Anda di halaman 1dari 90

i

KAJIAN ISLAM

PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA TERPROGRAM UNGGUL


(PEMERSATU)

Penyusun :

Yanyan Bahtiar, S.Kp., M.Kep

Ida Sugiarti, S. Kep., Ners., M.H. Kes

Ridwan Kustiawan, M. Kep.

Ilham Alifiar, M.Farm., Apt

Hendro Kasmanto, dr., M. KM

Eva Dania Kosasih, M.Si., Apt

Tovani Sri, M.Si, Apt

Ega Devianti, SKM.

Tanendri Arrizqiyani, M. Si

Diah Nurlita, SKM., MARS

Sumarto, STP., MP

Tim kakak pementor tahun 2021

Editor :

Regina Siti Febriyani, A.Md. RMIK

Resti Yanuar, A.Md. RMIK

ii
Annisa Indah Novianti

Tiara Rizki Raswan

Anita Pujianti

Desain Sampul :

Riska Rachma Dewi, A.Md. RMIK

Tiara Rizki Raswan

Diterbitkan Oleh : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tasikmalaya

Cetakan II, Sya’ban 1442 H, April 2021 M

iii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
bagi junjungan, tauladan dan pemimpin umat manusia, Rasulullah Muhammad
SAW, pada keluarganya, pada sahabatnya serta pada kita selaku umatnya.
Aamiin.

Pembinaan generasi muda merupakan hal yang sangat penting dan menjadi
perhatian kami. Buku panduan pembinaan karakter mahasiswa terprogram
unggul (PEMERSATU) ini diterbitkan sebagai sumbangsih kami bagi pembinaan
generasi muda muslim. Pembinaan akidah dan akhlaq generasi muda merupakan
kunci untuk mengembalikan posisi penting generasi muda sebagai tulang-
punggung negara. Pemuda yang memiliki akidah yang kokoh dan akhlaq yang
mulia merupakan tumpuan harapan umat, sosok yang akan menjadi penolong
bagi masyarakat, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya
Islam. Karena itu, disusunlah buku ini untuk membantu pihak-pihak yang
memiliki kepedulian dalam membina akidah dan akhlaq generasi muda
khususnya di lingkungan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes


Tasikmalaya serta Wakil Direktur 3 bidang Kemahasiswaan yang telah
mendukung terlaksananya kegiatan mentoring kajian Islam di lingkungan kampus
kita yang tercinta ini. Tak lupa ucapan terima kasih yang tak terkira terutama
kepada seluruh tim buku panduan kajian Islam dan tim pementor yang telah
bekerja keras dan memberikan pengorbanannya. Juga terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberi masukan yang berharga bagi penyusunan buku
ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik dengan pahala yang berlipat ganda.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran

iv
dan kritik dari seluruh pihak agar dapat meningkatkan kualitas buku ini pada
penerbitan-penerbitan berikutya. Kami berharap semoga buku panduan
mentoring kajian Islam ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya. Amin.

Tasikmalaya, Agustus 2021

Tim Penyusun

v
SAMBUTAN DIREKTUR

vi
MUKADIMAH

A
lhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT
yang telah menurunkan risalah Islam kepada Rasul-Nya untuk
dimenangkan atas agama atau jalan hidup yang lain.

Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada teladan umat manusia,
pemimpin orang-orang bertakwa, Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada
keluarganya, para sahabatnya yang shalih serta orang-orang yang
mendakwahkan Islam semata-mata karena Allah SWT, juga kepada umatnya
yang memegang teguh Islam sebagai landasan kehidupan dan tolak ukur amal
perbuatan.

Sesungguhnya umat Islam akan senantiasa berada dalam kemuliaan selama


mereka berpegang teguh kepada pemahaman Islam seraya istiqomah
mengimplementasikan Islam dalam segala aspek kehidupan. Kapasitas Islam
untuk mengantarkan umat manusia mencapai kebangkitan telah dibuktikan oleh
para pendahulu kita. Pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat Islam telah
mengangkat derajat bangsa Arab yang sebelumnya tidak pernah diperhitungkan
dalam percaturan dunia dengan cahaya kebenaran.

Dalam rangka memahami dan mengamalkan Islam seorang muslim harus


memiliki pemahaman yang mendalam mengenai akidah dan syari’at Islam Allah
SWT berfirman :

“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dan
supaya mereka itu dapat menjaga diri” (Qs. At- Taubah :122).

Nah ayat tersebut menerangkan kewajiban mempelajari pemahaman Islam


berlaku bagi setiap muslim (Fardu’ain). Setiap muslim harus memahami akidah
Islam yang akan dijadikan landasannya dalam berpikir dan syariat Islam sebagai
panduan dan tolak ukur amal perbuatan. Oleh karena itu, setiap muslim wajib

vii
mengarahkan segenap kemampuannya untuk mendapatkan pemahaman
tersebut termasuk memahami ilmu pendukung untuk menggali pemahaman
Islam.

Kepada Allah SWT juga kita memohon, semoga berkenan memberi pertolongan
kepada kaum muslimin untuk menegakkan apa yang diwajibkan atas mereka,
yakni membina diri dengan tsaqofah Islam, mengemban dakwah Islam dan
menyebarluaskan tsaqofah-nya. Sesungguhnya Allah SWT maha mendengar dan
maha mengabulkan doa.

Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

2021

viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
SAMBUTAN DIREKTUR ............................................................................ vi
MUKADIMAH .........................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................ix
TUJUAN PEMBINAAN DAN PETUNJUK TEKNIS .......................................... x
A. URGENSI TARBIYAH ...................................................................... 1
B. TO BE A PROFESSIONAL MUSLIM .................................................. 6
C. TAUHID DAN AKIDAH ISLAM ....................................................... 10
D. GHOZWUL FIKRI .......................................................................... 17
E. MENJAGA FITRAH DIRI DAN KEHIDUPAN..................................... 20
F. EKSISTENSI MANUSIA ................................................................. 26
G. TAWAZUN .................................................................................. 29
H. AL-QUR’AN IS MY FIRST AND FAVOURITE BOOK .......................... 37
I. FIQIH KONTEMPORER ................................................................. 45
J. THE WORLD IDOL ........................................................................ 47
K. HAK DAN KEWAJIBAN SESAMA MUSLIM ..................................... 51
L. ALLAH THE ONE AND ONLY ......................................................... 53
M. MARI MENGENAL AGAMAKU : ISLAM ......................................... 57
N. PEMUDA PEMUDI IDAMAN ......................................................... 64
LAMPIRAN ............................................................................................. 69

ix
TUJUAN PEMBINAAN DAN PETUNJUK TEKNIS

Buku ini berisi kerangka umum materi-materi mentoring yang telah lazim
disampaikan di berbagai sekolah dan kampus. Pada dasarnya, buku ini tidak
hanya dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan mentoring di sekolah atau
kampus, tapi juga di masjid lingkungan perumahan, lingkungan prkantoran, dan
sebagainya. Setelah mengikuti proses pembinaan dalam mentoring peserta
diharapkan :
1. Memiliki pribadi yang hanif dan berakhlak mulia
2. Memiliki kecenderungan untuk mengubah diri dan membantu mengubah
orang lain
3. Memiliki potensi untuk dapat bermanfaat untuk da’wah
4. Memiliki Kecintaan untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunnah
5. Memiliki rasa simpati pada persoalan Islam dan keislaman
Frekuensi : Setiap pekan satu kali
Waktu : Kesepakatan antara mentor dan mentee
Tempat : Kesepakatan antara mentor dan mentee
Metode : 1. Ceramah
2. Diskusi
3. Studi kasus
4. Kuis
5. Simulasi dan Game
6. Dan lain-lain

x
Susunan Acara Mentoring :
No Acara Pelaksana Keterangan
1 Pembukaan MC Setiap orang
bergiliran
2 Tilawah Seluruh Anggota
3 For Your Information/ 1 Orang Setiap orang
Kultum Mahasiswa/i bergiliran
4 Materi Utama Mentor
5 Diskusi Seluruh Anggota
6 Penutup (Baca doa MC Setiap orang
Rabithoh) bergiliran

xi
A. URGENSI TARBIYAH

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Terbentuknya Tashawur (persepsi) Islami yang jelas.
2. Membentuk Syakhsiyah Islamiyah (pribadi yang Islami)
METODE : Materi disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi
interaktif
WAKTU : 60 menit
PROSES :
Pengertian
Tarbiyah berasal dari kata Rabba-Yarubbu yang memiliki makna mendidik,
memberdayakan, menjaga, meningkatkan, dan memperbaiki. Tarbiyah Islamiyah
adalah suatu metode pembinaan kepribadian Muslim yang bertujuan
membentuk lahirnya manusia-manusia Muslim yang ideal. Tarbiyah Islamiyah
yang shahih dan syamil memiliki beberapa urgensi.
Terminologi
Urgensi  keharusan yang mendesak; hal sangat penting (KKBI)
Tarbiyah; tarbiah  pendidikan (KBBI)
Pemaparan
Urgensi Tarbiyah Islamiah :
1. Solusi terhadap seluruh kompleksitas problematika umat
Bahwasanya umat Islam pada hari ini tidak seperti keadaan umat Islam
dahulu. Di mana kejayaan-kejayaan yang dicapai umat Islam terdahulu
berbeda dengan saat ini, termasuk sifat atau karasteristik mereka tidak lagi
sama dengan kondisi sekarang ini. Imam Malik Rahimahullah pernah
mengatakan:

ُ‫صيُ ُخ‬ ِ ُِٓ ‫الَّ اْأل ُ ٍَّ ُِة َٕ ِر‬


ْ ََٝ‫آخ ُُس ال‬ َ ُِٔ ِ‫أ َ َّٗى ُٔ ُ ب‬
َُ ُ‫صي‬
ُ ِ‫خ بِ ََب إ‬

1
“Generasi akhir umat ini tidak akan baik kecuali dengan (menempuh
metode) yang telah menjadikan baik generasi pendahulunya.”
Rahasia utama kejayaan dan kemuliaan umat terdahulu adalah karena
mereka berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasululullah SAW.
Tarbiyah Islamiyah adalah metode untuk mengembalikan umat agar
berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasululullah SAW.
Dengan demikian Tarbiyah Islamiyah memiliki urgensi dan peranan yang
sangat sentral untuk kembalinya kejayaan Islam dan umat Islam.
2. Tarbiyah wadah utama menuntut ilmu
a. Wajibnya menuntut ilmu syar’i (fardhu ‘ain)
1) Ilmu syar’i menjaga eksistensi kemanusiaan kita (QS. 7 : 179)
2) Iman dan amal shalih bisa didapatkan dengan ilmu syar’i (QS. 95 : 4-6)
3) Tidak bolehnya mengikuti sesuatu yang kita tidak memiliki pengetahuan
tentangnya (QS. 17:36)
b. Ilmu sebelum perkataan dan amal (QS. 17 : 36)
3. Pencetak kader
a. Unsur utama perubahan
Mengapa kita memerlukan kader/rijal? Hal itu dikarenakan bahwasanya
kader itu merupakan unsur perubah. Bahkan merupakan unsur utama
dalam perubahan. Dan perubahan yang dimaksudkan di sini adalah
perubahan menjadi lebih baik. Namun kader ini tidak akan pernah
muncul jika tidak ada tarbiyah dan rijal/pemimpin didalamnya.Yang
dimaksud dari kata Rijal adalah Sahabat Rasulullah. Rijal juga
menunjukkan kualitas bukan jenis kelamin sehingga akhwat dapat juga
disebut rijal.
b. Menjaga keberlanjutan dakwah
Mengapa kita perlu mesin pencetak kader? Hal ini dikarenakan
bahwasanya kita memerlukan istimrariyah dakwah/keberlanjutan
dakwah ini sehingga keberlangsungan dakwah ini tidak akan berhenti.
4. Mengokohkan / menguatkan dan meningkatkan keimanan

2
Diharapkan bahwasanya dengan tarbiyah, seseorang dapat memelihara
bahkan menguatkan imannya. Hal itu dikarenakan bahwasanya :
a. Keimanan itu berfluktuasi (naik turun).
Iman itu berfluktuasi yaitu iman itu bisa naik jika kita melakukan ketaatan
dan ia turun jika kita banyak melakukan kemaksiatan. Sehingga kita butuh
sarana/wadah yaitu dengan tarbiyah ini, setidaknya keimanan kita dapat
stabil/dalam keadaan standar.
b. Syarat utama meraih kebahagiaan dunia dan akhirat
Nikmat iman itu ibarat nilai kaku yang hakiki sedangkan nikmat dunia
yang lain itu bernilai nol. Jadi jika semua kenikmatan disandingkan
dengan nikmat dunia, maka tidak akan ada nilainya. (QS. 16 : 97)
5. Berperan dalam menguatkan ikatan persaudaraan
Dalam istilah ukhuwah ada Usrah atau keluarga. Mengapa disebut
keluarga? Agar suasana di dalam tarbiyah itu memang terasa keluarga.
Murabbiyah/murabbi sebagai ibu/ayah kita sedangkan yang lain itu adalah
saudara-saudara kita.
6. Media untuk menumbuhkan dan melejitkan potensi
a. Bahwasanya dengan tarbiyah ini maka potensi tersebut dapat tersalurkan
dan terarah dengan baik sehingga potensi-potensi rijal dapat tersalurkan
karena dakwah Islamiyah ini dapat terwujud dengan baik.
b. Perjuangan dakwah ini membutuhkan potensi rijal yang beragam.
Sehingga potensi kader kita dapat itqan atau profesional dalam
potensinya sendiri.
c. Pemanfaatan potensi itu untuk amal Islamiyah dan untuk perjuangan, itu
merupakan konsekuensi syukur nikmat. Karena potensi yang kita punya
bukan berasal dari diri kita namun merupakan pemberian Allah SWT.
7. Wasilah untuk pengorganisiran amal jama’i
Amal jama’i membutuhkan profesionalitas. Sehingga profesionalitas dapat
terwujud jika banyak berlatih dalam amal jama’i.
8. Aspek Tarbiyah

3
a. Tarbiyah Imaniyah : mendidik iman
b. Tarbiyah Ruhiyah : mendidik ruhani
c. Tarbiyah Fikriyah : mendidik pikiran/akal
d. Tarbiyah Athifiyah : mendidik perasaan
e. Tarbiyah Akhlaqiyah : pendidikan akhlaq
f. Tarbiyah Ijtimaíyah : pendidikan masyarakat
g. Tarbiyah Irodiyah : mendidik cita-cita
h. Tarbiyah Badaniyah : mendidik jasmani
i. Tarbiyah Jinisiyah : pendidikan sexual
9. Karakter Tarbiyah
a. Rabbaniyah : bertujuan kepada Allah swt
b. Syumuliyah : menyeluruh
c. Istimrariyah : terus menerus
d. Akhlaqiatul Al-Washillah : memberikan ilmu untuk perubahan
10. Sarana Tarbiyah
a. Mentoring
b. Mabit
c. Mukhayyam
d. Ta’lim
e. Outbond

QUOTE :
“Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah.
Mengulang-ulang ilmu adalah dzikir. Mencari ilmu adalah jihad (Imam Al
Ghazali)”

REFERENSI :
http://rumahtarbiyah.com/urgensi-tarbiyah-Islamiyah-1/ diakses pada
tanggal 10 Agustus 2017

4
https://www.slideshare.net/delaaristi1/urgensi-tarbiyah-Islamiyah-
28453906 diakses pada tanggal 10 Agustus 2017
http://www.muhammadakbarbinzaid.com/2016/06/materi-tarbiyah-
tarifiyah- urgensi.html diakses pada tanggal 10 Agustus 2017
https://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 10 Agustus 2017
https://slideplayer.info/slide/13728581/ diakses pada tanggal 22 Maret
2021
https://hifizahn.wordpress.com/2012/11/06/9-aspek-tarbiyah-ala-
rosulullah/ diakses pada tanggal 22 Maret 2021

EVALUASI :
1. Apa pengertian tarbiyah Islamiah?
2. Apa rahasia kejayaan dan kemuliaan umat Islam terdahulu?
3. Bagaimana penjelasan mengenai tarbiyah wadah utama menuntut ilmu?
4. Mengapa dalam lingkup tarbiyah Islamiah diperlukan kader/rijal sebagai
unsur utama perubahan?
5. Apa pentingnya menjaga keberlanjutan dakwah dalam tarbiyah
Islamiah?
6. Mengapa didalam tarbiyah Islamiah seseorang sangat harus dapat
memelihara bahkan menguatkan imannya?
7. Apa kaitan tarbiyah Islamiah dengan peran menguatkan ikatan
persaudaraan?
8. Bagaimana peran tarbiyah Islamiah terhadap potensi yang dimiliki
seseorang?
9. Mengapa tarbiyah Islamiah penting dalam pengorganisasian amal jama’i
seseorang?

5
B. TO BE A PROFESSIONAL MUSLIM

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami sikap muslim yang profesional
2. Mengetahui langkah menjadi muslim profesional
3. Menerapkan perilaku muslim profesional
METODE : Materi disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi
interaktif
WAKTU : 60 menit
PROSES :
Pengertian
Professional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok, yang
disebut profesi, artinya pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau
sebagai hobi belaka. Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan dan isme sebagai
pandangan hidup, maka profesional dapat diartikan sebagai pandangan untuk
selalu berfikir, berpendirian, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh, kerja keras,
bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi
keberhasilan pekerjaannya.
Profesionalitas berarti melakukan semua aktifitas kehidupan dengan
senantiasa memperhatikan kualitas proses maupun hasil. Dalam Islam,
keprofesionalan sering disepadankan dengan istilah al-‘Itqan.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai seorang muslim yang
bekerja dan ia mutqin (profesional) dalam pekerjaannya itu” (Muttafaq ‘alaihi).
Jadi, sikap profesional pada dasarnya merupakan prinsip fundamental yang harus
selalu dikedepankan seorang muslim dalam bidang pekerjaan apapun yang
sedang ditekuninya.
Pemahaman
Untuk menjadi profesional, setidaknya ada empat nilai inti yang perlu
diwujudkan untuk menjadi seorang muslim professional :

6
1. Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling
penting untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk usaha
yang dikerjakan bersama menjadi hancur, karena hilangnya kejujuran. Oleh
karena itu, kejujuran menjadi sifat wajib bagi Rasulullah SAW. Kejujuran
adalah modal yang sangat berharga bagi setiap manusia dalam
menjalankan segenap aktifitas kehidupannya. Profesi apapun yang
ditekuninya, seyogianya sifat jujur senantiasa menghiasi dirinya. Alqur’an
memuji orang-orang yang selalu berperilaku jujur atau benar, sebagaimana
firman-Nya dalam QS. Al-Maidah: 119.
2. Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap bertanggung jawab juga merupakan
sifat akhlak yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme
Nabi Muhammad SAW. berhasil menuai sukses, dalam sisi apapun, setelah
beliau berhasil membangun kepercayaan orang lain. Memang, komitmen
dan kesuksesan hanya akan datang kalau kita memiliki kredibilitas dan
kepercayaan. Professionalisme seseorang juga bisa dilihat dari bagaimana
dia memegang amanah yang diembannya.
Rasulullah SAW menjelaskan, “Apabila amanah telah disia-siakan,
tunggulah saat kehancurannya”, sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
bagaimana maksud menyia-nyiakan amanah itu?”, Nabi SAW menjawab,
“Yaitu menyerahkan suatu urusan ditangani oleh orang yang bukan ahlinya,
maka tunggulah saat kehancurannya” (HR Bukhari).
3. Sifat keterbukaan (tabligh). Secara harfiah tabligh maknanya
menyampaikan sesuatu apa adanya, tanpa ditutup-tutupi. Perilaku terbuka
atau transparan penting dimiliki seorang profesional. Sulit membayangkan
profesionalitas kinerja seseorang jika ia tidak menanamkan sifat ini dalam
dirinya.
4. Sifat cerdas (fathanah). Dengan kecerdasannya seorang profesional akan
dapat melihat peluang dan menangkap peluang dengan cepat dan tepat.
Kecerdasan ini juga bisa diartikan bahwa seseorang benar-benar

7
memahami pekerjaannya. Rasulullah SAW. bersabda, “Seorang mukmin itu,
(harus) cerdas dan cepat tanggap”.
Disamping itu, masih terdapat pula nilai-nilai Islam yang dapat mendasari
pengembangan profesionalisme, yaitu :
1. Bersikap positif dan berfikir positif (husnudzhan). Berpikir positif akan
mendorong setiap orang melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal ini
disebabkan dengan bersikap dan berpikir positif mendorong seseorang
untuk berpikir jernih dalam menghadapi setiap masalah. Husnudzhan
tersebut, tidak saja ditujukan kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi
yang paling utama adalah bersikap dan berfikir positif kepada Allah SWT.
Dengan pemikiran tersebut, seseorang akan lebih bersikap objektif dan
optimistik.
2. Memperbanyak silaturahim. Dalam Islam kebiasaan silaturahim merupakan
bagian dari tanda-tanda keimanan. Namun dalam dunia profesi, silaturahim
sering dijumpai dalam bentuk tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan terjadi
saling belajar bagaimana menghadapi berbagai macam orang dengan
berbagai macam latar belakang.
3. Disiplin waktu dan menepati janji. Begitu pentingnya disiplin waktu (QS Al-
Ashr), begitu juga menepati janji, (QS Al-Maidah:1)
4. Bertindak efektif dan efisien. Bertindak efektif artinya merencanakan ,
mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan dengan tepat sasaran.
Sedangkan efisien adalah penggunaan fasilitas kerja dengan cukup, tidak
boros dan memenuhi sasaran, juga melakukan sesuatu yang memang
diperlukan dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap efektif dan
efesien.

QUOTE :
“Dan barang siapa berbuat kebaikan seberat dzarah pun, niscaya Dia akan
melihat (balasannya) (QS Az-Zalzalah : 8)”

8
REFERENSI :
http://web.ipb.ac.id/~kajianIslam/pdf/Prof.pdf diakses pada tanggal 14
Agustus 2017
http://www.esq-news.com/2013/11/07/menjadi-muslim-profesional/
diakses pada tanggal 10 Agustus 2017

EVALUASI :
1. Apa makna muslim profesional?
2. Apa saja nilai inti untuk dapat mewujudkan seseorang menjadi muslim
profesional?
3. Bagaimana merealisasikan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana memupuk nilai kedisiplinan seorang muslim dalam kehidupan
sehari-hari?
5. Apa perbedaaan tindakan efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan
nilai-nilai pengembangan menjadi seorang muslim profesional?

9
C. TAUHID DAN AKIDAH ISLAM

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami konsep Tauhid Rububiyah, Mulkiyah, dan Uluhiyah serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyadari wujud kerajaan Allah di alam semesta.
3. Menyadari wajibnya menolak selain Allah, sebagai tujuan hidup.
METODE : Materi disampaikan dalam bentuk ceramah dan diskusi
interaktif
WAKTU : 60 menit
PROSES :
Makna Tauhid
Tauhid adalah mengesakan Tuhan, meyakini keesaan Allah dalam
rububiyah, ikhlas beribadah kepada-Nya, serta menetapkan bagi-Nya nama dan
sifat-Nya.
Tauhid adalah asas da'wah para nabi (Nabi Ibrahim sebagai bapak
tauhid/agama Hanif).
Tauhid ada tiga macam, yaitu :
1. Rubbubiyatullah (QS. 1:2, 7:54)
Percaya bahwa Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam
raya yang dengan takdir-Nya Ia menghidupkan dan mematikan serta
mengendalikan alam dengan sunnah-sunnahNya.
Pencipta (QS. 25:2)
Pemberi rezeki (QS. 51:57-58)
Pemilik (QS. 2:284)
Raja (QS. 1:4, 114:2, 62:2)
2. Mulkiyatullah
Pemimpin (QS. 7:196)
Pembuat hukum (QS. 12:40)
Pemerintah (QS. 7:54)

10
Yang dituju (QS. 6:162)
3. Ilah yang Abadi (QS. 114:3, 109:1-6)
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba
berdasarkan niat yang disyariatkan, seperti berdoa, nadzar, berkurban, takut,
tawakal, mahabah, dan inabah.
Arti tauhid juga diimplementasikan sebagai sikap meyakini bahwa Allah
Maha Suci yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun, seperti yang dimiliki
oleh makhluk hidup ciptaannya. Bukan hanya itu, belajar arti tauhid juga
termasuk meyakini kebenaran ajaran ajaran Allah yang diturunkan dan
disebarkan oleh para Rasul-Nya. Perlu diketahui bahwa Ilmu tauhid juga
disebut sebagai ilmu ushul (dasar agama) atau ilmu aqidah. Artinya, ilmu ini
menjadi bekal baru bagi seluruh umat Islam dalam melakukan kewajibannya
sebagai umat beragama. Bukan hanya itu, ilmu tauhid juga membantu umat
Islam dalam menerapkan aqidah-aqidah keagamaan yang diperoleh dari dalil
atau aturan yang sah. Baik dari kitab suci Al-Quran maupun Hadist.
Makna Akidah :
Akidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan yaitu mengikat hati
terhadap hal yang diyakini yaitu iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-
kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari Akhir serta kepada qadar yang baik
maupun yang buruk (rukun iman).
Pengertian Aqidah dari segi bahasa berarti iman ataupun pegangan yang
kuat atau satu keyakinan. Jadi Akidah merupakan Ilmu pengetahuan dalam
memahami perkara-perkara yang berkaitan dengan keyakinan terhadap Allah
swt dan sifat-sifat kesempurnaanNya. Akidah yang benar adalah akidah yang
berdasarkan pada Al-Quran. Umat Islam wajib belajar dan mendalami ilmu
akidah agar dapat menghindari perkara-perkara yang membawa kepada
penyelewengan akidah kepada Allah SWT.
Aqidah Islam merupakan kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah
dengan menyakini tentang:
1. Iman kepada Allah

11
Iman kepada Allah SWT dilakukan dengan mempercayai dan meyakini
bahwa Allah itu benar-benar ada, kendati seseorang tidak pernah melihat
wujud-Nya atau mendengar suara-Nya.
Untuk beriman kepada-Nya, seorang muslim harus mengetahui sifat-
sifat-Nya, baik itu sifat-sifat wajib, jaiz, atau mumkin, atau dapat juga
dilakukan dengan mengenal 99 Asmaul Husna yang tertuang dalam Alquran
atau hadis.
2. Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa
malaikat itu benar-benar ada. Seorang muslim mesti meyakini adanya
malaikat kendati tidak pernah melihat wujudnya, mendengar suaranya, atau
menyentuh zatnya.
Perintah mengimani malaikat ini tertera dalam Alquran surah Al-
Baqarah ayat 285 :
"Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan
rasul-rasul-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 285).
3. Iman Kepada Kitab-Kitab
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT dilakukan dengan mempercayai
bahwa Allah menurunkan kitab kepada utusan-Nya. Kitab ini merupakan
pedoman, petunjuk kebenaran dan kebahagiaan, baik itu di dunia maupun
akhirat.
Keberadaan kitab-kitab Allah SWT ini tertera dalam Alquran surah Al-
Hadid ayat 25:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan
neraca [keadilan] supaya manusia dapat melaksanakan keadilan," (QS.Al-
Hadid [57]: 25).
Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang muslim membenarkan
secara mutlak bahwa kitab-kitab itu merupakan firman xAllah SWT. Isinya
adalah kebenaran yang wajib diikuti dan dilaksanakan.

12
Dalam buku Rukun Iman (2007) yang diterbitkan Universitas Islam
Madinah, disebutkan bahwa beriman kepada kitab Allah dapat dilakukan
dengan dua hal, yaitu beriman secara umum dan terperinci.
Pertama, beriman secara umum artinya meyakini bahwa Allah SWT
menurunkan kitab-kitab kepada rasul-Nya. Jumlahnya, tiada yang tahu kecuali
Allah SWT sendiri.
Kedua, beriman secara terperinci artinya mengimani kitab-kitab yang
disebutkan Allah SWT secara spesifik dalam Alquran, seperti Taurat, Injil,
Zabur, Alquran, serta Suhuf Ibrahim dan Musa.
4. Iman Kepada Rasul-Rasul
Iman kepada rasul-rasul Allah SWT dilakukan dengan mempercayai
bahwa Allah benar-benar menurunkan rasul-Nya kepada suatu masyarakat
tertentu untuk menyampaikan ajaran-Nya.
Siapa saja yang mengikuti rasul-rasul itu akan memperoleh hidayah dan
petunjuk. Sebaliknya, yang mengingkari Rasul-Nya akan tersesat.
Keberadaan rasul Allah SWT ini tertera dalam Alquran surah Al-Hajj ayat
75:
“Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat," (QS.Al-Haj
[22]:75).
5. Iman Kepada hari Akhirat
Iman kepada hari kiamat dilakukan dengan mempercayai bahwa suatu
hari kehidupan di semesta akan musnah. Selepas itu, manusia akan
dibangkitkan dari kubur, dikumpulkan di padang mahsyar, dan diputuskan ke
surga atau neraka.
Dalam surah Al-Infithar ayat 14 dan 15, Allah SWT berfirman: “Dan
sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.
Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan [hari kiamat]," (QS. Al-
Infithar [82]:14-15).
6. Iman Kepada Qadar Baik Dan Buruk

13
Iman kepada qada dan qadar dilakukan dengan mempercayai bahwa
Allah SWT telah menetapkan takdir manusia, baik itu yang buruk maupun
yang baik.

Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-
mahfuz sejak zaman azali.

Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum
Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat
22:

“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu


sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu
sebelum kejadiannya," (QS. Al-Hadid [57]: 22).

Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu


sebelum sesuatu itu terjadi. Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi
Muhammad SAW:

"Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima
puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).

Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah
ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah
dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun
takdir yang buruk.

Jika qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah
terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan sebelumnya itu.

Dengan beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim tetap harus
berikhtiar, berusaha, dan mengupayakan potensinya agar dapat terwujud,
serta produktif di kehidupan sehari-hari.

14
Tujuan Mempelajari Akidah Islam

1. Petunjuk petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana yang
benar dan mana yang salah sehingga hidup untuk mencari keridhaan Allah
SWT.

2. Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh
dari petunjuk hidup yang benar.

3. Dapat Meningkatkan ibadah kepada Allah

4. Dapat membersihkan akal dan pikiran untuk ketenangan jiwa

5. Dapat mengikuti para rasul akan mencapai tujuan dan perbuatannya.

6. Dapat beramal baik hanya sendiri-maya karna ALLAH SWT

7. Dapat Ikhlas Dan Selalu menegakkan agamanya serta kekuatan tiang


penyanggahnya.

8. Mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang beriman


kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka benar-benar
orang-orang yang benar." (Al Hujurat 15)

QUOTES :

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan


janganlah kamu bercerai berai, ...” (QS. Ali Imran:103)

“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang
mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka” (QS.
Thaha:123)

REFERENSI :-

EVALUASI :

15
1. Apa pengertian dan makna tauhid?
2. Apa pengertian dan makna akidah?
3. Bagaimana kaitannya antara tauhid dan akidah dalam Islam?
4. Berikan contoh sederhana untuk menggambarkan makna tauhid dan akidah
dalam kehidupan sehari-hari!

16
D. GHOZWUL FIKRI

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengetahui Ghazwil Fikr
METODE :
1. Pemaparan materi
2. Diskusi
WAKTU : 60 menit
PROSES :
Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah dapat
diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak
musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya,
lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis
sampai ke akar-akarnya.
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara
terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada didalamnya
sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal – hal yang benar karena telah
tercampur aduk dengan hal – hal yang tidak Islami.
Ghazwul fikri, yang bermakna perang pemikiran, merupakan strategi perang
selain perang fisik, face to face. Kenapa muncul strategi ini? Perang fisik tentu
saja menguras SDM yang tidak sedikit, belum taruhannya nyawa. Ongkos perang
fisik juga sangat mahal, disamping dampak kerusakannya yang luar biasa besar.
Jadi kalau dikalkulasi perang fisik cost-nya sangat besar. Berbeda dengan perang
pemikiran, tidak ada korban nyawa secara ‘riil’, biaya juga bisa ditekan bahkan
mungkin tanpa biaya (hanya berdasarkan kekuatan ‘pengaruh’), dan tidak terlalu
merusak sumber daya alam/lingkungan, tapi ghazwul fikri, sasaran targetnya bisa
dalam jumlah besar. Bahkan bisa mendunia kalau tujuannya memang globalisasi
dilakukan dengan cara yang masif pula. Dampak ghazwul fikri juga bisa terasa
oleh berbagai generasi (lebih dari satu generasi), dan mencakup berbagai lapisan
masyarakat.Secara teori, ghazwul fikri lahir setelah perang fisik. Tapi ternyata,

17
kalau mentadabburi Alqur’an, kita akan melihat justru yang pertama muncul
adalah ghazwul fikri sebelum perang fisik (QS. al-Baqarah : 30-38, Al A’raf : 11-
25).
Tujuan
Tujuan dilakukan ghazwul fikri agar kaum muslimin menjadi condong sedikit
terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam QS Al Israa:73-76.
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar
kaum muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka.
Sebagaimana disebutkan dalam QS Ad-Dukhan: 25-26.
Selanjutnya pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada
sebagiannya ayat–ayat Al Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir
terhadap sebagian yang lainnya (QS Al Baqarah: 85).
Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin
mengikuti syahwat dan meninggalkan shalat (QS Maryam:59).
Bidang-bidang yang diserang dalam bentuk :
1. Pendidikan
2. Sejarah
3. Ekonomi
4. Ilmu alam
5. Bahasa
6. Hukum
7. Media masa
8. Pertukaran Pelajar/Mahasiswa

QUOTE :
“Yang demikian adalah karena orang-orang kafir mengikuti yang bathil
dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka.
Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi
mereka” (QS Muhammad : 3)

18
REFERENSI :
https://www.dakwatuna.com/2014/05/06/50846/dahsyatnya-ghazwul-fikri/
diakses pada tanggal 14 Agustus 2017
http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2016/05/makalah-ghazwul-fikri-
pengertian.html diakses pada tanggal 15 Agustus 2017

EVALUASI :
1. Mengapa bisa terjadi ghazwul fikri?
2. Jelaskan perbedaan yang signifikan antara perang fisik dengan perang
pemikiran!
3. Jelaskan bukti bahwa perang pemikiran lebih dahulu muncul daripada
perang fisik!
4. Apa saja tujuan dilakukannya ghazwul fikri?
5. Apa saja bidang yang menjadi sasaran terjadinya ghazwul fikri?
6. Berikan contoh sederhana mengenai ghazwul fikri dalam kehidupan sebagai
seorang mahasiswa!

19
E. MENJAGA FITRAH DIRI DAN KEHIDUPAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengetahui fitrah laki-laki dan perempuan
2. Mengetahui kaidah hubungan interaksi antara laki-laki dan perempuan
3. Mengetahui zina dan akibatnya pada individu dan kehidupan sosial
kemasyarakatan
METODE :
1. Pemaparan materi
2. Diskusi
WAKTU : 60 menit
PROSES :
1. Fitrah laki-laki dan perempuan
Allah SWT menciptakan manusia dalam dua jenis kelamin/gender, yaitu laki-
laki dan perempuan dengan segala karakteristik biologis, psikologis, emosi, dan
identitas sosial yang berbeda dan keduanya saling melengkapi (QS. 75:39, 53:45,
92:3, 3:36). Kedua gender ini bukan menjadi dasar diskriminasi, akan tetapi
sekadar berbagi peran sesuai fitrohnya. Keduanya memiliki kewajiban syar’i yang
sama, walaupun ada beberapa kekhususan pada setiap gendernya (QS. 3:195,
4:124, 16:97, 40:40, 33:35). Contoh: keharusan laki-laki sholat berjamaah di
masjid, larangan penggunaan kain sutra dan emas bagi laki-laki, larangan ibadah
tertentu pada saat perempuan mengalami haid, dll.
Secara biologis, perbedaan laki-laki dan perempuan memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda. Organ-organ pada perempuan, seperti rahim, jalanlahir dan
mamary gland memungkinkan perempuan mengandung, melahirkan dan
menyusui. Hormon-hormon dominan pada laki-laki (testosteron) dan perempuan
(estrogren-progesteron) yang berbeda berpengaruh terhadap bentuk fisik dan
kondisi psiko-emosional.
Reproduksi/kelahiran adalah suatu mekanisme untuk mempertahankan
eksistensi manusia yang melibatkan peran laki-laki dan perempuan. Aktivitas

20
seksual merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari proses reproduksi,
walaupun pada masa kontemporer ini ada proses lain yang masih kontroversi
(bayi tabung dan kloning). Aktivitas seksual merupakan suatu fitrah bagi makhluk
hidup, termasuk manusia (laki-laki dan perempuan). Laki-laki dan perempuan
memiliki saling ketertarikan seksual yang dinamakan syahwat. Pada dasarnya
syahwat memiliki arti keinginan kuat. Manusia memiliki syahwat kepada lawan
jenis, harta benda, keturunan, kedudukan, makanan, dll (QS. 3:14, 7:81, 27:55).
Dalam memperolehnya, terdapat aturan yang membatasi sehingga dikenai
hukum boleh-tidak boleh, haram-halal, taat hukum-melanggar hukum. Sebagai
contoh: perolehan harta benda dengan cara korupsi/mencuri adalah perbuatan
haram, melanggar hukum.
Syahwat seksual dimiliki oleh seluruh makhluk hidup. Perbedaan antara
manusia dan hewan adalah tata nilai. Bagi sebagian besar hewan, bereproduksi
(aktivitas seksual) terjadi pada musim-musim tertentu. Bagi manusia, syahwat
seksual bukan sekadar untuk fungsi reproduksi, akan tetapi dapat pula berfungsi
sebagai pemenuhan kebutuhan “kepuasan” atau hiburan dan tidak dipengaruhi
musim reproduksi sebagaimana pada hewan. Hal ini pula yang menjadikan
aktivitas seksual bagi manusia memiliki aturan yang khusus dan terperinci. Salah
satu sebabnya adalah banyak keterkaitan isu yang berkenaan dengan aktivitas
seksual pada manusia, di antaranya adalah tata nilai budaya, pernikahan,
kehadiran keturunan, waris, wali, dll.
Syahwat seksual bisa muncul kapan saja akibat dari stimulasi internal dan
eksternal. Sumber internal didapatkan pada saat produksi hormon seksual yang
tinggi. Maka, wajar pada laki-laki mengalami “mimpi basah”. Adapun sumber
stimulasi eksternal bisa didapatkan dari berbagai sumber yang menstimulasi
panca indera manusia. Pandangan, pendengaran, rabaan, penghiduan,
pengecapan, termasuk fantasi/pikiran (tentunya terinspirasi dari panca indera
sebelumnya).
Adalah fitrah lawan jenis memiliki ketertarikan melalui pandangan, yaitu
bentuk fisik baik dari wajah, tubuh, rambut, dll. Penghiduan via parfum/alami

21
dapat menambah ketertarikan seksual dengan diproduksinya pheromon, hormon
daya tarik seksual. Rabaan dapat mengaktifkan saraf-saraf simpatis dan para-
simpatis; pada aktivitas seksual yang berperan dominan adalah kerja saraf
simpatis san para simpatis.
Oleh karena itu, syahwat seksual yang berupa fitrah, perlu dikendalikan agar
konseksuensi dari aktivitas seksual tersebut bisa dipertanggungjawabkan.
2. Kaidah hubungan antara laki-laki dan perempuan
Islam merupakan aturan hidup yang tidak hanya mengatur hal-hal yang
termasuk ibadah mahdhoh saja, akan tetapi, sebagai “way of life”, mengatur pula
aturan berkehidupan agar kehidupan itu sendiri terjaga dengan lestari. Aturan
tersebut termasuk kaidah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Pada
dasarnya interaksi antara laki-laki dan perempuan adalah jaiz/boleh, akan tetapi
terdapat beberapa kaidah dalam Al-quran dan As-sunnah mengenai hal ini, di
antaranya:
a. Menjaga/menundukkan pandangan (QS. 24: 30)
“Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita
bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan yang pertama
itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud)
b. Menjaga/ menutup aurat dan berpakaian sesuai sunnah (QS. 24:31, 33:59)
c. Tidak mendekati zina dalam berbagai bentuk (QS. 17:32)
d. Menjaga “topik pembicaraan” agar tidak mengarah atau mengundang
kepada zina (QS. 33:31-32)
e. Hindari sentuhan fisik/kulit
“Seseorang dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi
daripada menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.”(HR
Thabrani)
f. Hindari ikhtilat (campur baur)
“Rasulullah pernah keluar dari masjid dan pada saat itu bercampur baur
laki-laki dan perempuan di jalan, maka beliau berkata: ‘mundurlah kalian

22
(wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah
pinggir jalan.” (HR Abu Dawud).
g. Hindari khalwat (berduaan) dalam berbagai bentuk
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah
berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena
sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan” (HR Ahmad)
h. Menjaga perilaku antara laki-laki dan perempuan.
i. Berinteraksi seperlunya, tidak berlebihan.
3. Zina dan akibatnya pada individu dan kehidupan sosial kemasyarakatan
Zina merupakan segala aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan
manusia. Zina termasuk dosa besar (setelah syirik dan membunuh) (QS. 25:68).
Zina memiliki banyak bentuk dan tidak hanya dilakukan melalui alat kelamin saja.
“Setiap bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua matapun
berzina, dan zinanya adalah melalui pandangan; dan kedua tangannya berzina,
zinanya adalah menyentuh; kedua kakinya berzina, zinanya adalah melangkah
menuju perzinaan; mulut berzina, zinanya adalah mencium; hati dengan
berkeinginan dan berangan-angan; dan kemaluanlah yang membenarkan atau
menggagalkannya.” (HR. Bukhari)
Maka, segala perbuatan yang dilakukan seluruh organ tubuh yang mengarah
kepada zina adalah terlarang, termasuk di dalamnya : pornografi, pornoaksi
(exhibisionis, pornvideo-live), sexchat, phonesex, petting, kissing, dll.
Dampak buruk dari perzinaan sangatlah berdampak besar baik pada individu
bahkan untuk kehidupan manusia itu sendiri; di antaranya :
a. Menghancurkan masa depan anak : nasab, waris, wali
b. Mendorong perbuatan dosa lainnya : aborsi, penelantaran anak
c. Penyakit menular seksual : HIV-AIDS, gonnorhoe, syphilis, dll
d. Hukuman sosial, tata nilai kemasyarakatan, norma adat-istiadat
e. Menurunnya hasrat membentuk keluarga (pernikahan): rendahnya angka
kelahiran.

23
f. Zina adalah hutang, yang belum terbayar jika keluarganya belum dizinai
walaupun dari lubang pintu (dalam rumahnya) sekalipun (Imam Syafi’i)\
Hukuman bagi pezina (seksual) sangatlah berat yaitu rajam (QS. 17:32, 7:33,
24:26); tergantung apakah sudah menikah (zina muhson) atau belum (zina ghoir
muhson).
Oleh karena beratnya hukuman bagi pezina dan besarnya efek negatif dari zina,
maka perlu dihindari; yaitu dengan cara:
a. Menjaga adab/kaidah berinteraksi antara lawan jenis
b. Meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT
c. Bergaul dengan orang shalih lagi menyalihkan
d. Menahan diri (shoum) atau menghalalkan hubungan dengan lawan jenis
(menikah).

QUOTE
“Di antara tanda-tanda kiamat adalah ialah kebodohan menjadi dominan,
ilmu berkurang, zina dilakukan terang-terangan dan minum-minuman keras
(seolah-olah ia minuman biasa).”(HR Bukhari)
Syahwat lelaki bagaikan api, bergejolak; syahwat wanita bagaikan bahan
bakar, potensial; ketika keduanya bertemu tanpa pengendalian terjadilah
bencana; ketika keduanya bertemu dengan pengendalian terjadilah barokah.

REFERENSI
1. Al-Quran al-Kariim
2. Fiqh Sunnah. Sayyid Sabiq. Jakarta: Pena. 2010
3. Fiqh wanita. Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah. Jakarta: Pustaka Kautsar.
2008
4. Human sexuality and the shariat. Prof.Dr.Omar Kasule
5. Riyadhus Shalihin. Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Amani. 1999
6. Fisiologi Kedokteran edisi 9. Guyton & Hall. Jakarta: EGC. 1997

24
EVALUASI
1. Mengapa terdapat ketertarikan antara laki-laki dan perempuan?
2. Apakah boleh berinteraksi antara laki-laki dan perempuan? Bagaimana
batasannya?
3. Apa saja bentuk dari perbuatan mendekati zina?
4. Apa saja hikmah dari larangan berzina?

25
F. EKSISTENSI MANUSIA

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengetahui proses penciptaan dan peran manusia
2. Mampu menjelaskan proses penciptaan dan peran manusia
3. Mengetahui pentingnya paham akan peran sebagai manusia
4. Mampu memanfaatkan SDA di sekitar
METODE : Ceramah, diskusi interaktif
WAKTU : 60 menit
PROSES :
EKSISTENSI MANUSIA
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh
Tuhan di muka bumi ini. Dengan setiap potensi yang telah diberikan-Nya, yaitu
Jasad yang perfect, ruh, dan jiwa atau akal diharapkan manusia mampu untuk
memakmurkan bumi, dikarenakan manusia adalah sebagai wakil Tuhan di bumi
ini, dan juga sebagai bentuk pengabidan kepada-Nya.
Meskipun terkadang dalam realitanya, ada sebagian manusia yang
memanfaatkan potensinya bukan untuk memakmurkan bumi, melainkan hanya
untuk kepen-tingan individu, golongan, atau kelompoknya. Hal ini dikarenaka
manusia adalah makhluk bebas. Berbeda dengan malaikat yang selalu berbuat
kebaikan, ataupun iblis yang selalu berbuat keburukan. Akan tetapi manusia
diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk bisa memilih, dengna kata lain potensi
yang diberikan oleh tuhan dapat gunakan untuk arah kebaikan, ataupun
sebaliknya untuk arah keburukan.
Eksistensi adalah suatu cap bagi keberadaan manusia dan hanya manusia
yang memiliki keberadaan. Menurut Bertrand Russel (1966), eksistensi
disamakan dengan fungsi. Manusia dilihat dari sisi Islam adalah salah satu
mahkluk ciptaan Allah SWT, yang ditugaskan untuk menjadi khalifah di muka
bumi ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat
30.

26
Artinya: “ Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada malaikat,”sesungguhnya
Aku hendak menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi”.
Ayat diatas memberikan gambaran bahwa proses awal penciptaan
manusia itu bertujuan untuk melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan manusia di
bumi, dan merupakan tanda permulaan bagi peradaban dan kebudayaan
manusia. Begitu besar tugas dan tanggung jawab manusia., yang langit, bumi
beserta isinya bahkan malaikatpun tidak mampu memikulnya, oleh karena itu
Allah memberikan manusia suatu potensi berupa akal yang tidak dimiliki oleh
makhluk lainnya dan membuat malaikat patuh sujud kepadanya serta
mendapatkan derajat yang lebih mulia.
Manusia harus memelihara kemuliaan dan kelebihan yang dimiliki serta
memanfaatkan segala potensinya secara optimal agar dapat tampil mengelola
alam untuk kepentingan hidupnya dalam menjalankan misi tersebut dimuka
bumi ini. Allah SWT dalam surat Al-Qashash ayat 77 memerintahkan manusia
untuk berusaha dan selalu berbuat baik sesamanya serta menjaga keindahan dan
keharmonisan alam sebgaimana firman-Nya:
Artinya : “Carilah apa yang telah diberikan Allah kepadamu untuk kebahagiaan
akhiratmu, tetapi janganlah kamu melupakan kehidupan di dunia, dan berbuat
baikklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi, sesungguhnya Allah membenci terhadap orang yang
berbuat kerusakan”
Manusia harus mampu memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk
kepentingan kehidupannya di dunia sebagai mandataris Allah, dan dituntut untuk
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, berbuat baik
sesamanya dan menciptakan ketentraman hidup guna mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan manusia adalah khalifah Allah SWT yang menyeimbangkan
tata kehidupan di dunia dan akhirat.
Disamping peranannya sebagai khalifah, manusia juga sebagai hamba Allah.
Sebagai hamba Allah berarti ia sebagai seorang yang taat dan patuh pada
perintah-Nya. Kesediaan manusia menghambakan diri hanya kepada allah

27
dengan sepenuh hatinya akan mencegah penghambaan manusia, baik terhadap
dirinya maupun sesamanya. Kedudukan manusia dimuka bumi baik sebagai
khalifah maupun sebagai hamba Allah bukanlah dua hal yang bertentangan,
tetapi merupakan kesatuan yang padu terpisahkan. Kekhalifahan adalah relasasi
dari pengabdiannya kepada sang Khalik, dengan kata lain kekhalifahan manusia
pada dasarnya diterapkan pada konteks individu dan social yang berporos pada
Allah SWT.

28
G. TAWAZUN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengetahui berbagai potensi manusia
2. Mampu menjelaskan optimalisasi potensi manusia
3. Mengetahui pentingnya tawazun dalam kehidupan khususnya antara
aktivitas kuliah dan da’wah
4. Mampu memahami akar masalah dari permasalahan akademik
5. Mampu membuat skala prioritas aktivitas sehari-hari
METODE : Ceramah, diskusi interaktif
WAKTU : 60 menit
PROSES :
FITRAH AKAN KESEIMBANGAN
Tawazun berarti seimbang atau memberikan sesuatu akan haknya. Tanpa
adanya penambahan dan pengurangan. Allah telah menjadikan alam beserta
isinya berada dalam sebuah keseimbangan. Hal ini menjadi isyarat bagi manusia
untuk hidup dalam keseimbangan pula. Keseimbangan hidup akan dicapai jika
manusia hidup sejajar dengan fitrahnya.
Hidup seimbang harus diciptakan. Kemampuan itu akan tumbuh dari buah
pengetahuan terhadap hakikat sesuatu dan pengetahuan terhadap batasan-
batasan, tujuan-tujuan serta manfaat dari sesuatu.
Islam mengajarkan hidup yang seimbang, karena Islam sendiri merupakan
agama ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah. Mustahil Allah menciptakan
agama untuk manusia yang tidak sesuai dengan fitrahnya.
”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) ;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah”(Q.S. 30.30)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai
dengan fitrah Allah yaitu memiliki naluri beragama (agama tauhid : Al Islam) dan
Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Seandainya pun ada

29
manusia yang tidak beragama tauhid, biasanya diakibatkan pengaruh lingkungan
dimana ia tumbuh dan berkembang. Hadist ,
“Tiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (Islam), orangtuanyalah yang
menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
TIGA POTENSI MANUSIA
Memahami manusia melalui akal manusia saja akan menyebabkan
kesesatan. Hal ini disebabkan karena manusia mempunyai berbagai keterbatasan
dalam memahami dan mengenal dirinya dengan benar. Selain itu, sifat sombong
dan merasa dirinya hebat adalah sifat manusia yang menghalanginya untuk
mencapai kebenaran hakiki. Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari ruh
dan tanah yang dilengkapi dengan potensi hati, akal dan jasad. Potensi manusia
memiliki kelebihan dan keutamaan dibanding makhluk lainnya. Dengan hati
manusia berniat, dengan akal manusia berilmu dan dengan jasad manusia
beramal. Kelebihan dan kemuliaan manusia ini disediakan untuk menjalankan
amanah beribadah dan menjalankan fungsi khalifah di muka bumi.
Manusia sebagai khalifah dapat menggunakan potensinya untuk memelihara
alam. Potensi yang dimiliki manusia sebagai berikut:
1. At Thoqoh (potensi) Allah SWT memberikan kelebihan dan keutamaan
kepada manusia dengan pendengaran (As Sam’u), penglihatan (Al Bashor)
dan hati (Al Fu’ad), QS.67:23. Potensi ini kadang tidak disyukuri manusia.
Bahkan ia sering menggunakan matanya untuk melihat yang haram, serta
hati yang digunakan untuk membenci, dendam dan berprasangka buruk
kepada orang lain. Pernahkah kita membayangkan seandainya kita tidak
dapat melihat atau mendengar, hal ini tentu akan menyusahkan kita.
Penglihatan, pendengaran dan hati diberikan oleh Allah SWT untuk
mengantarkan manusia memahami apa yang Allah perintahkan dan
membawanya ke surga. Dengan tidak digunakan potensi yang telah Allah
berikan, maka mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka menjadi orang-orang yang lalai. Bahkan Allah telah jadikan
neraka jahanam untuk kebanyakan dari jin dan manusia, karena mereka tidak

30
memanfaatkan potensi yang telah dianugerahkan Allah untuk hal-hal yang
diperintahkan-Nya. Sehingga patutlah kita bersyukur kepada Allah dengan
nikmat-nikmat yang diberikan-Nya. (QS. 7:179)
2. Al Mas’uliyah (kepemimpinan) Manusia dengan kelebihan dan potensi yang
diterimanya perlu bertanggung jawab dan menyadari tugas serta
peranannya. Tugas tersebut adalah beribadah kepada Allah SWT. Namun
demikian, tidak semua manusia bersedia menerima tugas ini. Sebagian ada
yang menerima dan sebagian lagi menolaknya. (QS.2:21, QS.51:56)
3. Al Amanah (Amanah) Manusia telah ditawarkan oleh Allah sebuah amanat
untuk menjadi khalifah, yang kemudian diterima oleh manusia untuk
memikul amanah tersebut. Langit, bumi dan gunung-gunung menolak
amanah tersebut, tetapi manusia menerimanya. Amanah merupakan beban
dan sekaligus suatu tanggung jawab bagi yang menerima amanah. (QS. 33:72,
QS.24: 55, QS.48:29).
Berdasarkan fitrah Allah, manusia memiliki tiga potensi, yaitu al jasad
(jasmani), al aql (akal), dan ar ruh (ruhani). Islam menghendaki ketiga dimensi
tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang), memberikan sesuai haknya
tanpa penambahan dan pengurangan. Karena Allah memerintahkan untuk
menegakkan neraca keseimbangan :
“ Dan Allah telah meninggikan dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah
neraca itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”.(Q.S.55 : 7-9)
1. Jasmani
Jasmani atau fisik adalah amanah dari Allah SWT, karena itu harus kita
jaga. Bahkan beribadahpun membutuhkan fisik yang kuat. Dalam sebuah
hadist dikatakan,
“Mukmin yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada mukmin
yang lemah”(H.R.Muslim)

31
Jasmani harus dipenuhi kebutuhannya agar menjadi kuat. Di antara
kebutuhannya adalah makanan yaitu makanan yang halalan thayyiban
(halal dan baik). (Q.S. 80 : 24,
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. QS. 2
:168,
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik
yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-
benar kepada-Nya kamu menyembah. 2 : 172),
Kebiasaan makan dan minum yang sehat, tidur dan beristirahat tepat Dan
kami jadikan tidurmu untuk istirahat, (Q.S. An-Naba : olahraga, bekerja dan
beraktivitas, kebutuhan biologis kebersihan dan kesehatan pribadi
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu
dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang
biak.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.( ArRuum-20-21 )
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar-Rum : 20-21),
2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal. Akal pulalah yang
menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk- makhluk lainnya. Dengan
akal, manusia mampu mengenali hakikat sesuatu, mencegahnya dari

32
kejahatan dan perbuatan jelek, membantunya dalam memanfaatkan
kekayaan alam yang oleh Allah diperuntukkan baginya supaya manusia
dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifatulloh fil ardhi (wakil Aloh di
atas muka bumi)
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah : 30 )
Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu
oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ( QS
Al-Ahzab : 72 )
[1233] yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas
keagamaan.
Kebutuhan akal adalah ilmu (Q.S. 3 : 190) untuk pemenuhan sarana
kehidupannya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (
QS Al-Imran : 190 )
3. Ruh (Hati)
Kebutuhan hati adalah dzikrullah (Q.S 13 : 28 ; 62 : 9-10). Pemenuhan
kebutuhan ruhani sangat penting, agar ruh atau jiwa tetap memiliki
semangat hidup. Tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan
tidak sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya.

33
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. ( Ar-Rad : 13 )
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu Mengetahui.
Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung. (Al-Jumu’ah : 9-10 )
[1475] Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah
azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi
panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.
Allah menginginkan manusia hidup di atas keseimbangan, berjalan di atas
fitrahnya. Manusia diciptakan memiliki nafsu yang cenderung terhadap
sesuatu.
Dalam hidupnya manusia mempunyai keinginan, kecenderungan untuk
mengarahkan hidupnya sesuai kecenderungannya. Tetapi dengan
pengetahuannya, Allah menginginkan manusia hidup di atas keseimbangan,
berjalan di atas fitrahnya.
“Yang telah menciptakan tujuh lapis langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang adakah kamu lihat sesutu yang
tidak seimbang?”(Q.S. 67 : 3)
KEBAHAGIAAN HAKIKI
Dengan keseimbangan, manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki yang
merupakan nikmat Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan fitrahnya.
(Q.S. 2 : 143).
“Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar

34
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi
orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-
nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia.”
[95] umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, Karena mereka akan
menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di
dunia maupun di akhirat.
- Ada yang mampu melakukan 1000 produktivitas
- Ada yang mampu melakukan 100 produktivitas
- Ada yang mampu melakukan 50 produktivitas
- Ada yang mampu melakukan 10 produktivitas
- Tapi ada juga yang untuk mengurus dirinya saja tidak mampu
Kuncinya adalah bagaimana kemampuan untuk mengelola waktu (time
management) dan Kemampuan membuat prioritas dalam beraktivitas

Adapun contoh-contoh manusia yang tidak tawazun

- Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio
sebagai dasar).
- Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani/materi saja.
- Manusia Pantheis (kebatinan): bersandar pada hati/batinnya saja.

QUOTE :

35
REFERENSI :
Novi Hardian & TIM. 2005. Panduan KeIslaman Untuk Remaja, Super
Mentoring Senior. Syaamil Cipta Media. Bandung.

EVALUASI :
1. Jelaskan berbagai potensi yang dimiliki manusia?
2. Jelaskan bagaimana penetapan skala prioritas antara kuliah, dan kegiatan
lainnya?

36
H. AL-QUR’AN IS MY FIRST AND FAVOURITE BOOK

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Peserta memahami pentingnya berinteraksi membaca Al-Qur’an dan
mengetahui ciri-ciri meninggalkan Al-Qur’an
2. Peserta termotivasi untuk senantiasa membaca Al-Qur'an dalam rangka
beribadah kepada Allah
METODE :
1. Games/Simulasi
2. Ceramah dan diskusi interaktif
WAKTU : 60 menit
PROSES :
Untuk bisa mencapai derajat orang yang bertakwa yang sesungguhnya, maka
umat Islam, baik secara individu maupun kelompok dituntut harus senantiasa
berinteraksi dengan Al-Qur’an, sebab ia akan selalu menunjukkan kepada jalan
yang benar.
Interaksi yang dengan Al-Qur’an adalah salah satu ciri dari orang-orang yang
bertakwa, sebagaimana dikatakan oleh sebagian Ulama, bahwa esensi daripada
takwa yang sesungguhnya adalah senantiasa berupaya untuk mengamalkan Al-
Qur’an.
Namun apabila melihat fenomena yang berkembang di masyarakat, ternyata
sebagian masyarakat, bahkan kitapun terkadang melakukannya, Al-Qur’an tidak
lagi dijadikan sebagai sahabat dalam kesehariannya. Al-Qur’an tidak lagi
dijadikan lagi sebagai teman untuk bercengkrama bersama, Al-Qur’an tidak lagi
dijadikan obat kegalauan hatinya, padahal ia adalah sebagai kisah yang
menyenangkan, sebagai sya’ir yang indah untuk dinikmati dan sekaligus sebagai
acuan dalam hidup dan kehidupan, sebagaimana telah dicontohkan oleh Baginda
Rasulullah SAW beserta para sahabatnya.
Realita sebagian masyarakat ini, padahal mereka sebagai Muslim, adalah
realita yang sangat menyedihkan dan menghawatirkan untuk masa depan umat

37
ini, sekaligus menunjukkan bahwa mereka telah menjauhkan al-Qur’an dari
kehidupannya. AlQur’an hanya dijadikan sebagai pajangan di lemari buku untuk
melengkapi buku-buku yang lainnya, atau Al-Qur’an hanya dibuka seminggu
sekali setiap malam jum’at, atau bahkan sebagian dari mereka dekat dengan Al-
Qur’an hanya ketika ada yang meninggal. Dan masih banyak lagi realita yang
lainnya yang menunjukkan bahwa al-Qur’an sudah benar-benar dijauhkan dari
kehidupan mereka.
Rasulullah SAW pernah mengadukan keadaan sebagian umatnya yang
meninggalkan Al-Qur’an sebagaimana disinyalir dalam firman Allah SWT,
ُ‫ اج َّ َخ ُر ُٗا َٕرَا ْاىقُ ْس َءاَُُ ٍَ ْٖ ُج٘ز‬ٍِٜ ْ٘ َ‫ُ ق‬
َُّ ِ‫ة إ‬
ُِّ ‫بز‬ ُُ ٘‫ص‬
َ َٝ ‫ه‬ ُ ‫اىس‬
َّ ‫ه‬َُ ‫َٗقَب‬
Artinya : Berkatalah Rasul:”Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah
menjadikan al-Qur’an ini sesuatu yang diacuhkan”. (QS. Al-Furqan (25) : 30)
Yang termasuk kategori meninggalkan Al-Qur’an sebagaimana ditegaskan dalam
tafsir Ibnu Katsir adalah, tidak mau mendengarkan, tidak membacanya, tidak
mau mentadaburi dan tidak mengamalkannya. Dengan demikian, maka interaksi
dengan al-Qur’an yang sesungguhnya yang harus dilakukan oleh umat Islam
adalah diawali dengan semangat untuk selalu mendengarkan ayat-ayat Allah,
kemudian diikuti dengan upaya keras untuk meningkatkan interaksi tersebut
dengan membaca, mentadaburi kemudian mengamalkannya.
TURUNNYA AL-QUR’AN
Allah SWT telah memuliakan umat Islam dengan menurunkan Al-Qur’an
yang luar biasa, ia sebagai kitab penutup dari kitab-kitab samawi yang menjadi
undang-undang kehidupan, pemecah segala persoalan, sebagai tanda keagungan
dan keluhuran umat pilihan (khaira ummah) untuk bisa mengemban tugas risalah
samawiyyah yang paling mulia, di mana Allah memuliakannya dengan bekal kitab
yang mulia.
Turunnya Al-Qur’an merupakan bukti kesempurnaan ikatan risalah
samawiyyah yang dibawa melalui perantaraan Malaikat Jibril a.s yang
memantapkannya ke dalam lubuk hati Rasulullah SAW. Dia menyampaikannya

38
sebagai wahyu dari Rabbul A’la, Allah SWT. Hal tersebut ditegaskan dalam firman
Allah SWT,
ََُِِٞ َ‫ة ْاىعَبى‬ ُُ ٝ‫ َٗإَِّّ ُُٔ ىَح َِْز‬. ٍُُِِٞ َ ‫ح اْأل‬
ُِّ ‫و َز‬ ُُ ٗ‫اىس‬ َُ َ‫َّز‬. َُِٝ‫ قَ ْيبِلَُ ِىح َ ُُنَُُ٘ ٍَُِِ ْاى َُْر ِِز‬َٚ‫ َعي‬. ُِِٞ‫ ٍُّب‬ٜ
ُّ ُِٔ ِ‫ه ب‬ ُّ ِ‫ضبُُ َع َسب‬
َ ‫بِ ِي‬
Artinya : Dan sesungguhnya Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh
Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril). Ke dalam
hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas.
Al-Qur’an diturunkan melalui dua tahapan, yaitu :
1. Al-Qur`an diturunkan dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah.
Pertama kali Al-Qur`an diturunkan dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ’Izzah
dengan sekaligus pada malam Lailatul Qadar, dan ini merupakan
pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari Malaikat akan
kemuliaan umat Nabi Muhammad SAW. Terkait turunnya al-Qur’an secara
sekaligus, Allah SWT berfirman,
ِ َ‫ َٗ ْاىفُ ْسق‬َٙ‫َْبتُ ٍَُِِ ْاى ُٖد‬ِّٞ ‫بس َٗ َب‬
ُُ‫ب‬ ُ ِ َّْ‫ ِ ّىي‬ٙ‫ ُِٔ ْاىقُ ْس َءاُُُ ُٕد‬ٞ‫ه ِف‬ ِ ُ ‫ أ‬ِٛ‫ضبَُُ اىَّر‬
َُ ‫ّز‬ َ ٍَ ‫ش ْٖ ُُس َز‬
َ
Artinya : Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil) ..” (QS. Al-Baqarah (2) :185)
Dan firman-Nya,
ُ ‫إُِّآ َّ أَّزَ ْىَْب ُُٓ ف‬
ُ‫يَ ُِة ْاىقَد ِْز‬ْٞ َ‫ ِ ى‬ٜ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam
kemuliaan. (QS. 97:1)
Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (QS. Ad-Dukhan (44)
:3)
NAMA-NAMA AL-QUR’AN
1. Qur`an (yang dibaca) 2. Kitab (buku atau yang ditulis)
Allah SWT berfirman, Allah SWT berfirman

َ ٕ ِٜ‫ ُِىيَّح‬ِٛ‫ ْٖد‬َٝ َُُ‫ِإ َُُّ َٕرَا ْاىقُ ْس َءا‬


ُِٜ ُ َ‫ ُِٔ ِذ ْم ُس ُم ٌُْ أَف‬ِٞ‫ ُن ٌُْ ِمحَببب ف‬ْٞ ‫ىَقَدُْ أَّزَ ْىَْآ ِإ َى‬
َ‫ل‬

39
ًُُ َ٘ ‫أ َ ْق‬.. َُُُ٘‫جَ ْع ِقي‬.
“Sesungguhnya al-Qur’an ini Sesungguhnya telah kami turunkan
memberikan petunjuk kepada kepada kamu sebuah kitab yang di
(jalan) yang lebih lurus.”(QS. Al- dalamnya terdapat sebab-sebab
Israa` (17) : 9) kemuliaan bagimu. Maka apakah
kamu tiada memahaminya.
(QS. Al-Anbiyaa` (21) :10)

3. Furqan (pembeda antara 4. Dzikru (peringatan)


yang hak dan yang bathil) Allah SWT berfirman,
Allah SWT berfirman, ُ ِ‫إَِّّب َّذْ ُُِ ّ ََّز ْىَْب اى ِرّ ْم َُس َٗإَِّّب ىَ ُُٔ ىَ َذبف‬.
َُُ٘‫ظ‬
َُُ٘‫َ ُن‬ٞ‫ َع ْب ِد ُِٓ ِى‬َٚ‫عي‬ َ َُُ‫ه ْاىفُ ْسقَب‬
َُ ‫ ّ ََّز‬ِٛ‫بزكَُ اىَّر‬
َ َُ‫ جَب‬Sesungguhnya Kami-lah yang
‫سا‬ِٝ‫َُِ َّر‬َِٞ ‫ ِى ْي َعب َى‬. menurunkan al-Qur’an, dan
Maha Suci Allah yang telah sesungguhnya Kami benar-benar
menurunkan Al-Furqaan (yaitu memeliharanya. (QS. Al-Hijr (15) : 9)
al-Qur’an) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi
peringatan kepada seluruh alam.
(QS. Al-Furqan (25) :1)

5. Tanzil (yang diturunkan) Keterangan :


Allah SWT berfirman, Penamaan al-Qur’an dengan dua
ِ ‫ ُوُ َز‬ٝ‫ َٗإَِّّ ُُٔ ىَح َِْز‬nama di atas memberikan isyarat,
ُّ‫ة‬
ْ
ََُِِٞ َ‫اى َعبى‬. bahwa selayaknya ia dipelihara,
Dan sesungguhnya al-Qur’an ini dalam bentuk tulisan dan hafalan.
benar-benar diturunkan oleh Dengan demikian, ketika salah
Rabb semesta alam. (QS. Asy- satunya ada yang keliru, maka yang
Syu’araa` (26) : 192) lain akan meluruskannya.

40
Penjagaan ganda tersebut (tulisan dan
hafalan) untuk mengikuti langkah-
langkah Rasulullah SAW, sehingga al-
Qur’an dapat terpelihara dengan
kokoh, dan juga untuk membuktikan
janji Allah yang menjamin akan
terpeliharanya al-Qur’an,
sebagaimana dalam firman-Nya,
ُُٔ َ‫إَِّّب َّذْ ُُِ ّ ََّز ْىَْب اى ِرّ ْم َسُ َٗ ِإَّّب ى‬
ُ ِ‫ىَ َذبف‬.
َُُ٘‫ظ‬
Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan al-Qur’an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya. (QS. Al-Hijr (15) : 9)

MENINGKATKAN KEIMANAN DENGAN AL-QUR’AN


Al-Qur’an sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas keimanan
dan ketakwaan adalah dengan cara interaksi yang baik bersama Al-Qur’an
(mendengarkan, membaca, mentadaburi dan mengamalkannya). Al-Qur’an
adalah sumber ketenangan hati juga sebagai obat bagi penyakit yang ada di
dalamnya. Ketika kita membaca Al-Qur’an, berarti kita sedang mengingat dan
berkomunikasi dengan Allah SWT, ketika kita sedang berkomunikasi dengan
Allah, maka sudah barang tentu melalui firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an yang
kita baca sambil ditadabburi, kita akan mendapatkan nilai-nilai akhlakul karimah
yang akan menjadikan kualitas amal kita semakin baik. Dengan kualitas amal
yang semakin baik, maka kualitas iman pun akan semakin meningkat; karena
dengan ketaatan atau amal shalih lah keimanan ini akan terus meningkat.
Allah SWT berfirman,
ُُ‫ِ ْاىقُيُ٘ة‬
ُُّ ِ‫للاِ ج َْط ََئ‬
ُ ‫للاِ أَالَبِ ِر ْم ُِس‬ ُُّ ِ‫َُِ َءا ٍَُْ٘ا َٗج َْط ََئ‬ِٝ‫اىَّر‬.
ُ ‫ِ قُيُ٘بُ ٌُٖ بِ ِر ْم ُِس‬

41
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra’du (13) : 28)
Dalam kehidupan para sahabat, kita dapat melihat betapa mereka memiliki
semngat untuk berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik mendengarkan, membaca,
menghafal, mentadabburi bahkan mengamalkannya. Kita mengetahui dari
sejarah kehidupan mereka, bahwa apabila diajarkan kepada mereka sepuluh ayat
dari AL-Qur’an, mereka tidak ditambah lagi kecuali setelah mengamalkan
sepuluh ayat tersebut. Kita juga tahu, bahwa mereka untuk setiap bulannya tidak
kurang dari tiga kali untuk mengkhatamkan Al-Qur’an, dan mereka juga sangat
bersemangat untuk membaguskan bacaan Al-Qur’an. Maka Rasulullah SAW
sebagai satu-satunya suri tauladan bagi kita yang telah diikuti terlebih dahulu
oleh para sahabat, cukuplah bagi kita sebagai acuan utama bagaimana
seharuskah kita berinteraksi dengan al-Qur’an dalam rangka meningkatkan
keimanan dengan al-Qur’an.
KEUTAMAAN AL-QUR’AN
1. Al-Qur’an adalah mukjizat yang 2. Bernilai ibadah bagi siapa
abadi yang membacanya
ُ‫َؤْجُ٘ا بِ َِثْ ِو‬ٝ ُ
ُْ َ ‫ أ‬َٚ‫ِ َعي‬ُُّ ‫ش َٗ ْاى ِج‬ ُُ ّْ ‫ث اإل‬ ُِ َ‫ِ اجْ ح َ ََع‬ ُْ ُ‫ضْ َُة ق‬
ُِ ِ‫و ىَئ‬ َُ ‫َللاِ فَيَ ُٔ ُ بِ ُِٔ َد‬
َُّ ‫ة‬ ُِ ‫ِ ِمحَب‬ ُْ ٍِ ‫ِ قَ َسُأ َ َد ْسفب‬ ُْ ٍَ
ُ‫ض ُٖ ٌُْ ِىبَ ْعض‬ ُ ‫َؤْجَُُُ٘ بِ َِثْ ِي ُِٔ َٗىَ ُْ٘ مَبَُُ بَ ْع‬ٝ ‫آُ ال‬ ُِ ‫ال أَقُ٘ ُهُ اىٌ َد ْسفُ َٕرَا ْاىقُ ْس‬ َ ‫َٗ ْاى َذ‬
ُ َ ‫ضْ َُةُ بِعَ ْش ُِس أَ ٍْثَب ِى َٖب‬
َ .
‫سا‬ِٖٞ ‫ظ‬ ُ‫ٌُ َد ْسف‬ٍِٞ َٗ ُ‫ِ أ َ ِىفُ َد ْسفُ َٗ َالًُ َد ْسف‬
ُْ ‫ َٗىَ ِن‬.
Katakanlah:”Sesungguhnya jika Barangsiapa yang membaca satu
manusia dan jin berkumpul untuk huruf dari al-Qur’an, maka ia
membuat yang serupa al-Qur’an ini, akan memperoleh satu
niscaya mereka tidak akan dapat kebaikan, dan satu kebaikan itu
membuat yang serupa dengan dia, dilipatgandakan menjadi
sekalipun sebagian mereka menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak
pembantu bagi sebagian yang lain. mengatakan bahwa Alif Lam
(QS. Al-Israa` (17) : 88) Mim itu satu huruf, melainkan
Alif satu hufuf, Lam satu huruf,

42
dan Mim satu huruf.”(HR.
Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)
3. Sebagai penawar (obat) penyakit 4. Kitab yang dipelihara
hati ْ ُُِ ْ‫ِإَّّب َّذ‬
ُ ُٔ َ‫ّزىَْب اى ِرّ ْم َُس َٗ ِإَّّب ى‬
‫ِ َزبِّ ُن ٌُْ َٗ ِشفَبءُ ِى ََب‬ َ ‫بس قَ ُدْ َجب َءجْ ُن ٌُْ ٍَ ْ٘ ِع‬
ُْ ٍِ ُ‫ظة‬ ُ ِ‫ىَ َذبف‬.
ُُ َّْ‫ُّ َٖب اى‬َٝ‫َب أ‬ٝ َُُ٘‫ظ‬
ٍَُِِِْٞ ْ‫ َٗ َزدْ ََةُ ِى ْي َُؤ‬ٙ‫ُٗز َُٕٗد‬
ُِ ‫صد‬
ُّ ‫ اى‬ِٜ‫ف‬. Sesungguhnya Kami-lah yang
Hai manusia, sesungguhnya telah menurunkan al-Qur’an, dan
datang kepadamu pelajaran dari sesungguhnya Kami benar-benar
Rabbmu dan penyembuh bagi memeliharanya. (QS. Al-Hijr
penyakit-penyakit (yang berada) (15): 9)
dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang
beriman. (QS. Yunus (10) :57)
5. Kitab yang diturunkan untuk
seluruh alam
ََُِِٞ َ‫َ ُنَُُ٘ ِى ْيعَبى‬ٞ‫ َع ْب ِد ُِٓ ِى‬َٚ‫ه ْاىفُ ْسقَبَُُ َعي‬
َُ ‫ ّز‬ِٛ‫بزكَُ اىَّر‬
َ َ‫جَب‬
‫سا‬ِٝ‫َّر‬.
Maha Suci Allah yang telah
menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-
Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam. (QS. Al-Furqaan (25) : 1)

Point of materi :
Al-Qur'an adalah: Fungsi Al Qur’an :
Kalamullah (QS. 53:4 ) Kitab Berita dan Kabar
Mukjizat (QS. 2:23 , 11:14 , 17:18 , Kitab Hukum dan Perundang-
hadits) undangan (QS. 5:49-50)
Diturunkan ke dalam hati Kitab Jihad
Muhammad (QS. 26:192-195) Kitab Tarbiyah

43
Disampaikan secara mutawatir Pedoman Hidup
sehingga terpelihara ashalahnya Kitab Ilmu Pengetahuan (QS. 96:1-5)
(hadits)
Membacanya adalah Ibadah

REFERENSI
Al Qur’an dan Al Hadits
https://fsthevanie.wordpress.com/2009/10/29/mentoring-simulasi-bab-
marifatul-quran-part-1/ diakses tanggal 26 Juli 2017

EVALUASI
1. Kapankah diturunkannya Al Qur’an?
2. Apa sajakah nama-nama Al Qur’an?
3. Apa sajakah keutamaan Al Qur’an?
4. Apa sajakah fungsi Al Qur’an?

44
I. FIQIH KONTEMPORER

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami pengertian fiqih kontemporer
2. Memahami bahwa hidup Islam mengharuskan manusia menstandarisasi
seluruh perbuatannya dengan tolak ukur Islam.

METODE : Ceramah, Diskusi, Games


WAKTU : 60 Menit
PROSES :
Di zaman modern ini, teknologi berkembang dengan pesat dan ada
beberapa hal yang tidak diketahui di masa lampau, kemudian tiba-tiba ada di
zaman ini. Contoh sederhananya saja, zaman dahulu tidak akan terbayang orang
bisa masuk ke dalam kotak kecil (televisi dan hanphone) dan bisa berbicara.
Demikian juga orang Quraisy menganggap sangat aneh cerita. ‘Isra’ Rasulullah
SAW berjalan dari mesjid haram ke masjid Al-Aqsa kemudian kembali lagi ke
mesjid Haram hanya dalam waktu semalaman saja. Akan tetapi dengan telnologi
saat ini, dengan pesawat super cepat. Hal tersebut mungkin saja dan tidak di
anggap aneh.
Pandangan hidup Islam mengharuskan manusia menstandarisasi seluruh
perbuatannya dengan tolak ukur Islam, yaitu halal dan haram semata. Hukum-
hukum untuk halal dan haram ini diambil dari nash-nash syara’ yang termaktub
dalam Al-kitab dan As-sunah, dan dari sumber hukum lain yang telah ditunjukkan
oleh Al-kitab dan As-sunah, yaitu Qiyas dan Ijma’. Yang halal boleh diambil dan
yang haram harus ditinggalkan. Oleh sebab itu, kendatipun penemuan ilmiah
bersifat uniersal dalam arti tidak secara khusus didasarkan pada pandangan
hidup tertentu akan tetapi penggunaan produk-produk penemuan ilmiah wajib
didasakan pada hukum-hukum syara.

QUOTE :

45
“Pandangan hidup Islam mengharuskan manusia menstandarisasi seluruh
perbuatannya dengan tolak ukur Islam”

REFERENSI : -

EVALUASI : -

46
J. THE WORLD IDOL

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami urgensi keimanan kepada Rasul
2. Memahami prinsip-prinsip dalam keimanan kepada Rasul
3. Memahami definisi, fungsi, kedudukan, sifat-sifat dan tugas Rasul
4. Memahami Karakteristik Risalah Rasulullah SAW
5. Memahami Kewajiban kita kepada Rasulullah SAW
6. Manfaat mengikuti Rasulullah SAW

METODE : Ceramah, Diskusi, Games


WAKTU : 60 Menit
PROSES :
1. Mengapa Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT
Allah menciptakan manusia dalam kondisi fitrah dengan sifat-sifat dan
karakteristik dasar asli manusia yaitu dengan mengakui keberadaan AL-Khaliq,
memiliki kesadaran tentang adanya Rabb yang menciptakan dirinya dan alam
semesta (QS. 30:30) Karena manusia mengakui keberadaan Allah maka secara
fitrah juga memiliki kecenderungan untuk menyembah ALLAH sebagai wujud
syukur atas nikmat hidup, rezeki, dan pemeiliharaan yang diterimanya (QS. 2:21)
Penyembahan manusia kepada sesuatu yang tidak pernah menciptakannya
merupakan penyimpangan atas fitrah tersebut. Penyimpangan ini terjadi karena
pengaruh eksternal berupa godaan setan yang selalu berusaha menyesatkan
manusia. Sehingga fitah yang suci itu perlu dirawat dengan baik dan
mendapatkan bimbingan yang benar. Karena itulah, ALLAH SWT mengutus para
utusan berupa malaikat dan manusia pilihan untuk memberi petunjuk dan
membimbing manusia dengan baik (QS. 3:31) Karena itu, Rasul diberi wahyu
sebagai pedoman hidup yang terjamin kebenarannya. Dengan pedoman hidup
tersebut, sehingga manusia dibimbing untuk melakukan ibadah yang benar (QS.
21:25)
2. Definisi dan Fungsi Rasul

47
Secara bahasa rasul berarti utusan. Dalam istilah syar’i, Rasul adalah lelaki
pilihan yang diutus Allah dengan membawa risalah kepada umat manusia. Hanya
hamba pilihan saja yang diangkat sebagai utusanNya, baik berupa malaikat
maupun manusia sebagaimana difirmankan dalam QS. Al- Hajj :75. (QS. 18:110,
6:9, 33:40)
Fungsi Rasul :
a. Memberi risalah dari Allah SWT (QS. 5: 67, 33:39)
b. Menjadi teladan dalam menerapkan risalah (QS. 33:21, 60: 4)
3. Kedudukan Rasul
a. Sebagai Hamba Allah (QS. 18:110, 17:1) , beliau menanamkan prinsip
egaliter,beliau ingin diperlakukan sebagi manusia biasa betapapun beliau
adalah manusia pilihan Allah. Hal ini supaya tidak ada alasan untuk
diperolok-olok atau didustakan.
b. Sebagai utusan Allah, yang memiliki tugas : (QS. 3 : 144)
1) Menyampaikan risalah pada umatnya
2) Menunaikan amanah
3) Memimpin umat
Di dalam syahadat setiap muslim wajib untuk mengikuti dan meneladani
Rasulullah SAW dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah maupun sebagai
Rasul. Dikala beliau masih hidup, keteladanan itu dapat kiita saksikan secara
langsung, namun setelah wafat keteladan itu dapat kita temukan dalam
sunah. Di dalam sunah kita akan temukan :
a. Sejarah perjalan hidup Rasulullah SAW (QS. 12:111)
Dengan mempelajari riwayat perjalan hidupnya merupakan ibadah,
karena dengan mengenanya keimanan sesorang kepada Allah dn Rasul- Nya
akan semakin kuat
b. Hukum-hukum (QS. 4:64- 65)
Syariat telah menentukan apa yang halal dan haram. Pemahaman kita
terhadap hukum ini penting agar beribadah kita bersih dari bid’ah
c. Konsep dakwah (QS. 9:40)

48
4. Sifat-sifat Rasul
a. Manusia biasa (QS. 14 :11)
b. Terpelihara dari kesalahan dan dosa (QS. 5:67)
c. Jujur (QS. 39 : 33)
d. Cerdas (QS. 48 : 27)
e. Amanah (QS. 4:58)
f. Tabligh (QS. 5:67)
g. Komitmen (QS. 17:74)
5. Tugas Rasul
a. Mengemban Risalah dakwah (QS. 5:67) yang didalamnya termasuk:
1) Mengenalkan Allah kepada umatnya melalui ayat-ayat qauliyah dan
kauniyah.
2) Mengajakan kepada umat cara ibadah yang benar
3) Menyampaikan pedoman hidup
4) Mendidik umatnya dengan nasihat-nsihat tulusnya sehingga dapat
menjadi karakteristik muslim seperti beliau
b. Menegakkan sistem (agama) Allah (QS. 42: 13-15)
6. Karakteristik Risalah Nabi Muhammad SAW
a. Penutup para nabi (QS. 33: 40, 40:78, 4: 163-164, 6:84-86)
b. Risalah nya menghapus risalah sebelumnya (QS. 33:40, 61:8, 34:28, 21:107)
c. Membenarkan nabi-nabi sebelumnya (QS. 61: 8-9)
d. Menyempurnakan risalah sebelumnya
e. Diutus untuk seluruh umat manusia (QS. 34:28)
f. Rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Ahzab : 45- 46) (QS. 21:107)
7. Kewajiban Kita Kepada Rasulullah SAW
a. Membenarkan apa yang disampaikannya
b. Menaati apa yang diperintahkannya
c. Menjauhi apa yang dilarangnya
d. Tidak beribah kecuali dengan apa yang disyariatkannya
8. Hasil mengikuti Rasulullah SAW

49
a. Mendapat kebaikan dunia :
1) Kecintaan Allah (QS. 5:54)
2) Rahmat Allah (QS. 3:132)
3) Petunjuk Allah (QS. 4:52-53)
4) Kemuliaan (QS. 63: 8)
5) Kemenangan (QS. 5:56)
b. Kebaikan Akhirat
a. Syafa’at
b. Keceriaan wajah (QS. 75:22)
c. Berdampingan dengan Rasul (QS. 4:69)
d. Bersama sengan orang-orang pilihan (QS. 4:69)
e. Keberuntungan (QS. 58:22 )
9. Kebiasaan Rasulullah yang harus diteladani
1) Berwudhu sebelum tidur
2) Posisi ketika tidur menghadap samping kanan
3) Berdoa dan memperbanyak dzikir
4) Menunaikan shalat isya
5) Melaksanakan shalat witirl
6) Dan kebiasaan lainnya dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, meupun
perilaku beliau dalambergaul.

QUOTE :
“Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab [33] : 21)
REFERENSI : Jasiman, LC. Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah
EVALUASI : -

50
K. HAK DAN KEWAJIBAN SESAMA MUSLIM

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengetahui hak kita sebagai muslim
2. Mengetahui kewajiban kita sebagai muslim
3. Mengetahui arti dari saling menghargai

METODE : Ceramah, Diskusi, Games


WAKTU : 60 Menit
PROSES :
Hadits shahih muslim. Rasululah SAW bersabda : “Hak seorang Muslim atau
muslim lainnya ada enam : (1) jika engkau bertemu dengannya, maka ucapkan
salam dan (2) jika dia mengundangmu maka datangilah (3) jika dia minta nasihat
kepadamu berilah nasihat (4) jika dia bersin dan mengucapkan hamdalah maka
balaslah (dengan doa : YarhamukAllah) (5) jika dia sakit maka kunjungilah dan (6)
jika dia meninggal maka antarkanlah (jenazahnya ke kuburan)” (HR. Muslim).
1. Mengucapkan salam
2. Memenuhi undangan
3. Menjawab hamdalah saat bersin : yarhamukAllah
4. Membesuknya saat sakit
5. Mengantarkan jenazah
6. Memberi nasihat
Jika seseorang datang meminta nasihat kepadamu dalam suatu masalaha
maka nasihatilah karena hal itu termasuk agama sebagimana hadits Rasulullah
SAW :
“Agama adalah nasihat : Kepada Allah. Kitabnya, Rasul-Nya dan kepada para
pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya” (HR Muslim).
Jika seseorang datang kepadamu tidak untuk meminta nasihat, namun pada
dirinya terdapat bahaya atau perbuatan dosa yang aakan dilakukannya maka
wajib baginya untuk menasihatinya walaupun perbuatan tersebut tidak

51
diarahkan kepadanya, karena hal tersebut termasuk menghilangkan bahaya dan
kemungkaran dari kaum muslimin.
Jika tidak terdapat bahaya dalam dirinya dan tidak ada dosa padanya dan
dia melihat bahwa hal lainnya (selain nasihat) lebih bermanfata maka tidak perlu
menasihatinya kecuali jika dia meminta nasihat kepadanya maka saat itu wajib
baginya menasihatniya.

QUOTE :
“Belajar menghargai sebuah nilai, bukan menilai sebuah harga”

REFERENSI : -

52
L. ALLAH THE ONE AND ONLY

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Mengetahui jalan untuk mengenal Allah
2. Mengetahui hal-hal yang menghalangi kita untuk Mengenal Allah
3. Memahami pentingnya mengenal Allah dalam kehidupan manusia
4. Memahami bahwa mengenal Allah dapat menjadikannya mencapai hasil
dalam menambah Iman dan Taqwa
5. Memahami makna, maksud, manfaat, pentingnya mengenal Allah
METODE : Ceramah, Diskusi, Games
WAKTU : 60 Menit
PROSES :
1. Makna Ma’rifatullah
Ma’rifatullah berasal dari kata ma’rifah dan Allah.
Ma’rifah artinya mengetahui, mengenal. Jadi Ma’rifatullah artinya
Mengenal Allah. Mengenal Allah SWT bukan melalui zat-Nya tetapi
mengenal Allah melalui tanda-tanda kebesaran-Nya.
2. Pentingnya Mengenal Allah
Dengan mengenal Allah maka seseorang akan mengetahui tujuan
hidupnya, tujuan ia diciptakan (QS.52:56) dan tidak tertipu oleh dunia.
Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah akan menjalani hidupnya
untuk dunia saja (QS.47:12)
Hakikat Ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya.
Ma’rifatullah merupakan ilmu tertinggi yang harus dipahami manusia
(QS.6:122), karena jika dipahami akan memberikan keyakinan mendalam.
Memahami Ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan
kepada caaya hidayah yang terang.
Berilmu dengan Ma’rifatullah sangat penting, karena :
a. Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah

53
b. Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan
keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keuntungan
dan kemenangan.
3. Jalan Mengenal Allah
Islam untuk mengenal Allah :
a. Lewat Akal
 Ayat Kauniyah / ayat Allah dilihat dari fenomena alam :
- Fenomena terjadinya alam.
Setiap sesuatu yang ada, pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam
semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS. 52:35)
- Fenomena kehendak yang tinggi.
Bila kita perhatikan alam ini, kita akan menemukan bahwa alam ini
tersusun rapi. Hal ini menunjukkan bahwa disana ada kehendak yang
Agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan
Bijaksana (QS.67:3).
Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan
malam terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang berakal (QS.3:190)
- Fenomena Kehidupan (QS.24:45).
Kehidupan berbagai makhluk di Bumi ini menunjukkan bahwa ada yang
menciptakan, membentuk, menentukan rezekinya dan meniup ruh
kehidupan pada dirinya (QS.29:20-30). Bagaimanapun pintarnya manusia,
tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS.22:73-74, 46:4).
- Fenomena petunjuk dan ilham (QS.20:50). Ketika mempelajari alam
semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang
sekecil-kecilnya sampai yang sebesarbesarnya. Dari sebuah akar
tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tata surya
ini menunjukkan bahwa ada zat yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-
Qur’an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu
memberi hidayah.

54
- Fenomena pengabulan do’a (QS.6:63). Hal yang logis bila seseorang
ketika menghadapi bahaya pasti menghadap Allah dan berdo’a, walaupun
ia orang yang kafir / musyrik (QS.17:67, 10:22-23, 6:63-64)
 Ayat Qur’aniyah / Ayat Allah dalam Al-Qur’an :
- Keindahan Al-Qur’an (QS.2:23)
- Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS. 9:70)
- Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS.30:1-3, 8:7, 24:55)
b. Lewat memahami Asmaul Husna
- Allah sebagai Al-Khaliq (QS.40:62)
- Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS.35:3, 11:6)
- Allah sebagai Pemilik (QS.2:284)
- Dan lain-lain (QS.59:22-24)
4. Hal-hal yang menghalangi kita untuk Mengenal Allah :
- Kesombongan (QS.7:146, 25:21).
Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal
sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang
enggan berhubungan dengan-Nya.
- Dzalim (QS.4:153).
Perbuatan Dzalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati
manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memberikan hidayah-Nya.
Sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya.
- Bersandar pada panca indera (QS.2:55).
Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah,
padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka yakin
keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran, dsb.
- Dusta (QS.7:176).
Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan ucapan
perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah.
Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya
menolak dan mengajaknya berdusta.

55
- Membatalkan janji dengan Allah (QS.2:26-27)
- Lalai (QS.21:1-3)
- Banyak berbuat maksiat.
Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang mengotori
hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak
bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga
menghalangi masuknya hidayah Allah.
- Ragu-ragu (QS.6:109-10)
Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang
harus dibersihkan dari hati. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah
mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa
mereka di neraka (QS.2:6-7).

QUOTE :
“Manusia yang bersama Allah SWT, tak lagi membutuhkan pertolongan dari
siapapun. Karena Allah-lah yang menggerakkan tangan orang-orang untuk
menolong”

REFERENSI :
1. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, 2015, Pembentukan Karakter
Mahasiswa Terprogram, Forum Pementor, Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Ruswandi, M. Adeyasa, R . 2012 . Manajemen Mentoring . Ilham
Publishing . Karawang
3. Universitas Negeri Jakarta, 2010, Panduan Mentoring, Tim Learning
Center, Lembaga Dakwah Kampus, Universitas Negeri Jakarta

EVALUASI : -

56
M. MARI MENGENAL AGAMAKU : ISLAM

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami makna Islam
2. Memahami Islam dan Sunatullah
3. Memahami kesempurnaan Islam
4. Memahami Islam sebagai sistem akhlak
5. Memahami Islam sebagai jalan fikir
6. Memahami Islam agama yang benar
7. Memahami karakteristik agama Islam
8. Memahami implementasi ajaran Islam
METODE : Ceramah dan Diskusi
WAKTU : 60 Menit
PROSES :
1. Makna Islam
Islam secara etimologis memiliki makna :
a. menundukkan wajah (QS. 4 : 125)
b. berserah diri (QS. 3 : 83)
c. suci, bersih (QS. 26 : 89)
d. selamat, sejahtera (QS. 6 : 54)
e. perdamaian (QS 47 :35)
Dengan pengertian secara etimologis ini dapat disimpulkan bahwa Islam
memiliki sifat yang dibawanya yaitu berserah diri dan wujud perdamaian.
Manakala kalimat Islam di dalam Al Qur’an disebut sebagai diin (QS. 3 : 19, 85)
yang berarti suatu manhaj. Sistem dan aturan hidup yang menyeluruh dan
lengkap. Dengan demikian, kalimat Islam adalah ketundukkan, wahyu ilahi (QS.
53 :4, 21 :7), diin keselamatan dunia-akhirat. Kesimpulan dari makna-makna
tersebut: Islam adalah panduan hidup yang lengkap bagi manusia, dengan
berserah diri dan tunduk maka ia akan mendapatkan kebahagiaan dan
kedamaian dunia dan akhirat. Akhirnya, Rasulullah bersabda bahwa Islam itu

57
tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya. Islam itu tinggi dan akan
dimenangkan ke atas semua agama, kepercayaan dan ideologi (QS. 48 : 28, 9 :
33)
2. Islam dan Sunatullah
Allah SWT sebagai khaliq memiliki kewajiban dan hak mutlak untuk
menentukan aturan bagi kepentingan dan kebaikan manusia serta makhluq
lainnya. Aturan yang Allah tentukan berupa Islam dan mendatangkan rasul
sebagi uswah dan teladan yang diperuntukkan bagi manusia. Mereka yang
mengikuti aturan tersebut disebut adalah Muslim dan yang tidak mengikutinya
disebut kafir.
Allah SWT selain menciptakan manusia juga menciptakan alam semesta
dan seisinya. Ketertiban, keteraturan dan keselamatan perjalanan kehidupan
alam ini berlaku dengan sunnah kauniyah yang Allah berikan kepadanya. Seluruh
alam semesta tunduk, bersujud, bertahmid dan berIslam kepadaNya. Alam
semesta tak ada yang kafir, mereka semuanya muslim dan berserah diri kepada
Allah dengan mengikuti segala aturannya.
Islam merupakan sunnatullah dan ditetapkan kepada alam dan manusia.
Sunnatullah kepada alam bersifat mutlak, langgeng dan kontinyu yang
merupakan taqdir kauni dalam tunduk kepada Allah. Sedangkan sunnatullah
kepada manusia berupa hidayah yang Allah berikan. Hidayah inipun bergantung
kepada kehendak dan ikhtiar manusia serta merupakan taqdir syar’i. Kemudian
sikap manusia terbagi menjadi dua: menerimanya (muslim) dan menolaknya
(kafir).
Ringkasan Dalil :
a. Allah pencipta (QS. 59 : 23) yang menciptakan alam (QS. 25 : 2) dan
menentukan aturan (QS. 25 : 2, 54 : 59, 15 : 20).
b. Seluruh alam semesta sujud, tasbih, tahmid (QS. 13 : 15, 22 : 18, 6 : 50, 59 :
1, 64 : 1, 24 : 41, 17 : 44)
c. Al Khaliq menurunkan taqdir syar’I (QS. 6 : 153, 45 : 18).
d. Islam sebagai Diin (3 : 19, 85)

58
e. Rasul sebagai contoh pelaksanaan diin kepada manusia (QS. 33 : 21)
f. Ada yang menerima (disebut muslim) sesuai dengan alam semesta, ada
yang menolak (disebut kafir) subversif di alam semesta.
g. Akam semesta memiliki sifat tunduk kepada Allah secara mutlak
3. Kesempurnaan Islam
Islam memiliki sifat-sifat dasar yaitu kesempurnaan, penuh nikmat, diridhai
dan sesuai dengan fithrah. Sebagai agama, sifat-sifat ini dapat
dipertanggungjawabkan dan menjadikan pengikutnya dan penganutnya tenang,
selamat dan bahagia.
Muslim menjadi selamat karena Islam diciptakan sebagai diin yang
sempurna. Ketenangan yang dirasakan seorang Muslim karena Allah
memberikan segenap rasa nikmat kepada penganut Islam, lalu kepada mereka
yang mengamalkan Islam karena sesuai dengan fithrahnya.
Islam merupakan agama yang syumul (sempurna) berarti lengkap,
menyeluruh dan mencakup segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup
manusia. Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zamaan
(sepanjang masa), syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul
makan (semua tempat).
Islam sebagai syumuliyatuz zamaan (sepanjang masa) dibuktikan dengan
ciri risalah nabi Muhammad SAW sebagai kesatuan risalah dan nabi pentutup.
Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW dilaksanakan sepanjang masa hingga
hari kiamat.
Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) melingkupi
beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendir, misalnya jihad dan
da’wah (sebagai penyokong Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam)
dan akidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan
Islam sebagai agama.
Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat) karena Allah
menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta

59
alam ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta, maka semua dapat
dikenakan aturan dan ketentuan kepadaNya.
Islam adalah agama yang sempurna. Salah satu bukti kesempurnaannya
adalah Islam mencakup seluruh peraturan dan segala aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu Islam sangat sesuai dijadikan sebagai pedoman hidup. Di antara
kelengkapan Islam yang digambarkan dalam Al Qur’an adalah mencakup konsep
keyakinan (QS. 2 : 255), moral (QS. 7 : 99), tingkah laku (QS. 2 : 138), perasaan
(QS. 30 : 30), pendidikan (QS. 2 : 151, 3 :162, 62 : 2), sosial (QS. 24 : 7), politik
(QS. 3 : 85-86, 12 : 40), ekonomi (QS. 9 : 60, 103, 59 : 7), militer (QS. 8 : 60, 9 : 5-
8), hukum/perundang-undangan (QS. 4 : 65)
4. Islam Sebagai Sistem Akhlak
Islam memiliki sistem akhlak yang mampu membedakan dengan sistem
moral lainnya buatan manusia. Sebab akhlak Islam berpedoman kepada Al
Qur’an, yang mengajarkan hubungan Allah sebagai khalik kepada manusia
sebagai makhluk. Akhlak adalah tingkah laku makhluk yang diridhai oleh Khalik.
Hubungan manusia kepada Allah adalah akhlak. Bentuk-bentuk hubungan akhlak
adalah : akhlak kepada Allah (QS. 2 : 186), akhlak kepada diri sendiri (QS. 2 : 44),
akhlak kepada sesama manusia (QS. 2 : 83, 31 : 17-19), akhlak kepada alam
sekitar (QS. 11 : 61, 7 : 56). Inti dari ajaran akhlak adalah melepaskan diri dari
perbuatan tercela dan menghiasi diri dengan perbuatan mulia.
5. Islam sebagai Jalan Fikir
Manusia yang diciptakan Allah terbagai menjadi muslim dan kafir. Realitas
ini menunjukkan bahwa terdapat manusia yang membawa kebenaran dan ada
yang membawa kebatilan. Perbenturan akan selalu berlaku di antara keduanya
karena landasan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak adalah berbeda.
Islam adalah sumber fikrah dan kepadanya seorang Muslim merujukkan
kerangka fikirnya. Di lain pihak, kaum kuffar merujuk kepada hawa nafsunya.
Islam yang haq, jelas, tetap dan sempurna tak akan dapat ditandingi oleh
kebatilan.

60
Muslim yang beriman menjadikan bashirah sebagai sumber fikrahnya,
sedangkan kuffar menjadikan hawa nafsu sebagai sumber fikrahnya. Manusia,
baik ia seorang muslim ataupun kafir, memahami sesuatu yang ada di sekitarnya
berlandaskan keyakinannya. Hal sedemikian juga berkenaan dalam memahami
Allah, risalah, ibadah, alam semesta, manusia dan kehidupan.
Muslim yang beriman dalam memandang segala sesuatu selalu
mendayagunakan bashirahnya sehingga selalu muncul tashawur yang sahih, yang
berimplikasi kepada munculnya fikrah yang Islami. Hal ini yang mengantarkan
terwujudnya amal-amal Islami. Sebaliknya, pihak kuffar mendasari fikrahnya dari
hawa nafsu yang bersifat berubah-ubah dan temporal untuk memenuhi
kebutuhan materialisme dan hedonisme saja, sehingga memunculkan tashawur
yang salah/rusak. Hal ini yang menghasilkan fikrah jahiliyah dan amal jahili.
6. Islam Agama yang Benar
Ringkasan Dalil :
a. Allah yang Maha Pencipta (QS.10 : 4, 61 : 9, 67 :3)
b. Allah yang Maha Mengetahui (QS. 61 : 14, 36 :79)
c. Allah yang Maha Bijaksana (QS.59 : 24, 61 : 1, 62 :1)
d. Allah adalah Al Haq (QS.10 : 32, 22 : 62)
e. Diinullah adalah Diinul Haq (QS. 9 : 33, 48 : 28, 61 : 9)
f. Islam (QS. 3 : 19, 85) membawa kepada petunjuk (QS. 6 : 153, 1 : 5-6)
g. Selain Allah adalah makhluq (QS. 22 : 73, 16 : 17) yang sangat bodoh (QS.
3 : 73) yang berorientai kepada zhan (QS. 10 : 36, 6 : 116)
h. Selain Allah adalah bathil (QS. 10 : 32, 22 : 62), berarti (membuat) selain
diinullah merupakan diinul baathil yaitu kejahiliyahan (QS. 5 : 50, 39 : 64)
yang menyeru kepada kesesatan (QS. 1 : 7, 2 : 120, 6 : 153).
7. Karakteristik Agama Islam
a. Diin yang bersih dari syirik dan sesuai dengan fitrah; membentuk pribadi
mukhlis dan hanif (QS. 39 : 2,11,14, 7 : 172, 30 : 30).
b. Diin yang penuh dengan tatanan nilai dan konsep; membentuk pribadi
yang bermutu dan bermanhaj (QS. 36 : 1-2, 43 : 4).

61
c. Diin akhlaq/moral dan hukum; membentuk pribadi yang berakhlaq dan
bijaksana (QS. 4 : 36, 105).
d. Diin kebersihan dan kesucian; membentuk pribadi yang bersih dan suci
(QS. 9 : 108).
e. Diin ilmu dan amal; membentuk pribadi yang berilmu dan aktif bekerja
(QS. 47 : 19, 2 : 44)
f. Diin ilmu dan pemikiran; membentuk pribadi yang berilmu dan pemikir
(QS. 9 : 122).
g. Diin kerja dan harapan; membentuk pekerja yang optimis (QS. 9 : 105, 46
: 19, 4 : 123-124).
h. Diin yang kuat dan bertanggung jawab; membentuk pribadi yang teguh
dan dapat dipercaya (QS. 28 : 26).
i. Diin yang bermartabat dan penyayang; membentuk pribadi yang
berprestise dan santun (QS. 9 : 128, 49 : 10).
j. Diin daulah dan ‘ibadah; membentuk politikus yang ‘abid (QS. 73 : 20).
k. Diin pedang dan Al Qur’an; membentuk pribadi mujahid yang robbani
(QS. 9 : 111, 3 : 79).
l. Diin harakah dan minhaj; membentuk pribadi mutaharrik yang minhaji
(QS. 9 : 38-39, 16 : 125, 12 : 108).
m. Keseluruhannya merupakan pribadi Islami. (QS. 3 : 110)
8. Implementasi Ajaran Islam
Bertaamul dengan Islam akan membentuk: keyakinan (i’tiqadi), fikrah,
perasaan (syu’uriy) dan akhlaq yang akan mewujudkan kondisi yang Islami
(maudhu’ Islamiy) dan kemudian membentuk sikap yang Islami (mauqifu
Islamiy). Sikap yang Islami berarti memiliki kecenderungan yang positif terhadap
nilai-nilai Islam sehingga dapat menimbulkan amal Islami yang berbentuk
tarbiyah dan da’wah serta harokah dan jihad. Semua amal ini adalah ibadah
kepada Allah dan ditujukan hanya kepada Allah saja sehingga menggapai derajat
taqwa. Amal Islami mendapat pembuktian dari Allah yang berbentuk

62
kepercayaan (tsiqah), pertolongan dan amanah. Kesemuanya ini diperlukan
dalam rangka memperoleh eksistensi.

QUOTE : Diinul Kamil (QS. 3 : 5)


REFERENSI : -
EVALUASI :
1. Apakah pengertian dan makna dari Islam?
2. Bagaimana hubungan antara ajaran Islam dan Sunatullah?
3. Bagaimana kesempurnaan ajaran Islam meliputi zaman, jalan, dan tempat?
4. Bagaimana hubungan ajaran Islam sebagai sistem akhlak?
5. Bagaimana hubungan ajaran Islam sebagai jalan fikir?
6. Jelaskan bukti bahwa Islam adalah agama yang benar?
7. Sebutkan karakteristik agama Islam?
8. Bagaimana implementasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari?

63
N. PEMUDA PEMUDI IDAMAN

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami tugasnya sebagai seorang pemuda Islam
2. Termotivasi untuk merubah kebiasaan buruknya dan meningkatkan
ibadahnya
METODE : Ceramah, Diskusi
WAKTU : 60 Menit
PROSES :
Santai…santai sajalah…masih ada waktu tuk kita. Saantaai..santai
sajalah…masih ada waktu tersisa.
Lirik lagu yang dibawakan Sania boleh jadi merupakan gambaran konsep
waktu bagi sebagian anak muda di negara kita. Bahwa masa muda adalah masa
buat happy-happy, yang penting tetep gaya, oke, pinter, dan gaul. Ya nggak ?
Padahal, dibalik semua itu sebagai pemuda atau siapa pun yang masih
mempunyai semangat dan jiwa muda kita punya tugas dan misi besar.
Misi yang jauh lebih besar dari misi-misi agen FBI,CIA, bahkan agen Mossad
yang tak pernah berhenti untuk menghancurkan umat Islam. Misi yang langsung
Allah berikan untuk kita. Misi untuk memberlakukan hukum-hukum-Nya di
seluruh penjuru dunia dan untuk mengalihkan manusia dari penghambaan
terhadap sesamanya. Juga untuk membebaskan umat manusia dari alam yang
sempit menuju alam bebas merdeka.
Misi yang sesuai dengan sunatullah penciptaan manusia, yaitu untuk
mewujudkan ketaatan dan pengabdian kepada Allah serta untuk menyerahkan
diri sepenuhnya terhadap seluruh keputusan-Nya. Sebagai mana yang dikatakan
Allah dalam firmanNya :
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku." (QS. Adz Dzariyat : 56)
Disadari atau tidak masa muda adalah masa yang paling produktif bagi
seorang insan. Maka sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakan begitu saja

64
masa muda kita. Masa di saat fisik kita masih sangat kuat, sel-sel otak kita masih
cerdas untuk menangkap materi-materi yang kita dapatkan,dan terutama masa
yang akan dimintai pertanggungjawabannya.
Dengan misi yang teramat berat di atas sebagai seorang pemuda muslim kita
harus memiliki lima macam kriteria yang harus kita yakini sepenuhnya, yaitu :
1. Iman yang kuat
Jagalah dalam hati kalian agar Iman tidak mudah goyah dan surut. Sesuai
firman Allah dalam QS Al-Hujurat : 15.
Iman yang kuat, seperti pohon yang akarnya menghujam ke dalam tanah,
batangnya menjulang kuat, dan diantara daunnya yang rimbun akan
dihasilkan buah akhlaq dan amal yang manis rasanya. Maka inilah saatnya
memperkokoh iman kita. Mempersiapkan diri menghadapi berbagai
tantangan yang akan selalu berputar dalam catatan kehidupan kita.
2. Keikhlasan yang Sungguh-sungguh
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan
yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al Bayinah : 5)
Orang mukmin yang lurus adalah jika pendorong agama di dalam hatinya
bisa mengalahkan pendorong hawa nafsu, porsi akhirat bisa mengalahkan
porsi dunia, mementingkan apa yang ada di sisi Allah dari pada apa yang
ada di sisi manusia, menjadikan niat, perkataan dan amalnya bagi Allah,
menjadikan shalat, ibadah, hidup dan matinya bagi Allah, Rabb semesta
alam. Inilah ikhlas. Memang bukan hal yang mudah untuk diamalkan, tapi
keikhlasan adalah landasan dari amal yang kita kerjakan. Bukankah kita tak
ingin sekedar menabung kesia-siaan??!!
3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut
"(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)

65
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan."
(QS. Al Ahzab : 39)
Saatnya untuk membangkitkan hamasah (semangat) dan azam dalam
hati kita. Untuk tetap istiqomah dan memperbaiki diri agar menjadi insan-
insan yang unggul dan bermanfaat bagi sesamanya. Tanpa tekad yang kuat
jangan berharap kita akan dapat berubah dan meraih kemenangan.
4. Usaha yang berkesinambungan
Salah satu yang harus dipenuhi dalam mewujudkan misi kita ialah tidak
mengenal rasa jenuh dan malas.
"Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …" (QS At Taubah :
105)
Kemalasan adalah faktor terbesar dari diri kita yang telah begitu lama
membuat kita lalai dan terbuai. Padahal tiap detik yang kita lalui akan selalu
tercatat dalam kitab amalan kita. Akan ada masa pertanggungjawaban,
siapkah kita, apa yang akan kita katakan saat Allah bertanya untuk apa
masa mudamu digunakan??
5. Pengorbanan
Pengorbanan adalah sesuatu yang wajar sebagai bukti kecintaan kita
pada Allah. Harta, jiwa, raga dan segala macam pengorbanan menjadi
konsekuensi yang logis bagi orang yang sedang gila cinta. Adik-adikku,
karena itulah besar kecil pengorbanan seorang mukmin juga menjadi tolak
ukur seberapa besar cinta dan keimanannya pada Allah dan Rasulnya.
Pada dasarnya kelima kriteria di atas merupakan ciri khas orang-orang
yang menepati janjinya kepada Allah. Ingatlah, sesungguhnya landasan
iman adalah jiwa yang suci. Landasan keikhlasan adalah hati yang jernih.
Landasan tekad adalah semangat yang kuat membara. Landasan usaha
ialah kemauan yang keras dan landasan pengorbanan adalah akidah yang
kokoh.

66
Kini yang ada dihadapan kita adalah kenyataan bahwa umat Islam tengah
berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada umumnya menghadapi
benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas, adat istiadat,
kebudayaan, dan lain-lain. Mari kita berkaca diri, berapa banyak kita
mendengarkan kaset-kaset barat dibandingkan kaset-kaset murotal. Atau
berapa sering kita lebih memilih mode barat dibandingkan pakaian yang
Islami. Maka tak dapat dipungkiri, bahwa kini masyarakat kita (dan juga
kita) sedang sakit parah.
Sakit yang tidak hanya dapat disembuhkan dengan pemeriksaan fisik dan
pemberian terapi medikamentosa. Tapi sakit yang membutuhkan
pengobatan yang intensif untuk memulihkan kembali kesehatannya. Umat
kita mendambakan seorang yang dapat menggandeng tangannya untuk
menuju ke atas bahtera keselamatan untuk kemudian berlabuh di pantai
kedamaian. Umat kita membutuhkan penyelamatan, petunjuk dan
perbaikan. Dan pemuda muslim adalah satu-satunya tempat melabuhkan
semua harapan. Pemuda Islamlah penentu kebangkitan dan eksistensinya.
Maka berilah qudwah (panutan) yang baik kepada orang lain dalam
segala sesuatu. Dan mulailah dari diri kita (ibda bi'nafsik). Bangkitlah, dan
bercerminlah pada kader-kader mukmin yang digembleng Rasulullah di
Darul Arqom. Mereka adalah pemuda-pemuda yang tangguh. Dari tangan
merekalah terbit fajar Islam. Bagaimana tidak? Pada waktu itu usia
Rasulullah sendiri pun baru menginjak empat puluh tahun ketika beliau
diangkat menjadi rasul. Sedangkan Abu Bakar pada waktu itu berusia tiga
tahun lebih muda dari usia Nabi SAW. Bahkan Umar bin Khattab masih
berusia 27 tahun dan Ali ra adalah orang termuda dari keempat khalifah
tersebut. Juga para mujahid yang tangguh, seperti Abdullah bin Mas'ud,
Abdul Rahman bin Auf, Al Arqam bin Arqam, dan puluhan bahkan ratusan
pemuda lainnya.
Dalam mengemban risalah dakwah, mereka dengan tabah menanggung
siksaan. Mereka rela berkorban demi lancarnya perjuangan Siang dan

67
malam berusaha keras mewujudkan kemenangan gemilang serta
keeksistensian Islam. Bagaimana dengan kita? Perbaikan diri bagaimana
pun harus dimulai dari diri kita sendiri, sebelum kita menyeru orang lain
dan mengajak sebanyak mungkin saudara-saudara kita menuju surga. Maka
inilah saatnya kita mulai tiap detik selangkah lebih baik otreh!
Janji Allah pasti akan terwujud, bahwa Islam akan kembali berjaya. Maka
seperti yang dikatakan oleh Hasan Al-Banna bahwa "Umat harus bangkit.
Namun aset umat ini untuk kembali bangkit telah terkuras habis, kecuali
satu: itulah pemuda." Ya, inilah saatnya bagi kita untuk bangkit, untuk
senantiasa berada dalam garis keseimbangan antara amal, akal, dan
ruhiyah. Pilihan kini berada di tangan kita, untuk menjadi umat pengganti
atau yang tergantikan?? WAllahu alam bishawab.

QUOTE
"Dan katakanlah :"Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasulNya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, …" (QS At Taubah : 105)

REFERENSI
Pesan untuk Pemuda Islam, Abdullah Nashih Ulwah
Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin, DR.Ali Abdul Halim
Mahmud
Niat dan Ikhlas, Dr. Yusuf Al Qardhawi

EVALUASI
1. Sebutkan 5 kriteria yang harus dimiliki pemuda/pemudi idaman Islam?
2. Apakah tugas kita sebagai seorang pemuda/pemudi demi mewujudkan
kebangkitan dan kejayaan kembali Islam?

68
Lampiran 1

MUTABA'AH/ EVALUASI INDIVIDU

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

KEGIATAN TANGGAL

Amal Yaumi Basic

Solat wajib
1.
berjamaah

2. Solat Sunah Rawatib

3. Shalat Sunah Dhuha

4. Tilawah Al Qur’an

Amal Yaumi Tambahan

1. Qiyamullail

2. Shaum Sunah

3. Sedekah

Dzikir Harian (Al


4.
Ma’tsurat)

5. Baca Buku Islam

6. Hapalan Do'a

69
7. Hapalan Al-Qur'an

Paraf Mentor

70
Lampiran 2

KEGIATAN TILAWAH AL-QURAN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

No Hari/ Tgl Surat Halaman Paraf Mentor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

71
24
25
26
27
28

72
Lampiran 3
KEGIATAN BACA BUKU ISLAM
POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

No Hari/ Tgl Judul Buku Pengarang Paraf Mentor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

73
26
27
28

74
Lampiran 4

KEGIATAN HAPALAN DO'A


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

No Hari/ Tgl Do'a Paraf Mentor

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

75
25
26
27
28

Lampiran 5

KEGIATAN HAPALAN AL-QUR'AN


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA

No Hari/ Tgl Surat Ayat Paraf Mentor

1
2

76
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

77
Lampiran 6

PPT Materi
https://drive.google.com/drive/folders/1ztw7B2extRFlEbsH69eNsiqD20kMnzZC?
usp=sharing

Hapalan Al-Qur’an
https://drive.google.com/file/d/1v68XoCuP4K6LxVDIsV1GWqKNL9_Hb3RD/view
?usp=sharing

Hapalan Do’a
https://drive.google.com/file/d/1Fxq_5NnTHGwauaFG31o9dizHJE08PtVH/view?
usp=sharing

Baca Buku Islam

78
https://drive.google.com/file/d/1cdD3VQEYzehS_FyVcPeI5SfgnBNj0YAz/view?us
p=sharing

Kegiatan Tilawah
https://drive.google.com/file/d/1w_1J2l-
gM10z9uN5V45NoUhIxUOiv6uk/view?usp=sharing

Mutabaah Amalan Yaumiah


https://drive.google.com/file/d/1i4zkyqMgo8G1AwngVvedHQG2LD7BfLUn/view
?usp=sharing

79

Anda mungkin juga menyukai