita (orang islam) dengan mereka (orang
kafir) ialah Sholat, dan barangsiapa meninggalkan Sholat
sesungguhnya ia telah menjadi seorang kafir”.

Wahai Saudaraku Umat Islam, mari kita merenung sejenak


tentang ancaman azab bagi yang meninggalkan Sholat Fardhu.
Apa guna kita hidup di dunia nikmat berlimpah harta jika kita
termasuk golongan orang-orang yang meninggalkan Sholat..?..
Banyak sekali saudara-saudara kita yang lalai dalam urusan ini.
Ingatkan!..

Orang yang meninggalkan Sholat dan mati dalam keadaan


belum bertaubat, maka ia wajib menerima azab Allah Ta’ala!..
Orang yang meninggalkan Sholat, tidak akan mendapat
Syafa’at Nabi Muhammad SAW, karena mereka telah menjadi
kafir dan orang kafir tidak berhak mendapat Syafa’at Nabi
Muhammad SAW. Maksud Hadits: “SIAPA MENINGGALKAN
SHOLAT DENGAN SENGAJA, MAKA SESUNGGUHNYA DIA TELAH
KAFIR DENGAN NYATA”. Ancaman Allah Ta’ala terhadap
orang-orang yang meninggalkan Sholat bukan sekedar
ancaman belaka. Namun, pasti terjadi sesuai janjiNya.

SIAPAKAH ORANG YANG SOMBONG?


Orang yang sombong adalah orang yang diberi penghidupan
dan kenikmatan tapi tidak mau sujud pada yang menjadikan
kehidupan itu, yaitu Allah Rabbul Alamin Tuhan semesta alam.
Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan di langit
pada TuhanNya kecuali Iblis dan manusia yang sombong diri.

SIAPAKAH ORANG YANG TELAH MATI HATINYA?


Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi
petunjuk melalui ayat-ayat Qur’an, Hadits dan cerita-cerita
kebaikan namun mereka tidak merasakan kesan apa pun di
dalam jiwanya untuk bertaubat.
SIAPAKAH ORANG DUNGU OTAKNYA?
Orang yang dungu otaknya adalah orang yang tidak mau
melakukan ibadah tapi menyangka bahwa Allah Ta’ala tidak
akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa
tenang dengan kemaksiatannya.

SIAPAKAH ORANG YANG BODOH?


Orang yang bodoh adalah orang yang bersungguh-sungguh
berusaha sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya
diabaikan.

Wallahu A’lam Bish-Shawaab

KabarNet

HUKUMAN ORANG YANG LALAI SHALAT


Muhamad Hendra

01.26

Azab/Hukuman Orang Yang Lalai Tidak Shalat/Sholat Wajib Lima Waktu


Wê-Zëd 12.53 2 A+ A- Print Email

Azab/Hukuman Orang Yang Lalai Tidak Shalat/Sholat Wajib Lima


Waktu

Sholat/Shalat lima waktu adalah ibadah wajib bagi setiap pemeluk


agama islam dewasa kecuali yang dilarang untuk melakukannya seperti
yang sedang datang bulan, sedang sakit parah, sedang gila, sedang
lupa, dan lain-lain. Meskipun hukuman bagi orang yang meninggalkan
solat/salat sangat berat namun banyak sekali orang islam yang tidak
menjalankannya dengan berbagai alasan mulai dari sibuk sampai yang
malas.

Berikut ini adalah beberapa azab/hukuman bagi orang-orang yang lalai


dalam mengerjakan sholatnya :

Siksa dan Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu


6 Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.


2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di dalam
islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari
Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Menghadapi


Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam


keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.


2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh


malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab
sangat pedih di neraka.
Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam


neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Shalat Dhzuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama dengan
membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan
menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Shalat Maghrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina
dengan orangtua.
5. Shalat Isya' : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT
tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari
nikmatnya.

Sumber-Wordpress

Untuk itulah kita sebagai umat muslim yang baik harus menjalankan apa
yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi apa yang dilarang Tuhan.
Jangan ikut-ikutan orang-orang di sekitar kita. Percuma kalau kita hidup
senang di dunia selama 50 tahun akan tetapi kelak kita mandapatkan
siksa neraka yang pedih selama jutaan tahun lamanya atau bahkan
selama-lamanya. Mari kita shalat karena sholat itu mencegah perbuatan
keji dan mungkar. Selain sholat kita juga wajib beriman dan bertakwa
kepada Allah.

organisasi.org
*****

5 Kemuliaan bagi orang yang istiqomah dalam sholat:

1. Kemuliaan di dunia
2. Dihindarkan dari siksa kubur
3. Mendapatkan doa2 dari orang2 sholeh
4. Dimudahkan dalam menyusuri jembatan shirot.
5. Dihindarkan dari pemeriksaan amal ibadah didunia.
*****

*****

Ibnu Abbas, berkata, Maksud Hadist: “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda:
“Awalnya orang yang meninggalkan solat itu, bukanlah dia termasuk golongan
Islam. Allah tidak terima tauhid dan imannya dan tidak ada faedah shodakah,
puasa dan syahadatnya”. Alhadist.

Gambaran Azab Bagi Yang Meninggalkan Sholat.

Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang
balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang
berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.

Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW,


diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu,
Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali
kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu
Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini
orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu”. (Riwayat
Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor.
Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu,
mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka
Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam
kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang
melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu
Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah
menyia-nyiakan dan melewatkan waktu Sholat, maka mereka diancam dengan
Neraka Wail”.

Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu
orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu
Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan
mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka


sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i)


berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah
seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah
mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram mensholatkanya.

Siksa Neraka Sangat Mengerikan

Mereka yang meninggalkan sholat akan menerima siksa di dunia dan di alam
kubur yang terdiri dari tiga siksaan.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan


tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan
membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata,
kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah
memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dhuhur,
kemudian dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib
ke Isya’ hingga Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik
matahari, kemudian dipukul dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut
bumi karena meninggalkan Sholat Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena
meninggalkan Sholat Asar, begitulah seterusnya dari Asar ke Maghrib,
dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu Subuh lagi. Demikianlah
seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari Qiamat.

Didalam Neraka Jahanam terdapat wadi (lembah) yang didalamnya terdapat


ular-ular berukuran sebesar tengkuk unta dan panjangnya sebulan perjalanan.
Kerjanya tiada lain kecuali menggigit orang-orang yang tidak mengerjakan
Sholat semasa hidup mereka. Bisa ular itu juga menggelegak di di badan
mereka selama 70 tahun sehingga hancur seluruh daging badan mereka.
Kemudian tubuh kembali pulih, lalu digigit lagi dan begitulah seterusnya.

Maksud Hadist: “orang yang meninggalkan sholat, akan Allah hantarkan


kepadanya seekor ular besar bernama “Suja’ul Akra”, yang matanya
memancarkan api, mempunyai tangan dan berkuku besi, dengan membawa alat
pemukul dari besi berat”.

Siapakah orang yang sombong?


Orang yang sombong adalah orang yang diberi penghidupan tapi tidak mau
sujud pada yang menjadikan kehidupan itu yaitu, Allah Rabbul Alaamin, Tuhan
sekalian alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan di langit
pada TuhanNya kecuali Iblis dan manusia yang sombong diri.

Siapakah orang yang telah mati hatinya?


Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-
ayat Qur’an, Hadits dan cerita-cerita kebaikan namun merasa tidak ada kesan
apa-apa di dalam jiwa untuk bertaubat.

Siapakah orang dungu kepala otaknya?


Orang yang dungu kepala otaknya adalah orang yang tidak mau melakukan
ibadah tapi menyangka bahwa Allah tidak akan menyiksanya dengan
kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.

Siapakah orang yang bodoh?


Orang yang bodoh adalah orang yang bersungguh-sungguh berusaha sekuat
tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

Malaikat Jibril as, telah menemui Nabi Muhammad SAW, dan berkata:
“Ya Muhammad.. Tidaklah diterima bagi orang yang meninggalkan sholat
yaitu: Puasanya, Shodaqahnya, Zakatnya, Hajinya dan Amal baiknya”.

Orang yang meninggalkan Sholat akan diturunkan kepadanya tiap-tiap hari dan
malam seribu laknat dan seribu murka. Begitu juga Para Malaikat di langit ke-7
akan melaknatnya.

Ya Muhammad..! Orang yang meninggalkan Sholat tidak akan mendapat


syafa’atmu dan ia tidak tergolong dari umatmu.. Tidak boleh diziarahi ketika ia
sakit, tidak boleh mengiringi jenazahnya, tidak boleh beri salam pada nya, tidak
boleh makan minum dengan nya, tidak boleh bersahabat dengannya, tidak boleh
duduk besertanya, tidak ada Agama baginya, tidak ada kepercayaan bagi nya,
tidak ada baginya Rahmat Allah dan ia dikumpulkan bersama dengan orang
Munafiqiin pada lapisan Neraka yang paling bawah (diazab dengan amat
dahsyat..).
Sabda Nabi Muhammad SAW, Maksud Hadist: “Perjanjian (perbedaan)
diantara kita (orang islam) dengan mereka (orang kafir) ialah Sholat, dan
barangsiapa meninggalkan Sholat sesungguhnya ia telah menjadi seorang
kafir”. (Tirmizi).

Wahai Saudaraku Ummat Islam, mari kita merenung sejenak tentang ancaman
azab bagi yang meninggalkan sholat Fardhu. Apa guna kita hidup di dunia
sekalipun berlimpah harta jika kita termasuk golongan orang-orang yang (kafir)
meninggalkan sholat..?, barang siapa meninggalkan Sholat, maka ia telah
menjadi kafir dengan nyata…! Orang yang meninggalkan sholat, ia wajib
menerima azab Allah Ta’ala..! Orang yang meninggalkan sholat, tidak akan
mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW, karena mereka telah menjadi kafir
dan orang kafir tidak berhak mendapat Syafa’at Nabi Muhammad SAW.
Ancaman Allah Ta’ala terhadap orang-orang yang meninggalkan sholat bukan
sekedar gertakan belaka. Sungguh ancaman Allah Ta’ala akan terbukti kelak di
akhirat. “…sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji”.

SABAR
Muhamad Hendra

00.04

Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan


sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka
akan kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)

Ibnu Katsir menjelaskan satu prinsip dan kaidah dalam


memahami Al-Qur’an berdasarkan ayat ini bahwa meskipun
ayat ini bersifat khusus ditujukan kepada Bani Israel karena
konteks ayat sebelum dan sesudahnya ditujukan kepada
mereka, namun secara esensi bersifat umum ditujukan untuk
mereka dan selain mereka. Bahkan setiap ayat Al-Qur’an,
langsung atau tidak langsung sesungguhnya lebih diarahkan
kepada orang-orang yang beriman, karena hanya mereka yang
mau dan siap menerima pelajaran dan petunjuk apapun dari
Kitabullah. Maka peristiwa yang diceritakan Allah Taala tentang
Bani Israel, terkandung di dalamnya perintah agar orang-orang
yang beriman mengambil pelajaran dari peristiwa yang dialami
mereka. Begitulah kaidah dalam setiap ayat Al-Qur’an sehingga
kita bisa mengambil bagian dari setiap ayat Allah swt. “Al-
Ibratu Bi’umumil Lafzhi La Bikhusus sabab” (Yang harus
dijadikan dasar pedoman dalam memahami Al-Qur’an adalah
umumnya lafazh, bukan khususnya sebab atau peristiwa yang
melatarbelakanginya”.

Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan solusi agar


umat secara kolektif bisa mengatasi dengan baik segala
kesulitan dan problematika yang datang silih berganti.
Sehingga melalui ayat ini, Allah memerintahkan agar kita
memohon pertolongan kepada-Nya dengan senantiasa
mengedepankan sikap sabar dan menjaga shalat dengan
istiqamah. Kedua hal ini merupakan sarana meminta tolong
yang terbaik ketika menghadapi berbagai kesulitan. Rasulullah
saw selaku uswah hasanah, telah memberi contoh yang konkrit
dalam mengamalkan ayat ini. Di dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa,
“Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu
persoalan, beliau segera mengerjakan shalat“.

Huzaifah bin Yaman menuturkan, “Pada malam berlangsungnya


perang Ahzab, saya menemui Rasulullah saw, sementara beliau
sedang shalat seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila
beliau menghadapi persoalan, maka beliau akan mengerjakan
shalat“. Bahkan Ali bin Abi Thalib menuturkan keadaan
Rasulullah saw pada perang Badar, “Pada malam
berlangsungnya perang Badar, semua kami tertidur kecuali
Rasulullah, beliau shalat dan berdo’a sampai pagi“.

Dalam riwayat Ibnu Jarir dijelaskan bagaimana pemahaman


sekaligus pengamalan sahabat Rasulullah saw terhadap ayat
ini. Diriwayatkan bahwa ketika Ibnu Abbas melakukan
perjalanan, kemudian sampailah berita tentang kematian
saudaranya Qatsum, ia langsung menghentikan kendaraanya
dan segera mengerjakan shalat dua raka’at dengan melamakan
duduk. Kemudian ia bangkit dan menuju kendaraannya sambil
membaca, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’“.

Secara khusus untuk orang-orang yang beriman, perintah


menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong ditempatkan
dalam rangkaian perintah dzikir dan syukur. “Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu
dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar
dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah swt
senantiasa bersama dengan orang-orang yang sabar“. (Al-
Baqarah: 152-153). Dalam kaitan dengan dzikir, menjadikan
sabar dan shalat sebagai penolong adalah dzikir. Siapa yang
berdzikir atau mengingat Allah dengan sabar, maka Allah akan
mengingatnya dengan rahmat.

Masih dalam konteks orang yang beriman, sikap sabar yang


harus selalu diwujudkan adalah dalam rangka menjalankan
perintah-perintah Allah Taala, karena beban berat yang
ditanggungnya akan terasa ringan jika diiringi dengan sabar
dan shalat. Ibnul Qayyim mengkategorikan sabar dalam rangka
menjalankan perintah Allah Taala termasuk sabar yang paling
tinggi nilainya dibandingkan dengan sabar dalam menghadapi
musibah dan persoalan hidup.

Syekh Sa’id Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir


kenapa sabar dan shalat sangat tepat untuk dijadikan sarana
meminta pertolongan kepada Allah Taala. Beliau
mengungkapkan bahwa sabar dapat mendatangkan berbagai
kebaikan, sedangkan shalat dapat mencegah dari berbagai
perilaku keji dan munkar, disamping juga shalat dapat
memberi ketenangan dan kedamaian hati. Keduanya (sabar
dan shalat) digandengkan dalam kedua ayat tersebut dan tidak
dipisahkan, karena sabar tidak sempurna tanpa shalat,
demikian juga shalat tidak sempurna tanpa diiringi dengan
kesabaran. Mengerjakan shalat dengan sempurna menuntut
kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam shalat
seseorang.

Lebih rinci, syekh Sa’id Hawa menjelaskan sarana lain yang


terkait dengan sabar dan shalat yang bisa dijadikan penolong.
Puasa termasuk ke dalam perintah meminta tolong dengan
kesabaran karena puasa adalah separuh dari kesabaran.
Sedangkan membaca Al-Fatihah dan doa termasuk ke dalam
perintah untuk meminta tolong dengan shalat karena Al-
Fatihah itu merupakan bagian dari shalat, begitu juga dengan
do’a.

Memohon pertolongan hanya kepada Allah merupakan ikrar


yang selalu kita lafadzkan dalam setiap shalat kita, “Hanya
kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya kepadaMulah
kami mohon pertolongan“. Agar permohonan kita diterima oleh
Allah, tentu harus mengikuti tuntunan dan petunjuk-Nya. Salah
satu dari petunjuk-Nya dalam memohon pertolongan adalah
dengan sentiasa bersikap sabar dan memperkuat hubungan
yang baik dengan-Nya dengan menjaga shalat yang
berkualitas. Disinilah shalat merupakan cerminan dari
penghambaan kita yang tulus kepada Allah.

Esensi sabar menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dapat


dilihat dari dua hal: Pertama, sabar karena Allah atas apa yang
disenangi-Nya, meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga.
Kedua, sabar karena Allah atas apa yang dibenci-Nya,
walaupun hal itu bertentangan keinginan hawa nafsu. Siapa
yang bersikap seperti ini, maka ia termasuk orang yang sabar
yang Insya Allah akan mendapat tempat terhormat.

Betapa kita sangat membutuhkan limpahan pertolongan Allah


dalam setiap aktivitas dan persoalan kehidupan kita. Adalah
sangat tepat jika secara bersama-sama kita bisa mengamalkan
petunjuk Allah dalam ayat di atas agar permohonan kita untuk
mendapatkan pertolongan-Nya segera terealisir. Amin

INDAHNYA BERBAGI
Muhamad Hendra

21.17

Indahnya Berbagi Dengan Sesama

Berbagi dengan orang lain, walaupun sekecil apapun itu akan


sangat bermanfaat bagi diri kita lebih lebih bagi orang lain. Kecil
menurut kita namun bisa berarti besar bagi orang lain. Berbuat baik
terlebih dahulu kepada orang lain memang terasa sulit, namun bila
sobat bisa melakukannya beruntunglah! karena kebaikan itu pasti akan
kembali kepada kita dengan jumlah yang berlipat ganda. Demikian salah
satu materi ceramah yang pernah saya dapat disuatu pengajian.

Sebuah cerita ilustrasi yang bisa kita ambil hikmahnya tentang indahnya
berbagi dengan orang lain, selamat menyimak dan semoga bisa
memotivasi diri kita.

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi


dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat
seperti apakah Neraka dan Surga itu". Kemudian Tuhan membimbing
manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya
melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar,


dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat
yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut
dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat


pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk
mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.
Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai
mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang


dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA"

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta
sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di
pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang
tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di
keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang
terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat
lebih bergembira ?"

Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan


hanyalah satu sifat baik"

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain


yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan
di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan
kebutuhan dirinya sendiri"

Tunggu apalagi, mari sobat, kita belajar bebagi mulai dari diri kita
sendiri, dari hal-hal yang kecil yang bisa kita laukan, selamat
berbagi dan merasakan kebahagiaan yang akan kita rasakan..

Anda mungkin juga menyukai