Anda di halaman 1dari 14

Hadist-Hadist CINTA

Juli 2, 2010 pada 1:37 pm (Uncategorized)


. .

( )
Artinya :
Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan
menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi
kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).
. .

( )
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang
yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, siapa mereka itu?,
mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah Azzawajalla. (HR. Ahmad).
. .
( )
Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai, saling mengasihi, saling
berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka
seluruh tubuh meraa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR. Muslim).
. .

( )
Artinya:
Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian
beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada
kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai?
Sebarkanlah salam di antara kalian!. (HR. Muslim).
. .
( )
Artinya:
Dari Rasulullah Saw. yang bersabda dalam satu doanya, ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta
oran yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara
yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa
yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal
yang Engkau cintai. (H R. Al-Tirmidi)
Disunnahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah untuk mengabari & memberitahukan cintanya
kepadanya. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia berkata
hadist ini hasan dari Miqdad bin Madi dari Nabi Shalallaahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:
Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.
Hadist riwayat Abu Dawud dengan sanad yang shahih dari Anas bin Malik:
Ada seorang laki-laki berada di dekat Nabi Shalallaahu alaihi wa sallam, kemudian kepadanya lewat
seorang yang lain. Laki-laki yang di dekat Rasulullaah Shalallaahu alaihi wa sallam berkata, Wahai
Rasulullaah Shalallaahu alaihi wa sallam! Sungguh aku mencintainya. Maka Rasulullaah Shalallaahu alaihi
wa sallam bertanya, Apakah engkau sudah memberitahukannya? Ia menjawab, Belum Rasulullaah
Shalallaahu alaihi wa sallam bersabda: Beritahukanlah kepadanya! Kemudian ia mengikutinya dan
berkata, Sungguh aku mencintaimu karena Allah. Laki-laki itu pun berkata: Semoga engkau dicintai
Allah, yang karena-Nya engkau mencintaiku.
Hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu
alaihi wa sallam bersabda:
Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, Aku
juga mencintaimu karena Allah. Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan
lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai
karena Allah.
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang
dicintainya (man ahabba syaian katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya
(man ahabba syaian fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain
lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt,
dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka
mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Al-Quran cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan nggemesi. Orang yang memiliki
cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga
cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap
melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang
dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih
meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu
memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang
bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al
Quran , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan
kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu
ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah
dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang.
Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir
batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh
perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Quran
disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an
tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang
terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-
hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Quran menggunakan term syaghaf ketika
mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
5. Cinta rafah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma norma kebenaran, misalnya
kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun
salah. Al Quran menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan
orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup
mengelak. Al Quran menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar
dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab
jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Quran tetapi dari hadis yang menafsirkan al Quran.
Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya
akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa matsur dari hadis riwayat
Ahmad; wa asaluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqaika, aku mohon dapat
merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq
(rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran
cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb
al muhibbi
8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif
meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri,
meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Quran ketika menyatakan bahwa Allah tidak
membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha
(Q/2:286)
Begitu banyak peluang yang Allah berikan, yang Rasulullah tunjukkan, untuk menjadi mulia dengan cinta.
Bukan menjadi mulia dengan cinta. Bukan menjadi terhina dan terpuruk, karenanya. Semoga hadist-hadist
cinta, yang barangkali sudah sering kita baca, bisa mengantar kita untuk sedikit demi sedikit memahami
cinta yag menyelamatkan. Cinta yag menerbangkan kita ke surga-Nya, Insya Allah.
Cinta yang menggugurkan dosa
Sesungguhnya seorang muslim apabila bertamu ke tempat saudaranya yang muslim, lalu ia memegang
tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa2 keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika
ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut . La tahzan
for Broken Hearted_ Asma Nadia
Cinta yang berbalas cinta
Allah SWT. berfirman, Pasti akan mendapat cintaKu orang-orang yang cinta-mencintai karena Aku,
saling kunjung-mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku. (Hadits Qudsi). La tahzan for
Broken Hearted_ Asma Nadia
Diriwayatkan oleh Hakim, Khatib, Ibnu Asakir, Dailami dan lainny; Rasulullah bersabda;
Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan
bersabar hingga mati maka dia mati syahid. Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan
kesucian diri dan berlindung dari godaan syetan yang terkutuk. Tentunya orang yang menjaga cintanya
yang suci hingga ia meninggal dunia.
Rasullulah SAW. Berpesan;
cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi
sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena
boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi,
dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Betapa sering aku mendengar dan membaca dua hadist ini. Tapi, kenyataannya betapa susah sekaligus
berat untuk melaksanakannya. Dua hadist yang senantiasa berbicara tentang kesucian, kefitraan dan
keagungan jiwa manusia dalam hal membangun relasi dengan sesama manusia dimuka bumi ini, lebih
khusus lagi bagi kaum muda seperti aku ini.
Dalam setia perjumpaan dengan siapapun, terkadang aku begitu cepat terpesona dengan orang yang baru
aku jumpai itu(jatuh cinta pada pandangan pertama kalie ye ^_^) Dan saat aku tahu, bahwa dia itu
tidak begitu mempesona seperti yang aku bayangkan, jadinya aku agak kecewa dikit ^_^ Sehingga saat
ini, setiap aku mengalami perjumpaan, aku langsung teringat dengan sabda Rasullullah di awal catatan ini,
walaupun aku masih pada taraf belajar untuk mengamalkan sepenuh jiwa dan kesadaranku Bahwa apa
yang di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah kebenaran sejati untuk keselamatanku di dunia
yang fanah ini dan di akhirat yang abadi dan kekal kelak
Dalam hidupku, sudah terhitung berapa kali aku jatuh cinta. (semuannya tak terbalas, beberapa tersimpan
masih di dalam hati yang lain MENOLAK aku dengan berbagai, alasan ^_^ tapi belum ada yang mau
MENERIMA aku apa adanya, katanya!) Setiap kali aku mencoba menjalani hubungan,selalu gagal. Faktornya
tentu saja banyak hal yang melatarbelakanginnya. Kalau pun berhasil membangun hubungan, sampai mau
melangsungkan pernikahan segala. Allah SWT juga berkehendak lain. Allah belum men-takdir-kan aku
untuk bersatu dengan dia (dia yang bukan jodohku).
Saat ini, (lebih kurang satu tahun ini) kalau menyangkut urusan asmara, perasaan cinta dan benci, aku
akan langsung teringat dengan hadist-hadist di awal catatan sederhana ini
Aku Mau Belajar dan Harus Bisa Untuk Mengamalkan Hadist-hadist NABI MUHAMMAD SAW., di atas
Karena itu adala Jalan Kebenaran Menuju Cinta Sejati Atas Dasar Keridhoan Sang Ilahi. Allah SWT.
Catatan Tambahan:
Aku juga sering mendengar hadits-hadits dari kekasih Allah SWT berikut ini, Sesungguhnya Allah
berfirman di hari kiamat, Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku
naungi mereka dengan naungan-Ku di saat tak ada naungan lain kecuali naungan-Ku. (HR Muslim). Pada
kesempatan lain, Rasulullah SAW mengatakan, Barangsiapa yang ingin mencicipi manisnya keimanan,
hendaklah ia mencintai seseorang, yang tidak ia cintai kecuali karena Allah. (HR Ahmad). Dan dalam
haditsnya yang lain beliau bersabda, Tidaklah seorang hamba Allah mencintai hamba Allah karena Allah,
kecuali dia akan dimuliakan oleh Allah.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mendapat naungan-Nya di hari itu
Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman,
yaitu Allah & Rasul-Nya lebih dia cintai dibanding yang lain ; dia tidak menyukai seseorang kecuali karena
Allah; dia tidak ingin terjerumus ke dalam kekafiran sebagaimana ia tidak ingin di lempar ke dalam
kobaran api (HR Bukhori dan Muslim)
#
#
#
#
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta yang timbul dari kerinduan hatiku dan cinta dari anugrah-Mu
Adapun cinta dari kerinduanku
Menenggelamkan hati berzikir pada-Mu daripada selain Kamu
Adapun cinta yang dari anugrah-Mu
Adalah anugrah-Mu membukakan tabir sehingga aku melihat wajah-Mu
Tidak ada puji untuk ini dan untuk itu bagiku
Akan tetapi dari-Mu segala puji baik untuk ini dan untuk itu.



Wahai, Tuhan! Apabika aku beribadah kepada-Mu hanya karena takut kepada neraka-Mu maka bakarlah
aku di neraka-Mu. Dan apabila aku beribadah kepada-Mu hanya menginginkan surga-Mu maka
keluarkanlah aku dari surga-Mu. Tetapi, jika aku beribadah kepada-Mu hanya untuk-Mu semata,
berikanlah kepadaku keindahan-Mu yang abadi .
Menurut ulama salaf, sebagaimana yang dikutip oleh al-Qusyayri, kecintaan seseorang kepada Allah itu
suatu kondisi yang dirasakan hatinya, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sedang menurut al-
Qurasyi, hakikat cinta itu jika kamu memberi, maka kamu memberikan semua yang kamu miliki kepada
orang yang kamu cintai, tanpa tersisa sedikit pun. Bagi al-Muhasibi cinta itu sebagai rasa
kecenderunganmu kepada sesuatu secara keseluruhan, kemudian kamu lebih mementingkan cinta itu
daripada dirimu, jiwamu atau hartamu, kemudian kesetiaanmu padanya, baik ketika berada di tempat
sunyi atau di tempat terbuka, kemudian dia memberitahukan kepadamu tentang keteledoran cintamu.
Menurut Asmaran AS dalam Pengantar Studi Tasawuf:
Sesungguhnya mahabbah itu bersumber dari iman. Karena itu, dari imanlah orang dapat mencintai Allah
sebagai cinta tingkat pertama, kemudian baru cintanya kepada sesuatu yang lain. Dengan demikian,
berarti orang yang mencintai Allah, tidak akan mengorbankan hukum Allah karena kepentingan
pribadinya. Dan sebagai konsekuensi dari cintanya kepada Allah, ia juga mencintai rasul-Nya, dan juga
harus mencintai seluruh makhluk-Nya.
Dia, yang mengutip Abu Nashr al-Tusi, dalam Al-Luma` melanjutkan dengan membagi al-mahabbah
menjadi 3 (tiga) tingkatan
1. Cinta orang banyak (biasa, pen.), yakni mereka yang sudah kenal pada Tuhan dengan zikr, suka
menyebut nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan. Senantiasa
memuji Tuhan.
2. Cinta para mutahaqqiqin, yaitu mereka yang sudah kenal pada Tuhan, pada kebesaranNya, pada
kekuasaanNya, pada ilmuNya dan lain sebagainya. Cinta yang dapat menghilangkan tabir yang
memisahkan diri seseorang dengan Tuhan. Dengan demikian ia dapat melihat rahasia-rahasia yang ada
pada Tuhan. Ia mengadakan dialog dengan Tuhan dan memperoleh kesenangan dari dialog itu. Cinta yang
kedua ini membuat orangnya sanggup menghilangkan kehendak dan sifat-sifatnya sendiri, sedangkan
hatinya penuh dengan perasaan cinta pada Tuhan dan selalu rindu pada-Nya.
3. Cinta para siddiqin dan arifin, yaitu mereka yang kenal betul pada Tuhan. Yang dilihat dan dirasa
bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri yang
mencintai .
Definisi cinta dari uraian di atas adalah menurut para ulama salaf. Dan cinta yang dimaksud di atas adalah
cinta kepada Allah. Terus apa sich makna cinta menurut yang lain ?
1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Cinta berarti senang sekali, sayang sekali, suka sekali.
2. Menurut teman saya yang bijak cinta itu memberi apa yang sudah menjadi hak orang yang kita
cinta, dan meminta dari orang yang kita cinta apa yang sudah menjadi hak kita.
3. Menurut Kahlil Gibran cinta tidak punya makna selain mewujudkan maknanya sendiri. Cinta tidak
memberikan apa-apa pada manusia, kecuali keseluruhan dirinya, dan cintapun tidak mengambil
apa-apa dari manusia, kecuali dari dirinya sendiri.
Nah sekarang menurut pendapat saya cinta itu adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Allah, perasaan
ingin menyayangi, ingin melindungi, ingin memberi, pokoknya ingin memberikan yang baik-baik kepada
sesuatu yang kita cinta. Jadi Insya Allah semua manusia dan makhluk yang ada di bumi ini punya cinta.
Jadi kalau kita ada yang bilang hewan tidak punya cinta mungkin karena kita tigak tahu bahasa hewan,
tidak bisa berinteraksi dengan hewa. Maka beruntunglah manusia yang memiliki rasa cinta yang besar.
Mungkin dari pembaca ada yang mau menambahkan makna cinta menurut pembaca. Silahkan
Sedang menurut al-Qurasyi, hakikat cinta itu jika kamu memberi, maka kamu memberikan semua yang
kamu miliki kepada orang yang kamu cintai,
Hakikat Cinta K.H. Abdullah Gymnastiar Cinta adalah bagian dari fitrah orang yg kehilangan cinta dia tak
normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yg diberi cinta
dan bisa menyikapi rasa cinta dgn tepat.
Hikam:Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yg diinginkan yaitu wanita
anak-anak harta yg banyak dari jenis emas perak kuda pilihan binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yg baik. {Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14}
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli. Cinta memang sudah ada didalam diri kita
diantara terhadap lawan jenis. Tapi kalau tak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta
yg paling tinggi adalah cinta krn Allah ciri adl orang yg tak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta
yg menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yg lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yg semakin bergelora
hawa nafsu makin berkurang rasa malu. Dan inilah yg paling berbahaya dari cinta yg tak terkendali.
Islam tak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yg
menjaga martabat kehormatan baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati krn
seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yg sejati adl cinta yg setelah akad nikah
selebih adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara utk bisa mengendalikan rasa cinta adl jaga pandangan jangan berkhalwat berdua-duaan jangan
dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan. Bagi orang tua yg membolehkan anak
berpacaranharus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dgn
memperbanyak sholawat dzikir istighfar dan sholat sehingga kita tak diperdaya oleh nafsu karena nafsu
yg akan memperdayakan kita. Seperti cinta padahal nafsu belaka.
sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym
. Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan golongan nabi dan
syuhada, namun para nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya di
sisi Allah. Sahabat bertanya, Ya Rasulullah tolong beritahu kami siapa mereka? Rasulullah SAW menjawab
: mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara,
kerabat diantara mereka serta tidak adak hubunga harta benda yang terdapat pada mereka. Maka demi
Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut
dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita. (HR. Abu Daud)
2. Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya yang muslim, lalu ia memegang
tangannnya (berjabatan tangan) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon
kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut.
(HR. Tabrani)
3. Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman: Dimanakah orang yang cinta mencintai karena
keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku. (HR.
Muslim)
4. Allah SWT berfirman: Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta- mencintai karena Aku,
saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku. (Hadits Qudsi)
5. Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk
membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya, ia berkata: Kau mau kemana? Ia menjawab: Aku ingin
mengunjungi saudaraku di desa ini. Lalu malaikat bertanya: Apakah kamu akan memberikan sesuatu
kepada saudaramu? Ia menjawab: Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT.
Malaikat berkata: Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana
kamu mencintai orang tersebut karena-Nya. (HR. Muslim)
6. Tiga perkara, barangsiapa memilikinya memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta
kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang kepada Allah
dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Bukharim
Muslim)
Referensi :
1. Riyadhu Asholihin, Imam Nawawi
2. Shiroh Nabawiyah, Syaikh Syaffiyyur Rahman Al Mubarakfury
3. Manajemen Cinta, Abdullah Nashih Ulwan
4. Materi Tutoring, FK UPN Veteran Jakarta
5. Materi Tutoring Agama Islam, SMUN 1 Bogor
6. Materi Khutbah Jumat, Khairu Ummah
7. Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Ibnu Qoyyim al Jauziyah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan
memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai si polan maka cintailah dia! Jibril pun
mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si polan, maka
cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia pun diterima di bumi. Dan apabila
Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si
polan, maka bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit:
Sesungguhnya Allah membenci si polan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni langit pun
membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi
Cinta Rasul
Ada salah satu nasehat yang saya dengar di pengajian tadi malam yang sangat menarik perhatian saya.
Pertama, karena termasuk jajaran hadist baru buat saya. Dan kedua, waktu disampaikan, penyampainya
tidak memberikan keterangan yang lebih detail (mungkin dilupakan mengingat waktu yang sudah hampir
habis). Jadilah membuat penasaran untuk mengkaji lebih jauh.
Hadist tersebut diriwayatkan dari Abu An-Nashr dan Dailami. Suatu riwayat yang asing buat saya. Thus,
saya juga tidak punya referensinya, sehingga semakin menambah penasaran saya. Arti hadist tersebut
kurang lebih begini, Ajarilah anak-anak kalian atas tiga perkara, (1) cinta Nabi kalian, (2) cinta kepada
keluarganya Nabi, dan (3) membaca alquran, maka sesungguhnya pembawa Alquran itu di dalam
naungannya Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya beserta para Nabi dan keluarga
Nabi.
Berkaca pada tema nasehat tsb yaitu menekankan masalah pembinaan usia dini, rasanya banyak yang
harus kita lakukan. Menurut hadist di atas kelihatannya banyak orang tua yang belum mengajarkan
masalah cinta kepada Nabi, apalagi keluarganya. Dan bagaimana bentuk cinta itu, kadang masih absurd
buat kebanyakan kita. Kenapa saya katakan demikian? Nyatanya pada penyampaian dalil tersebut,
penyampai (di tempat saya) tidak merinci dengan jelas bentuk dan cara mencintai Nabi dan keluarganya.
Dan secara kontekstual hadist ini memang lebih menyorot pada poin ke 3 yaitu menguasai Alquran dan
fadhilahnya. Oleh karena itu, perlu rasanya kita gali informasi bagaimana cara mencintai Nabi dan
keluarganya, untuk kemudian kita bisa mengajarkannya.
Salah satu dalil yang sering saya dengar, awal-awal belajar mengaji dulu adalah begini, Man ahya sunnatii
faqod ahabbanii, waman ahabbani kaana maii fil jannah Barangsiapa yang menghidup-hidupkan
sunnahku, sungguh dia cinta kepadaku. Dan barangsiapa yang mencintai aku maka dia akan bersamaku di
surga. (sayang saya belum menemukan referensinya). Bersandar pada dalil ini (jika tidak dhoif),
setidaknya menjadi sedikit jelas bagaimana kita mencintai Nabi dan keluarganya. Masalahnya kita tidak
lagi hidup sejaman dengan Nabi SAW. Mudah mudahan dalil ini bisa menjadi acuan buat kita. Jadi
konteks mencintai Nabi adalah dengan mengamalkan sunnah-sunnahnya. Terlebih di saat manusia yang
lain meninggalkannya. Mulai dari apa yang dikerjakan Nabi, apa yang disetujui Nabi dan apa yang menjadi
cita-cita (iqror) Nabi SAW. Inilah esensi cinta itu. Tapi bagaimana memulainya?
Pertama, di kita ada idiom tak kenal maka tak sayang. Jadi kenalkanlah kepada anak-anak kita nama Nabi
kita SAW beserta gelarnya. Juga nama istri-istrinya, anak-anaknya dan cucu-cucunya. Saya berani
bertaruh, banyak diantara kita yang belum kenal gelar Nabi SAW, apalagi nama kesembilan istrinya. Pun
kelima anaknya dengan Khadijah. Jadi proses pengenalan ini saya anggap penting juga dalam rangka
mencintai Nabi SAW dan keluarganya. Bisa lewat cerita tutur tinular, dongeng pengantar tidur, tarikh
islam atau cara lain yang inovatif. Dengan tahu nama, dengan kenal nama, diharapkan mampu
menumbuhkan sikap tadhim terhadap Nabi SAW dan keluarganya. Irene Handono, mantan biarawati yang
membelot jadi islam, sering menceramahkan, Banyak diantara kita umat islam yang kenal superman,
batman, rambo, dora emon, dll, tapi jarang yang mengidolakan bahkan tak kenal siapa itu Hasan, Husen,
Fathimah Az-Zahra, Khadijah, Ali dan sederet nama lain yang termasuk keluarga Nabi. Ironis, sungguh
ironis.
Nabi mempunyai nama Ahmad atau Muhammad dengan 5 julukan baginya, selain Al-Amin yang beliau
sandang sebelum menjadi Nabi.
Dari Mutim r.a. katanya :
Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama: Aku Muhammad (yang amat
dipuji), *Aku Ahmad (yang banyak memuji)*, Aku yang penghapus karena aku Allah menghapuskan
kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang
*TIADA KEMUDIANKU SEORANG NABIPUN*.(HR. Muslim)
Dari Abu Musa Al Asyari r.a. katanya :
Pernah Rasulullah Saw menerangkan nama diri beliau kepada kami dengan menyebut beberapa nama:
Aku Muhammad, *Aku Ahmad*, Aku pengiring dan pengumpul, Nabi (yang menyuruh) tobat dan Nabi
(yang membawa) rahmat. (HR. Muslim)
Adapun istri-istrinya, yang pertama Adalah Khadijah binti Khuwailid. Selanjutnya sepeninggal Khadijah,
Nabi memiliki 9 istri dan 2 budak sebagai berikut:
Saudah binti Zumah
Aisyah binti Abu Bakar
Hafsah binti Umar Al-Khattab
Zainab binti Jahsyin
Zainab binti Khuzaimah
Ummu Salamah (Hindun binti Abi Umaiyah)
Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sufian)
Maimunah binti Al-Harith
Shofiah binti Huyayyin
Juwairiyah
Mariyah Al-Qibtiyah
Adapun anak-anak Nabi (kesemuanya dari Khodijah) adalah sebagai berikut:
Al-Qasim
Abdullah
Zainab
Ruqaiyah
Ummu Kultsum
Fatimah
Ibrahim (dari Mariyah Al-Qibtiyah)
Kedua yang tak kalah penting adalah membacakan sholawat atas Nabi SAW dan keluarganya. Hal ini
banyak disinggung dalam hadist dan merupakan bentuk konkret ujud cinta yang sebenarnya. Sholawat ini
merupakan bentuk cinta yang tidak kenal masa dan usia. Siapa saja dan kapan saja bisa melakukannya
untuk memanifestasikan rasa cinta dan senang kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Bahkan sebutan
bakhil pun disematkan bagi mereka yang tidak mau membaca sholawat Nabi. Sunan Tirmidzi
meriwayatkan:


dari Ali bin Abi Tholib, berkata dia, bersabda Rasulullah SAW, Orang yang bakhil adalah orang yang
ketika disebut aku di sisinya maka tidak mau membaca sholawat dia atasku.
Bagaimana membaca sholawat? Ada yang panjang ada yang pendek, seperti bacaan sholawat pada tahiyat
sholat. Dan itulah yang kita pakai untuk mewujudkan cinta Nabi dan keluarganya yaitu dengan
membacakan sholawat di luar sholat, tentunya.


dari Musa ibnu Tholhah berkata dia, aku berkata pada Zaid ibnu Khorijah, dia berkata, aku bertanya
pada Rasululah SAW, maka bersabda Rasulullah SAW membacalah sholawat kalian atasku dan
mempersungguhlah kalian di dalam berdoa dan berkatalah Alloohumma sholli alaa Muhammad wa alaa
aali Muhammad. (Rowahu Sunan Nasaai, Kitaabu As-Sahwi)
Nah, baru yang ketiga secara keseluruhan kita bisa mengatakan berdasar dalil pertama di atas untuk
mewujudkan cinta Nabi dan keluarganya yaitu menghidupkan sunah-sunahnya secara keseluruhan dan
bertanggung jawab atas dakwah dan cintanya.

Anda mungkin juga menyukai