Anda di halaman 1dari 23

KETENTUAN KHUTBAH, TABLIGH,

DAN DAKWAH

Disusun oleh Kelompok 3 :


1. Danraj Tegar Wijaya (05)
2. Davin Fahriyan Abdillah (06)
3. Hanggawie Fathimatuz Zahra (16)
4. Nazifa Purna Pamuti (22)
5. Reviona Jeanry Nazwa Arianti (28)
6. Romy Priyo Rizkiantono (30)
7. Yuna Dwi Oktaviani  (37)

Guru Pembimbing :
Nunik Mahbubiyah, M.Pd

SMA NEGERI 1 KEDUNGWARU


TULUNGAGUNG
ABSTRAK

Dalam kehidupan masyarakat, khususnya kehidupan umat Islam, interaksi manusia


membutuhkan komunikasi sehingga hal tersebut menduduki posisi penting karena melalui
komunikasi, ide-ide dapat dipahami oleh orang lain. Salah satu elemen penting dalam
berkomunikasi adalah khutbah, dakwah, dan tabligh. Jika ketiganya disampaikan dengan
menggunakan media yang cocok, bahasa yang mudah dipahami, kata-kata yang sederhana
dan sesuai dengan maksudnya, pesan tersebut akan dengan mudah dipahami oleh audience
atau pendengar.
Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya berkhutbah, tabligh, dan dakwah
dengan padat, singkat dan disertai pemilihan diksi yang tepat. Karena dengan hal tersebut,
akan semakin terlihat kecerdasan sang penceramah yang tentu memberikan kesan dan
pengaruh luar biasa terhadap pendengar. Pesan positif dari khutbah, tabligh, dan dakwah
berisi motivasi bagi para pendengar, tidak hanya untuk semangat beribadah, melainkan juga
semangat dalam menjalani kehidupan.
Setiap berkhutbah, tabligh dan dakwah hendaknya bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat, serta mendapat ridha dari Allah SWT. Manakala hal
ini sudah terwujud, maka kehidupan yang baik (hasanah) di dunia dan akhirat akan dapat
dicapai. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai khutbah, dakwah, dan
tabligh. Dengan tujuan agar para pembaca dan peserta didik dapat memahami dan memaknai
khutbah, dakwah, dan tabligh sebagai bagian penting dari komunikasi kehidupan umat Islam.

Kata kunci : Khutbah, Tabligh, dan Dakwah


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena kasih dan karunia-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ketentuan
Dakwah, Tabligh, dan Khutbah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas PAI
(Pendidikan Agama Islam) di SMA Negeri 1 Kedungwaru. Dalam penyusunan makalah ini,
penyusun mengalami beberapa ujian maupun kesulitan dan penyusun menyadari dalam
makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Nunik Mahbubiyah, M.Pd selaku guru mata pelajaran PAI
(Pendidikan Agama Islam) yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penyusun
selama proses penyelesaian makalah ini. Juga kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga tak lupa sangat
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga semua bantuan yang
penyusun terima menjadi catatan baik dan mulia di dalam buku catatan-Nya dan mendapat
imbalan yang berlipat ganda serta menjadi wasilah pengampunan di hari akhir, Aamiin.

Tulungagung, 28 Juli 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi menghasilkan gelombang besar yang dikenal
sebagai globalisasi. Dampak besar dari fenomena ini telah terlihat dalam mempengaruhi
pola pergaulan dan nilai-nilai kehidupan manusia. Kondisi ini membangkitkan kesadaran
akan pentingnya segera melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas para penceramah
yang mengemban dakwah, tabligh, dan khutbah agar dapat berperan lebih baik lagi dalam
melayani dan menyampaikan pesan atau amanat Islam kepada masyarakat khususnya di era
sekarang ini dimana akses informasi atau pesan dapat terjangkau dengan mudah.
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan mengemban
amanat untuk menyampaikan risalah yaitu berupa “berita gembira” dan “peringatan” kepada
seluruh umat manusia, sebagaimana firman Allah SWT: “Dan kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Qs. As-Saba’:28). Berita
gembira tersebut menggambarkan nilai-nilai kejadian manusia dan martabatnya diantara
seluruh makhluk yang diciptakan Allah. Penciptaan manusia merupakan rahmat yang sangat
besar dari Allah kepada manusia yang diciptakan dalam susunan yang paling sempurna.
Sebagaimana telah diketahui bersama, Rasulullah SAW telah berhasil menyebarkan
cahaya agama Islam ke seluruh dunia. Dalam mengemban tugas mulia ini, Rasulullah SAW.
menghadapi beragam ujian dan tantangan yang membara, tetapi tak terbendung
semangatnya. Dunia menyaksikan betapa melalui khutbah, tabligh, dan dakwah yang
dipancarkannya, agama Islam merangkum wilayah Asia hingga jauh ke Eropa. Pada
kenyataannya, dunia Arab yang pernah tertutup dalam kegelapan jahiliyyah
bermetamorfosis menjadi masyarakat yang memegang teguh iman kepada Allah dan setia
mengikuti jejak Rasulullah SAW.
Dakwah, tabligh, dan khutbah merupakan upaya mengajak umat manusia menuju
kebajikan dan menolak perbuatan mungkar, sehingga mereka meraih kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Disamping itu, khutbah, tabligh, dan dakwah Islam juga merupakan wujud
usaha orang yang beriman dalam menerapkan ajaran agama Islam melalui berbagai sistem
dan metode atau cara.
Dengan itu, kita tahu bahwa khutbah, tabligh, dan dakwah sangat penting dilakukan
oleh segenap orang muslim. Yang perlu kita lakukan adalah untuk mengislamkan orang
yang sudah Islam. Sehubungan dengan itu, dalam makalah ini, penyusun ingin memberi
wawasan kepada pembaca mengenai khutbah, tabligh, dan dakwah, serta melalui makalah
berikut kita dapat membedakan makna antara khutbah, tabligh, dan dakwah, rukun-rukun,
sunah-sunahnya dan hal yang dimakruhkan dalam khutbah, tabligh, dan dakwah untuk
memenuhi kepentingan akademik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dengan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang terdapat
dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian, dalil, sebab-sebab, syarat-syarat, macam-macam, rukun, serta
hikmah dari khutbah?
2. Apa pengertian, dalil, sebab-sebab, syarat-syarat, hikmah dari tabligh, serta
persamaan dan perbedaan tabligh dengan khutbah?
3. Apa pengertian, dalil, sebab-sebab, macam-macam, syarat-syarat, etika, prinsip
dari dakwah serta persamaan dan perbedaan tabligh, khutbah dan dakwah?

1.3 Tujuan Penulisan


Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Mengetahui, memaknai dan mengamalkan pengertian, dalil, sebab-sebab, syarat-
syarat, macam-macam, rukun, serta hikmah dari khutbah.
2. Mengetahui, memaknai dan mengamalkan pengertian, dalil, sebab, syarat-syarat,
hikmah dari tabligh, serta persamaan dan perbedaan tabligh dengan khutbah.
3. Mengetahui, memaknai dan mengamalkan pengertian, dalil, sebab-sebab, macam-
macam, syarat-syarat, etika, prinsip dari dakwah serta persamaan dan perbedaan
tabligh, khutbah dan dakwah.

1.4 Metodologi Penelitian


Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menggunakan metode/cara pengumpulan
data atau informasi melalui penelitian kepustakaan (Library Research). Metode ini
melibatkan studi literatur, sumber-sumber internet, dan lainnya yang relevan dengan
masalah yang dibahas, yakni dakwah, khutbah, dan tabligh.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KHUTBAH
2.1.1 Pengertian Khutbah
ْ
Menurut bahasa, kata khutbah berasal dari bahasa arab ً‫خَطبَة‬ - ُ‫ يَ ْخطُب‬- ‫ب‬
َ َ‫ خَ ط‬yang
artinya berbicara ceramah nasihat atau berpidato. Sementara menurut istilah,
khutbah artinya berpidato di atas mimbar sesuai syarat dan rukun dengan tujuan
mengajak pendengar atau audience (mustami') untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah SWT.

2.1.2 Dalil Perintah Khutbah


a. Dalil yang menyatakan bahwa ketika khutbah harus mengikuti ajaran Islam.
‫يل ْٱل ُمْؤ ِمنِينَ نُ َولِّ ِهۦ‬
ِ ِ‫ُول ِم ۢن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْٱلهُد َٰى َويَتَّبِ ْع َغي َْر َسب‬َ ‫ق ٱل َّرس‬ ِ ِ‫َو َمن يُ َشاق‬
‫صيرًا‬
ِ ‫ت َم‬ ْ ‫َما ت ََولَّ ٰى َونُصْ لِ ِهۦ َجهَنَّ َم ۖ َو َسٓا َء‬
Artinya : “Siapa yang menentang Rasul (Nabi Muhammad) setelah jelas
kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang
mukmin, Kami biarkan dalam kesesatannya dan akan kami masukkan ke
dalam (neraka) jahannam. Itu seburuk-buruk tempat kembali.” (Q.S. An-
Nisa'/4: 115)

b. Dalil hadis yang menyatakan tentang cara Rasulullah SAW berkhutbah.

‫اس‬ َ َ‫ يَ ْق َرُأ القُ ْرآن‬،‫س بَ ْينَ ُه َما‬


َ َّ‫ويُ َذ ِّك ُر الن‬، ِ ‫س ُم َرةَ َأنَّ لِلنَّبِي ُخ ْطبَت‬
ُ ِ‫ يَ ْجل‬،‫َان‬ َ ‫عَنْ َجابِ ِر ْب ِن‬
)‫(رواه مسلم‬
Artinya : Jabir bin Samurah R.A. berkata, “Dulu Nabi SAW. berkhutbah dua
kali, duduk di antara kedua khutbah, membaca Al-Qur'an, dan mengingatkan
manusia.” (H.R. Muslim)

2.1.3 Sebab Melakukan Khutbah


Bagi umat Islam, khutbah dilakukan karena ada beberapa sebab diantaranya :
a. Khutbah merupakan rangkaian dari ibadah tertentu seperti khutbah shalat
Jumat. Khutbah Jumat hukumnya wajib dilakukan dan diikuti oleh umat Islam
yang melakukan salat Jumat karena kedudukan khutbah Jumat menjadi syarat
sah shalat Jumat. Dengan demikian, pelaksanaan shalat Jumat tanpa adanya
khutbah Jumat hukumnya tidak sah.
b. Adanya fenomena alam tertentu seperti terjadinya gerhana matahari atau
gerhana bulan. Dengan adanya gerhana, maka disunahkan melakukan shalat
gerhana yang rangkaiannya terdapat khutbah. Cara pelaksanaannya adalah
dengan dilakukan setelah shalat gerhana matahari (shalat kusuf) atau setelah
dilakukan shalat gerhana bulan (shalat khusuf).
c. Perlunya pembekalan atau pendalaman dalam pelaksanaan jenis ibadah
tertentu seperti khutbah nikah. Khutbah ini dilakukan berkaitan dengan
pelaksanaan akad nikah dengan tujuan untuk membekali kedua pengantin agar
mengerti dan mengamalkan tujuan melakukan pernikahan sehingga pernikahan
dapat mencapai sakinah, mawadah, dan warohmah.

2.1.4 Syarat-syarat Khutbah


Ada beberapa syarat khotbah yang perlu dipenuhi sehingga khutbah akan menjadi
sah dan dapat berjalan dengan baik. Syarat tersebut mencakup dua hal, yaitu :
a. Syarat khatib :
1) Seorang laki-laki yang baik berakal dan sehat
2) Menutup aurat dengan pakaian yang rapi
3) Melakukannya dengan berdiri
4) Suci dari hadas dan najis
5) Duduk diantara dua khutbah apabila khutbah dilakukan dua kali
6) Mengetahui tentang syarat, rukun, dan sunnah khutbah
7) Melakukan rukun khutbah secara berurutan

b. Syarat materi khutbah :


1) Materi khutbah bersumber dari Alquran dan hadist
2) Materi khutbah digunakan untuk mengajak dan mendorong umat Islam
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT
3) Materi khutbah sesuai perkembangan zaman
4) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh jamaah
5) Materi khutbah tidak mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, dan
antargolongan)
2.1.5 Rukun Khutbah
Rukun khutbah artinya sesuatu yang harus dilakukan secara urut oleh seorang
khatib yang sedang berkhotbah. Apabila seorang khatib dalam melakukan khutbah
tidak melakukan rukun khutbah secara urut, khotbah tersebut batal atau tidak sah.
Dan apabila keberadaan khotbah menjadi syarat sah ibadah atau shalat, maka
ibadah atau shalat tersebut menjadi tidak sah. Adapun rukun khutbah antara lain :
a. Membaca hamdallah, contohnya :
)‫ف اَأْل ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِينَ ( َسيّ ِدنَا‬
ِ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َأ ْش َر‬
َّ ‫ َوال‬. َ‫الح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعلَ ِمين‬
َ
‫ َوعَلى آله وصحبه أجمعين‬،‫ُمحم ٍد‬

b. Membaca dua kalimat syahadat (syahadatain), contohnya :


‫اشهَ ُد أن ال إله إال هللا وأشهد أن محمدا رسول هللا‬

c. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW., contohnya :

ِ ‫صلّى َعلَى( َسيّ ِدنَا) ُمحم ٍد َو َعلَى‬


‫آل ( َسيّ ِدنَا) محمد‬ َ ‫اللهُ َّم‬

d. Membaca Al-Qur’an

ِ ‫ َأ ُعوْ ُذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيطَ ِن الر‬:‫آن ْال َع ِظ ِيم‬


‫َّجي ِمبِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن‬ ِ ْ‫ال هللاُ تَ َعالَى فِي ْالقُر‬ َ َ‫ق‬
)٥٦ : ‫(نِالذريت‬  ْ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُ ُدو‬ َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬ُ ‫ َو َما خَ لَ ْق‬.‫َّح ِيم‬
ِ ‫الر‬

e. Pesan takwa
Memberikan pesan takwa di dalam berkhotbah kepada jemaah merupakan isi
dalam berkhutbah. Pesan takwa disarankan tidak terlalu panjang karena hanya
akan menjadi pengantar tidur bagi jemaah. Sebaiknya, pesan takwa hanya
singkat, padat, dan penuh isi. Bahkan isi khotbah seperti dalam khutbah Jumat
tidak boleh lebih lama dari salat Jumat.

f. Membaca doa
Doa yang umum disampaikan oleh seorang khatib berisi permohonan ampun
atas segala dosa umat Islam yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan
yang sudah meninggal maupun yang masih hidup. Contoh bacaan doa adalah
sebagai berikut :
ِ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا‬
َ‫ت ِإنَّك‬ ِ ‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
ِ ‫اللّهُ َم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫َّح ِمين‬ِ ‫الر‬ ‫ت بِ َرحْ َمتِكَ يَا َأرْ َح َم‬ ِ ‫اضيَالخاج‬ ِ َ‫ت َوق‬ ِ ‫َس ِم ْي ُع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّدع ََوا‬

Rukun khutbah wajib dilakukan secara urut oleh seorang khatib, baik pada
khutbah pertama maupun khutbah kedua. Apabila seorang khatib dengan
sengaja tidak melakukan rukun khutbah, maka khotbah tersebut batal. Apabila
khotbah ini diikuti dengan jenis ibadah tertentu, seperti shalat dan menjadi
syarat sahnya shalat seperti shalat Jumat, maka dapat mengakibatkan batalnya
ibadah atau shalat Jumat. Oleh karena itu, supaya dapat menjadi seorang
khatib yang baik dan benar, di samping itu wajib mempelajari tentang tata cara
berkhotbah juga perlu terus berlatih untuk berkhotbah sehingga menjadi lebih
terampil dan terbiasa.

2.1.6 Macam-macam Khutbah


Apabila dilihat dari keterkaitan dengan ibadah khotbah dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
a. Khutbah Jumat artinya khutbah yang dilakukan sebelum pelaksanaan salat
Jumat khotbah ini dilakukan sesuai ketentuan baik orang tua sebagai khatib,
ketentuan khutbah, maupun ketentuan waktu dalam berkhotbah.
b. Khutbah 'Idain adalah khotbah yang dilakukan pada dua hari raya, yaitu hari
raya idul Fitri dan idul Adha (kurban). Kedua jenis ini dilakukan setelah
pelaksanaan shalat.
c. Khotbah lainnya
Selain khutbah Jumat dan khotbah 'idain, ada khotbah lainnya yaitu khutbah
setelah shalat istisqa, shalat gerhana, dan khutbah setelah selesai melakukan
akad nikah.

2.1.7 Hikmah Khutbah


Diantara hikmah yang didapatkan dari pelaksanaan khutbah adalah sebagai
berikut :
a. Dapat menyampaikan pesan/ajaran Islam kepada jamaah
b. Menjadi media dakwah Islam
c. Menentukan keabsahan ibadah tertentu
d. Memperluas jaringan amar makruf nahi mungkar
2.2 TABLIGH
2.2.1 Pengertian Tabligh
Kata tabligh berasal dari bahasa Arab ‫ تَ ْبلِيْغا‬- ‫ يُبَلِّ ُغ‬- ‫ َبل¨¨¨¨ َغ‬yang artinya
menyampaikan. Sementara menurut istilah. tabligh adalah kegiatan menyampaikan
pesan agama Islam melalui momentum tertentu. Hal tersebut bertujuan agar umat
Islam mengikuti perintah Allah sesuai Al-Quran dan hadisnya sehingga dapat
meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

2.2.2 Dalil Perintah Tabligh


a. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menegakkan kebaikan (amar
makruf) dan mencegah keburukan (nahi munkar). Sebagaimana dalam ayat
tersebut :

َ‫ُوف َوتَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْٱل ُمن َك ِر َوتُْؤ ِمنُون‬ ِ ‫اس تَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُكنتُ ْم خَ ي َْر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ خَ ْيرًا لَّهُم ۚ ِّم ْنهُ ُم ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْٱل ٰفَ ِسقُون‬
ِ َ‫ِبٱهَّلل ِ ۗ َولَوْ َءا َمنَ َأ ْه ُل ْٱل ِك ٰت‬
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S. Ali 'Imran/3: 110)

b. Rasulullah SAW memerintahkan umat Islam untuk melakukan tabligh,


sebagaimana dalam hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut :
‫ بَلَ ُغوْ ا‬: ‫ال‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمق‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫ َأ َّن النَّب‬: ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما‬
ِ ‫ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن َع ْم ٍرو َر‬
ُ‫ي ُمتَ َع ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوْأ َم ْق َع َده‬
َّ َ‫يل َواَل َح َر َ¨ج َو َم ْن َك َذبَ َعل‬ َ ‫َعنِّي َولَوْ آيَةً َو َح ِدثُوا ع َْن بَنِي ِإس َْراِئ‬
ِ َّ‫ِمنَ الن‬
‫البخارى‬ ‫(رواه‬ ‫ار‬
Artinya : Abdullah bin Amr R.A. berkata, bahwasanya Rasulullah SAW.
bersabda, “Sampaikanlah ajaran Islam dariku walau satu ayat, dan
ceritakanlah tentang Bani Israil tanpa perlu takut, (sungguh) barang siapa
yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempat duduknya adalah
neraka.” (H.R. Bukhari).
Hadis tersebut menyerukan kepada umat Islam agar menjadi seorang mubalig.
Artinya, sekecil apa pun ilmu agama yang dimiliki, di samping ada kewajiban untuk
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, juga ada kewajiban untuk
menyampaikan kepada orang lain, seperti yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menyampaikan ilmunya kepada siswa.

2.2.3 Sebab Melakukan Tabligh


Islam memerintahkan umatnya untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki. Jika
seseorang memiliki ilmu agama, wajib untuk mengamalkan dan menyampaikan
ilmunya kepada yang lain. Diantara sebab-sebab untuk melakukan tablig adalah
sebagai berikut :
Islam memerintahkan umatnya untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki. Jika
seseorang memiliki ilmu agama, wajib untuk mengamalkan dan menyampaikan
ilmunya kepada yang lain. Di antara sebab-sebab untuk melakukan tablig adalah
sebagai berikut :
a. Adanya perintah untuk bertabligh, Nabi Muhammad SAW. bersabda yang
artinya : Abdullah bin 'Amr R.A. berkata, bahwasanya Rasulullah Saw
bersabda, "Sampaikanlah ajaran Islam dariku walau satu ayat..(H.R.
Bukhari)

b. Adanya perintah untuk memberi peringatan sebagaimana firman Allah SWT.


berikut :
)٥٥ : ‫الذريت‬ ( َ‫َو َذ ِّكرْ فَِإ َّن ال ِّذ ْك َرى تَ ْنفَ ُع ْال ُمْؤ ِمنِين‬
Artinya : “Teruslah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (Q.S.Az-Zariyât/51: 55)

c. Adanya perintah mencari investasi akhirat yang sebanyak-banyaknya. Nabi


Muhammad SAW. bersabda yang artinya: “Barang siapa yang melakukan
satu sunah hasanah (sunnah yang baik) dalam Islam, maka ia mendapatkan
pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut
setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun. Dan siapa
yang melakukan satu sunah sayyiah (sunah yang jelek) dalam Islam, maka ia
mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah
tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun.” (H.R.
Muslim).
2.2.4 Syarat-syarat Tabligh
Bagi umat Islam yang menjadi mubaligh atau mubaligah harus menjunjung tinggi
atau syarat-syarat yang diperlukan antara lain : 
a. Memiliki kemampuan atau pengetahuan agama Islam yang memadai. 
b. Memiliki keterampilan metode tabligh yang variatif
c. Memiliki sifat sabar dan tidak emosional
d. Memiliki sifat ikhlas karena Allah SWT
e. Tidak bersifat komersial

2.2.5 Persamaan dan Perbedaan Khutbah dengan Tabligh


No Persamaan Perbedaan
.
1. Bentuk kegiatan amar makruf nahi Dari segi pelaku, khutbah dilakukan oleh
mungkar laki-laki, sedangkan tabligh boleh dilakukan
oleh laki-laki dan perempuan.
2. Kegiatan untuk mendakwahkan Dari segi ketentuan, khutbah terikat oleh
ajaran Islam rukun, sedangkan tabligh tidak ada rukun.
3. Akan mendapat ganjaran atau pahala Dari segi tujuan, khutbah mengajak umat
dari Allah SWT Islam untuk meningkatkan taqwa kepada
Allah SWT., sedangkan tabligh mengajak
manusia untuk mengikuti jalan yang benar
sesuai perintah Allah SWT., sehingga bagi
yang melakukannya akan selamat di dunia
dan akhirat.

2.2.6 Hikmah Tabligh


Diantara hikmah yang didapatkan dari pelaksanaan tabligh adalah sebagai berikut :
a. Tersampaikannya nilai-nilai kebenaran Islam kepada umat 
b. Termasuk dalam kelompok umat Islam yang menegakkan amar makruf nahi
mungkar 
c. Memiliki peluang untuk mendapat predikat umat yang terbaik 
d. Menjadi investasi kebaikan untuk bekal di akhirat
2.3 DAKWAH
2.3.1 Pengertian Dakwah
Kata dakwah menurut bahasa berasal dari bahasa arab  ً‫ َد ْع َوة‬- ‫ يَ ْد ُعو‬- ‫ َدعَا‬artinya
mengajak atau memanggil. Sementara menurut istilah dakwah artinya suatu upaya
untuk mengajak kepada orang lain kejadian yang benar sesuai Alquran dan hadis
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

2.3.2 Dalil Perintah Dakwah


Dalil yang memerintahkan umat Islam untuk melakukan dakwah atau menegakkan
kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sebagai berikut :
a. Q.S. An Nahl/16:125
‫يل َربِّكَ بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم ِبٱلَّتِى ِه َى َأحْ َس ُن ۚ ِإ َّن َربَّكَ هُ َو‬ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ٱ ْد‬
َ‫ض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم ِب ْٱل ُم ْهتَ ِدين‬َ ‫َأ ْعلَ ُم بِ َمن‬
Artinya : “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.”
(Q.S. An-Nahl/16: 125)

b. Q.S. Ali 'Imran/3:110

َ‫ُوف َوتَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْٱل ُمن َك ِر َوتُْؤ ِمنُون‬ ِ ‫اس تَْأ ُمرُونَ بِ ْٱل َم ْعر‬ ِ َّ‫ت لِلن‬ ْ ‫ُكنتُ ْم خَ ي َْر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج‬
َ‫ب لَ َكانَ خَ ْيرًا لَّهُم ۚ ِّم ْنهُ ُم ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ َوَأ ْكثَ ُرهُ ُم ْٱل ٰفَ ِسقُون‬
ِ َ‫بِٱهَّلل ِ ۗ َولَوْ َءا َمنَ َأ ْه ُل ْٱل ِك ٰت‬
Artinya : “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S. Áli 'Imran/3: 110)

c. Hadits Nabi Muhammad SAW


‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫سو َل اللَّ ُه‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ : ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫س ِعي ٍد ا ْل ُخ ْد ِري َر‬ َ ‫َعنْ َأبِي‬
ْ َ‫ فَِإنْ لَ ْم ي‬،‫سانِ ِه‬
‫ست َِط ْع‬ ْ َ‫فَِإنْ لَ ْم ي‬،‫ َمنْ َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُ َغيّ ْرهُ بِيَ ِد ِه‬: ‫يَقُ ْو ُل‬
َ ِ‫ست َِط ْع فَبِل‬
ْ ‫ َو َذلِكَ َأ‬،‫فَبِقَ ْلبِ ِه‬
ِ ‫ض َعفُاِإْل ْي َم‬
( ‫مسلم‬ ‫رواه‬ ( ‫ان‬
Artinya : Abu Sa'id Al-Khudri R.A. berkata, aku mendengar Rasulullah SAW.
bersabda : “Barang siapa di antaramu menghadapi perkara mungkar, maka
hendaklah merubahnya dengan tangannya (tindakan atau kekuasaannya), dan
jika tidak mampu, maka hendaklah dengan lisannya (nasihat), dan jika tidak
mampu, maka hendaklah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya
iman.” (H.R. Muslim)

2.3.3 Sebab-sebab Dakwah


Cerita perintah berdakwah adalah adanya kesesatan kemungkaran atau karena
rusaknya fitrah manusia sehingga Rasul diutus untuk berdakwah. Di antara sebab
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Adanya perintah untuk menjadi orang yang beruntung Allah SWT. berfirman
dalam QS. Ali Imran/03:104 berikut :
ۚ ‫َن ٱ ْل ُمن َك ِر‬ ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم ُأ َّمةٌ يَ ْدعُونَ ِإلَى ٱ ْل َخ ْي ِر َويَْأ ُم ُرونَ ِبٱ ْل َم ْع ُر‬
ِ ‫وف َويَ ْن َه ْونَ ع‬
ٓ
َ‫َوُأ ۟و ٰلَِئكَ ُه ُم ٱ ْل ُم ْفلِ ُحون‬
Artinya : “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali 'Imran/3:
104)

b. Adanya perintah untuk bertanya kepada orang-orang yang berilmu (ahli). Allah
berfirman dalam QS. An-Nahl/16:43 berikut :
ِّ ‫سـَٔلُ ٓو ۟ا َأ ْه َل‬
َ‫ٱلذ ْك ِر ِإن ُكنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬ ْ َ‫وح ٓى ِإلَ ْي ِه ْم ۚ ف‬ َ ‫َو َمٓا َأ ْر‬
ِ ‫س ْلنَا ِمن قَ ْبلِكَ ِإاَّل ِر َجااًل ُّن‬
Artinya : “Kami tidak mengutus sebelum engkau (Nabi Muhammad),
melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepadanya. Maka, bertanyalah
kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui.” (Q.S. An-Nahl/16: 43)

2.3.4 Macam-macam Dakwah


Macam-macam dakwah dalam Islam adalah sebagai berikut : 
a. Dakwah bil lisan adalah dakwah yang dilakukan secara lisan, seperti ceramah
sarasehan lokakarya dan jenis lainnya.
b. Dakwah bil kitabah adalah jenis dakwah dengan menggunakan tulisan, seperti
kumpulan karya tulis, kitab-kitab, buku-buku, dan melalui media-media online
lainnya. Dakwah dengan menggunakan tulisan sudah kita jumpai beberapa
abad Silam. Banyak ulama Islam terdahulu maupun saat ini menggunakan
metode ini mereka menghasilkan ribuan karya tulis yang sangat berharga
sampai saat ini. 
c. Dakwah bil hal adalah jenis dakwah yang menggunakan perbuatan atau
keteladanan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dakwah. Pola dakwah
ini merupakan perpaduan antara dakwah lisan dan dakwah tulisan. Dalam
pengertian terbaru, dakwah bil hal juga mencakup pengembangan masyarakat
Islam melalui pembangunan, termasuk dakwah bil mal yang melibatkan
penyisihan sebagian harta untuk zakat, infaq, dan sedekah melalui lembaga
BAZ atau langsung kepada yang berhak.

2.3.5 Syarat-syarat Dakwah


Di antara syarat-syarat melakukan dakwah adalah sebagai berikut : 
a. Dilakukan oleh umat Islam yang memiliki ilmu pengetahuan agama Islam
secara memadai. 
b. Menggunakan metode yang menarik, mengajak, dan merangkul. Bukan
metode yang membosankan, mengajak, dan memukul. 
c. Dapat dilakukan secara terus-menerus, sabar, ikhlas, dan tawakal kepada Allah
SWT., serta tidak menjadikan dakwah sebagai mata pencaharian yang bersifat
komersial.

2.3.6 Etika Dakwah


Dakwah Islam dapat diterima dengan senang hati oleh umat Islam, apabila dalam
melakukan dakwah mengindahkan beberapa etika antara lain sebagai berikut : 
a. Bersikap lemah lembut
b. Disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima
c. Mampu menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan
d. Sifatnya mengajak dan merangkul, bukan mengisi dan memukul
e. Tema sesuai situasi dan kondisi
f. Materi dakwah sesuai ajaran Islam yang berlandasan Al-Qur'an dan hadits
g. Dilakukan dengan ikhlas (tidak mengharap imbalan)
2.3.7 Prinsip Berdakwah
Beberapa prinsip yang harus diteladani oleh umat Islam dari dakwah yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut : 
a. Sifatnya mengajak apabila dengan ajakan kemudian mereka berpaling semua
diserahkan kepada Allah SWT, firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nahl/2:82
berikut :
ُ ِ‫فَِإن ت ََولَّوْ ۟ا فَِإنَّ َما َعلَ ْيكَ ْٱلبَ ٰلَ ُغ ْٱل ُمب‬
‫ين‬
Artinya : “Jika mereka (kaum musyrik) berpaling, sesungguhnya
kewajibanmu (Nabi Muhammad) hanyalah (melakukan) penyampaian yang
jelas.” (Q.S. An-Nahl/16: 82)

b. Sikap menerima dakwah Islam selalu berkaitan dengan hidayah atau petunjuk
Allah SWT. Hidayah bagi umat Islam merupakan hak mutlak bagi Allah
SWT. Dakwah hanya bersifat mengajak apabila ajaran tersebut diterima atau
ditolak Allah SWT. Yang memberikan hidayah atau petunjuk kepada yang
dikehendaki. Firman Allah SWT, dalam Q.S. Al-Qasas /28:56 berikut :

َ‫ِإنَّكَ اَل تَ ْه ِدى َم ْن َأحْ بَبْتَ َو ٰلَ ِك َّن ٱهَّلل َ يَ ْه ِدى َمن يَ َشٓا ُء ۚ َوهُ َو َأ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِدين‬
Artinya : “Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) tidak (akan dapat)
memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk
menerima petunjuk). Dia paling tahu tentang orang-orang yang (mau)
menerima petunjuk.” (QS. Al-Qasas/28:56)

c. Melawan dakwah Islam pada hakikatnya meneruskan tugas rasul yang


dilakukan sebagai bentuk amanat dari Allah SWT. Firman Allah SWT. dalam
Q.S. Al-Maidah/5:67 berikut :
‫ُأ‬
ُ ‫نز َل ِإلَ ْيكَ ِمن َّربِّكَ ۖ َوِإن لَّ ْم تَ ْف َعلْ فَ َما بَلَّ ْغتَ ِر َسالَتَهۥُ ۚ َوٱهَّلل‬ ِ ‫ٰيََأيُّهَا ٱل َّرسُو ُل بَلِّ ْغ َمٓا‬
ٓ

َ‫اس ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يَ ْه ِدى ْٱلقَوْ َم ْٱل ٰ َكفِ ِرين‬


ِ َّ‫ْص ُمكَ ِمنَ ٱلن‬
ِ ‫يَع‬
Artinya : “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti
engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari
(gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
kaum yang kafir.” (Q.S. Al-Ma'idah/5: 67)

d. Dalam melakukan dakwah Islam, da'i semata-mata mengajak manusia untuk


menyembah Allah SWT, dan menjauhkan diri dari segala bentuk tagut (segala
bentuk makhluk yang dijadikan sebagai sesembahan manusia). Firman Allah
SWT. dalam Q.S. An-Nahl/16:36 berikut :
ٰ ۟ ۟ ‫سواًل َأ ِن ٱ ْعبُد‬
ُ ‫وا ٱلطَّ ُغوتَ ۖ فَ ِم ْن ُهم َّمنْ َهدَى ٱهَّلل‬ ْ ‫ُوا ٱهَّلل َ َو‬
ُ‫ٱجتَنِب‬ ُ ‫َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِى ُك ِّل ُأ َّم ٍة َّر‬
۟ ‫ض فَٱنظُ ُر‬
َ‫وا َكيْفَ َكانَ ٰ َعقِبَةُ ٱ ْل ُم َك ِّذبِين‬ ِ ‫وا فِى ٱَأْل ْر‬ ۟ ‫سي ُر‬ِ َ‫ض ٰلَلَةُ ۚ ف‬
َّ ‫َو ِم ْن ُهم َّمنْ َحقَّتْ َعلَ ْي ِه ٱل‬
Artinya : “Sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat
(untuk menyerukan), "Sembahlah Allah dan jauhilah tagut!" Di antara mereka
ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang ditetapkan dalam
kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Q.S. An-Nahl/16: 36)

2.3.8 Persamaan dan Perbedaan antara Khutbah, Tabligh, dan Dakwah


No Persamaan Perbedaan
.
1. Kegiatan mendakwahkan Didalam berkhutbah pelakunya harus
ajaran Islam. laki-laki, sedangkan dalam tabligh dan
berdakwah boleh dilakukan dan laki-laki
dan perempuan. 
2. Kegiatan yang membutuhkan Didalam khotbah terikat oleh rukun
keteladanan bagi pelakunya.  khutbah, sedangkan pada tabligh dan
dakwah tidak ada dukun yang mengikat.
3. Memperoleh jaminan Didalam khotbah pelaku menggunakan
keberuntungan bagi mimbar, sedangkan dalam tabligh dan
pelakunya.  dakwah boleh menggunakan mimbar dan
boleh tidak.
4. Sumber materi utama berasal Khutbah dilakukan berkaitan dengan
dari Alquran dan hadits. pelaksanaan ibadah tertentu, sedangkan
tabligh dan dakwah tidak ada kaitan
dengan ibadah tertentu secara langsung.

2.3.9 Hikmah Dakwah


Dalam hikmah yang didapatkan dari pelaksanaan dakwah adalah sebagai berikut : 
a. Menjadikan siar terhadap nilai-nilai Islam 
b. Memperkuat dan mempersatukan umat Islam
c. Nilai-nilai Islam menjadi rahmatan lil’alamin
d. Menjadikan kehidupan berjalan sesuai aturan Allah SWT
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan dalam pembuatan makalah ini diantaranya adalah :
1. Khutbah artinya berpidato di atas mimbar sesuai syarat dan rukun dengan tujuan
mengajak pendengar atau audience (mustami') untuk meningkatkan ketakwaan
kepada Allah SWT.
2. Tabligh adalah kegiatan menyampaikan pesan agama Islam melalui momentum
tertentu dengan tujuan agar umat Islam mengikuti perintah Allah sesuai Alquran dan
hadisnya sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Dakwah artinya suatu upaya untuk mengajak kepada orang lain kejadian yang benar
sesuai Alquran dan hadis untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
4. Dakwah, tabligh, dan khutbah memiliki persamaan yakni berupa kegiatan
mendakwahkan ajaran Islam yang membutuhkan keteladanan bagi pelakunya, dan
dalam pelaksanaannya, mereka memperoleh jaminan keberuntungan, serta
didasarkan pada sumber materi utama dari Alquran dan hadits. Namun, tentu saja
antara ketiganya dapat dibedakan karena memiliki tata cara yang berbeda.
5. Khutbah, tabligh, dan dakwah merupakan media untuk mensyiarkan ajaran Islam
dengan cara amar makruf nahi mungkar (berisi perintah menegakkan yang benar dan
melarang yang salah).
6. Dengan khutbah, tabligh, dan dakwah yang dilakukan oleh umat Islam, ajaran Islam
terus terjaga secara regenerasi sehingga berlaku hingga akhir zaman.

3.2 Saran
Di era sekarang ini, tantangan yang dihadapi umat Islam semakin kompleks. Dakwah,
tabligh, dan khutbah menjadi sarana untuk mencari solusi dari berbagai masalah sosial,
ekonomi, dan politik dengan cara yang Islami dan bertanggung jawab. Aktivitas dakwah,
tabligh, dan khutbah berperan penting dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas
dan berkomitmen tinggi terhadap agama, bangsa, dan negara. Melalui penyampaian ajaran
agama yang benar dan tepat, kita dapat memperkuat akidah dan memahami prinsip-prinsip
etika dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Khutbah, tabligh, dan dakwah perlu terus dilakukan dengan pendekatan secara modern
bertumpu kepada Islam yang rahmatan lil'alamin, tidak hanya mengandalkan metode lama
seperti pengajian di masjid atau musala, tetapi juga beradaptasi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). seperti menyebarkan syiar-syiar Islam melalui media-
media online sehingga menjadi daya tarik yang dapat mengikat hati setiap umat Islam dan
mudah diakses oleh semua kalangan.
Dengan demikian, kami sebagai penyusun yang masih menempuh pendidikan berharap
penuh agar seluruh stakeholder umat Islam untuk mendukung dan berperan aktif dalam
dakwah, tabligh, dan khutbah sebagai upaya bersama dalam memperkuat iman, memahami
ajaran Islam dengan baik, dan berkontribusi positif bagi kesejahteraan umat Islam dan
masyarakat secara luas di era yang semakin kompleks ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sadi. (2022). Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Erlangga.


Yani, Ahmad. (2005). Bekal Menjadi Khatib dan Mubaligh. Depok : Gema Insani.
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6525/

Anda mungkin juga menyukai