Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nova Setiani

No. Absen : 29
NIM : P20624520029
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU


1. Jelaskan pengertian Ilmu dan Pengertian Pengetahuan ?
Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab alima dan berarti pengetahuan. Pemakaian
kata ini dalam Bahasa Indonesia kita equivalenkan dengan istilah science. Science
berasal dari Bahasa Latin: Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan. Ilmu adalah
pengetahuan.
Secara etimologis pengetahuan berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu
knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan
adalah kepercayaan yang benar. Menurut Gazalba pengetahuan adalah apa yang di
ketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal,
sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi
pikiran.
Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia
untuk tahu. Dalam kamus flsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah
proses kehidupan yang diketahui secara langsung dari kesadarannya sendiri.

2. Sebutkan 4 pengetahuan yang dimiliki manusia ?


Sebagaimana dikutip oleh Suaedi (2016: 22) mengemukakan bahwa pengetahuan
yang dimiliki manusia ada empat, yakni: Pertama, pengetahuan biasa, yaitu
pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, sering di
artikan dengan Good sense karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima
secara baik.

Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science yang pada
prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan
dalam kehidupan sehari- hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara
cermat dan teliti menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode
berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan
memberi makna terhadap dunia faktual. Sementara itu, pengetahuan yang diperoleh
dengan ilmu, di perolehnya melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisis
ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan,
netral dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian karena dimulai
dengan fakta.

Ketiga, pengetahuan flsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu
bidang pengetahuan yang sempit, flsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberkan pengetahuan yang reflektif dan kritis
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

Keempat, pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan
lewat para utusannya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh
para pemeluknya.

3. Apa perbedaan ilmu dengan pengetahuan ?


Pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu. Perbedaan itu terlihat dari
sifat sistematisnya dan cara memperolehnya. Dalam perkembangannya, pengetahuan
dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material keduanya mempunyai
perbedaan (Suaedi, 2016: 23).
Dari hal tersebut maka dapat diketahui bahwa ilmu itu adalah sebuah
pengetahuan yang berobjek, bersistem, bermetode dan bersifat universal. Setiap ilmu
pasti adalah pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan itu ilmu.

4. Apa hubungan ilmu dan teknologi ?


Produk dari ilmu adalah teknologi

5. Bagaimana perkembangan ilmu pada masa Pra Yunani kuno, Yunani kuno, Abad
pertengahan, Renasissance, modern, dan kontemporer ?
a. Zaman Pra Yunani Kuno
Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Oleh karena
itu zaman pra Yunani Kuno disebut juga Zaman Batu yang berkisar antara empat juta
tahun sampai 20.000 tahun Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan:
1) Know how dalam kehidupan sehari-hari yang di dasarkan pada pengalaman;
2) Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu di terima sebagai fakta dengan
sikap receptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis;
3) Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakkan
perkembangan
4) pemikiran manusia ke tingkat abstraksi;
5) Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas
sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan;
6) Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang pernah terjadi.
b. Zaman Yunani Kuno
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang dari ilmu dan filsafat, karena
Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa
Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive
attitude (sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesualu secara kritis).
c. Zaman Abad Pertengahan
Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para theolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi
ilmu pada masa ini adalah Ancilla The-ologia atau abdi agama.

d. Zaman Renaissance
Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkit an kembali pemikiran yang
bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika
kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.
Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan ilahi. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai
dirintis pada zaman renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa
ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon,
Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei.

e. Zaman Modern
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemu an dalam bidang ilmiah.
Perkembangan ilmu pengetahu an pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis
sejak zaman renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang lerkenal sebagai bapak
filsafat modern. Rene Descartes Juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam
ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam
bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi Charles Darwin dengan
teori- nya struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya
yaitu electron.
f. Zaman Kontemporer (abad 20 dan seterusnya)
Fisikawan termashur abad ke 20 (duapuluh) adalah Albert Einstein. la menyatakan
bahwa alam itu tak terhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak berubah status
totalitásnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan
materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak
mengakui adanya penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam
semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu
yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai
satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami
kemajuan pesat, sehingga terjadilah spesialisasi ilmu yang semakin tajam.
6. Jelaskan 2 aspek fenomenal dan aspek structural Ilmu pengetahuan ?
Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan mewujud /
memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat,
ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit
yang dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang
menurut paradigma Mer-ton disebut universalisme, komunalisme, dan skepsisme
yang teratur dan terarah. Sebagai proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai
aktivitas atau kegiatan kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan
mengembangkan ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, kongres.
Sedangkan sebagai produk, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil
kegiatan kelompok elit tadi berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan lain.
Aspek struktural menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan di dalamnya terdapat
unsur-unsur sebagai berikut: 1) Sasaran yang dijadikan objek untuk diketahui
(Gegenstand) 2) Objek sasaran ini terus menerus dipertanyakan dengan suatu cara
(metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan
yang akan terus berkembang justru muncul permasalahan-permasalahan baru yang
mendorong untuk terus menerus mempertanyakannya. 3) Ada alasan dan motivasi
mengapa gegenstand itu terus menerus dipertanyakan. 4) Jawaban-jawaban yang
diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem (Koento Wibisono, 1985)
7. Apa yang menjadi cakal bakal teknologi ?
Cikal bakal adanya teknologi adalah revolusi industri

8. Apa hubungan Iptek, nilai budaya, dan Agama ?

Relasi yang paling ideal antara Iptek dan niläi budaya serta agama tentu terletak pada
fenomena pertama, meskipun hal tersebut belum dapat berlangsung secara optimal,
mengingat keragaman agama dan budaya di Indonesia itu sendiri. Keragaman tersebut
di satu pihak dapat menjadi kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya
konflik. Oleh karena itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk
mencegah timbulnya konflik. Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter
diperlukan dalam kehidupan ber masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

9. Jelaskan peranan setiap nilai sila – sila Pancasila terhadap penegembangan ilmu !
Adapun nilai-nilai Pancasila sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terkandung dari setiap sila-sila Pancasila diuraikan sebagai berikut:
1. Nilai Ketuhanan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini memberikan dasar bahwa
IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, apa yang dibuktikan, dan yang
diciptakan. Tetapi juga harus dipertimbangkan maksud dan akibatnya, apakah
merugikan manusia dan masyarakat serta alam sekitarnya. Pengolahan harus
diimbangi dengan pelestarian. Sila ini menempatkan manusia di alam semesta bukan
sebagai pusatnya, melainkan sebagai bagian yang sistemik dari alam yang diolahnya
(Kaderi, 2015: 193)
2. Nilai Kemanusiaan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini memberikan dasar-dasar
moralis, bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK, haruslah dengan cara-cara
yang beradab. Harus berdasarkan pada hakikat tujuan dan demi kesejahteraan umat
manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan, kecongkakkan dan keserakahan
manusia, tapi demi untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
3. Nilai Persatuan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ini mendasari bahwa IPTEK hendaknya
dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, rasa kebesaran bangsa, serta rasa keluhuran
bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia (Kaderi, 2015: 193).
4. Nilai Kerakyatan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Sila ini mendasari bahwa pengembangan IPTEK itu
haruslah bersifat demokratis. Artinya ilmuan memiliki kebebasan untuk
mengembangkan IPTEK. Namun Ilmuan juga harus menghormati dan menghargai
kebebasan orang lain. Serta memiliki sikap yang terbuka, terbuka untuk dikritik,
dikaji ulang, maupun di bandingkan dengan penemuan dari teori lainnya (Kaderi,
2015: 193-194)
5. Nilai Keadilan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Sila ke lima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini sebagai dasar
dalam pengembangan IPTEK dalam menjaga keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan. Yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan
dirinya sendiri, dan manusia dengan Tuhannya, serta antara manusia dengan manusia
lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam
lingkungannya. (Kaderi, 2015: 194)
10. Apakah Ilmu Pengetahuan itu bebas nilai ?
Menurut Surajiyo (2004: 134) Paling tidak ada tiga faktor sebagai indikator
bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai, yaitu:
a. Ilmu harus bebas dari pengandaian-pengandaian yakni bebas dari,pengaruh
eksternal seperti: faktor politis, ideologi, agama, budaya, dan unsur
kemasyarakatan lainnya;
b. Perlunya kebebasan usaha ilmiah agar otonomi ilmu pengetahuan terjamin.
Kebebasan itu menyangkut kemungkinan yang tersedia dan penentuan diri;
c. Penelitian ilmiah tidak luput dari pertimbangan etis yang sering dituding
menghambat kemajuan ilmu, karena nilai etis itu sendiri bersifat universal.

11. Bagaimanakah kedudukan Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan


Iptek?
Menurut Sastrapratedja, (2006: 52-53) setiap ideologi negara harus mampu,
kedudukan Pancasila sebagai landasan kebijakan pengembangan IPTEK diantaranya
adalah:
a. Pengembangan ilmu pengetahuan harus menghormati keyakinan religius
masyarakat karena dapat saja penemuan ilmu yang tidak sejalan dengan
keyakinan religious, tetapi tidak harus dipertentangkan karena keduanya
mempunyai logika sendiri;
b. Ilmu pengetahuan ditujukan bagi pengembangan kemanusiaan dan dituntun
oleh nilai-nilai etis yang berdasarkan kemanusiaan;
c. IPTEK merupakan unsur yang menghomogenisasikan budaya sehingga
merupakan unsur yang mempersatukan dan memungkinkan komunikasi antar
masyarakat. Membangun penguasaan IPTEK melalui sistem pendidikan
merupakan sarana memperkokoh kesatuan dan membangun identitas nasional;
d. Prinsip demokrasi akan menuntut bahwa penguasaan IPTEK harus merata ke
semua masyarakat karena pendidikan merupakan tuntutan seluruh masyarakat;
e. Kesenjangan dalam penguasaan IPTEK harus di persempit terus menerus
sehingga semakin merata, sebagai konsekuensi prinsip keadilan sosial.

12. Bagaimanakah kedudukan Pancasila sebagai landasan etika pengembangan Iptek ?


Menurut pendapat Sastrapratedja, (2006: 53) Pancasila sebagai landasan etika
pengembangan IPTEK adalah
a. Pengembangan IPTEK terlebih yang menyangkut manusia haruslah selalu
menghormati martabat manusia, misalnya dalam rekayasa genetik;
b. IPTEK haruslah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik sekarang maupun
di masa depan;
c. Pengembangan IPTEK hendaknya membantu pemekaran komunitas manusia,
baik lokal, nasional mau pun global;
d. IPTEK harus terbuka untuk masyarakat; lebih-lebih yang memiliki dampak
langsung kepada kondisi hidup masyarakat;
e. IPTEK hendaknya membantu penciptaan masyarakat yang semakin lebih adil.

13. Jelaskan perbedaan pandangan hubungan Pancasila dengan Iptek ?


Pengertian pertama, bahwa IPTEK tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi itu berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalananya dilakukan
adaptasi dengan nilai-nilai Pancasila.
Makna kedua, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor
internal mengandalkan bahwa sejak awal pengembangan iptek sudah harus
melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam
posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka
anggap layak untuk dilibatkan.
Makna ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif
bagi pengembangan IPTEK mengasumsikan bahwa ada role of the game yang harus
disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu di kembangkan. Namun tidak ada
jaminan bahwa role of the game itu akan terus ditaati dalam perjalanan
pengembangan IPTEK itu sendiri. Sebab ketika IPTEK terus berkembang aturan main
seharusnya terus mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara
pengembangan iptek dengan role of the game.
Pengertian keempat, menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus
berakar dari budaya dan ideologi Bangsa Indonesia dan memandang bahwa Pancasila
bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma
ilmu yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih
rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia. Sejauh mana nilai-nilai
Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang
diambil (Dikti, 2016: 197- 198).
14. Apa pentingnya Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu ?
Pentingnya Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dapat ditelusuri ke dalam
hal-hal sebagai berikut :
a. Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan Bangsa Indonesia dewasa ini
seiring dengan kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia
tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar
Bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa;
b. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada
dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan IPTEK di Indonesia;
c. Perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut
mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas,
gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu, di
perlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai global
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia;
d. Sementara itu, alasan Pancasila dijadikan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi: a) Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh adanya IPTEK,
mengakibatkan generasi yang akan datang menerima resiko rawan bencana, b)
Penggunaan benda-benda teknologi yang menggantikan peran nilai-nilai luhur.
e. Gaya hidup global menggantikan nilai-nilai kearifan lokal.
15. Jelaskan 4 tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan Iptek ?
Tantangan terhadap Pancasila sebagai dasar pengembangan Iptek di Indonesia :
a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Akibatnya, ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu menjadi terbatas. Upaya bagi pengembangan sistem Ekonomi Pancasila yang
pernah dirintis Mubyarto pada 1980an belum menemukan wujud nyata yang dapat
diandalkan untuk menangkal dan menyaingi sistem ekonomi yang berorientasi pada
pemilik modal besar;
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing Bangsa Indonesia dalam
pengembangan IPTEK sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen dari
pada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain;
c. Konsumerisme menyebabkan Indonesia menjadi pasar bagi produk negara lain yang
lebih maju;
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) mewarnai perilaku kehidupan sebagian besar
masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai