Anda di halaman 1dari 9

Hadits Ke 33

Konsep Keadilan dalam


Ajaran Islam
Konsep Keadilan dalam Ajaran
Islam
1. Tidak mudah menghakimi orang
2. Mengedepankan asas praduga tak
bersalah
3. Penuduh wajib menghadirkan bukti
4. Tertuduh membela diri dengan
sumpah
،‫َّاس بِ َد ْع َو ُاه ْم‬‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬‫ط‬
َ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ل‬
َ « : ‫ال‬
َ َ‫ق‬ ِ
‫هللا‬ ‫ول‬
َ ‫س‬ ‫ر‬ َّ
‫َن‬ ‫أ‬ ،‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ن‬
ْ ‫ع‬ ‫هللا‬ ‫ي‬ ‫ض‬ِ ‫ر‬ ٍ
‫اس‬ ‫ب‬
َّ ‫ع‬ ِ
‫ن‬ ‫اب‬ ِ
‫ن‬ ‫ع‬
ُ ْ ُ ْ ُ َ ُ َ
َ ُ َ َ َ ْ َ
‫ْي َعلَى َم ْن‬ ‫م‬ِ ‫ والي‬،‫َّعي‬ِ ‫ ولَ ِك ِن البيِنَةُ علَى املد‬،‫ال أَمو َال قَوٍم وِدماءهم‬ ٌ ‫ج‬ ‫ر‬ِ ‫ى‬ ‫ع‬ ‫د‬
َّ ‫َل‬َ
ُْ َ َ ُ َ َِّ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ
.‫الصحْي َح ْْي‬َّ ‫ِف‬ ُ ُ ْ َ َ َ ُّ َ ْ َ ُ َ َ ٌ َ َ ٌ ْ ‫أَنْ َكَر» َح‬
‫ه‬ ‫ض‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ،‫ا‬‫ذ‬ ‫ك‬
َ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ق‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫الب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ث‬ ‫ي‬‫د‬
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seandainya setiap manusia dipenuhi tuntutannya, niscaya
orang-orang akan menuntut harta dan darah suatu kaum.
Namun, penuntut wajib datangkan bukti dan yang
mengingkari dituntut bersumpah.”
(Hadits hasan, diriwayatkan oleh Al-Baihaqi seperti ini dan
sebagiannya ada dalam Bukhari dan Muslim)
Penjelasan hadits
“Para ulama bersepakat bahwa yang menuduh
diperintahkan mendatangkan bukti.
Sedangkan, yang dituduh cukup bersumpah.”
da’waahum: tuntutan bahwa dia yang benar
bayyinah: hujjah, dalil, atau bukti
mudda’i: yang mengklaim bahwa dia itu benar,
ia harus datangkan bukti
mudda’a ‘alaihi: yang dituduh, dia disuruh
mengingkari dengan sumpah jika tidak benar
Pelajaran yang terdapat dalam hadits
‫الفوائد من احلديث‬
1. Tidak boleh menghukumi orang lain dengan
sekadar tuduhan karena bisa jadi kita
mengambil harta dan darah orang lain tanpa
jalan yang benar.
2. Syariat melindungi harta dan darah dari
tuntutan yang dusta, di mana syariat
menyuruh untuk mendatangkan bukti bagi
yang menuduh dan sumpah bagi yang
mengingkari
2. Di antara bayyinaat (bukti) adalah adanya
saksi, atau adanya indikasi, atau yang dituduh
mengaku.
3. Jika tidak ada bukti, yang tertuduh bersumpah
agar terlepas dari hukuman. Jika yang tertuduh
enggan bersumpah, ia berarti penakut dan
ingin menghindarkan diri sehingga ia dihukum.
4. Hadits ini bermanfaat sekali untuk masalah
qadha’ (pemutusan hukum) dan untuk
mendamaikan dua orang yang berselisih.
3. Manusia dikenal begitu tamak terhadap harta dan
berbagai kesenangan di kehidupan dunia. Kebanyakan
manusia sangat kikir untuk mengeluarkan hartanya dan
enggan untuk berbagi. Padahal Allah Ta’ala berfirman,
ِ ِ
ً‫اْسَعُوا َوأَطيعُوا َوأَنف ُقوا َخ ْْيا‬
ْ ‫استَطَ ْعتُ ْم َو‬ ‫ا‬‫م‬ ‫اَّلل‬
َّ ‫ا‬‫و‬‫ق‬ُ َّ
‫فَات‬
ْ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫َ ُه ُم الْ ُم ْفل ُحو َن‬َ َِ‫وق ُش َّح نَ ْفسه فَ ُْول‬ َ ُ‫ِِّلَن ُفس ُك ْم َوَمن ي‬
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah dan
nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan
barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At-
Taghaabun: 16)
4. Para sahabat sangat bersemangat melakukan
sesuatu yang dapat mendatangkan kecintaann
Allah dan manusia.
5. Dalam hadits di atas terdapat dalil adanya
sifat mahabbah (kecintaan) bagi Allah ‘azza wa
jalla yang dapat diperoleh dengan zuhud pada
dunia, dan sSesungguhnya kebaikan bagi hamba
adalah jika Allah mencintainya.
6. Sesungguhnya jika seseorang zuhud terhadap apa
yang ada pada manusia, hal itu merupakan
sebab baginya untuk mendapatkan kecintaan
mereka. Zuhud seperti ini akan membuatnya
memperoleh kebaikan dan keselamatan dari
berbagai kejelekan manusia.
Bahan Bacaan

http://quran.ksu.edu.sa/
Al Wafi - Syarah Kitab Arba’in An Nawawiyah, Cetakan ke
tiga puluh, Tahun 2019, Musthafa Dieb Al Bugha Muhyiddin
Mistu, Pustaka I’tishom, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai