Anda di halaman 1dari 2

Bicara tentang PRIORITAS menunjuk kepada suatu sikap hidup yang bisa mengutamakan yang

terpenting di antara yang penting. Hal ini juga berkaitan dengan kebutuhan manusia yang sangat
kompleks. Kita sering dihadapkan pada pilihan antara Tuhan, keluarga, pelayanan dan pekerjaan.
Ditambah lagi dengan tawaran-tawaran dari dunia ini yang sangat menggoda dan berpotensi
membuat kita bisa kehilangan fokus kehidupan. Kita dihadapkan kepada sebuah pilihan kehidupan,
mana yang harus diprioritaskan.

Semua hal di atas, menuntut sikap hati yang tepat dalam menentukan keputusan yang tepat disaat
yang tepat. Oleh karena itu, pada kesempatan ini firman Tuhan akan menuntun kita menemukan
apa yang menjadi prioritas hidup kita.

Marilah kita menjadikan Tuhan dan kebenaran-Nya sebagai yang terutama dalam hidup kita; lalu
diikuti oleh upaya menjadikan keluarga kita berkenan kepada Tuhan dan bekerjalah dengan visi
pertanggung-jawaban iman kepada Tuhan. Tiga hal tersebut bagaikan mata rantai yang tidak bisa
dilepaskan. Tiga hal itu jugalah yang menjadi prioritas terutama dalam hidup kita.  

Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 84: 1-7


“Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan hatiku dan dagingku bersorak-
sorai kepada Allah yang hidup”

Melalui nas ini kita dapat membayangkan bagaimana penglihatan dan perasaan pemazmur melihat
keadaan di bait Allah. Ada banyak burung pipit dan burung layang-layang yang berterbangan
bermain dan membuat sarangnya. Kita bisa melihat ini adalah sebagai gambaran kesunyian.
Pemazmur bisa mendengar suara-suara burung yang bernyanyi bebas kedengaran di teliga tanpa
hambatan dari suara manusia.

Namun, dibalik itu pemazmur disini mengungkapkan sukacitanya yang besar, manakala dari
kejauhan dia telah melihat para peziarah dari berbagai daerah mulai berdatangan menuju rumah
Tuhan. Tidak lagi hanya suara burung yang kedengaran, tetapi suara umat Tuhan juga akan
kedengaran untuk memuji Tuhan dan mempersembahkan korban syukur kepadaNya.

Pemazmur dapat merasakan dan membayangkan bagaimana kerinduan para peziarah yang datang
bait Allah. Begitu panjang perjalanan yang harus mereka tempuh dan juga berbagai ancaman bahaya
yang ada dalam perjalanan mereka. Namun mereka melalui itu semua hanya untuk berjumpa
dengan Tuhan di baitNya yang kudus.

Pemazmur mengungkapkan sukacitanya dan juga kerinduan para peziarah yang berdatangan ke
rumah Tuhan. Karena kerinduan itu, walaupun mereka harus melintasi lembah baka (ay.7) tetapi
mereka tidak takut dan bersungut-sungut sebab yang ingin mereka tuju itu adalah sumber berkat
Tuhan. Walaupun begitu panjang jalan yang mereka tempuh (ay. 8), tetapi mereka tidak menjadi
lelah, justru semakin kuat. Sebab hati mereka yang sungguh besar ingin sekali cepat sampai ke bait
Allah.

Itulah sebabnya dikatakan dalam ayat 5 “Berbahagialah orang-orang yang diam di rumahMu”.
Maka dari itu, kita tidak dapat memisahkan kerinduan pada Allah dengan kerinduan untuk datang ke
Bait Allah. Maka dari itu, nas ini ingin menggugah sejauh mana kerinduan kita kepada Tuhan dan
juga kerinduan kita untuk datang ke Gereja. 
Kemudian hal kedua yang dapat kita lihat dalam nas ini, bahwa kita yang hidup dalam dunia ini juga
adalah perjalanan menuju rumah Tuhan yang baka. Dalam perjalanan hidup di dunia ini, ada banyak
tantangan hidup, pergumulan dan juga niat jahat iblis yang ingin mencegah kita berjalan dalam
kebenaran.

Namun nas ini ingin juga mengatakan pada kita, bahwa orang-orang yang dekat dengan Tuhan dan
yang merindukan Tuhan dalam hidupnya: jalan hidupnya akan selalu lurus menuju tujuan imannya;
tidak akan lelah justru akan semakin kuat; dan berkat Tuhan akan senantiasa menyelubungi
kehidupan orang yang selalu membuat Tuhan dalam hati dan pikirannya. 

Selama kita mencintai Yesus, selama kita merindukan Yesus, kita tidak akan pernah lemah dan lelah.
Tetapi justru kita akan semakin bersukacita dan berbahagia menjalani kehidupan ini.

Pemazmur ini menunjukkan betapa besar kerinduannya bisa hadir dan berdiam di rumah Tuhan.
Kerinduan itu semakin dipertegas melalui suatu perbandingan bahwa satu hari berada di rumah
Tuhan jauh lebih baik daripada seribu hari di tempat lain (11). Bukan hanya manusia, burung pipit
pun rindu dan memilih hidup di dekat mazbah Tuhan (4).

Merindukan rumah Tuhan sama saja artinya merindukan Tuhan itu sendiri. Karena pengertian rumah
mengacu kepada kondisi kehadiran Tuhan. Hanya dalam rumah Tuhan, umat bisa menumpahkan
segala kerinduannya kepada Tuhan. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Tuhan dan rumah-
Nya begitu dirindukan? Jawabannya karena kasih dan kebaikan Tuhan. Kasih dan kebaikan-Nya akan
menerangi hidup umat dan menjadi perisai yang melindungi mereka dari segala mara bahaya.

Ungkapan kerinduan yang disampaikan oleh pemazmur ini merupakan salah satu ekspresi cintanya
kepada Tuhan. Jika tidak ada cinta, mana mungkin ada rindu. Jika kita sungguh-sungguh mencintai
Tuhan, pasti ada rasa rindu kepada Dia dan rumah-Nya. Apakah Anda pernah begitu merindukan
Tuhan? Manakah yang lebih kita rindukan: dua minggu tidak bertemu kekasih atau dua minggu tidak
datang ke rumah Tuhan? Kerinduan yang mendalam kepada Tuhan akan mendorong setiap orang
untuk hidup yang semakin dekat kepada-Nya.

Jika dalam hati kita tidak memiliki cinta yang besar kepada Allah, maka jangan berharap akan
sungguh-sungguh merindukan-Nya. Karena itu, marilah kita bangkitkan rasa cinta yang tulus kepada
Tuhan. Perasaan cinta dapat timbul di hati kalau seseorang mengerti besarnya kebaikan dan kasih
Allah dalam hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai