Anda di halaman 1dari 4

SILATURAHMI atau SILATURAHIM??

Kata yang benar adalah Silaturrahim (bukan silaturrahmi). Silaturahim merupakan ajaran dasar
Islam yang bersifat sosial. Di dalamnya terkandung semangat kemanusiaan yang sangat tinggi.
Misi kerahmatan agama Islam ditunjukkan, antara lain, melalui doktrin silaturrahim ini.
Perkataan rahim secara harfiah mengandung beberapa makna, antara lain, kasih sayang, rasa
iba (ra'fah), dan kepekaan atau kepedulian (ta'aththuf). Kata rahim juga berarti kerabat atau
keluarga dekat, lawan dari ajnabi, bukan kerabat.

Hadits tentang shilatur Rahim

‫ك؛‬ ِ ‫ َأ ْخبَ َرنِ ْي َأن‬:‫ب‬


ٍ ِ‫َس ب ِْن َمال‬ َ َ‫ ق‬.‫ َح َّدثَنِ ْي َعقِ ْي ِل ْب ِن خَالِ ٍد‬. ْ‫ َح َّدثَنِ ْي َأبِ ْي ع َْن َجدِّي‬.‫ث‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬
ٍ ‫ال ابْنُ ِش هَا‬ ِ ‫ب ْب ِن الَّل ْي‬ ِ ِ‫َح َّدثَنِ ْي َع ْبد ُْال َمل‬
ِ ‫ك ْب ِن ُش َع ْي‬
ِ َ‫ فَ ْلي‬،‫ َويُ ْن َسُأ لَهُ فِ ْي َأثَ ِر ِه‬،‫ " َم ْن َأ َحبَّ َأ ْن يَّ ْب ُسطَ لَهُ فِ ْي ِر ْزقِ ِه‬: ‫صلَّى هللاِ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
ُ‫صلْ َر ِح َمه‬ َ ِ‫"َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬.

Artinya: “Telah bercerita kepadaku Abdul Malik bin Syu’aib bin Al-Laits, telah bercerita
kepadaku ayahku dari kakekku, telah bercerita kepadaku ‘Aqiil bin Kholid, beliau telah berkata:
telah berkata Ibnu Syihab : Anas bin Malik telah memberikan khabar kepadaku: bahwa
Rasulullah Shollallahu ‘Alaihu Wasallama pernah bersabda: barang siapa yang ingin dilapangkan
pintu rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya dia menyambung shilaturrahim”
(H.R. Muslim : 2257)

Perintah silaturrahim dalam ayat ini, menurut mufassir Rasyid Ridha, mengandung tiga makna
sebagai berikut:

 Kita disuruh menyambung hubungan silaturrahim dengan kerabat dan dilarang keras
memutuskannya. Kedua, kita disuruh memberikan kepada kerabat apa yang menjadi
haknya (QS Al-Isra': 26). Hak itu bisa harta (warisan), bisa juga pemberian atau sedekah
biasa. Ketiga, kita disuruh berbuat baik kepada kerabat dalam arti berbuat ihsan (QS
Annisa: 36).
Dalam bahasa modern, silaturrahim adalah jejaring (networking) bisa dengan facebook,
atau twitter. Melakukan silaturrahim berarti membangun dan memperkuat jejaring.
Jejaring adalah tuntunan modernitas, dan sekaligus globalitas yang akan mendukung
kekuatan dan kemajuan baik secara ekonomi, politik, sosial, maupun keagamaan.
Katanya, ''Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, maka
hendaklah ia melakukan silaturrahim.'' Sebagai umat dan bangsa, kita perlu
membudayakan silaturrahim.

Silaturrahim adalah jalan yang sebenar-benarnya yang akan mengantarkan kita menuju
kehidupan yang lebih damai, toleran, dan berkeadaban.

Bagaiman keterkaitanya dengan ayat alquran Q. S. Al-A’raf ayat 34:

Bunyi Q. S. Al-A’raf ayat 34:

Artinya: “tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, Maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.

Secara sepintas bila difahami dari makna harfiah, terdapat makna yang berlawanan dari kedua
dalil di atas. Dalam hadits, rasulullah menjelaskan bahwa umur dan rizqi manusia dapat
ditambah dengan suka bersilaturrahim. Sedangkan firman Allah menjelaskan bahwa batas
waktu yang telah ditentukan oleh Allah, tidak dapat diawalkan atau diakhirkan, ditambah atau
dikurangi.

Imam Nawawi berkata, maksud al Atsaru yakni ajal, karena ajal ialah suatu hal yang mengiringi
kehidupan. Sedangkan bastur rizki adalah melapangkan rizki dan memperbanyak, dan
disebutkan maknanya yakni ‘keberkahan’. Adapun penundaan ajal menjadi sebuah pertanyaan
yang banyak diperdebatkan, karena ajal dan rizki keduanya ketentuan Allah yang tidak bisa
bertambah dan berkurang.

 Substansi hadits di atas terkait aplikasi dalam kehidupan sosial.


 Rasa persahabatan
Dunia menjadi penuh makna ketika kita mempunyai banyak sahabat. Dunia menjadi
berpelangi tatkala banyak sahabat mengelilingi kita. Kahlil Gibran menyebut
"Kesendirian adalah himpunan duka cita". Tentu saja, karena manusia dicipta untuk
hidup dalam kebersamaan, seperti firman Allah "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya
Kami telah menciptakan kamu sekalian (terdiri dari jenis) laki-laki dan perempuan, dan
Kami menciptakan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang
paling bertakwa." (QS. Al-Hujurat:13).
 Rasa persaudaraan
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak menzhalimi atau
mencelakakannya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya sesama Muslim
dengan menghilangkan satu kesusahan darinya, niscaya Allah akan menghilangkan
darinya satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa
menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat.
 Rasa cinta kasih
Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti
ia mencintai diri sendiri." Juga sabda Rasulullah, "Barang siapa ingin mendapatkan
manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain karena Allah." (HR Hakim dari
Abu Hurairah). Dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwasanya ada seorang yang bertanya
kepada Rasulullah Saw: Bagaimanakah Islam yang baik itu?” Beliau menjawab, “Yaitu
mau dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan kepada orang yang
belum kamu kenal.” (HR. Bukhari Muslim).Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan
menuju ke syurga bergantung kepada iman, dan iman bergantung kepada cinta. Maka
cinta adalah syarat dalam iman, Rukun dalam aqidah dan asas dalam agama.
Sayangnya dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh hawa nafsu dan
menyimpang dari pada tujuan murni yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita
dibuai dengan lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang
menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan banyak yang
menyalah artikan makna cinta sebenarnya, sehingga terdorong melewati batas
pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Semangat persaudaraan, persahabatan, dan rasa cinta kasih di antara sesama Muslim
hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik
untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan. Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat
Allah berfirman: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku?
Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, aku menaungi mereka dengan
naungan-Ku." (Riwayat Muslim).
Sebuah syair mengatakan, "mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun
mawaddatuhu taduumu", kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang
menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul
Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan
sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan
duniawi saja.

Dari penulis, kurang lebihnya, mohon maaf.

Wallahu a'lam bishshawab.

Anda mungkin juga menyukai