Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TAFSIR TARBAWI

HADITS-HADITS TENTANG AKHLAK MAHMUDAH ; KEJUJURAN

( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi )

Dosen pengampu : H. Subhan, MA

Disusun oleh :

Asep Solehudin (Nim : 2223.019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DAARUSSALAM SUKABUMI

Jln. Pasar Ikan Cibaraja, Salajambe, 18/07 Desa. Salajambe, Kec. Cisaat, Kode Pos
43152, Jawa Barat, Indonesia

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sungguh Rasulullah SAW telah menjelaskan di dalam haditsnya satu masalah


diantara masalah akhlaq yang sangat penting , yaitu cara mendidik akhlaq dan
pembentukannya serta cara memperkuatnya di dalam jiwa dan memantapkannya,
bahkan beliau telah menjadikannya pada urutan beberapa tabi’at, yaitu agar supaya
manusia mempunyai tujuan berkata baik dan berbuat yang terpuji serta
mengerjakannya berulang-ulang, sehingga sangat berpengaruh pada dirinya bahkan
dijadikannya sebagai kebiasaan yang berjalan lancar dan agar bertambah mendalam
setiap sudah diamalkan.

Barang siapa yang ingin agar kejujuran itu menjadi kebiasaan dan akhlaqnya
ingin menjadi agama dan tabiatnya, maka hendaknya dia mempunyai tujuan jujur
dalam semua ucapan, dan jujur dalam semua perbuatannya. Jika kejujuran itu
sesudah menjadi karakternya, maka yang demikian dia menjadi orang yang paling
jujur.

Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan sifat-sifat para nabi,
yakni Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana firman Allah :

Artinya: “Dan Kami telah anugrahkan kepada mereka rahmat- Ku dan Kami
telah ciptakan bagi mereka lisan yang jujur, yakni pujian yang baik yang tinggi
nilainya.” ( QS. Maryam : 50 ).

Dan Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :

Artinya : “Perhatikan dalam (hal) Ismail yang tersebut dalam Al kitab (yakni
Al Qur’an), sesungguhnya dia adalah jujur dalam janjinya dan dia adalah Rasul dan
Nabi.” (QS. Maryam : 54 ).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah:

1. Apakah pengertian Jujur?

2. Apakah Macam-macam Jujur?

3. Apa hadits tentang kejujuran?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jujur

Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau
“shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta,

atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”.

Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:

1. kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;

2. kesesuaian antara informasi dan kenyataan;

3. ketegasan dan kemantapan hati; dan

4. sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Dalam bahasa Indonesia, jujur merupakan kata dasar dari kejujuran, menurut
jenis katanya, jujur merupakan kata sifat sedangkan kejujuran merupakan kata benda.
Menurut KBBI, kata "jujur" berarti lurus hati, tidak berbohong (misal dengan
berkata apa adanya), tidak curang (misal dalam permainan, dengan mengikuti aturan
yang berlaku): mereka itulah orang-orang yang jujur dan disegani, tulus, ikhlas.

Menurut al-Raghib, jumhur ulama’ berkata : “kebenaran atau kejujuran adalah


bila sesuai dengan realitas, sedangkan kedustaan adalah ketika berbeda dengan
realitas”. Ulama’ lain berkata : “kebenaran adalah apa yang sesuai dengan keyakinan,
sedangkan kedustaan adalah apa yang berbeda dengan keyakinan”.1

B. Hadits tentang kejujuran

1. Perintah untuk Berlaku Jujur

Dalam beberapa ayat, Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk berlaku jujur.

1
http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/09/arti-dan-makna-kejujuran-dalam-islam.html?m=1 diakses
pada tanggal 29 Oktober 2023

2
Di antaranya pada firman Allah Ta’ala,

َ ‫ﺼﺎِدِﻗﯿ‬
‫ﻦ‬ َّ ‫ﻦ َآَﻣُﻨﻮا اَّﺗُﻘﻮا اﻟَّﻠَﮫ َوُﻛﻮُﻧﻮا َﻣَﻊ اﻟ‬
َ ‫َﯾﺎ َأُّﯾَﮭﺎ اَّﻟِﺬﯾ‬

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah


kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,

‫ﺧْﯿًﺮا َﻟُﮭﻢ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ﺻَﺪُﻗﻮا اﻟَّﻠَﮫ َﻟَﻜﺎ‬
َ ‫َﻓَﻠْﻮ‬

“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad: 21)

Dalam hadits dari sahabat 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu juga
dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta. Ibnu Mas’ud
menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ﺤَّﺮى‬
َ ‫ق َوَﯾَﺘ‬
ُ ‫ﺼُﺪ‬
ْ ‫ﻞ َﯾ‬
ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫ل اﻟَّﺮ‬
ُ ‫ﺠَّﻨِﺔ َوَﻣﺎ َﯾَﺰا‬
َ ‫ن اْﻟِﺒَّﺮ َﯾْﮭِﺪى ِإَﻟﻰ اْﻟ‬
َّ ‫ق َﯾْﮭِﺪى ِإَﻟﻰ اْﻟِﺒِّﺮ َوِإ‬
َ ‫ﺼْﺪ‬
ِّ ‫ن اﻟ‬
َّ ‫ق َﻓِﺈ‬
ِ ‫ﺼْﺪ‬
ِّ ‫ﻋَﻠْﯿُﻜْﻢ ِﺑاﻟ‬
َ
‫ﺠﻮَر َﯾْﮭِﺪى ِإَﻟﻰ‬
ُ ‫ن اْﻟُﻔ‬
َّ ‫ﺠﻮِر َوِإ‬
ُ ‫ب َﯾْﮭِﺪى ِإَﻟﻰ اْﻟُﻔ‬
َ ‫ن اْﻟَﻜِﺬ‬
َّ ‫ب َﻓِﺈ‬
َ ‫ﺻِّﺪﯾًﻘﺎ َوِإَّﯾﺎُﻛْﻢ َواْﻟَﻜِﺬ‬
ِ ‫ﻋْﻨَﺪ اﻟَّﻠِﮫ‬
ِ ‫ﺐ‬
َ ‫ﺣَّﺘﻰ ُﯾْﻜَﺘ‬
َ ‫ق‬
َ ‫ﺼْﺪ‬
ِّ ‫اﻟ‬
‫ﻋْﻨَﺪ اﻟَّﻠِﮫ َﻛَّﺬاًﺑﺎ‬
ِ ‫ﺐ‬
َ ‫ﺣَّﺘﻰ ُﯾْﻜَﺘ‬
َ ‫ب‬
َ ‫ﺤَّﺮى اْﻟَﻜِﺬ‬
َ ‫ب َوَﯾَﺘ‬
ُ ‫ﻞ َﯾْﻜِﺬ‬
ُ ‫ﺟ‬
ُ ‫ل اﻟَّﺮ‬
ُ ‫اﻟَّﻨﺎِر َوَﻣﺎ َﯾَﺰا‬

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran


akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan
mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha
untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-
hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan
kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang
sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi
Allah sebagai pendusta.”

Begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب ِرﯾَﺒٌﺔ‬
َ ‫ن اْﻟَﻜِﺬ‬
َّ ‫ﻃَﻤْﺄِﻧﯿَﻨٌﺔ َوِإ‬
ُ ‫ق‬
َ ‫ﺼْﺪ‬
ِّ ‫ن اﻟ‬
َّ ‫ﻚ َﻓِﺈ‬
َ ‫ﻚ ِإَﻟﻰ َﻣﺎ ﻻَ َﯾِﺮﯾُﺒ‬
َ ‫ع َﻣﺎ َﯾِﺮﯾُﺒ‬
ْ ‫دَد‬

“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu.


Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu)

3
akan menggelisahkan jiwa.”

Jujur adalah suatu kebaikan sedangkan dusta (menipu) adalah suatu


kejelekan. Yang namanya kebaikan pasti selalu mendatangkan ketenangan,
sebaliknya kejelekan selalu membawa kegelisahan dalam jiwa.

2. Perintah Jujur bagi Para Pelaku Bisnis

Terkhusus lagi, terdapat perintah khusus untuk jujur bagi para pelaku bisnis
karena memang kebiasaan mereka adalah melakukan penipuan dan menempuh
segala cara demi melariskan barang dagangan.

Dari Rifa'ah, ia mengatakan bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu


'alaihi wa sallam ke tanah lapang dan melihat manusia sedang melakukan
transaksi jual beli.

Beliau lalu menyeru, “Wahai para pedagang!” Orang-orang pun memperhatikan


seruan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sambil menengadahkan leher dan
pandangan mereka pada beliau. Lantas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

َ ‫ﺻَﺪ‬
‫ق‬ َ ‫ﻦ اَّﺗَﻘﻰ اﻟَّﻠَﮫ َوَﺑَّﺮ َو‬
ِ ‫ﺠﺎًرا ِإﻻَّ َﻣ‬
َّ ‫ن َﯾْﻮَم اْﻟِﻘَﯿﺎَﻣِﺔ ُﻓ‬
َ ‫ﺠﺎَر ُﯾْﺒَﻌُﺜﻮ‬
َّ ‫ن اﻟُّﺘ‬
َّ ‫ِإ‬

“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti


sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang bertakwa pada Allah,
berbuat baik dan berlaku jujur.”

Begitu sering kita melihat para pedagang berkata, “Barang ini dijamin paling
murah. Jika tidak percaya, silakan bandingkan dengan yang lainnya.” Padahal
sebenarnya, di toko lain masih lebih murah dagangannya dari pedagang tersebut.
Cobalah lihat ketidakjujuran kebanyakan pedagang saat ini. Tidak mau berterus
terang apa adanya.

3. Keberkahan dari Sikap Jujur

Jika kita merenungkan, perilaku jujur sebenarnya mudah menuai berbagai


keberkahan. Yang dimaksud keberkahan adalah tetap dan bertambahnya

4
kebaikan. Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

‫ن َﻛَﺘَﻤﺎ َوَﻛَﺬَﺑﺎ‬
ْ ‫ َوِإ‬، ‫ك َﻟُﮭَﻤﺎ ِﻓﻰ َﺑْﯿِﻌِﮭَﻤﺎ‬
َ ‫ﺻَﺪَﻗﺎ َوَﺑَّﯿَﻨﺎ ُﺑﻮِر‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ َﻓِﺈ‬- ‫ﺣَّﺘﻰ َﯾَﺘَﻔَّﺮَﻗﺎ‬
َ ‫ل‬
َ ‫ َأْو َﻗا‬- ‫ﺨَﯿﺎِر َﻣﺎ َﻟْﻢ َﯾَﺘَﻔَّﺮَﻗﺎ‬
ِ ‫ن ِﺑاْﻟ‬
ِ ‫اْﻟَﺒِّﯿَﻌﺎ‬
‫ﺖ َﺑَﺮَﻛُﺔ َﺑْﯿِﻌِﮭَﻤﺎ‬
ْ ‫ﺤَﻘ‬
ِ ‫ُﻣ‬

“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih


(khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan
saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam
transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-
nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu.”

Di antara keberkahan sikap jujur ini akan memudahkan kita mendapatkan


berbagai jalan keluar dan kelapangan. Coba perhatikan baik-baik perkataan Ibnu
Katsir rahimahullah ketika menjelaskan surat At Taubah ayat 119.

Beliau mengatakan, “Berlaku jujurlah dan terus berpeganglah dengan sikap


jujur. Bersungguh-sungguhlah kalian menjadi orang yang jujur.Jauhilah perilaku
dusta yang dapat mengantarkan pada kebinasaan. Moga-moga kalian mendapati
kelapangan dan jalan keluar atas perilaku jujur tersebut.”

4. Akibat Berperilaku Dusta

Dusta adalah dosa dan ‘aib yang amat buruk. Di samping berbagai dalil dari
Al Qur’an dan dan berbagai hadits, umat Islam bersepakat bahwa berdusta itu
haram. Di antara dalil tegas yang menunjukkan haramnya dusta adalah hadits
berikut ini,

‫ﺧﺎن‬
َ ‫ﻦ‬
َ ‫ﻒ َوِإَذا اْﺋُﺘِﻤ‬
َ ‫ﺧَﻠ‬
ْ ‫ﻋَﺪ َأ‬
َ ‫ب َوِإَذا َو‬
َ ‫ث َﻛَﺬ‬
َ ‫ﺣَّﺪ‬
َ ‫ث ِإَذا‬
ٌ ‫ﺛﻻ‬
َ َ ‫ﻖ‬
ِ ‫آَﯾُﺔ اْﻟُﻤَﻨﺎِﻓ‬

“Tanda orang munafik itu ada tiga, dusta dalam perkataan, menyelisihi janji
jika membuat janji dan khinat terhadap amanah.”

Dari berbagai hadits terlihat jelas bahwa sikap jujur dapat membawa pada
keselamatan, sedangkan sikap dusta membawa pada jurang kehancuran. Di
antara kehancuran yang diperoleh adalah ketika di akhirat kelak. Kita dapat
menyaksikan pada hadits berikut,َ

5
ُ ‫ﻞ ِإَزاَرُه َواْﻟُﻤْﻨِﻔ‬
‫ﻖ‬ ُ ‫ﺴِﺒ‬
ْ ‫ اْﻟُﻤ‬,‫ن‬
ُ ‫ اْﻟَﻤَّﻨﺎ‬: ‫ب َأِﻟْﯿٌﻢ‬
ٌ ‫ﻋَﺬا‬
َ ‫ﻈُﺮ ِإَﻟْﯿِﮭْﻢ َوَﻟﺎ ُﯾَﺰِّﻛْﯿِﮭْﻢ َوَﻟُﮭْﻢ‬
ُ ‫َﺛَﻠﺎَﺛٌﺔ َﻟﺎ ُﯾَﻜِّﻠُﻤُﮭُﻢ ﷲُ َﯾْﻮَم اْﻟِﻘَﯿﺎَﻣِﺔ َوَﻟﺎ َﯾْﻨ‬
‫ﻒ اْﻟَﻜﺎِذب‬
ِ ‫ﺤَﻠ‬
َ ‫ﺳْﻠَﻌَﺘُﮫ ِﺑاْﻟ‬
ِ

ِ“Tiga (golongan) yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada hari
Kiamat, tidak melihat kepada mereka, tidak mensucikan mereka dan mereka
akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu: orang yang sering mengungkit
pemberiannya kepada orang, orang yang menurunkan celananya melebihi mata
kaki dan orang yang menjual barangnya dengan sumpah dusta.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mencela orang yang tidak


transparan dengan menyembunyikan ‘aib barang dagangan ketika berdagang.
Coba perhatikan kisah dalam hadits dari Abu Hurairah, ia berkata,

‫ل » َﻣﺎ‬
َ ‫ﺻﺎِﺑُﻌُﮫ َﺑَﻠﻻً َﻓَﻘا‬
َ ‫ﺖ َأ‬
ْ ‫ﻞ َﯾَﺪُه ِﻓﯿَﮭﺎ َﻓَﻨاَﻟ‬
َ ‫ﺧ‬
َ ‫ﻃَﻌﺎٍم َﻓَﺄْد‬
َ ‫ﺻْﺒَﺮِة‬
ُ ‫ﻋَﻠﻰ‬
َ ‫ َﻣَّﺮ‬-‫ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‬- ‫ل اﻟَّﻠِﮫ‬
َ ‫ﺳﻮ‬
ُ ‫ن َر‬
َّ ‫َأ‬
ُ ‫ﻰ َﯾَﺮاُه اﻟَّﻨﺎ‬
‫س‬ ْ ‫ﻄَﻌﺎِم َﻛ‬
َّ ‫ق اﻟ‬
َ ‫ﺟَﻌْﻠَﺘُﮫ َﻓْﻮ‬
َ َ‫ل » َأَﻓﻻ‬
َ ‫ َﻗا‬.‫ل اﻟَّﻠِﮫ‬
َ ‫ﺳﻮ‬
ُ ‫ﺴَﻤﺎُﺀ َﯾﺎ َر‬
َّ ‫ﺻﺎَﺑْﺘُﮫ اﻟ‬
َ ‫ل َأ‬
َ ‫ َﻗا‬.« ‫ﻄَﻌﺎِم‬
َّ ‫ﺐ اﻟ‬
َ ‫ﺣ‬
ِ ‫ﺻﺎ‬
َ ‫َھَﺬا َﯾﺎ‬
‫ﺲ ِﻣِّﻨﻰ‬
َ ‫ﺶ َﻓَﻠْﯿ‬
َّ ‫ﻏ‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫» َﻣ‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk


makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan
beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, "Apa ini wahai
pemilik makanan?" Sang pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air
hujan wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Mengapa kamu tidak meletakkannya
di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa
menipu maka dia bukan dari golongan kami."

Jika dikatakan bukan termasuk golongan kami, berarti dosa menipu


bukanlah dosa yang biasa-biasa saja.2

C. Pembagian Sifat Jujur

Imam al-Gazali membagi sifat jujur atau benar (shiddiq) sebagai berikut.

1. Jujur dalam niat atau berkehendak maksudnya adalah tiada dorongan bagi
seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain karena dorongan dari

2
http://tiarahayusman5.blogspot.co.id/2012/11/hadist-tentang-kejujuran.html?m=1 diakses pada tanggal
29 Oktober 2023

6
Allah Swt.

2. Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan berita
yang disampaikan. Setiap orang harus bisa memelihara perkataannya. Ia tidak
berkata kecuali kata-kata yang jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya
dengan selalu menyampaikan berita yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya,
ia termasuk jujur jenis ini. Menepati janji juga termasuk jujur jenis ini.

3. Jujur dalam perbuatan/amaliah, yaitu beramal dengan sungguh-sungguh


sehingga perbuatan akhirnya tidak menunjukkan sesuatu yang ada dalam
batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.3

D. Keuntungan Sifat Jujur

1. Kejujuran mendatangkan kebahagiaan

2. Kejujuran mendatangkan simpati

3. Kejujuran mendatangkan ketenangan

4. Kejujuran mendatangkan pahala

5. Kejujuran mendatangkan rasa percaya diri

6. Kejujuran mendatangkan kedamaian

7. Kejujuran menciptakan keluarga yang nyaman

8. Menghindarkan seseorang dari tuduhan-tuduhan yang merugikan4

3
http://dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-kejujuran.html?m=1 diakses pada
tanggal 29 Oktober 2023

4
https://keluarga.com/2537/pertumbuhan/8-keuntungan-bersikap-jujur-dalam-kehidupan-sehari-hari
diakses pada tanggal 29 Oktober 2023

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sifat jujur adalah keutamaan dari segala sendi akhlaq yang menjadi dasar
peraturan masyarakat dan tertibnya semua urusan serta menjadikan lancarnya semua
tugas-tugas dengan baik.

Sifat jujur dapat mengangkat derajat seseorang di atas sekalianmanusia,


menjadikannya tumpuan kepercayaan mereka, menjadikannya seseorang yang
terpuji di kalangan mereka, ucapannya dihormati mereka. Apabila manusia telah
membiasakan dirinya benar dan jujur dalam segala ihwalnya, maka perangai itu
akan melembaga pada dirinya sehingga menjadilah ia sebagai orang yang benar dan
jujur, benar dalam ucapannya, benar dalam perbuatannya, benar dalam pemikiran-
pemikirannya, kemudian dia akan dibawa oleh perangainya yang terpuji itu kepada
menepati segala sifat kebaikan sehingga lapanglah jalan menuju ke syurga.

Dan sebaliknya apabila seseorang telah membiasakan dirinya berdusta, maka


perangai itupun akhirnya akan melembaga pada dirinya sehingga menjadilah ia
sebagai orang pendusta sehingga hilanglah kepercayaan masyarakat kepadanya dan
pada saatnya ia akan terbawa menuju jalan ke neraka.

Berlaku jujurlah kepada semua orang karena disetiap kejujuran akan tumbuh
satu kepercayaan dari orang tersebut,dan bersikap jujurlah dari sekarang sebelum
semua orang tidak mempercayaimu.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2014/09/arti-dan-makna-kejujuran-dalam-
islam.html?m=1 diakses pada tanggal 29 Oktober 2023

http://tiarahayusman5.blogspot.co.id/2012/11/hadist-tentang-kejujuran.html?m=1
diakses pada tanggal 29 Oktober 2023

http://dannyferdiansyah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-tentang-kejujuran.html?m=1
diakses pada tanggal 29 Oktober 2023

https://keluarga.com/2537/pertumbuhan/8-keuntungan-bersikap-jujur-dalam-kehidupan-
sehari-hari diakses pada tanggal 29 Oktober 2023

Anda mungkin juga menyukai