KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan taufiq, maunah, dan inayah Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
benar yakni Agama Islam.
Dalam penyusunan buku yang berjudul “Inovasi Metode
Pembelajaran Bahasa Arab TPR (Total Physical Response) Untuk Non
Native Speaker: (Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy)”,
penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Bapak Dosen Pengampu Dr. H. Slamet Daroini, M.A,
kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi.
Daftar Isi
1. Muqaddimah ................................................................................... 4
2. Kalam .............................................................................................. 16
3. I’rob ................................................................................................. 41
4. Alamat I’rob ................................................................................... 53
5. Alamat Nasb .................................................................................. 55
6. Alamat Khafad .............................................................................. 57
7. Alamat Jazm .................................................................................. 60
8. Isim-isim yang dibaca Rafa’ ........................................................ 62
.9 Naibul Fa’il .................................................................................... 68
10. Mubtada’ dan Khabar............................................................... 74
11. Kana dan Saudaranya............................................................... 79
12. Inna dan Saudaranya ................................................................ 83
13. Dzanna dan Saudaranya .......................................................... 89
14. Na’at ............................................................................................ 92
15. Athaf.......................................................................................... 101
16. Taukid ....................................................................................... 111
17. Badal.......................................................................................... 116
18. Isim-isim Yang Dibaca Nashab & Isim Maf’ul Bihi .......... 121
19. Mashdar .................................................................................... 126
20. Bab Dzorof................................................................................ 129
21. Bab Hal ..................................................................................... 140
3 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
1. Muqaddimah
✽
َ َْ َ ْ ْ َْ َْ ُ ه ه َ ه
َلل َعل َم خ ْي َر خل َق َه َوَل ُّلتقى ّلِل ال َذي ق ْد َوفقا
َ َ الحمد
✽
َ َ َْ َ ُُ َ
ف َم ْن َع َظ َيم شأ َن َه ل ْم ت ْح َو َه َح هتى ن َح ْت قل ُوب ُه ْم َل َن ْح َو َه
✽
َْ ْ ْ ََ ه َ َف ُأ ْشرَب ْت َم ْع َنى
فأ ْع َرَب ْت َفي ال َح َان َباْلل َحا َن ض َم َير الش َان َ
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan
taufiq pada (Nabi Muhammad) makhluk
terbaiknya untuk menghasilkan ilmu syariat dan
melakukan taqwa.
Dengan lantaran taufiq Allah sehingga hati
makhluq pilihan tersebut terpusatkan untuk
menuju kehadiratnya, akan tetapi tidak bisa
menjangkau (untuk ma’rifat kepadanya) karena
derajatnya yang maha agung.
Dengan lantaran taufiq Allah pula), maka hati
mereka tercampur dengan makna dlomir Sya’an
(kalimah ( )ال إله هللاdan karena cintanya pada Allah,
mereka menjadi tenggelam dalam lautan cinta,
lupa segala sesuatu yang selain Allah) bagaikan
seorang pecandu minuman yang sedang Asyik
meminumnya dengan diiringi irama lagu-lagu.
5 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
✽
ََ ْ َ ْ َ ََ ه َ َ ُ َُ ه ه
ص َح الخَل َئ َق على الن َب َي أف الصَلة َم ْع َسَل ٍم ال َئ َق ثم
َ َم ْن َأ ْت َق ُنوا ْال ُق ْر َآن ب ْاْل ْع ✽ َص َْ َ ْ َ ُ َ ه
ْ اْل
اب ر
َ َ َ ابَ ح محم ٍد واْل َل و
KETERANGAN
Rasulullah adalah satu-satunya makhluk yang
paling fasih, seperti sabda Rosululloh :
أنا أفصح من نطق بالضاد
“Saya adalah orang yang paling fasih dalam
mengucapkan huruf Dhod”
Devinisi اْلل:
َ
هم مؤمنو بنى هاشم وبنى املطلب
“yaitu orang-orang yang beriman dari keturunan
bani hasyim dan bani Mutholib”. Devinisi ini
6 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
Devinisi sahabat:
من اجتمع بالنبي مؤمنا في حيا ته ولو ساعة واحدة
"yaitu orang beriman yang pernah berkumpul
dengan nabi pada masa hidupnya, walau hanya
sesaat".
Definisi diatas mencakup setiap orang meskipun
ia sama sekali tidak meriwayatkan satu hadits pun
dan orang yang buta, seperti sahabat ibnu Ummi
Maktum, dan anak kecil yang pernah dicetak oleh
Rosul, atau kepalanya pernah diusap oleh Rosul.
✽
ْ ُ ْ ََْ َ َه َ َ ُْ َ َ َ
الل َس َان ال َع َرَبي
َ َمن الورى َحفظ ان َمطل ًوبا أش هد الطل َب وك
✽
َْ ْ َ
الد َق َيق َة امل َعا َني
الس هنة ه
َ ُّ و
َ ك ْي َي ْف َه ُموا َم َعا َن َي ال ُق ْر َآن
✽
َ َ ََْ َ َ ً َ َ َ َ ه
َإ َذ الكَل ُم ُدون ُه ل ْن ُي ْف َه َما الن ْح ُو أ ْولى أ هوال أ ْن ُي ْعل َماو
جاء زيد
ً ضربت
زيدا
بزيد
ٍ مررت
Aku telah melewati Zaid
✽
َ ً َ َ ً َ ُه َ َو َك
ان َخ ْي ُر ُك ْتب َه ه
اسة ل َطيفة ش َه َير ْه كر الص َغ َير ْه َ
آج ُّر َومُ َأ هل َف َها ْال َح ْب ُر ْاب ُن ✽ ُّ َفي ُع ْ َرب َها َو ُع ْج َم َها َو
الر َوم
✽
َ ْ ُ َ َ َْ ْ َ ه
يف َح ْج َم َها َ مع ما ت َراه َمن ل َط َو ْان َت َف َع ْت أ َجلة َب َعل َم َها
✽
ْ َ َْ ً َن َظ ْم ُت َها َن ْظ ًما َب َد
ص َل َفي ت ْق َر َيب َه َلل ُم ْب َت َدي
ْ اْلَب يعا ُم ْق َت َدي
✽
ْ َ ُ ْ َ َ
َو َز ْدت ُه ف َوا َئ ًدا َب َها ال َغ َنى َوق ْد َحذف ُت َم ْن ُه َما َع ْن ُه َغ َنى
✽
َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ه َْ َ
اب
َ فجاء َمثل الشر َح َلل َكت ابَ
َ اْل ْب
و ُم َت َم ًما َلغ َال َب
✽
ََ ُ ُ ً َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َْه
ورنا اعفا أج َ الريا مض َ َمن ان أ ْن ُي َج َيرنا فنسأل املن
✽
َ ْ َ َ ُ َ
اع َت َنى َب َح ْف َظ َه َوف ْه َم َهْ َمن
َ َوأ ْن َيكون نا َف ًعا َب َعل َم َه
2. Kalam
✽
ُْ ُ ُْ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ ه َ ََ
يد امل ْف َر ُدوال َكلمة اللفظ امل َف كَل ُم ُه ْم ل ْفظ ُم َفيد ُم ْس َن ُد
✽
َْ ََ َ ُ
َو َه َذ َه ثَل ُث َها َه َي الك َل ْم َال ْس ٍم َو َف ْع ٍل ث هم َح ْر ٍف ت ْن َق َس ْم
PENGERTIAN KALAM
Secara bahasa (etimologi) kalam berarti
ucapan/perkataan walaupun tidak memberikan
faedah kepada pendengarnya, kumpulan dari
lafadz-lafadz yang diucapkan oleh manusia.
Pengertian kalam secara istilah (terminologi)
cukup banyak yang dikemukakan oleh para
ulama'. Dari banyaknya definisi tersebut di sini
penulis hanya memaparkan dua pandangan, yaitu
menurut ulama ahli fikih dan ulama ahli nahwu.
Para ulama ahli fikih mendefinisikan kalam
sebagai sesuatu yang dapat membatalkan sholat.
Seperti yang telah banyak kita temui di dalam
kitab-kitab fikih, di antara perkara yang dapat
membatalkan sholat yaitu mengucapkan dua
huruf berturut-turut meskipun tidak
ْ ُ
memahamkan, Contohnya seperti lafadz َمن،ق ْم.
Sedangkan pengertian kalam menurut para ulama
ahli nahwu adalah lafadz yang tersusun, yang bisa
memberikan kepahaman bagi yang
mendengarkan, dan dengan bahasa Arab.
18 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
1. Lafadz ()اللفظ
Kalam haruslah berupa lafadz. Dan yang
dimaksud lafadz dalam ilmu nahwu adalah suara
yang mengandung sebagian huruf hijaiyah.
2. Tersusun ()املركب
Sesuatu bisa dikatakan sebagai kalam apabila ia
tersusun. Artinya, terdiri dari dua kata atau lebih
sehingga menjadi susunan yang saling bersandar
dan memberikan faedah.
َ
Contohnya adalah susunan ( ق َام َزْيدZaid berdiri),
yang terdiri dari susunan fi'il dan fa'il dhohir
(tampak). ص ْر ُ ( ُأ ْنmenolonglah), dalam ilmu nahwu
ucapan ص ْر ُ ُأ ْنdikatakan sebagai Kalam karena
sudah tersusun dari dua kata namun taqdir
(tersirat). Karena dibalik perkataan ص ْر ُ ُأ ْنterdapat
dhomir yang tersembunyi. Apabila ditaqdirkan
َْ
berupa ( أن َتkamu).
3. Berfaedah/Memahamkan ()املفيد
20 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
PEMBAGIAN LAFADZ
Secara umum, lafaz terbagi dua: ada mufrad
(tunggal), ada murakkab (tersusun). Penting
diketahui sejak awal bahwa pemaknaan dua jenis
lafaz tersebut dalam ilmu mantik, berbeda
pengertiannya dengan yang diperkenalkan dalam
ilmu gramatika bahasa Arab (nahwu).
Sebagai contoh, misalnya, lafaz al-Muslimun
(orang-orang Muslim). Kata tersebut, dalam ilmu
nahwu, disebut sebagai jama’ mudzakkar salim.
Tapi, dalam ilmu mantik, ia disebut mufrad.
Contoh lain, kata Abdullah. Dalam ilmu nahwu
dia bisa disebut sebagai kalimat yang murakkab,
karena ia terangkai dari dua kata, yaitu kata
abdun, dan kata Allah. Tapi, dalam ilmu mantik,
lafaz tersebut termasuk mufrad.
[1]: Kalimat
Definisinya: “al-Lafzhu al-Ladzi yadullu bi
maddatihi ‘ala ma’na, wa yadullu bihaiatihi ‘ala
zaman.” (lafaz yang dengan bagian
pembentuknya menunjukan suatu makna, dan
dengan bentuknya menunjukan keterangan
waktu).
Kalimat dalam ilmu mantik ialah padanan fi’il
(kata kerja) dalam ilmu nahwu. Contoh: Kataba
(menulis). Dengan huruf kaf, ta, dan ba, kata
tersebut menunjukan suatu makna, yakni menulis,
dan dengan bentuknya (shighah) ia menunjukan
keterangan waktu, yakni masa lampau.
[2]: Ism
Definisinya: “ma yadullu bimaddatihi ‘ala ma’na,
wa laisat lahu haiatun tadullu ‘ala zaman.” (lafaz
yang dengan bagian pembentuknya menunjukan
28 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
[3]: Adat
Definisinya: “al-Lafzhu al-Ladzi la yadullu ‘ala
ma’na mustaqillin binafsihi” (lafaz yang tidak
menunjukan makna dengan dirinya sendiri).
Adat dalam ilmu mantik ialah padanan huruf
dalam ilmu nahwu. Contohnya seperti huruf alif,
ba, ta, dan huruf-huruf lainnya. Huruf-huruf
tersebut tidak akan menunjukan makna kecuali
jika dirangkaikan dengan kalimat lain.
Ketika ada orang yang melafalkan huruf ba, kita
tidak bisa menangkap makna apa-apa. Tapi ketika
huruf tersebut dirangkaikan dengan kata al-Hubb
(cinta), misalnya, sehingga menjadi bilhubb
(dengan cinta), tentu kita akan menangkap sebuah
makna.
[1] Taqyidiy
Definisnya: “ma kanat al-Kalimat al-Tsaniyah fihi
qaidan li al-Kalimat al-Ula” (suatu rangkaian
kalimat yang kata keduanya mengikat kata yang
pertama)
Contoh: Pilot Pesawat. Rumah Hantu. Tumbuhan
yang hijau itu. Cowok ganteng itu. Dan lain-lain.
PENGERTIAN KALIM
Kalim juga sama dengan kalam Perbedaannya
adalah Kalam harus berfaidah sedangkan Kalim
tidak. perhaikan definisi dibawah ini:
سواء أفاد أو لم يفد،ما تركب من ثَلث كلمات فأكثر
"Kalim adalah kumpulan tiga kata atau lebih, baik
berfaidah atau tidak'' contoh berfaidah:
- ( جاء اْلستاذUstadz sudah datang)
- ( كتب أحمد الرسالةAhmad menulis surat)
PENGERTIAN KALIMAH
33 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
✽
َ َ َ َْ ََ َ َ ْ
ك ُق ْم َوق ْد َو َإ هن َزْي ًدا ْارت َقى َوال َق ْو ُل ل ْفظ ق ْد أف َاد ُمطل َقا
✽
ْ َ َ ْ َو َح ْرف َخ ْ ْ
ْ وال َخ َفاال ْس ُم ب ه
ْ الت
ض َو َبَل ٍم َوأ َلف
ٍ ف َ ض ُع َرف
َ ف ين و ن
َ َ َ َ
Kalimah isim ditandai (salah satu dari empat
perkara) yaitu Tanwin, I’rob Jar, masuknya huruf
jar, masuknya أل.
✽ الس َين
ه َْ َ َ َو ْالف ْع ُل َم ْع ُروف ب َق ْد
يث َم َع الت ْس َك َين ٍ َوت َاء تأ َن َ و َ َ
✽
ْ َ ْ ْ َ َْ ْ َ َ
ُّ َو
النو َن َوال َيا َفي اف َعل هن َواف َع َلي َوتا ف َعل َت ُمطل ًقا ك َج ْئ َت َلي
1. Ta’ Fa’il
Kalimat fi’il bisa ditandai dengan masuknya ta’
fa’il secara mutlak. Jika di baca dlomah
menunjukan arti mutakalim (orang pertama).
ْ َ
Seperti: ( ف َعل ُتsaya telah bekerja)
Jika di baca fathah menunjukan arti mukhottob
ْ َ
(orang kedua laki-laki). Seperti: ( ف َعل َتkamu telah
bekerja)
Jika di baca kasroh menunjukan arti mukhotobah
(orang kedua perempuan).
ْ َ
Seperti: ف َعل َتkamu (perempuan) telah bekerja.
Membaca sukun pada ta’ ta’nits yang ada lafadz ُر هب
ُ
diucapkan ث هم ْت،ُرهب ْت
“Penyukunan yang ada pada ta’ ta’nits bersifat
asal, dengan tujuan untuk menyeimbangkan
ringannya sukun dengan beratnya kalimat fi’il,
karena kalimat fi’il menunjukkan dua makna,
yaitu hadast/pekerjaaan dan zaman. Ta’ ta’nits
terkadang diharokati dikarenakan ada alasan
yang bersifat baru (tidak asal).” Contoh:
(a) Dikasroh
َٔ ُ َ ْ َٔ َ َ
اب ا َم هنا قال َت االعر
(Diharokati kasroh untuk menolak bertemunya
dua huruf mati).
(b) Difathah
َ ََْ ََ َ
اع َى ْي َن
َ قالتا اتينا ط
(Diharokati fathah untuk munasabah dengan alif
tatsniyah).
(c) Didhommah
38 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ْ َ َ
قال ُت اخ ُر ْج
(Diharokaati dhommah karena mengikuti Qiro’ah
yang dibaca dhommah.
3. Ya’ Fail
Bisa kemasukan ya’ fail termasuk tanda kalimat
fi’il, ya’ fail ini bisa bertemu fi’il amar dan fi’il
mudhori’, Contoh:
ْ
(a) Fi’il amar : اف َع َليbekerjalah kamu (seorang
perempuan)!!
(b) Fi’il mudhori’ : ض َرَب ْي َنْ َتkamu (seorang
perempuan) sedang bekerja.
4. Nun taukid
Bisa kemasukan nun taukid, baik tasqilah atau
khofifah. Termasuk tanda kalimat fi’il. Contoh:
َ ْ َٔ
اق َبل هن
• Nun taukid tsaqilah (sungguh) menghadaplah.
َ ْ َٔ
Contoh: اق َبل ْن
• Nun taukid khofifah (sungguh) menghadaplah.
39 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
Contoh:
َ َ
( ل ْم َيشمDia tidak membau (mencium).
ضر ْب َ َْ
َ ( لم يDia tidak memukul).
Contoh:
ْ َ
( ت َب َارك َتSemoga kamu bertambah kebaikan).
َ َ
( ف َعل ْتKamu (perempuan) telah bekerja)
Contoh :
ْ ( ِٕاsungguh) memukullah.
ض َرَب هن
ْ ُ
( اخ ُر َج هنsungguh) keluarlah
✽
َ ْ َ ه َ َ ُْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ
َإال ْان َت َفا ق ُب َول َه ال َعَل َم ْه صل ْح ل ُه َعَل َم ْهوالحرف لم ي
3. I’rob
✽
ً َ َ َْ َْ
ت ْق َد ًيرا ْاو ل ْفظا َل َع َام ٍل ُع َل ْم َإ ْع َر ُاب ُه ْم تغ َي ُير َآخ َر الك َل ْم
✽
َ َ ْ ََ َْ َْ َ َْ
صب َوكذا َج ْزم َو َج ْررفع ون أق َس ُام ُه أ ْرَب َعة فل ُت ْع َت َب ْر
✽
ََ َ ُ ُ ََ َْ َ
ض َار ٍع َم ْن ك َل نو ٍن ق ْد خَل
َ ُم َوغ ْي ُر َذي اْل ْس َم َاء َم ْب َن ٌّي خَل
43 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
PEMBAGIAN I’ROB
Dari pengertian i’rob di atas, kita bisa membagi
i’rob menjadi dua macam yaitu: I’rob lafdzi dan
i’rob taqdiri
I’RAB LAFDZI
I’rab lafdzi adalah perubahan akhir kata yang
terlihat dengan jelas di lafadznya secara dhahir
(kasat mata). Contohnya, silakan lihat perubahan
harakat akhir dari kata muhammad berikut ini:
َ
( ق َام ُم َح همدMuhammad telah berdiri).
َ ( َنaku telah menolong Muhammad).
ص ْر ُت ُم َح هم ًدا
44 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
I’RAB TAQDIRI
Jenis i’rab yang kedua yaitu taqdiri atau dikira-
kirakan. I’rob yang dikira-kirakan disebut i’rob
taqdiri. I’rob ini biasanya masuk pada Isim
Maqshur dan Isim Manqush, yaitu yang diakhir
dengan alif atau ya lazimah.
Contohnya:
َ ج َاء ْال,
فتى َ َج َاء ْالlalu harakat
َ aslinya adalah فت ُي
dhommahnya tidak dinampakkan, tapi hanya
dikira-kirakan, makanya disebut taqdiri.
َ ص ْر ُت ْال
فتى َ ص ْر ُت ْال
َ َنaslinya فت َى َ َنtapi harakat fathahnya
tidak dinampakkan, hanya dikira-kirakan.
45 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ َم َر ْر ُت ب ْالaslinya فتى
فتى َ ْ ُ َْ َ
َ َ مررت َبالtapi harakat kasrahnya
tidak dinampakkan.
I’RAB MAHALLI
I’rab mahalli adalah i’rab yang tidak memiliki
tanda-tanda baik lafdzi maupun taqdiri, tapi
secara hakikat, dia memiliki kedudukan i’rab.
َ ( َنaku telah menolong mereka).
Contohnya: ص ْ ُرت ُه ْم
MACAM-MACAM I’ROB
I’rab Diklasifikasikan Menjadi 4, dan ke-empat
Jenis I’rab Tersebut adalah: I’rab rofa’, I’rab
nashob, I’rab Jer (Khofdh), I’rab Jazm.
46 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
I’RAB ROFA’
Tanda asli dari i’rab rofa’ adalah dhommah. 3
tanda lainnya adalah: wawu, alif, dan nun.
Contohnya sebagai berikut:
I’rab Nashob
Tanda asli dari i’rab nashob adalah fathah. Alamat
lainnya: alif, kasroh, ya, dan hadzfu nun
(membuang nun).
Membuang Nun
َ
Pada af’alul khomsah, contohnya di al Quran: ا ْن
َ
ي ْؤ َم ُن ْوا.ُ Dalam bentuk rofa’ ي ْؤ َم ُن ْون,ُ lalu kemasukan
‘amil nawashib yaitu an sehingga dibuang nunnya
menjadi ي ْؤ َم ُن ْوا.ُ
I’RAB JER
Tanda asli i’rab jer adalah kasrah, sedangkan yang
lainnya adalah ya’ dan fathah. Perlu ditegaskan
lagi, i’rab jer ini khusus hanya untuk kalimat isim,
tidak untuk kalimat fiil.
Kesimpulan
Pengertian i’rob adalah perubahan harokat akhir
kata. I’rab dibagi menjadi 4: rofa’, nashob, jer dan
jazm. I’rab juga dibedakan menjadi: lafdzi,
taqdiri, dan mahalli. Masing-masing i’rab
memiliki tanda.
53 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
4. Alamat I’rob
✽
ْ َ َ َ َك َذ ْ َ َ ل هلر ْفع م ْن َها
اك ُن ْون ث َابت ال ُم ْن َح َذف ض همة َواو أ َلف َ َ َ
✽
َْ َ َْ ََ َف ه
َو َج ْم َع تك َس ٍير ك َج َاء اْل ْع ُب ُد اس ٍم ُم ْف َر ٍد كأ ْح َم ُدْ الض ُّم في
َ
✽
َ ُ َ َْ
َوك َل َف ْع ٍل ُم ْع َر ٍب ك َيا َتي َ يث ك ُم ْس َل َم
ات ٍ َو َج ْم َع تأ َن
Tanda-tanda I’rob rofa’ ada empat tanda,
yaitu: dhommah, wawu, alif, serta nun yang
tetapkan.
Dhommah menjadi tanda I’rob rofa’ bertempat
pada isim yang mufrod, dan jama’ taksir seperti
yang dimurod.
ُ
Dan jamak muannast salim, contoh : مسلماتSerta
fi’il mudhore’ contoh : َي ْسكت
ُ ُ
✽
َ ً َ ُ ٌّ ُ َ َ
ضافا ُم ْف َر ًدا ُمك هب َرا كل م أب أخ َحم َو ُفو َو ُذو َج َرى
✽
َ ُ َ َ ُ َ َ َ َ
َو َي ْف َعلون ت ْف َعلون َم ْع ُه َما َب َي ْف َعَل َن ت ْف َعَل َن أ ْن ُت َما
✽
َْْ َ ْ ْ َ َ
َواش َت َه َر ْت َبالخ ْم َس َة اْلف َع َال َوت ْف َع َل َين ت ْر َح َم َين َح َالي
5. Alamat Nasb
✽
ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ه
ك ْسر َو َياء ث هم ُنون ت ْن َح َذف ص َب خ ْمس َو ْه َي ف ْت َحة أ َلفَللن
✽
ََ َْ َ ه َ َ َ َْ ْ ْ َ
ات فف ْت ُح ُه ُم َن ْع
ٍ َإال ك َهند ض ٍم ق ْد ُر َف ْعفان َصب َبفت ٍح ما َب
✽
َْ َ ْ ْ َ َْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ
ٍ َوان َص ْب َبك ْس ٍر َج ْم َع تأ َن
يث ص َب الخ ْم َس َة اْل ْس َما أ َلفواجعل َلن
ْ
ُع َرف
✽
َ َو َج ْمع َت ْذكير ُم ُ َ ه
ص هح ٍح َب َيا ٍ َ َ ص ُب َفي َاال ْس َم ال َذي ق ْد ث َن َيا َو ه
ْ الن
✽
َْ َْ َ ْ ُ ُ ن ه َْ ُ ْ ْ ُ َ ْ
الرف َع ُمطل ًقا َ فحذف نو َوالخ ْم َسة اْلف َع َال َح ْيث تن َت َص ْب
َي َج ْب
6. Alamat Khafad
✽ ْ َ ْ ُ َ ََ
ْ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ه
ك ْسر َو َياء ث هم ف ْت َحة ف َقط ض َبط ض ال َتي َبها انَ عَلمة الخف
✽
ُ في َر ْفعه ب ه ْ َْ َ ْ ْ َ
الض َم َح ْيث َ ََ َ ض َبك ْس ٍر َما َم َن اْل ْس َما ُع َرف فاخ َف
ْ َ َْ
ص َرف ين
✽ص َرف
ْ َ صف ْالف ْعل ْ َ َْ ْ َ َ َ ْ ْ َْ ُ ه
ص َار َي هت َصف ْ َ ه
َ َ َ َمما َبو واخ َفض َبفت ٍح كل ما لم ين
✽
َْ ُْ ًَ ه ه َ َ
أ ْو َعلة تغ َني َع َن اثن َت ْي َن َبأ ْن َي ُحوز َاال ْس ُم َعل َت ْي َن
58 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
✽
َ ه ْ َُ ْ َ ََْ ُ ه
َو َصيغة ال َج ْم َع ال َذي ق َد ْان َت َهى يث أغ َن ْت َو ْح َد َها
َ فأ َلف التأ َن
Alif ta'nist (mamdudah atau maqshuroh) dan
sighot muntahal jumu' itu masing -masing bisa
mencegah kemunshorifan isim dengan sendirinya
tanpa harus bersamaan ilat yang lain (keduanya
ini yang dinamakan memiliki satu ilat yang
mencukupi dua ilat.
✽صف َم ْع َع ْد ٍل ُع َرف
ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َْ ََ ْ ه
أ ْو َوز َن َف ْع ٍل أ ْو َب ُنو ٍن َوأ َلف وال َعلت َان الو
✽
ْ َ َ َ ْ َ ُ َه
َو َز َاد ت ْر َك ًيبا َوأ ْس َم َاء ال َع َج ْم َو َه َذ َه الثَلث ت ْم َن ُع ال َعل ْم
59 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
✽
ْ ُ ْ َ َ ْ َ َْ َْ ْ َ ُ ْ َ ْ َْ َْ َ َ َ
ص َرف ف َإن يضف أو يأ َت بعد أل اك تأ َنيث َب َما َع َدا اْل َلف كذ
7. Alamat Jazm
✽
َ ه َ ُ ُّ َْْ ْ
أ ْو َح ْذ َف َح ْر َف َعل ٍة أ ْو ُنو َن السكو َن َوال َج ْز ُم َفي اْلف َع َال َب
✽
ُ ه َ َ اجز ْم ُمْ الس ُكون
َم ْن ك ْو َن َه َب َح ْر َف َعل ٍة خ َت ْم ض َار ًعا َس َل ْم َ َ
ُّ َوب
َ
✽
ْ َ َ ْ َ َ َ
َو َج ْز ُم ُم ْع َت ٍل َب َها أ ْن ت ْن َح َذف َإ هما َب َو ٍاو أ ْو َب َي ٍاء أ ْو أ َلف
✽
َ ََ ْ ْ َو َن
َو َما َس َو ُاه َفي الثّّال َث ق هد ُروا ص ُب َذي َو ٍاو َو َي ٍاء َيظ َه ُر
✽
ْ ْ َ ُ ْ ََ ْ َ َْ ُه
اض َوال َف َتى َب َها ُع َرف
ٍ فنحو
ق َو َعلة اْل ْس َم َاء َياء َوأ َلف
✽
ْ َ ُ ْ َ ْ ََ َ َ ُ ُ َْ
اض َيظ َه ُر
ٍ َفيها ول َكن نصب
ق اب ك ٍل َم ْن ُه َما ُمق هد ُرَإعر
ْ َ َ ُْ َوم ْث ُل َها ه
الض َما َئ ُر امل ْنف َصلة َ .........................................
َ َ َو َغ ْي ُر َذ ْين ب ْالق َْ ََ ه ََ
اس ُي ْعل ُم ي
َ َ َ َ كل ْم َي ُق ْم َإال أنا َوأن ُت ُم
Fa’il isim dlamir munfashil juga sama seperti fa’il
isim dlamir muttashil, jumlahnya ada 12 dengan
perincian yang sama. Fa’il isim dlamir muttashil,
ََ ه َ
seperti lafadz ( ل ْم َي ُق ْم َإال أناTidak ada yang berdiri kecuali
َْ ه َ
saya) ( ل ْم َي ُق ْم َإال أن ُت ْمTidak ada yang berdiri kecuali kalian).
Selain dua dlamir tersebut dapat diketahui
dengan cara qiyas (disamakan) seperti berikut ini:
ََ ه َ
Tidak ada yang berdiri
ل ْم َي ُق ْم َإال أنا متكلم وحدة
kecuali saya
67 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ ه َ
Tidak ada yang berdiri
ل ْم َي ُق ْم َإال ن ْح ُن متكلم مع الغير
kecuali kita
َْ ه َ
Tidak ada yang berdiri
ل ْم َي ُق ْم َإال أن َت مفرد مخاطب
kecuali kamu laki-laki (satu)
Tidak ada yang berdiri
َْ ه َ
kecuali kamu perempuan ل ْم َي ُق ْم َإال أن َت مفردة مخاطبة
(satu)
Tidak ada yang berdiri
َْ ه َ
kecuali kamu laki-laki / ل ْم َي ُق ْم َإال أن ُت َما تثنية مخاطب
perempuan (dua)
Tidak ada yang berdiri
َْ ه َ
kecuali kamu laki-laki جمع مذكر مخاطب ل ْم َي ُق ْم َإال أن ُت ْم
(banyak)
Tidak ada yang berdiri
َُْ ه َ
kecuali kamu perempuan جمع مؤنث مخاطبة ل ْم َي ُق ْم َإال أنت هن
(banyak)
ه َ
Tidak ada yang berdiri
ل ْم َي ُق ْم َإال ُه َو مفرد غائب
kecuali dia laki-laki (satu)
Tidak ada yang berdiri
ه َ
kecuali dia perempuan ل ْم َي ُق ْم َإال َه َي مفردة غائبة
(satu)
Tidak ada yang berdiri
ه َ
kecuali dia laki- ل ْم َي ُق ْم َإال ُه َما تثنية غائب
laki/perempuan (dua)
68 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
9. Naibul Fa’il
ْ َ ُ َ ْ ه َ َ َُ َ
َم ْف ُع ْول ُه َف ْي ك َل َما ل ُه ُع َرف اع َل ال َذ ْي ُح َذف َ أ َق ْم مقام الف
ُْ َ َ َ َ ً َ َ ْ َ َْ
َإ ْن ل ْم ت َج ْد َم ْف ُع ْول ُه َمذك ْو َرا ص َد ًرا أ ْوظ ْرفا أ ْو َم ْج ُر ْو َرا أوم
Tempatkanlah maf’ul bih pada tempatnya fa’il
yang dibuang, dan berilah semua hukum yang
dimiliki fa’il kepadanya (1. Dibaca rafa’, 2. Wajib
diakhirkan dari amil yang merofa’kan, 3. Tidak
boleh dibuang, 4. Wajib memuannatskan amil jika
na’ibul Fa’ilnya muannats, 5. Menjadikan na’ibul
fa’il seperti juz dari fi’il.), kemudian namakanlah
ُ ( ُسر َق َمHarta Zaid
dengan Na’ibul Fa’il, seperti ال َزْي ٍد َ
telah dicuri).
69 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ص ْلَ الضم ْير َب ْل ب ُكل َما ْان َف ص ْل م َن ه َ َوَال َي ُج ْو ُز ْاْل ْبت َدا ب َما هات
َ َ َ َ َ َ َ َ
ََأ ْن ُت هن َأ ْن ُت ْم َو ُه َو َوه َي ُه ْم ُهما ََأ َنا َو َن ْح ُن َأ ْن َت َأ ْن َت َأ ْن ُتما
َ
َ َ َ ْ ْ َ ً َْ َ ُ ه
َوق ْد َم َض ى َم ْن َها َمثال ُم ْع َت َب ْر ضا فال َج َم ْي َع اث َنا َعش ْر وهن أي
Tidak diperbolehkan membuat mubtada’ berupa
dlamir muttashil (karena dhamir muttasil hanya
bisa berada di tengah, sedang mubtada’ harus di
77 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ه ْ ه َ َْ ه َ ْ ْ َ
النظ َم َمر فاْل هو ُل الل ْف َظ ال َذ ْي َفي َو ُم ْف َر ًدا َوغ ْي ُر ُه َيأ َتي الخ َب ْر
ه ُ َْ
الغ ْي ُر َو َه َي الظ ْرف اْل ْج ُر ْو ُر
َ َ
ص ْو ُرَو َغ ْي ُر ُه ف ْي َأ ْرَبع َم ْح ُ
َ َ
ْ َ َ ُْ َو َفاعل َم ْع ف ْعله هالذ ْي َ
َوامل ْب َت َدا َم ْع َمال ُه َم َن الخ َب ْر ص َد ْر َ ََ َ َ
َ َ َ َ ْ ََ
َو ْاب َن ْي ق َرا َوذا أ ُب ْو ُه ق َار ْي كأ ْن َت َع ْن َد ْي َوال َف َتى َب َد َار ْي
79 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
saudara-saudaranya :
معنى
81 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ َ
Zaid duduk (pada waktu ظ هل -ظ هل َزْيد َج َال ًسا َزْيد َج َالس
)siang
َ َب َ
ات َ -ب َ َ
Zaid tidur (pada waktu ات َزْيد نا َئ ًما َزْيد نا َئم
)malam
َ ً َ َ َ
Zaid membaca (pada waktu ا ْم َس ى -ا ْم َس ى َزْيد ق َارئا َزْيد ق َارئ
)sore
َ ص َب َح َ -ا ْ ُم َطالع َا ْ
Zaid muthola’ah pelajaran ص َب َح َزْيد ُمط َال ًعا َ َزْيد
)(pada waktu pagi
َل ُد ُر ْو َس َه َل ُد ُر ْو َس َه
ً
Zaid menjadi orang yang ص َار َزْيد َع َاملا
ص َار َ - َ َزْيد َع َالم
alim
Zaid bukanlah orang yang
َ
س َزْيد كا َت ًبا َل ْي َ
س َ -ل ْي َ َ
َزْيد كا َتب
menulis
َ َ َ َ َ
Khalid selalu kuat َما ف َت َئ َ -ما ف َت َئ خ َالد ق َو ًّيا َخ َالد ق َو ٌّي
َ ْ ْ َ
Khalid selalu sujud َما ان َف هك َ -ما ان َف هك خ َالد َس َاج ًدا خ َالد َس َاجد
َ ً َ َ َ َ َ َ َ َخالد َ
Khalid selalu tertawa ض َاحكا ال خ َالد ض َاحك ما زال -ما ز َ
َ َ
Pekerja selalu duduk اع ًدا َ َ َ َ َ َ َ
اعد ما ب َرح -ما ب َرح الع َام ُل ق َ الع َام ُل ق َ
َ
َ َ َ َ
Zaid selalu meragukanmu َزْيد ُمت َر َدد َإل ْي َك َما َد َام َ -ما َد َام َزْيد ُمت َر َد ًدا َإل ْي َك
82 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
Catatan
َ َكdan saudara-saudaranya terdiri dari dua
Isim ان
macam :
83 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ُ
Kita laki-laki/perempuan adalah orang yang ك هنا
bepergian َ
ٍ م َسا َف َر/ُ ُم َسا َف َرْين
ات
ُ
Kamu laki-laki (satu) adalah orang yang ك ْن َت ُم َسا َف ًرا
bepergian
ً ُ
Kamu perempuan (satu) adalah orang yang ك ْن َت ُم َسا َف َرة
bepergian
ُ
Kamu laki-laki (dua) adalah orang yang ك ْن ُت َما ُم َسا َف َرْي َن
bepergian
ُ
Kamu laki-laki (banyak) adalah orang yang ك ْن ُت ْم ُم َسا َف َرْي َن
bepergian
ُ ُْ ه
Kamu perempuan (banyak) adalah orang ات ٍ كنتن ُم َسا َف َر
yang bepergian
Dia laki-laki (satu) adalah orang yang َ َك
ان ُم َسا َف ًرا
bepergian
ً َ َ
Dia perempuan (satu) adalah orang yang كان ْت ُم َسا َف َرة
bepergian
َ َ
Dia laki-laki (dua) adalah orang yang كانا ُم َسا َف َرْي َن
bepergian
ُ َ
Dia laki-laki (banyak) adalah orang yang كان ْوا ُم َسا َف َرْي َن
bepergian
ُ
Dia perempuan (banyak) adalah orang yang اتٍ ك هن ُم َسا َف َر
bepergian
Catatan
Isim َإ هنdan saudara-saudaranya terdiri dari dua
macam :
1. Isim dzahir, seperti :
Sesungguhnya murid itu adalah َ ْ ِ
التل َم ْيذ ُم ْج َت َهد
َ إ َّن
orang yang rajin
Telah sampai padaku bahwa
َ َ
sesungguhnya Muhammad adalah َبل َغ َن ْي َبأ هن ُم َح هم ًدا َر ُسول
utusan
Semoga pelajar itu adalah orang َ َ َ ه َ
ل َع هل الط َال َبة ن َش ْيطة
yang rajin
2. Isim dhamir
Sesungguhnya saya (laki-laki/perempuan) ُم ْؤ َم َنة/َإ هن َن ْي ُم ْؤ َمن
adalah orang yang percaya
Sesungguhnya kita laki-laki/perempuan َإ هن َنا
َ
adalah orang yang percaya
م ْؤ َم َنات/ُ ُم ْؤ َم ُن ْون
Sesungguhnya kamu laki-laki (satu) َإ هن َك ُم ْؤ َمن
adalah orang yang percaya
Sesungguhnya kamu perempuan (satu)
َإ هن َك ُم ْؤ َم َنة
adalah orang yang percaya
ُ
Sesungguhnya kamu laki-laki (dua)
َإ هنك َما ُم ْؤ َم َن َان
adalah orang yang percaya
89 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ُ
Sesungguhnya kamu laki-laki (banyak) َإ هنك ْم ُم ْؤ َم ُن ْو َن
adalah orang yang percaya
ُ
Sesungguhnya kamu perempuan
َإ هنك هن ُم ْؤ َم َنات
(banyak) adalah orang yang percaya
Sesungguhnya dia laki-laki (satu) adalah
َإ هن ُه ُم ْؤ َمن
orang yang percaya
Sesungguhnya dia perempuan (satu)
َإ هن َها ُم ْؤ َم َنة
adalah orang yang percaya
Sesungguhnya dia laki-laki (dua) adalah
َإ هن ُه َما ُم ْؤ َم َن َان
orang yang percaya
Sesungguhnya dia laki-laki (banyak) َإ هن ُه ْم ُم ْؤ َم ُن ْو َن
adalah orang yang percaya
Sesungguhnya dia perempuan (banyak)
َإ هن ُه هن ُم ْؤ َم َنات
adalah orang yang percaya
13. Dzanna
َ dan Saudaranya
َ ْ َ ُ َ ْ ُْ َ ْ
َوك هل َف ْع ٍل َب ْع َد َها َعلى اْلث ْر َان َص ْب َبظ هن امل ْب َت َدا َم َع الخ َب ْر
َُ َأ ْي ُت ُه َو َج ْد ُت ُه َعل ْم ُته ْ َ
ك َخل ُت ُه َح َس ْب ُت ُه َز َع ْم ُت ُه
َ ر
َ َْ ْ َ ُ ُْ َ ْ
ص هرف ُت ُه فل ُي ْعل َما َم ْن َه َذ َه َج َعل ُت ُه هاتخذت ُه َوك َل َما
b. Amtsilati mubalaghah
َ ( ََ َهذا َر ُجلIni laki-laki yang banyak
Contoh: ض هراب
memukul)
c. Isim maf’ul
ْ ( َ َهذا َر ُجل َمIni hamba yang dipukul)
Contoh :َض ُر ْوب
d.Isim sifat musyabbihah
َ ( َ َرأ ْي ُت َر ُج ًَل َح َس َنSaya melihat laki-laki
Contoh :َالو ْج َه
yang tampan wajahnya)
e. Isim tafdhil
َ َ
Contoh :َ َ( َم َر ْر ُت َب َر ُج ٍل ا ْعل َم َم ْن َكSaya lewat dan
bertemu laki-laki yang lebih pandai darimu)
2. Muawwal bil musytaq
Yaitu lafadz jamid yang memberi faidah pada
makna lafadz musytaq, serta mengandung
makna fiil tetapi tidak memuat huru-hurufnya.
Lafadz jamid muawwal yang bisa dijadikan
na’at meliputi :
95 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
a. Isim isyaroh
Disyaratkan tidak menunjukkan dhorof
makan, yaitu َ ث همdan ُه َنا
َ
Contoh :ََ َم َر ْر ُت َب َر ُج ٍل َهذاdita’wil dengan َم َر ْر ُت َب َزْي ٍد
اض ٍر َ
َ ح
(Saya lewat bertemu Zaid yang ini)
b. Isim mausul
Disyaratkan maknanya sudah diketahui. Hal
َ
ini mengecualikan lafadz أ ٌّي، َما،َم ْن
َ ه ُ َ
Contoh : َم َر ْر ُت َ َب َزْي ٍد ال َذ ْي ق َامdita’wil dengan َامل ْعل ْو َم
َم َر ْر ُت َب َزْي ٍد َق َي ُام ُه
(Saya lewat bertemu Zaid yang berdiri)
ُ
c. Lafadzَ ذ ْوyang bermaknaَصا َحب َ
2. Tahsis
Yaitu meminimalkan isytirok, hal ini jika
man’utnya berupa isim nakiroh.
َ ُ َ
َ ج َاء َرجل ش
Contoh : اعر
Ketika diucapkanَ( َ َج َاء َر ُجلseorang laki-laki telah
datang), maka terjadi ihtimal, apakah laki-laki
tersebut penyair, petani, pedagang, atau yang
َ ُ َ
َ ج َاء َرجل ش, maka hal itu
lain. Ketika diucapkan اعر
menjadi hilang dan tertentu pada penyair.
(namun masih isytirak pada semua penyair).
َ ْ ُ َْ ْ ََ
فأ هو ُل ال َق ْس َم ْي َن َم ْن ُه ات َب َع َم ْن ُع ْوت ُه َم ْن َعش َر ٍة َْل ْرَب َع
98 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
اب صَ ف ْي َواح ٍد م ْن َأ ْو ُجه ْاْل ْع َراب م ْن َر ْفع َأ ْو َخ ْفض َأو ْانت
َ َ َ ٍ ٍ َ َ َ َ َ َ َ
الت ْن َك ْي َر
ُ ْ ْ ُّ َ ه
ف َو ه َ ْ َْ َ َ ْ ْ َ ه
الضد والتع َري َ كذا َمن ا َْلف َر َاد والتذ َكي َر و
َ ْ ُ َُ ْ َ َ َ ْ َ َ
اض ُل َو َج َاء َم ْع ُه َن ْس َوة َح َو َام ُل
َ كقوَلنا جاء الغَلم ال
ف
Pembagian na’at yang petama, yaitu na’at hakiki,
itu harus mengikuti man’utnya pada empat
perkara dari sepuluh perkara, yaitu:
1. Mengikuti salah satu dari wajah i’rabnya
man’ut (rafa’, nashab atau jer),
2. Mengikuti man’utnya dalam mufrad,
tatsniyyah, jama’,
3. Mengikuti man’utnya dalam mudzakar atau
mu’annats,
4. Mengikuti man’utnya dalam nakirah dan
ma’rifatnya.
Contoh :
a. اض ُل َ ُ َُ َ َ
َ ( جاء الغَلم الفTelah datang pembantu yang
utama)
99 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ
b. ( َجائ ْت َن ْس َوة َح َو َام ُلTelah datang wanita-wanita yang
hamil).
َ ( َج َاء َزْيدTelah datang Zaid yang berakal)
c. العا َق ُل
َ ( َ َرأ ْي ُت َزْي ًداSaya melihat Zaid yang berakal)
d. العا َق َل
َ ( َم َر ْر ُت ب َزْي ٍدsaya lewat bertemu Zaid yang
e. العا َق َل َ
berakal)
َ َ
f. العا َقَل َن الزْي َد َان
( َج َاء هTelah datang dua Zaid yang
berakal)
َ َ
g. العا َقل ْي َن ( َ َرأ ْي ُت هSaya melihat dua Zaid yang
الزْي َد ْي َن
berakal)
َ َْ َْ ْ َ
َو َإ ْن َج َرى امل ْن ُع ْو َت غ ْي َر ُم ْف َر َد َوثا َن َي ال َق ْس َم ْي َن َم ْن ُه أف َر َد
ُ ْ َْ ْ ُ َ ْ هْ ْ َ ه ْ ْ َ
ُمط َاب ًقا َملظ َه َر املذك ْو َر التذ َك ْي َر اج َعل ُه َفي التأ َني َث و و
ْ َ َ َ ُ َ
ُم ْنط َلق َز ْو َج ُاه َما ال َع ْب َد َان َمثال ُه ق ْد َج َاء ُح هرت َان
َ ُْ َْ َُ ََ ُْ
َز ْو َج ُت ُه َع ْن َد ْي َن َها اْل ْح َت َاج ل ْه َو َمثل ُه أتى غَلم َسا َئلة
Bagian kedua, yaitu na’at sababi, maka bentuklah
mufrad, meskipun man’utnya berupa tatsniyyah
atau jama’.
100 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
Keterangan
Na’at sababi yaitu na’at yang merofa’kan isim
dhohir. Na’at sababi mengikuti man’utnya pada
dua dari lima perkara, yaitu:
1. Dalam segi i’robnya (Rafa’, nashab, jer)
2. Dalam nakiroh atau makrifatnya
Sedangkan untuk mudzakkar dan muannasnya
tidak memandang pada man’utnya, tetapi melihat
isim dzahir yang dirafa’kannya. Contoh :
101 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
102 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ َ
( َزْيد َو َع ْمروTelah datang Zaid dan Amr) ق َام َزْيد َوق َع َد َخ َالد
(Zaid telah berdiri dan Khalid telah duduk)
Keterangan
Athaf dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Athaf bayan
Yaitu lafadz yang mengikuti (tabi’) pada
matbu’nya (di dalam i’rob) yang menyerupai
pada sifat/naat di dalam menjelaskan
matbu’nya jika berupa isim ma’rifat, dan
mentahsis pada matbu’nya jika berupa isim
nakiroh.
ص َو ُع َم ُر ْ َ ْ ُ َ َأ ْق َس َم ب
Contoh : ٍ اهلل أبو خف
َ َ
(Bersumpah dengan lafadz billah, Abu
khofs, yaitu Umar)
َ م ْن َم ٍاء
ص َد ْي ٍد َ
(Dari air yaitu nanah)
Dinamakan athaf bayan yang artinya
menjelaskan, dikarenakan mengulangi lafadz
yang pertama (ma’thuf alaih) dengan lafadz
103 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
9. Hatta
Memiliki dua makna, yaitu:
a. Ghoyah (batas akhir)
Yaitu apabila lafadz setelahnya merupakan
batas akhir dari lafadz sebelumnya, di dalam
kelebihan dan kekurangan.
َْ َ َ َم
Contoh :اس َح هتى اْلن َب َي ُاء ات ه
ُ الن
10. Aw
Memiliki beberapa makna, yaitu :
a. Tahyir (memilih)
ْ ُ َ َ َ
Contoh :ت َز هو ْج َزْين َب أ ْو أخ َت َها
(Nikahilah Zainab atau saudaranya)
b. Ibahah, yaitu diperbolehkan memilih di
antara muta’athifin atau mengumpulkan
keduanya.
ُّ الع َل َم َاء َأو
Contoh :الز َه َاد ُ س ُ َ َج َال
َ
(Duduklah bersama ulama’ atau ahli zuhud)
c. Syak (ragu-ragu)
Makna ini terjadi setelah kalam khabar
َ َلب ْث َنا َي ْو َما َأ ْو َب ْع
Contoh :َض َي َو ٍم َ
(Kita tinggal selama satu hari, atau setengah
hari)
d. Ibham (menyamarkan)
Yaitu membuat suatu hukum menjadi samar
terhadap sami’, dan disyaratkan mutakallim
sudah mengetahui hukum.
ََ ْ َ ً ُ ََ َ ْ ُ َ ه َْ ه
Contoh :ضَل ٍل ُم َب ْي ٍن و َإنا أو َإياكم لعلى هدى أو َفي
111 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
Keterangan
Badal adalah lafadz yang mengikuti (tabi’), yang
dimaksud dengan hukum, tanpa perantara huruf
athaf di antara tabi’ dan matbu’nya.
ُ َ
Contoh :َج َاء َزْيد أخ ْو َك
Pembagian badal
1. Badal kull min kull
Yaitu apabila lafadz yang kedua (badal)
menyamai pada mubdal minhu di dalam
maknanya.
ُ َ
Contoh َج َاء َزْيد أخ ْو َك
119 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ
ض َرَب َها
Dia memukul perempuan (satu)
ض َرَب ُه َما َ
Dia memukul perempuan (dua)
ض َرَب ُه هن َ
Dia memukul perempuan (banyak)
َ
ض َرَب َك
Dia memukul kamu perempuan (satu)
ُ َ
Dia memukul kamu perempuan (dua) ض َرَبك َما
ُ َ
Dia memukul kamu perempuan (banyak) ض َرَبك هن
ض َرَب َن ْي َ
Dia memukul Saya
Dia memukul Kita (kami) ض َرَب َناَ
19. Mashdar
َ ﻒ َﻧ ْﺤو َﻗ
اﻡ
َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ
و ِان ﺗ ـ ـ ِـﺮد ﺗﺼ ِـﺮﻳ
ِ
127 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
b. َي ْو ًما
Maknanya adalah mulai terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari (siang hari),
َْ ْ ( َذ َه ْب ُت إ َلى ْ َاملsaya
seperti contoh: ص َر ظ َي ْو َم اْل َح َد َ
berangkat ke Mesir Hari Minggu).
c. َس َن ْين
Maknanya adalah beberapa tahun. Seperti
ْ ْ ْ ُ ََْ
contoh: اْلن ُد ْو َن ْي َس َيا ظ َس ْن ْي َن َلل َع َم َل َف ْي َم َال ْي َزَيا
َ ( تركتaku
tinggalkan Indonesia beberapa tahun untuk
bekerja di Malaysia).
ً
d. ُم هدة
Maknanya adalah semasa. Seperti contoh:
ان َأ َساس هيات ا ْع َداد ْاملَ َواد َالد َراس ي ظ ُم هد َة ه
الت ْع َل ْي َم َف ْي
ُْ ْ َ َه
َ اْل ْس َت ُاذ ُم َه ْي َب علم َني
َ َ َ َ َ َ َ َ
ْ
( ال َج َام َع َةProf. Muhaiban mengajarkanku Mata
Kuliah Pengembangan Bahan Ajar semasa belajar
di Kampus).
ً
e. ُج ْم َعة
Maknanya adalah sejum’at. Seperti contoh
ً َ
( َا ْع َتك ْف ُت ظ ُج ْم َعةsaya beri’tikaf di Hari Jum’at).
134 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
f. َح ْي ًنا
Maknanya adalah masa yang tidak tertentu.
َ
Contoh ( َا ْع َتك ْف ُت ظ َح ْي ًناsaya beri’tikaf di suatu
masa).
َ َْ ُ ْ ًَ َْ ُ ْ ًَ َ ه َ َ َ َْ ً ََ ْ ُ َْ
السف ْر او غدوة او بكرة َالى مساء ًا ْو َﺳ َح ْراو قم صباحا او
ً ص َب
g. احا َ
h. َم َس ًاء
Maknanya adalah waktu mulai dzuhur
ُ
sampai akhir hari (sore). Seperti contoh: ق ْم
( ظ َم َس ًاءberdirilah di sore hari).
i. َﺳ َح ًرا
Maknanya adalah waktu di akhir malam
sebelum mendekati fajar (waktu sahur).
َ َ ََْ ُ َ ه
Seperti contoh: لس َمكة ظ َﺳ َح ًرا ( أكلت اsaya memakan
ikan di waktu sahur).
135 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ً ُ
j. غ ْد َوة
Maknanya adalah waktu sholat sampai
terbitnya matahari (pagi senja). Seperti
ً ُ ْ َا َلى ْال َب
contoh: ص َر َة ظغ ْد َوة
َ
( ذ َه ْب ُتsaya pergi ke Kota
Bashrah di pagi hari).
ً ْ
k. ُبك َرة
Maknanya menurut ahli fiqh adalah waktu
terbitnya fajar dan menurut ahli lughah
(bahasa) adalah waktu pagi hari. Seperti
ً ْ ُ َْ ْ َ
ظ م َن ه
contoh: الن ْو َم ظ ُبك َرة َ ( أستي َقsaya akan bangun dari
tidur di pagi-pagi benar)
َْ َ َ َ ُ َْ َْ َ ْ ََْ َ َ
ص ْم غ ًدا ا ْو َس ْر َم ًدا ا َو اال َب ْد او ا ْو ل ْيلة ا َالث َن ْي َن ا ْو َي ْو َم اال َح ـ ْـد
l. َس ْر َم ًدا
Maknanya adalah zaman yang akan datang,
yang tidak ada batasnya (selamanya). Seperti
ُ
contoh: ( ق ْم ظ َس ْر َم َداberdirilah selamanya)
َ
m. أ َب ًدا
136 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ َ َ
b. ( َوق ْد َعَل تمق ْد ًراdia benar-benar telah luhur
derajatnya)
147 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ
Pada lafadz ( ق ْد ًراderajatnya) tarkibnya
menjadi tamyiz atau yang menjelaskan
tentang samarnya (belum jelas) fi’il atau kata
kerja.
ًْ َ َ َْ َ
c. ( َول َكـ ْـن ان َت ا ْعلى تم َمﻨ َزالtetapi kamu lebih tinggi
derajatnya)
ًْ
Pada lafadz ( َمﻨ َزالderajatnya) tarkibnya
menjadi tamyiz atau yang menjelaskan
tentang samarnya (belum jelas) isim tafdlil
(kata yang mempunyai makna lebih unggul)
ً ( َا ْش َت َرْي ُت َا ْرَب ًعا ن َعsaya membeli empat ekor kambing)
d. ـاجا َ
Pada lafadz اجا ً ( ن َعkambing) tarkibnya menjadi
َ
tamyiz atau yang menjelaskan tentang
samarnya (belum jelas) ‘adad (hitungan)
empat yang telah dibeli oleh seseorang.
ً ف ر ْطل َس
e. اجا
َ َْ ُ َْ َ ْ
ٍ َ ( اشتريت الsaya membeli seribu kati kayu
jati)
Pada lafadz اجا ً ( َسkayu jati) tarkibnya menjadi
tamyiz atau yang menjelaskan tentang
samarnya (belum jelas) ‘adad (hitungan)
seribu kati yang telah dibeli oleh seseorang.
148 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ ًَ
f. ( َب ْع ـ ُـت ـ ُـه َم َكـ ـ ْـيلـة تما ُر ًّزاsaya telah menjual padanya setakar
beras)
َ
Pada lafadz ( أ ُر ًّزاberas) tarkibnya menjadi
tamyiz atau yang menjelaskan tentang
samarnya (belum jelas) wazn (timbangan)
setakar yang telah dijual oleh seseorang.
َ َ َ
g. ( َب ْع ُت ُه ق ْد َر َب ٍاع أ ْو َذ َر ٍاع تمخ ًّزاsaya telah menjual padanya
sekadar satu depa atau sehasta kain sutera)
َ
Pada lafadz ( خ ًّزاkain sutera) tarkibnya menjadi
tamyiz atau yang menjelaskan tentang
samarnya (belum jelas) wazn (timbangan)
sekadap satu depa dan sehasta yang telah
dijual oleh seseorang.
َ َْ َ ُ َ َ ه
َوا ْن َيكـ ـ ْـون ُمط ــل ًقا ُمؤ هخ ًـرا الت ْم َي ْي َز ا ْن ُي َنك ًرا
َو َواج ُب ه
َ
Tamyiz wajib berupa isim nakirah dan harus
berada di setelah sempurnanya kalam (jatuh di
akhir kalam atau setelah ‘amil).
Dengan ta’rif tamyiz harus berupa isim nakirah
maka dalam hal ini mengecualikan isim makrifat.
Kalaupun ditemukan tamyiz yang terbentuk dari
isim makrifat maka hakekatnya itu makrifat dalam
lafadznya saja seperti contoh pada nadzam
149 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
س ه
Alfiyyah ibn Malik الس َري ُ س َيا َق ْي
َ الن ْف
ط ْب َت تم هpada contoh
َ
ini tamyiz terbentuk dari isim makrifat dengan
tanda makrifat “al”, maka hakekat “al” tersebut
adalah ziyadah atau tambahan.
Tamyiz secara mutlak tidak boleh berada di
awal kalam atau mendahului ‘amil, maka tidak
َ تم َن ْف ًسا َط.
boleh mengucapkan اب َزْيد
150 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
23. Mustatsna
Mustatsna adalah lafadz yang dikecualikan
setelah dimasuki adat istitsna’.
Seperti contoh:
َ َْ ه
َرأ ْي ُت الق ْو َم َاال َزْي ًدا
َ ه ْ َ َ ه ْ ُ َ َ َ
َوقـ ْـد َرا ْي ُت ال َـق ْـو َم َاال خ َال ًدا ـام كـ ُّـل ا َلق ْو َم َاال َو َاح ًدا ك ــق
154 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
االستثناء املتصل
Artinya: suatu kaum tidak ada yang berdiri kecuali
Zaid.
ْ ْ ْ ْ ْ َ َ َ
َو َما َس َو ُاه ُحك ُم ُه َب َعك َس َه اس َتث َن ْي َت ُه َم ْن َجن َس َه هذا َاذا
156 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
االستثناء املنقطع
157 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
Seperti contoh;
َ َ ُ
a. ( ق ْم َل َزْي ٍد ع َا َتق َاء ش َر َهberdirilah pada Zaid karena
menajaga keburukannya)
َ َ
Pada contoh ini lafadz َا َتق َاء ش َر َهini menjadi
maf’ul li ajlihi, karena lafadz tersebut
menjelaskan alasan tentang berdirinya
seseorang kepada Zaid.
َ ْ
b. ( َواق َص ْد َع َل ًّيا ع َا ْب َتغ َاء َب َر َهmenujulah kepada Ali karena
mencari kebaikannnya)
Pada contoh ini lafadz ابتغاء برهini menjadi
maf’ul li ajlihi, karena lafadz tersebut
menjelaskan alasan tentang berangkatnya
seseorang kepada Ali.
27. Maf’uul Ma’ah
َ َم ْن َك
ان َم ْع ُه َف ْع ُل َغ ْي َر َه َج َرى
َ ْ َت ْعرْي ُف ُه
اسم َب ْع َد َو ٍاو ف هس َرا َ
Pengertian maf’ul ma’ah adalah isim yang jatuh
setelah wawu maiyyah yang menjelaskan orang
atau sesuatu yang mana pekerjaannya orang itu
dilakukan secara bersamaan dengan orang atau
sesuatu tersebut.
175 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
َ ْ َ ْ ْ اصطَـ َح ْب َا ْوش ْبه ف ْعل َك
اس َت َوى املـا َوالخ َس ْب ْ َف ْانص ْب ُه ب ْالف ْعل هالذى به
ٍ َ َ َ ََ َ َ َ َ َ
Maka nashabkanlah maf’ul ma’ah tadi dengan
fi’il yang menyertainya atau nashabkanlah dengan
َ َ ْ َْ
serupa fi’il. Seperti contoh; ( َا ْس َت َوى امل ُاء َوالخش َبair itu
naik bersamaan dengan kayu).
ْ َْ َ َ َْ َ ُ ْ ََْ َ
َو َن ْح ُو َس ْر ُت َواال َم ْي َر َلل ُق َـرى لع ْسك َراوكاال َمي ــر ق َادم وا
َ ْ َ َ َْ
Seperti contoh ( اْل َم ْي ُر ق َادم َوال َع ْسك َرRaja itu datang
ْ َْ
bersamaan tentaranya) dan ( َس ْر ُت َواْل َم ْي َر َلل ُق َرىsaya berjalan
bersamaan tentara ke desa-desa).
28. Isim Yang Dibaca Jar
ُ َ ُ َْ ُ ْ َ ْ َ
ُ اف َو ْا َال ْت َب ُ ض َـﻬا َث ََل َثة َانْـ َـو
ُ َخ ــاف
اع الـحـرف واملض اع َ
Amil yang menkhafadkan isim itu ada tiga
macam; 1) Huruf-huruf jar, 2) Mudlaf dan 3) Tabi’
lil matbu’ (na’at, athaf, taukid dan badal).
َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َه
َباء َوكاف َفى َوالم َع ْن َعلى لح ُر ْوف َه ُه َنا ف َم ْن َالىاما ا
ْ ُ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َ َك َذ
ُمذ ُم ْنذ ُر هب َو ُاو ُر هب امل ْن َح َذف لح َلف اك َواو َبا َوتاء َفى ا
Adapun huruf-huruf jar adalah min, ila, ba’, kaf,
fi, lam, ‘an, ‘ala, huruf qasam (wawu, ba’ dan ta’),
mudz, mundzu, rubba, wawu rubba
176 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy
ْ ْ ْ َ ْ ْ ُ ْ َ
َو َج ْئـ ـ ُـت َلل َم ْح ُب ْو َب َباش َتـ َـي َاق ص َر َالى ال َع َر َاق ك َسرت َمن َم
Seperti contoh;
ْ َ ْ ْ ُ ْ
a. ص َر َالى ال َع َر َاق ( َسرت َمن َمsaya berjalan dari Mesir ke
Iraq)
ْ ْ
b. ( َج ْئ ُت َلل َم ْح ُب ْو َب َباش َت َي ٍاقsaya darang kepada kekasih
dengan rasa rindu)
29. Idlafah ََ ُ َ ُُ َ َ ُ َ َ ه َ َ ُ ْ َ
ا ْونـ ْـونـ ُـه كــأ ْهلك ْم ا ْهل ْونا الت ْن َو ْينا اف ا ْس َق َط
َ َمن الـمـض
Bagian dari mudlaf adalah membuang tanwin
atau nun yang berstatus pengganti dari tanwin,
ُُ َ
seperti ( أ ْهلك ْمkeluargamu) yang mana asal
َُ َ
kalimatnya adalah أ ْهل لك ْم, pada contoh tersebut
membuang tanwin yang berada pada akhir lafadz
َ
ا ْهل.
َ ُ َ ُ َ ََ ََ َ ه ْ ْ ْ َ
كقا َت ــَل غ ـ ــَل َم َزْي ٍد ق َتَل ـض َب َه ا َال ْس َم ال َذى ل ُه تَل واخ َفـ
Dan wajib dibaca jar isim (mudlaf ilaihi) yang
َُ َ َ
jatuh setelah mudlaf, seperti ( قا َتَل غَلم َزْي ٍدdua
pembunuh budaknya Zaid).
َُ َ َ ْ ه َ َ َ َ َ
ا ْو َم ْن ك َـمك َر الـ ْـي َل ا ْو غَل َم َو ُه َو َع ـ ــلى ت ْق َد ْي َر َفى ا ْوال َم
177 | Minhatur Radli ala Tarjamati Nadzm al-Imrithy