Anda di halaman 1dari 23

Menguatkan Tali Ukhuwah dalam Arus Tantangan Zaman

Anggi Novita, Sofi Lailatur Rosyada, Susi Hartati Maharani


Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
sofilasyada3@gmail.com
Abstrak
Manusia dilahirkan didunia menjadi makhluk yang saling
membutuhkan, pastinya tidak lepas dari rasa ukhuwah. Ukhuwah berarti
sikap yang ada pada diri kita dalam menjalin persaudaraan sehingga
terbentuklah suatu persatuan dan kesatuan. Dalam firmannya Allah juga
telah menjadikan ukhuwah sebagai pondasi umat Islam untuk bersatu.
Perbedaan itu adalah keniscayaan, perbedaan umat adalah rahmat. Kita
tidak bisa lari dari yang namanya perbedaan. Maka tak jarang kalau
sering ditemui masalah perpecahan akibat dari perbedaan tersebut.
Ambisi dari seseorang maupun kelompok untuk menang, tiada yang
mengalah, dan kurang memahmi karakteristik satu sama lain juga kurang
tertanamnya nilai-nilai agama dalam diriya. Kerukunan adalah penguat
dalam tali persaudaraan. Semakin kokoh dan kuat tali ukhuwah, maka
semakin kuat pula badai yang menghantamnya.
Zaman sekarang, ukhuwah telah mengalami kemerosotan dalam
pelaksanaanya, tidak perlu jauh-jauh di negeri kita Indonesia sudah
banyak dijumpai masalah perpecahan seperti ambisi suatu golongan
yang ingin mendirikan negara yang berkonsep khilafah tanpa
menghiraukan keadaan bangsa kita yang mana masyarakatnya majemuk
maka harus ditanamkan jiwa pluralisme. Hal ini terjadi karena kurang
adanya kesadaran antar umat muslim di dunia. Agar semua itu tidak lagi
terjadi dan kehidupan menjadi utuh kembali, hendaknya kita sering-sering
untuk intropeksi diri dan juga selalu ingat Allah dengan cara menengok
kembali firman-firman Nya.
Menguatkan ukhuwah dalam arus tantangan zaman bagi umat
manusia seutuhnya menjadi kewajiban kita bersama. Pendidikan Islam
haruslah kita dukung walau budaya asing dan teknologi modern masuk
dalam kehidupan kita, tantangan dari dunia luar yang berusaha
merongrong rasa persatuan kita. Maka seyogyanya, kita tanamkan nilai-
nilai keislaman sejak dini, pembentukan karekter diutamakan, mampu
beradaptasi dengan budaya masyarakat, juga mampu mengintegrasikan
nilai tersebut denganlife skill agar mampu berbaur dengan masyarakat.

Kata Kunci: ukhuwah, perpecahan, tantangan zaman

1
PENDAHULUAN

Hal yang melatarbelakangi penulisan ini adalah kami mengikuti


ajang lomba Musabaqoh Menulis Kandungan Al-Qur’an pada pecan
pengembangan bakat dan kreativitas mahasiswa sebagai peringatan hari
santri nasional. Pada zaman sekarang, perpecahan ada di mana-mana.
Baik muslim dengan non-muslim bahkan muslim dengan muslim itu
sendiri yang berbeda pendapat. Maka dari itu kami bermaksud mengkaji
kandungan ayat Al-Qur’an yang berisi tentang ukhuwah Islamiyah.
Ukhuwah sendiri merupakan persatuan dan persaudaraan. Kami
mengambil beberapa ayat sebagai refrensi. Setelah kami kaji, banyak ayat
yang menjelaskan tentang ukhuwah dan pentingnya ukhuwah. Karena kita
sebagai umat muslim, berrti ukhuwah yang kita tegakkan adalah ukhuwah
Islamiyah dengan bertumpu pada rasa cinta dan kasih sayang sesama
manusia sehingga menjadikan kerukunan antar umat muslim. Yang mana
ukhuwah ini mengehendaki manusia untuk selalu amar ma’aruf nahi
munkar dengan sesama muslim yang beriman. Bagaimana dengan yang
belum beriman? Sebagai umat muslim yang baik, harus saling
mengingatkan dan menasehati dalam kebaikan. Selebihnya bagaimana dia
akan bertindak, yang penting kita sudah berusaha. Apalagi pada zaman
modern ini banyak dari mereka yang melupakan pentingnya ukhuwah
karena terkalahkan oleh teknologi yang serba canggih.

PEMBAHASAN

Agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjalin ukhuwah


antara satu dengan yang lainnya. Berbeda dengan zaman sebelum
datangnya agama Islam yaitu zaman Jahiliyah, yang mana pada zaman ini
terjadi pertumpahan darah dimana-mana, derajat perempuan sangat
direndahkan, serta penguburan hidup-hidup bayi perempuan yang baru

2
lahir. Kejadian yang tergambar pada zaman jahiliyah menunjukkan bahwa
manusia pada zaman dahulu sebelum datangnya Islam sangat
memprioritaskan derajat sehingga terjadilah pertumpahan darah antara
bangsa yang satu dengan yang lainnya. Ukhuwah yang terjalin pada zaman
itu sangat kurang dibandingkan dengan ukhuwah setelah datangnya Islam.

Dewasa ini dapat kita ketahui bahwa terjalinnya persaudaraan atau


ukhuwah sangat penting untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat
dan memperkokoh hubungan sosial dengan masyarakat. Pastinya kita
tahu bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendirian, karena manusia
adalah sosial atau selalu membutuhkan bantuan orang lain. Maka setiap
orang harus menjalin hubungan ukhuwah yang baik kepada semuanya.
Karena ukhuwah yang baik akan membantunya dalam memperlancar
memenuhi keutuhannya.

Setiap agama sangat mementingkan dalam memperkokoh tali


persaudaraan, karena mereka percaya bahwa persaudaraan yang kokoh
bak bangunan akan sangat susah untuk meruntuhkannya dan dapat
mencapai langit-langit impian persaudaraan. Seperti halnya agama Islam
yang selalu memprioritaskan ukhuwah islamiyah dalam menjalin
persaudaraan. Hal ini dapat kita lihat pada masa jahiliyah terjadi
pertumpahan darah dimana-mana, tetapi setelah datangnya agama Islam,
mereka yang masuk Islam pun menjadi bersaudara dan saling mencintai
satu sama lain karena keagungan Allah.1

Firman Allah Swt:

‫ﻋَﺪآًء‬
ْ ‫ﻢ َأ‬
ْ ‫ﻢ ِإْذ ُﻛْﻨُﺘ‬
ْ ‫ﻋَﻠْﻴُﻜ‬
َ ِ ‫ﺖﷲ‬
َ ‫ﺟِﻤْﻴًﻌﺎ َو َﻟﺎَﺗَﻔَّﺮُﻗﻮْا َوٱْذُﻛُﺮوْا ِﻧْﻌَﻤ‬
َ ‫ﻞ ٱﻟﻠِﻪ‬
ِ ‫ﺤﺒ‬
َ ‫ﺼُﻤﻮْا ِﺑ‬
ِ ‫َوْاﻋَﺘ‬
‫ﻦ اﻟَّﻨﺎِر‬
َ ‫ﺣْﻔَﺮٍة ِّﻣ‬
ُ ‫ﺷَﻔﺎ‬
َ ‫ﻋَﻠﻲ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ًٰﻧﺎ َو ُﻛْﻨُﺘ‬ ‫ﺧﻮ‬
ْ ‫ﻢ ِﺑِﻨْﻌَﻤِﺘِﻪ ِإ‬
ْ ‫ﺤُﺘ‬
ْ ‫ﺻَﺒ‬
ْ ‫ﻢ َﻓَﺄ‬
ْ ‫ﻦ ُﻗُﻠْﻮِﺑُﻜ‬
َ ‫ﻒ َﺑْﻴ‬
َ ‫َﻓَﺄَّﻟ‬
(١۰٣) ‫ﻢ َﺗْﻬَﺘُﺪْون‬
ْ ‫ِٰﺘِﻪ َﻟَﻌَّﻠُﻜ‬ ‫ﻢ َءاﻳ‬
ْ ‫ُ َﻟُﻜ‬ ‫ﻦﷲ‬
ُ ‫ﻚ ُﻳَﺒِّﻴ‬
َ ‫ﻢ ِّﻣْﻨَﻬﺎ َﻛَﺬاِﻟ‬
ْ ‫َﻓَﺄْﻧَﻘَﺬُﻛ‬

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah, dan
1
Muhammad Nasib Ar-Rifa’I,Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,
terj. Syihabuddin, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani, 1999), 561.

3
ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dulu bermusuh-musuhan,
maka Allah mempersatukan antara hati mereka, maka jadilah kamu
dengan nikmat-Nya orang-orang bersaudara, dan kamu berada ditepi
jurang neraka, maka Allah menyelamatkanmu darinya. Demikianlah Allah
menjelaskan kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapatkan petunjuk.”
(Q.S Ali Imran: 103)

Persaudaraan atau ukhuwah dalam Islam itu bukan hanya


mencirikan kualitas ketaatan seseorang kepada Allah Swt dan Rasulnya,
melainkan memperkokoh dan mempererat jalinan persaudaraan dalam
kehidupan sosial. Jalinan ukhuwah yang baik dan kuat akan memberikan
Inspirasi Solidaritas untuk umat yang lainnya agar tidak mudah masuk
kedalam jurang atau tidak mudah jatuh dalam jalinan persaudaraan.
Semakin kuat dan kokoh jalinan persaudaraan itu, maka semakin besar
cobaan yang akan dialami. Maka agar jalinan ukhuwah atau persaudaraan
itu tidak mudah roboh, setiap orang harus dapat memahami satu sama
lain, kemudian dengan hal inilah yang akan memunculkan sikap interaksi
dan komunikasi yang baik. Sikap dalam ukhuwah juga tidak boleh
berlebihan karena ditakutkan akan berdampak negativ bagi seseorang
yang menyalahgunakannya. Seperti ukhuwah Islamiyah yang harus
mengikuti cara-cara dan aturan Allah serta Rasul-Nya dalam bersosialisasi.

Pada hakikatnya ukhuwah Islamiyah adalah hal yang tidak akan


terpisahkan dengan Iman dan takwa. Iman dan takwa tidak akan
sempurna tanpa adanya ukhuwah, begitu pun ukhuwah tidak akan
bermakna tanpa dilandasi iman dan takwa.2 Maka ukhuwah Islamiyah
harus berlandaskan dengan iman dan takwa, karena semua persaudaraan
itu akan terjalin baik apabila seseorang beriman dan bertakwa kepada
Allah, serta mentaati peraturan-Nya dalam bersosialisasi seperti yang
telah diajarkan oleh Rasulullah.

2
Didin Hafidhuddin,Dakwah Aktual , (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) 199-200.

4
Pada firman Allah “‫ﻮا‬
ْ ‫ ”َوَﻟﺎ َﺗَﻔَّﺮُﻗ‬yang berarti “jangan bercerai berai.”
Berarti sudah jelas bahwasannya Allah tidak menyukai pertengkaran pada
suatu kaum sehingga mereka dapat mengalami perpecahan. Allah sangat
menyukai persatuan dalam persaudaraan atau ukhuwah Islamiyah
maupun Insaniyah.3 Karena ukhuwah yang akan mempersatukan dan
memperkuat pondasi Islam, serta akan mendamaikan kehidupan sosial di
dunia ini dengan perintah bersosialisasi yang telah ditetapkan oleh Allah
dalam Kitab sucinya (Al-Qur’an), hadist nabi, serta yang telah diajarkan
Rasulullah.

Ukhuwah Islamiyah adalah hal yang sangat penting dalam Islam.


Nabi Muhammad Saw. juga sangat mementingkan ukhuwah Islamiyah
dalam kaumnya. Hal ini dapat kita amati ketika Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah, hal pertama yang beliau lakukan adalah menjalin tali
persaudaran antara kaumnya “kaum Muhajirin” dengan kaum yang
menetap dimadinah “kaum Anshar”. Terjalinnya ukhuwah Islamiyah ini
didasari dengan keimanan sehingga ukhuwah Islamiyah ini menjelma
dalam kehidupan sehari-hari.4 Kita sebagai umat Islam harus menjaga
kesopanan, tata karma dan rasa hormat kepada sesam muslim maupun
yang berbeda agama. Karena Islam sangat mementingkan persaudaraan
daripada pertikaian. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 9 dan
10.

‫ﻋَﻠﻰ اﻻ‬
َ ‫ﺣﺪ ٰﯨُﻬَﻤﺎ‬
ْ ‫ﺖ ِا‬
ْ ‫ن َﺑَﻐ‬
ْ ‫ﺤْﻮا َﺑْﻴَﻨُﻬَﻤﺎ َﻓِﺎ‬
ُ ‫ﺻِﻠ‬
ْ ‫ﻦ اْﻗَﺘَﺘُﻠْﻮا َﻓَﺎ‬
َ ‫ﻦ اﻟُﻣْﺆِﻣِﻨْﻴ‬
َ ‫ﻦ ِﻣ‬
ِ ٰ ‫ﻄﺂِﺋَﻔﺘ‬
َ ‫َوِاْﻧ‬
‫ﺤْﻮا‬
ُ ‫ﺻِﻠ‬
ْ ‫ت َﻓَﺎ‬
ْ ‫ن َﻓﺂَء‬
ْ ‫ٰﻰ َاْﻣِﺮﷲ ِ َﻓِﺎ‬ ‫ﻲَء ِاﻟ‬
ْ ‫ﺣَّﺘﻰ َﺗِﻔ‬
َ ‫ﻲ‬
ْ ‫ﻲ َﺗْﺒِﻐ‬
ْ ‫ٰى َﻓَﻘﺎِﺗُﻠﻮا اَّﻟِﺘ‬ ‫ﺧﺮ‬
ْ ُ
‫ﺧَﻮٌة‬
ْ ‫ن ِا‬
َ ‫(ِاَّﻧَﻤﺎ اﻟُﻣْﺆِﻣُﻨْﻮ‬۹)‫ﻦ‬
َ ‫ﻄْﻴ‬
ِ ‫ﺴ‬
ِ ‫ﺐ اﻟُﻣْﻘ‬
ُّ ‫ﺤ‬
ِ ‫َ ُﻳ‬ ‫ن ﷲ‬
َّ ‫ۗ ِا‬ ‫ﻄْﻮا‬
ُ ‫ﺴ‬
ِ ‫ل َوَاْﻗ‬
ِ ‫َﺑْﻴَﻨُﻬَﻤﺎ ِﺑاْﻟَﻌْﺪ‬
(۱۰)‫ن‬
َ ‫ﺣُﻤْﻮ‬
َ ‫ﻢ ُﺗْﺮ‬
ْ ‫َ َﻟَﻌَّﻠُﻜ‬ ‫ﻢ َواَّﺗُﻘﻮا ﷲ‬
ْ ‫ﺧَﻮْﻳُﻜ‬
َ ‫ﻦ َا‬
َ ‫ﺤْﻮا َﺑْﻴ‬
ُ ‫ﺻِﻠ‬
ْ ‫َﻓَﺎ‬

Artinya:

3
Muhammad Nasib Ar-Rifa’I,Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu
Katsir, terj. Syihabuddin, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani, 1999), 560.
4
Ikhwan Hadiyyin,Konsep Pendidikan Ukhuwah: Analisa Ayat-Ayat Ukhuwah
Dalam Al-Qur’an , Jurnal Al-Qalam, Vol. 33, No. 2, 2016, hal. 30-31.

5
9) Dan Apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat
zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang
berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah.
Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka
damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh,
Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

10) Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Pada ayat ini menjelaskan bahwa perlunya persatuan umat muslim


untuk menegakkan pondasi keimanan yang berlandaskan sikap
persaudaraan yang baik, walaupun setiap orang pasti mempunyai
pendapat yang berbeda-beda tetapi sebagai seorang muslim harus dapat
memahami pendapat yang lainnya serta menengahi apabila terjadi
pertikaian. Pertikaian yang terjadi antara orang-orang mukmin akan mudah
meruntuhkan pondasi keimanan serta terjadilah pertumpahan darah pada
orang mukmin. Apabila seseorang yang tengah bertikai tidak dapat dilerai
maka nasehatilah mereka dan bersikap adillah kepada kedua belah pihak,
niscaya engkau akan mendapatkan rahmat dari Allah.5 Tertulis pada surat
Al-Hujurat ayat 9 “‫ل‬
ِ ‫ﺤﻮا َﺑْﻴَﻨُﻬَﻤﺎ ِﺑاﻟَﻌْﺪ‬
ُ ‫ﺻِﻠ‬
ْ ‫ ”َﻓَﺎ‬yang mana Allah memerintahkan
kepada orang mukmin untuk selalu adil atau tidak bersikap memihak
apabila terjadi pertikaian diantara orang mukmin.6 Karena adil itu berarti
tidak memberatkan sebelahnya, jadi semuanya harus sama-sama
seimbang agar tidak terjadi rasa iri atau dengki yang dapat menimbulkan
pertikaian dan perpecahan sesama mukmin. Pada surat Al-Hujurat ayat 10

5
Abdul Wahid Haddade,Konsep Al-Ishlah Dalam Al-Qur’an , Jurnal Tafsere, Vol. 4,
No. 1, 2016,17.
6
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti,Terjemahan Tafsir
Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 2 , terjemahan Bahrun Abu Bakar, Cet. IV (Bandung:
Penerbit Sinar Baru Algensindo, 2006) 49.

6
“‫ﻮٌة‬
َ ‫ﺧ‬
ْ ‫ن ِا‬
َ ‫ ”ِاَّﻧَﻤﺎ اﻟُﻣْﺆِﻣُﻨْﻮ‬yang mana semua orang mukmin itu adalah satu
saudara, walaupun mereka bebeda agama, “‫ﻢ‬
ْ ‫ﺧَﻮْﻳُﻜ‬
َ ‫ﻦ َا‬
َ ‫ﺤﻮا َﺑْﻴ‬
ُ ‫ﺻِﻠ‬
ْ ‫ ”َﻓَﺎ‬maka
apabila terjadi pertikaian antara orang mukmin hendaklah kita
mendamaikannya agar saling rukun supaya mendapat rahmat dari Allah
SWT.7

Semakin kuat dan tinggi ukhuwah yang kita dirikan, maka semakin
kuat badai yang akan menghantamnya. Dalam mengatasi sesuatu yang
tidak kita inginkan, maka kita harus menjauhi perkara atau masalah yang
dapat menghancurkan ukhuwah kita dengan yang lainnya. Pada surat al-
Hujurat ayat 11 dan 12 akan menjelaskan beberapa hal yang dapat
merusak tali persaudaraan, dalam firman Allah SWT.8

‫ﺴﺂٌء‬
َ ‫ﻢ َوَﻟﺎِﻧ‬
ْ ‫ﺧْﻴًﺮا ِّﻣْﻨُﻬ‬
َ ‫ن َّﻳُﻜْﻮُﻧْﻮا‬
ْ ‫ٰﻰ َا‬ ‫ﻋﺴ‬
َ ‫ﻦ َﻗْﻮٍم‬
ْ ‫ﺨْﺮ َﻗْﻮٌم ِﻣ‬
َ ‫ﺴ‬
ْ ‫َٰﻣُﻨْﻮا َﻟﺎَﻳ‬ ‫ﻦا‬
َ ‫ﻳ َٰﺎُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬْﻳ‬
ۗ ِ ‫ﻢ َوَﻟﺎَﺗَﻨﺎَﺑُﺰْوا ِﺑاْﻟَﺎْﻟَﻘﺎ‬
‫ب‬ ْ ‫ﺴُﻜ‬
َ ‫ۚ َوَﻟﺎَﺗْﻠِﻤُﺰْوا َاْﻧُﻔ‬ َّ ‫ﺧْﻴًﺮا ِّﻣْﻨُﻬ‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﻦ‬
َّ ‫ن َّﻳُﻜ‬
ْ ‫ٰﻰ َا‬ ‫ﻋﺴ‬
َ ‫ﺴﺂٍء‬
َ ‫ﻦ ِﻧ‬
ْ ‫ِّﻣ‬
‫(ﻳ‬۱۱)‫ن‬
َ ‫ﻈ ِٰﻠُﻤْﻮ‬
ّ ‫ﻢ اﻟ‬
ُ ‫ﻫ‬
ُ ‫ﻚ‬
َ ‫ﺐ َﻓُﺎوﻟ ِٰﺌ‬
ْ ‫ﻢ َﻳُﺘ‬
ْ ‫ﻦ َّﻟ‬
ْ ‫ۚ َوَﻣ‬ ِ ‫ق َﺑْﻌَﺪ اﻻ ِْﻳَﻤﺎ‬
‫ن‬ ُ ‫ﺴْﻮ‬
ُ ‫ﻢ اﻟُﻔ‬
ُ ‫ﺳ‬
ْ ‫ﺲ اِﻟﺎ‬
َ ‫ِﺑْﺌ‬
‫ﺴْﻮا‬
ُ ‫ﺴ‬
َّ ‫ﺠ‬
َ ‫ﻢ َّوَﻟﺎَﺗ‬
ٌ ‫ﻦ ِاْﺛ‬
ِّ ‫ﻈ‬
َّ ‫ﺾ اﻟ‬
َ ‫ن َﺑْﻌ‬
َّ ‫ﻦ ِا‬
ِّ ‫ﻈ‬
َّ ‫ﻦ اﻟ‬
َ ‫ﺟَﺘِﻨُﺒْﻮا َﻛِﺜْﻴًﺮا ِّﻣ‬
ْ ‫َٰﻣُﻨﻮا ا‬ ‫ﻦ ا‬
َ ‫َٰﺎُّﻳَﻬﺎ اَّﻟِﺬْﻳ‬
ۗ ‫ﻫُﺘُﻤْﻮُه‬
ْ ‫ﺧْﻴِﻪ َﻣْﻴًﺘﺎ َﻓَﻜِﺮ‬
ِ ‫ﻢ َا‬
َ ‫ﺤ‬
ْ ‫ﻞ َﻟ‬
َ ‫ن َّﻳْﺄُﻛ‬
ْ ‫ﻢ َا‬
ْ ‫ﺣُﺪُﻛ‬
َ ‫ﺐ َا‬
ُّ ‫ﺤ‬
ِ ‫ۗ َاُﻳ‬ ‫ﻀﺎ‬
ً ‫ﻢ َﺑْﻌ‬
ْ ‫ﻀُﻜ‬
ُ ‫ﺐ َﺑْﻌ‬
ْ ‫َوَﻟﺎَﻳْﻐَﺘ‬
(١٢)‫ﻢ‬
ٌ ‫ﺣْﻴ‬
ِ ‫ب َّر‬
ٌ ‫َ َﺗَّﻮا‬ ‫نﷲ‬
َّ ‫َواَّﺗُﻘﻮا ﷲ َ ۗ ِا‬

Artinya:

11) Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum


mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula
perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, (karena) boleh
jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan
janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk

7
Ibid, hal 893.
8
Ikhwan Hadiyyin,Konsep Pendidikan Ukhuwah: Analisa Ayat-Ayat Ukhuwah
Dalam Al-Qur’an , Jurnal Al-Qalam, Vol. 33, No. 2, 2016, 31.

7
panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan
barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang zalim.

12) Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari


prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan ada
diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu
kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha
Penerima Taubat, Maha Penyayang.

Ayat ini menjelaskan kepada kita untuk menjauhi hal-hal yang dapat
memecah belah tali ukhuwah, diantaranya adalah meninggalkan sikap
saling olok mengolok, mencela orang lain, memanggil orang lain dengan
sebutan yang buruk, menjauhi sikap berprasangka, dan jangan pernah
mencari-cari kesalahan orang lain serta menyebarkan aibnya.9 Karena hal
ini yang dapat merusak persatuan dalam persaudaraan.

Semua orang pasti menginginkan persatuan dalam persaudaraan


yang tahan lama karena persatuan dalam persaudaraan termasuk cita-cita
yang diinginkan untuk selalu menjalin tali persaudaraan. Hal yang
dilakukan untuk menjalin tali persaudaraan agar tetap tahan lama salah
satunya adalah hidup rukun atau menerapkan kerukunan dengan saudara
yang lainnya, Pada surat al-Hujurat ayat 13 menjelaskan tentang Allah
menciptakan manusia dibumi ini untuk hidup rukun, walaupun berbeda
agama, bangsa, dll.10 Seperti firman Allah SWT.

‫ﻞ ِﻟَﺘَﻌﺎَرُﻓْﻮا‬
َ ‫ﺷُﻌْﻮًﺑﺎ َوَﻗَﺒﺂِﺋ‬
ُ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﺟَﻌْﻠﻨ ُٰﻜ‬
َ ‫ٰﻰ َو‬ ‫ﻦ َذَﻛٍﺮ َّو ُاْﻧﺜ‬
ْ ‫ﻢ ِﻣ‬
ْ ‫ُٰﻜ‬ ‫ﺧَﻠْﻘﻨ‬
َ ‫س ِاَّﻧﺎ‬
ُ ‫ﻳ َٰﺎُّﻳَﻬﺎ اﻟَّﻨﺎ‬
(۱۳)‫ﺧِﺒْﻴٌﺮ‬
َ ‫ﻢ‬
ٌ ‫ﻋِﻠْﻴ‬
َ َ ‫نﷲ‬
َّ ‫ۗ ِا‬ ْ ‫ِ َاْﺗﻘ ٰﯩُﻜ‬
‫ﻢ‬ ‫ﻋْﻨَﺪ ﷲ‬
ِ ‫ﻢ‬
ْ ‫ن َاْﻛَﺮَﻣُﻜ‬
َّ ‫ۗ ِا‬

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari

9
Ikhwan Hadiyyin,Konsep Pendidikan Ukhuwah: Analisa Ayat-Ayat Ukhuwah
Dalam Al-Qur’an , Jurnal Al-Qalam, Vol. 33, No. 2, 2016, 32.
10
Ibid, hal 33.

8
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.

Ayat diatas menyatakan bahwa semua manusia itu sama, tidak ada
yang berbeda dimata Allah. Mereka sama-sama makhluk ciptaan Allah
yang diberikan kesempurnaan fitrah dimuka bumi ini daripada makhluk
lainnya. Hak dan kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada mereka pun
sama, tidak ada yang membedakan antara mereka walaupun mereka
berbeda-beda suku, bangsa, ras. Tetapi yang akan membedakan adalah
ketakwaan mereka kepada-Nya. Maka rasa toleransi kita kepada manusia
yang lainnya harus tetap berjalan walaupun terdapat perbedaan yang
mencolok ataupun tidak mencolok.11

Allah menciptakan manusia pasti ada maksud dan tujuannya. Salah


satunya untuk menjadi khalifah di bumi. Tatkala menjadi khalifah, manusia
tidak bisa mengurus dan hidup sendiri. Pasti membutuhkan orang lain
dalam hal apapun. Dalam Islam disebut sebagai Ukhuwah. Ukhuwah
dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diartikan sebagai
persaudaraan, perlu di tingkatkan rasa di antara sesama anggota
masyarakat. Ukhuwah dalam bahasa Indonesia disebut dengan
persaudaraan atau dalam bahasa Inggris disebut Brotherhood . Mengutip
dari Sayyid Qutb, dijelaskan persaudaraan dalam konsep islam merupakan
tali. Saling menjaga dalam kebaikan, saling menguatkan, saling mencintai,
saling menolong, saling menasehati, amar ma’ruf nahi munkar sehingga
menciptakan kehidupan yang harmonis.12 Mempelajari ukhuwah, sejatinya
tak bisa lepas dari macam-macamnya, antara lain:

11
Umi Hasanah,Toleransi Dalam Kehidupan Sosial Beragama , Jurnal Studi
Keislaman, Vol. 3, No. 1, 2017, 79.
12
Amalia Irfani, Konsep Persaudaraan Menurut Islam dan Budha (Sebuah Studi
Komparatif), Jurnal Dakwah, vol17, no. 2. 2017, 221.

9
1. Ukhuwah Islamiyah, yaitu ukhuwah antara sesama umat islam yang
bersifat Islami atau yang di ajarkan Islam.

2. Ukhuwah Insaniah (basyariyyah ), yaitu dalam arti seluruh umat


manusia adalah saudara karena mereka berasal dari seorang ayah
(Adam) dan ibu (Hawa). Tidak membeda-bedakan dari mana
mereka berasal, agamanya apa, dan lain sebagainya. Seperti contoh,
kami yang berada di Indonesia juga harus menjalin persaudaraan
dengan mereka yang ada di Amerika, meskipun beda keyakinan.

3. Ukhuwah Wathoniyah, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan


kebangsaan. Seperti contoh, orang Indonesia harus menjaga
ukhuwah wathoniyah karena satu kebangsaan Indonesia.

Dalam hal ini, kami menjelaskan pentingnya Ukhuwah Islamiyah


dalam kehidupan masyarakat yang notabene agama Islam. Islam
mengajarkan untuk menjaga persaudaraan terhadap sesama muslim.
Dalam mempelajari sesuatu tidak boleh setengah-setengah haruslah
keseluruhan. Memahami hakikat diperlukan dalam mempelajari ukhuwah
agar lebih mantab, tidak mudah terguncang oleh pengaruh luar yang
berusaha merong-rong ukhuwah dari berbagai arah maupun berbagai cara.
Hakekat ukhuwah Islamiyah13 dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Nikmat Allah

Sesuatu hal yang mempunyai manfaat yang banyak dari pada


madharatnya merupakan sebuah nikmat dari Allah. Manusia tidak
hanya menjadi makhluk yang selalu hablumminallah , tetapi harus
juga menjadi hablumminannas yang baik. Agar kehidupan di
masyarakat bisa menjadi tentram dan saling tolong menolong antar
sesama umat manusia.

13
Cecep Sudirman Anshori, Ukhuwah Islamiyah Sebagai Pondasi Terwujudnya
Organisasi Mandiri dan Profesional , Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim, Vol.14, No.1
2016, hal.119

10
2. Perumpamaan Tali Tasbih

Seperti tasbih yang saling menguatkan dan selalu bersama, maka


ukhuwah islamiyah harus juga bersama dalam menegakkan ajaran
Allah.

3. Merupakan Arahan Rabbani

Beruntunglah ketika Allah masih memberikan kesempatan manusia


untuk selalu ingat dengan sesama.

4. Merupakan cermin kekuatan iman

Ukhuwah Islamiyah merupakan bentuk kita beriman kepada Allah


bahwasanya Allah telah memerintahkan manusia untuk selalu
memelihara persaudaran antar sesama umat muslim. Seperti yang
di terangkan dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10

َ ‫ﺣُﻤﻮ‬
‫ن‬ َ ‫ﻢ ُﺗْﺮ‬
ْ ‫ۚ َواَّﺗُﻘﻮْااﻟّٰﻠَﻪ َﻟَﻌَّﻠُﻜ‬ ْ ‫ﺧَﻮْﻳُﻜ‬
‫ﻢ‬ َ ‫ﻦ َأ‬
َ ‫ﺤﻮْاَﺑْﻴ‬
ُ ‫ﺻِﻠ‬
ْ ‫ﺧَﻮٌة َﻓَﺎ‬
ْ ‫ن ِإ‬
َ ‫(إِإَّﻧَﻤﺎاْﻟُﻤْٔﻮِﻣُﻨْﻮ‬١۰)

Artinya:“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab


itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

Dijelaskan dalam kalimat “..damaikanlah (perbaikilah hubungan)…”


Kita di haruskan untuk saling berdamai dan ketika ada saudara seiman
bertikai, maka harus mendamaikan yang tersebut.

Ukhuwah terjalin tanpa melihat latar belakang orang lain, siapapun


yang sudah bertaubat atas kesalahannya dan dia insaf mau melaksanakan
kewajibannya sebagai umat muslim, berusaha mendekatkan diri pada
Allah dial ah saudara kita. Jangan kita jauhkan muslim itu dari kehidupan
kita, harusnya kita bisa saling mendukung dalam hal kebaikan
sebagaimana tertera dalam Q.S At-Taubah ayat 11 yang berbunyi :

11
‫ﺖ ِﻟَﻘْﻮٍم‬
ِ ‫ﺼُﻠاﻻ َٰﻳ‬
ِّ ‫ۗ َوُﻧَﻔ‬ ِ ‫ﻢ ِﻓﻰ اﻟِّﺪْﻳ‬
‫ﻦ‬ ْ ‫ﺧَﻮاُﻧُﻜ‬
ْ ‫ﺼٰﻠﻮَةَوٰاَﺗُﻮااﻟَّﺰَﻛﻮَةَﻓِﺎ‬
َّ ‫ن َﺗﺎُﺑْﻮاَوَاَﻗﺎُﻣﻮااﻟ‬
ْ ‫َﻓِﺎ‬
َ ‫(َّﻳْﻌَﻠُﻤْﻮ‬۱۱)
‫ن‬

“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka


(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan
ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”

Tafsir Nurul Qur’an menjelaskan bahwa terdapat munasabah antara


QS. At-Taubah ayat 11 dan QS. At-Taubah ayat 5 yang berbunyi “….tetapi
apabila mereka bertobat dan mengerjakan sholat dan menunaikan zakat,
maka biarkanlah mereka bebas berjalan ”;…, Sedangkan pada ayat ini di
jelaskan hendaknya tidak melihat masa lalu seorang muslim, karena ketika
mereka sudah bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat maka
bagaimanapun mereka adalah saudara kita.14 Sedangkan pada ayat 11
ditekankan “…adalah saudara-saudaramu seagama .” Kata saudara-
saudaramu seagama merupakan wujud dari ukhuwah Islamiyah. Artinya
siapapun mereka dari latar belakang yang bagaimanapun dan pada saat
ini mereka sudah melakukan apa yang di syariatkan agama Islam, seperti
sholat dan menunaikan zakat, maka mereka merupakan saudara yang
harus kita jalin silaturahmi. Manusia tidak bisa hidup sendiri, melainkan
manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
pertolongan dan bantuan orang lain. Bagaimana yang belum seperti di
atas? “Jika mereka bertaubat…” Ayat ini mempunyai makan bahwa
sebagai umat muslim harus selalu menasehat-menasehati. Kata “jika”
akan menjadi kenyataan apabila ada yang mendorong mereka untuk
bertaubat. Sebelum manusia bertaubat, rasa cinta dan mahabbah yang
harus di terapkan dalam dirinya. Ketika rasa cinta itu muncul di dalam hati,
mudahlah manusia untuk melakukan suatu pertobatan kepada Allah.

Apapun situasi dan kondisi saudara se iman kita anggaplah dia


tetap saudara kita. Apabila manjalankan suatu amal sholeh dukunglah dan

14
Alamah Kamal Faqih Imani,Nurul Qur’an , (Jakarta Selatan: Nurul Al-Huda,
2013) hal. 380-381)

12
apabila berbuat maksiat ingatkanlah hal itu menjadikan jembatan kita
untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah kita.

Ukhuwah mengharuskan kita untuk pandai-pandai menciptakan


pergaulan yang tentram dengan saling menghargai perbedaaan
memaafkan kesalahan, suka berdamai dan senantiasa mengaddakan
perbaikan dalam hidupnya sebagaimana yang tercantum dalam QS. Al-
Baqarah 220:

‫ۚ َواﻟّٰﻠُﻪ‬ ْ ‫ﺧَٰﻮُﻧُﻜ‬
‫ﻢ‬ ْ ‫ﻢ َﻓِﺈ‬
ْ ‫ﻫ‬
ُ ‫ﻄﻮ‬
ُ ‫ﺨﺎ ِﻟ‬
َ ‫ۖ َوِإن ُﺗ‬ ‫ﺧْﻴٌﺮ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ح َّﻟُﻬ‬
ٌ ‫ﺻَﻠﺎ‬
ْ ‫ﻞ ِإ‬
ْ ‫ۗ ُﻗ‬ ‫ﺧَﺮِة‬
ِ َ ‫ِﻓﻰ اﻟُّﺪْﻧَﻴﺎَواﻷ‬
ٌ ‫ﺣِﻜْﻴ‬
‫ﻢ‬ َ ‫ﻋِﺰْﻳٌﺰ‬
َ ‫ن اﻟّٰﻠَﻪ‬
َّ ‫ۚ ِإ‬ ْ ‫ﻋَﻨَﺘُﻜ‬
‫ﻢ‬ ْ ‫ﺷﺎَءاﻟّٰﻠُﻪ َﻟَﺄ‬
َ ‫ۚ َوَﻟْﻮ‬ ْ ‫ﺼِﻠ‬
‫ﺢ‬ ْ ‫ﻦ اْﻟُﻤ‬
َ ‫ﺴَﺪِﻣ‬
ِ ‫ﻢ اْﻟُﻤْﻔ‬
ُ ‫(َﻳْﻌَﻠ‬۲۲۰)

Artinya: “(Renungkanlah tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya


kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: “Mengurus urusan mereka
secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka adalah
saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari
yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia
dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”

Ukhuwah muncul karena saling toleransi dan menjaga sebuah


persaudaraan, ketika ada suatu permasalahan dan perselisihan, maka
tidak bisa di pungkiri ukhuwah tersebut sedikit demi sedikit akan hilang.
Maka dari itu, ketika ada permasalahan yang menimpa, diperlukan yang
namanya penengah dalam menyelesaikan masalah atau yang sering
disebut dengan hakim.

Pada zaman sekarang, mudah untuk kita mencari hakim dan


menjadi hakim itu sendiri. Akan tetapi pada zaman dahulu, hakim tidak
ada. Allah langsung mengutus para Nabi untuk menjadi hakim dalam
sebuah permasalahan dan persengketaan yang ada dengan Kitab yang
diturunkan Allah sebagai rujukan bagi orang yang beriman. Sesungguhnya
kita semua, seluruh manusia adalah umat yang satu tanpa terkecuali.
Karena perbedaan adalah suatu keniscayaan, sehingga banyaklah timbul
perselisihan yang akhirnya Allah mengutus Nabi untuk menyampaikan

13
kebenaran melalui risalah-risalahnya. Hal itu termuat dalam QS. Al-
Baqarah ayat 213:

َ ‫ﻢ اْﻟِﻜٰﺘ‬
‫ﺐ‬ ُ ‫ل َﻣَﻌُﻬ‬
َ ‫ﻦ َوَاْﻧَﺰ‬
َ ‫ﻦ َوُﻣْﻨِﺬِرْﻳ‬
َ ‫ﺸِﺮْﻳ‬
ِّ ‫ﻦ ُﻣَﺒ‬
َ ٖ ‫ﺚ اﻟّٰﻠُﻪ اﻟَّﻨِﺒّﻴ‬
َ ‫ۗ َﻓَﺒَﻌ‬ ‫ﺣَﺪًة‬
ِ ‫س ُاَّﻣًﺔ َّوا‬
ُ ‫ن اﻟَّﻨﺎ‬
َ ‫َﻛﺎ‬
ْ ‫ﻦ ُاْوُﺗْﻮُه ِﻣ‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﻒ ِﻓْﻴِﻪ ِاَّﻟﺎاَّﻟِﺬْﻳ‬
َ ‫ﺧَﺘَﻠ‬
ْ ‫ۗ َوَﻣﺎ‬ ‫ﺧَﺘَﻠُﻔْﻮاِﻓْﻴِﻪ‬
ْ ‫س ِﻓْﻴَﻤﺎا‬
ِ ‫ﻦ اﻟَّﻨﺎ‬
َ ‫ﻢ َﺑْﻴ‬
َ ‫ﺤْﻜ‬
ْ ‫ﻖ ِﻟَﻴ‬
ِّ ‫ﺤ‬
َ ‫ِﺑﺎ ْﻟ‬
ِّ ‫ﺤ‬
‫ﻖ‬َ ‫ﻦ اْﻟ‬
َ ‫ﺧَﺘَﻠُﻔْﻮاِﻓْﻴِﻪ ِﻣ‬
ْ ‫ﻦ ٰاَﻣُﻨﻮاِﻟَﻤﺎا‬
َ ‫ۚ َﻓَﻬَﺪى اﻟّٰﻠُﻪ اَّﻟِﺬْﻳ‬ ْ ‫ﺖ َﺑْﻐًﻴﺎَﺑْﻴَﻨُﻬ‬
‫ﻢ‬ ُ ‫ﻢ اْﻟَﺒِّﻴٰﻨ‬
ُ ‫َٓءْﺗُﻬ‬ ‫ﺟﺎ‬
َ ‫َﺑْﻌِﺪَﻣﺎ‬
ٍ ‫ﺴَﺘِﻘْﻴ‬
‫ﻢ‬ ْ ‫ط ُّﻣ‬
ٍ ‫ﺻَﺮا‬
ِ ‫ﺸ ٓﺎُءِاٰﻟﻰ‬
َ ‫ﻦ َّﻳ‬
ْ ‫ي َﻣ‬
ْ ‫ۗ َواﻟّٰﻠُﻪ َﻳْﻬِﺪ‬ ٖ ‫(ِﺑِﺎْذِﻧﻪ‬۲۱۳)

Artinya: “Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan),
maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang
benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka selisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang
yang telah di datangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada
mereka keterangan – keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan
kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendakiNya kepada jalan yang lurus.”

Semua yang ada di bumi ini perlu yang namanya proses dan atau
bisa di bilang adaptasi. Sama halnya dengan ukhuwah Islamiyah memiliki
proses untuk kita lebih mudah dalam berukhuwah, yaitu dengan15 :

1. Ta’aruf (saling berkenalan)

Sesama muslim ketika bertemu hendaknya saling berkenalan,


dengan mengucap salam terlebih dahulu. Karena salam merupakan
doa baik.

2. Tafahum (saling memahami)

Ketika sudah berkenalan, muslim satu dengan muslim yang lain


harus memahami dan pasti saling memahami satu sama lain.

15
Syarifah Laili, Studi Analisis Ayat-Ayat Ukhuwah dalam Tafsir Al-Misbah karya
M. Quraish Shihab , Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.2016,
hal 47-51

14
3. Ta’awun (membantu)

Karena manusia merupakan makhluk sosial, maka manusia tidak


bisa hidup sendiri dan perlu bantuan orang lain. Hal ini juga bisa
memperkuat rasa persaudaraan.
4. Ta’aluf (bersatunya muslim satu dengan muslim lainnya)
Setelah semua dilakukan, maka tidak bisa di pungkiri akan adanya
persatuan dan perdamaian antar umat muslim.

5. Takaful (penjaminan)

Rasa sedih dan senang dilalui bersama. Ini merupakan tingkat


ukhuwah Islamiyah yang tertinggi.

Al-Qur’an mengandung sejarah untuk dijadikan ibrah untu umat


selanjutnya hingga akhir zaman. Pelajaran ukhuwah ini sebagaimana
dicontohkan oleh kaum muhajirin dan anshar, dimana kaum anshar
membantu perjuangan nabi beserta kaum muhajirin, mengutamakan
kepentingan kaum muhajirin dari pada kepentingannya walaupun
sebenarnya kaum anshar juga membutuhkannya. Kisah tersebut tertuang
dalam QS. Al-Hasyr ayat 8-9

‫ﻦ اﻟَّﻠِﻪ‬
َ ‫ً ِّﻣ‬ ‫ﻀﻻ‬
ْ ‫ن َﻓ‬
َ ‫ﻢ َﻳْﺒَﺘُﻐْﻮ‬
ْ ‫ﻢ َو َاْﻣَﻮاِﻟِﻬ‬
ْ ‫ﻫ‬
ِ ‫ﻦ ِدَﻳﺎِر‬
ْ ‫ﺟْﻮا َﻣ‬
ُ ‫ﺧِﺮ‬
ْ ‫ﻦ ُأ‬
َ ‫ﻦ اَّﻟِﺬْﻳ‬
َ ‫ﺟِﺮْﻳ‬
ِ ‫ِﻟْﻠُﻔَﻘَﺮِءاْﻟُﻤَﻬﺎ‬
َ ‫( َواّﻟَﺬْﻳ‬٨) ‫ن‬
‫ﻦ‬ َ ‫ﺼﺎِدُﻗْﻮ‬
َّ ‫ﻢ اﻟ‬
ُ ‫ﻫ‬
ُ ‫ﻚ‬
َ ‫ُاْوَﻟِﺌ‬ ‫ﺳْﻮَﻟُﻪ‬
ُ ‫َ َوَر‬ ‫ن ﷲ‬
َ ‫ﺼُﺮْو‬
ُ ‫ﺿَﻮا َﻧﺎ َوَﻳْﻨ‬
ْ ‫َوِر‬
‫ﺟُﺔ ِّﻣَّﻤﺂ‬
َ ‫ﺣﺎ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ﻫ‬
ِ ‫ﺻُﺪوِر‬
ُ ‫ﻲ‬
ْ ‫ن ِﻓ‬
َ ‫ﺠُﺪْو‬
ِ ‫ﺟَﺮ َوﻻ ََﻳ‬
َ ‫ﻫﺎ‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ن َﻣ‬
َ ‫ﺤُّﺒْﻮ‬
ِ ‫ﻢ ُﻳ‬
ْ ‫ﻦ َﻗْﺒِﻠِﻬ‬
ْ ‫ن ِﻣ‬
َ ‫َﺗَﺒَّﻮُؤاﻟَّﺪاَرَواْﻟِﺄْﻳَﻤﺎ‬
ُ ‫ﻫ‬
‫ﻢ‬ ُ ‫ﻚ‬
َ ‫ﺴِﻪ َﻓُﺄﻟِﺌ‬
ِ ‫ﺢ َﻧْﻔ‬
َّ ‫ﺷ‬
ُ ‫ق‬
َ ‫ﻦ ُﻳْﻮ‬
ْ ‫ﺻﺔ َوَﻣ‬
َ ‫ﺼﺎ‬
َ ‫ﺧ‬
َ ‫ﻢ‬
ْ ‫ن ِﺑِﻬ‬
َ ‫ﻢ َوَﻟْﻮ ﻛَﺎ‬
ْ ‫ﺴِﻬ‬
ِ ‫ﻋَﻠﻰ َأْﻧُﻔ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ُأْوُﺗْﻮا َوُﻳْﺆِﺛُﺮْو‬
٩)‫ن‬
ِ ‫ﺤْﻮ‬
ُ ‫)اْﻟُﻤْﻔِﻠ‬

8) juga bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung
halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah
dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka
itulah orang-orang yang benar.

15
9)Dan orang-orang yang telah beriman (Anshor) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin), dan mereka (Anshor) tiada menaruh
keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada
mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin),
atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan, dan siapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung.

Kisah dari kaum muhajirin dan anshar ini mengenai ukhuwah patut
dijadikan teladan bagi kita semua sebagai seorang muslim yakni
persaudaraan antara kaum muhajirin dan kaum anshar. Kaum anshar yang
begitu sangat peduli pada kaum muhajirin, apalagi lebih mengutamakan
kepentingan kaum muhajirin dari pada kepentingannya sendiri, sekalipun
kaum anshar ini membutuhkannya namun dalam hal apapun kaum anshar
selalu mendahulukan kebutuhan kaum muhajirin tanpa ada rasa iri dan
dengki atas keutamaan yang diberikan Allah SWT. Yang berupa kemuliaan
dan keagungan. Kebesaran jiwa yang dimiliki kaum anshar ini sepatutnya
mampu dijadikan pedoman untuk umat muslim seluruh dunia dalam
menegakkan ukhuwah dengan tertanamnya rasa kasih sayang terhadap
sesama, menolong dengan sepenuh hati tanpa meminta balasan apa-apa,
lebih mengutamakan kebutuhan orang lain menjadi dasar konsep ihsan.16
Ukhuwah sesama umat muslim tertera dalam QS. Al-Anbiya: 92

٩٢) ‫ن‬
ِ ‫ﻋُﺒُﺪْو‬
ْ ‫ﻢ َﻓْﺎ‬
ْ ‫ﺣَﺪًة َوَأَﻧْﺎَرُّﺑُﻜ‬
ِ ‫ﻢ ُأَّﻣًﺔ َوا‬
ْ ‫ﻫِﺬِه ُأَّﻣُﺘُﻜ‬
َ ‫ن‬
َّ ‫)ِأ‬

“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama


yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.”

Sejatinya kita semua adalah umat yang satu. Tidak ada yang
berbeda diantara kita, semua diciptakan sama yakni untuk menyembah

16
Abu Ihsan Al-Atsari,Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8 (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
2005), hal 111-115

16
Allah dan mengabdi kepadanya. Allah pun tidak membeda-bedakan
hambanya, semua diberikan nikmat dan rahmat yang sama. Bahkan untuk
orang-orang nonmuslim Allah pun juga memberikan kasih sayang
terhadap makhluknya sebagaimana sifat Rahman-Nya. Allah tidak menilai
seorang hamba melalui harta, pangkat, derajat, ketampanan, dan
kepiawaiannya tetapi menilai seorang hamba melalui ketaatannya.17

Sebagai satu kesatuan kaum beragama dengan Allah sebagai


tuhannya, sama-sama apa yang kita sembah tak sepaututnya saling
mengunggulkan diri masing-masing maupun golongan dalam umat
beragama. Dalam konteks kehidupan saat ini, pengamalan nilai ukhuwah
sangatlah rendah hal itu dapat dijumpai diberbagai wilayah Indonesia.
Menjelekkan antar golongan, pendirian khilafah padahal sudah kita ketahui
negara ini majemuk tidak cocok jika di Indonesia menggunakan sistem
khilafah yang hanya bercirikhaskan Islam.

Menurut Syaikh Amin bin Abdullah asy Syaqawi bahwasanya dalam


mewujudkan ukhuwah Islamiyah ini seorang muslim perlu menunaikan
kewajiban dan memperoleh haknya. Hak dan kewajiban yang
dimaksudkan antara lain:

1) Sesama muslim seyogyanya saling membantu dan menolong

Tolong menolong ini dalam al-qur’an dikhususkan pada ranah


kebaikan. Menolong dalam keburukan tidak dianjurkan sebab dapat
merugikan pihak lain.

2) Seorang muslim tidak boleh mendholimi saudaranya walaupun


dalam hal sepele

Tanpa kita sadari bahwasannya kita sering mendolimi saudara kita


sementara kita menganggap itu hal yang sepele. Kita berniat hanya
untuk sebagai hiburan, namun di pihak lain merasa tersakiti akibat

17
Ibid, hal 481

17
dari ulah apa yang kita perbuat.

3) Saling menyayangi dan mencintai satu sama lain

Untuk mewujudkan ukhuwah pastinya harus tumbuh rasa cinta


antar sesama muslim. Nabi pun memberikan perumpamaan
hubungan antar muslim yang saling menyayangi dan mencintai
bagaikan satu tubuh dimana apabila bagian anggota tubuh itu sakit,
tubuh lainnya pun juga menderita kesakitannya. Begitu pula
perumpamaan bagaikan satu bangunan dimana satu sama lain
saling menguatkan.

4) Memberi nasihat

Kewajiban seorang muslim pada muslim lainnya pastinya saling


mengingatkan apabila yang lain berbuat kesalahan, menasihati
dalam hal kebaikan baik itu urusan akhirat maupun dunia,
menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Itulah
bukti kepedulian kita terhadap saudara sesama muslim, tidak tega
kalau dirinya tersesat dalam lembah kehinaan.

5) Membalas salam, memenuhi undangan, mendoakan bila bersin,


menjenguk jika sakit, dan mengiringi jenazahnya

Kehidupan social selalu memberikan peluang untuk kita beribadah


secara horizontal dengan menunaikan hablumminannas . Melalui ini
pastinya seorang muslim harus bisa mengintegrasikan nilai-nilai
keislaman dan life skill , budaya masyarakat. Bisa membaur,
beradaptasi tanpa mengunggulkan kelebihannya karena sejatinya
kita sama. Berawal dari penciptaan Allah dan akan kembali pada-
Nya.

6) Mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri

Mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri sendiri


bahkan lebih darinya sangat berpotensi menguatkan tali

18
persaudaraan hal itu sangat dianjurkan Nabi sebagaimana
sabdanya “Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian
hingga ia mencintai untuk saudaranya seperti dia mencintai untuk
dirinya sendiri” (HR. Bukhori no:13, dan HR. Muslim no:45)18

Penerapan nilai-nilai persatuan dan kesatuan di Indonesia masih sangat


rendah. Hal itu bukan dikarenkan jumlah umat islam yang sedikit
melainkan kualitas keagamaan mereka yang belum terlalu mendalam
seperti memahami nilai-nilai keagamaan, kurangnya solidaritas antar umat
muslim, saling mencuriai antar golongan. Tak cukup itu, faktor diluar umat
islam sendiri sangat berpotensi untuk meruntuhkan keukhuwahan umat
islam dengan merongrong dari berbagai arah maupun berbagai cara.
Menyikapi permasalahan dalam bangsa ini yang semakin hari semakin
menjadi, kita sebagai umat islam sejati harus menemukan solusi atas
permasalahan tersebut supaya kesatuan dan persatuan dalam agama ini
tidak runtuh. Salah satu terobosan yang harus tetap dipegang teguh yakni
mengutamakan pendidikan agama dengan tidak mengabaikannya,
menanamkan nilai-nilai keislaman sejak dini, pembentukan karakter untuk
menjadikan masyarakat bermoral, tanggung jawab, dan mampu
menjunjung nilai-nilai budaya sehingga dengan demikian perpecahan
mampu dihindari.

Dalam hal ini, pesantren dan lembaga keagamaan mempunyai peran yang
sangat strategis dalam pembangunan mental spiritual bangsa juga
berpotensi mencapai pembangunan fisik materiil Indonesia. Sebab
pesantren memberikan pengajaran berciri khaskan islam tanpa
mengurangi budaya di Indonesia, menghayati nilai keislaman, menekankan
pentingnya moral, dan tak kalah penting IPTEK dan IMTAQ tidak
ketinggalan untuk mencetak para kader bangsa yang berkompeten dan
bermoral. Interaksi pembelajaran di lingkungan pesantren untu

18
Abu Umamah Arif Hidayatullah,Terjemah Ukhuwah Islamiyah karya Syaikh
Amin bin Abdullah asy-Syaqawi , e book Islam House 2013 M-1434 H, 4-11.

19
membentuk insan kamil dengan mengintegrasikan nilai keagamaan dan
life skill warga negara terutama mengetahui hak dan kewajibannya
bermasyarakat dengan mengacu pada ukhuwah Islamiyah.19

KESIMPULAN

Ukhuwah merupakan tali umat manusia untuk menuju kehidupan


yang harmonis dan sejahtera. Dalam firman Allah ukhuwah Islamiyah
sangat penting untuk di tegakkan. Awal mula adanya ukhuwah karena
sering terjadi perpecahan dan ketidak toleran antar umat muslim sendiri.
Perbedaan pendapat dan sikap yang tidak bisa saling memahami adalah
sumber dari perpecahan tersebut. Tantangan zaman yang selalu mengalir
bagaikan ombak yang menerjang akan mudah untuk menumbuhkan
perbedaan pendapat dan perdebatan antar umat. Kita sebagai umat
muslim harus menjauhi hal-hal yang dapat memecah belah tali ukhuwah,
seperti mengolok-olok, menjauhi sikap berprasangka, dan menjauhi
sesuatu yang dapat menyakiti hati orang lain. Apabila seseorang melihat
saudaranya atau umat lain sedang bertengkar, maka hendaklah ia
melerainya agar tidak terjadi perpecahan antara mereka, dan harus
bersikap adil kepada kedua belah pihak, karena sesungguhnya Allah selalu
merahmati orang yang bersikap adil dan menyukai seseorang yang
berperilaku baik dalam ukhuwah. Persatuan dalam persaudaraan adalah
dambaan semua umat. Kerukunan yang selalu terjaga akan selalu
menguatkan persatuan dalam persaudaraan walaupun banyak rintangan
yang menghantam. Pondasi persaudaraan yang berlandaskan keimanan
dan ketakwaan adalah unsur daripada ukhuwah Islamiyyah itu sendiri.

19
Iqbal Arpanudin,Implementasi Nilai Sosial Ukhuwah Islamiah di Pondok
Pesantren, Jurnal Humanika, Vol. 16, No. 1. 2016, 1-3.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al-Atsari, Abu Ihsan, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi’i. 2005.
Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemahan
Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 2 , terjemahan Bahrun Abu
Bakar, Cet. IV, Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo, 2006.

Anshori, Cecep Sudirman, Ukhuwah Islamiyah Sebagai Pondasi


Terwujudnya Organisasi Mandiri dan Profesional , Jurnal Pendidikan
Agama Islam Ta’lim, Vol.14, No.1 2016.

Arpanudin, Iqbal, Implementasi Nilai Sosial Ukhuwah Islamiah di Pondok


Pesantren, Jurnal Humanika, Vol. 16, No. 1. 2016.

Ar-Rifa’I, Muhammad Nasib, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu


Katsir, terj. Syihabuddin, Cet. I, Jakarta: Gema Insani, 1999.

Haddade, Abdul Wahid, Konsep Al-Ishlah Dalam Al-Qur’an , Jurnal Tafsere,


Vol. 4, No. 1, 2016.

21
Hadiyyin, Ikhwan, Konsep Pendidikan Ukhuwah: Analisa Ayat-Ayat
Ukhuwah dalam Al-Qur’an , Jurnal Al-Qalam, Vol. 33, No. 2, 2016.
Hafidhuddin, Didin,Dakwah Aktual , Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Hasanah, Umi, Toleransi Dalam Kehidupan Sosial Beragama , Jurnal Studi
Keislaman, Vol. 3, No. 1, 2017.

Hidayatullah, Abu Umamah Arif, Terjemah Ukhuwah Islamiyah karya


Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi , e book Islam House 2013.

Imani, Alamah Kamal Faqih, Nurul Qur’an , Jakarta Selatan: Nurul Al-Huda,
2013.

Irfani, Amalia, Konsep Persaudaraan Menurut Islam dan Budha (Sebuah


Studi Komparatif) , Jurnal Dakwah, vol.17, no. 2. 2017.

Laili, Syarifah, Studi Analisis Ayat-Ayat Ukhuwah dalam Tafsir Al-Misbah


karya M. Quraish Shihab , Tesis Program Pasca Sarjana Universitas
Islam Negeri Sumatra Utara.2016.

Curriculum Vitae

Nama : Anggi Novita


Tempat, Tanggal Lahir : Trenggalek, 13 Maret 2000
Fakultas / Jurusan : FTIK / Pendidikan Agama Islam
Semester / Kelas :3/D
Alamat : RT 01 RW 01 Dsn. Krajan, Desa.
Dongko, Kec. Dongko, Kab. Trenggalek

22
Nama : Sofi Lailatur Rosyada
Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 16 November 1999
Fakultas / Jurusan : FTIK / Pendidikan Agama Islam
Semester / Kelas :3/F
Alamat : RT 05 RW 02 Dsn. Gobet, Desa.
Pondok Agung, Kec. Kasembon, Kab. Malang

Nama : Susi Hartati Maharani


Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 02 Mei 1998
Fakultas / Jurusan : FTIK / Pendidikan Agama Islam
Semester / Kelas :3/F
Alamat : Jalan IR. Soekarno No. 191,
Kelurahan Sentul, Kec. Kepanjen Kidul, Kota Blitar

23

Anda mungkin juga menyukai