Disusun Oleh:
Satria Tegar Pamungkas 53020210009
Zulvia Rahmadani 53020210010
Penulis
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluh agama adalah para juru penerang penyampai pesan bagi masyarakat
mengenai prinsip-prinsip dan etika nilai keberagaman yang baik. Hasil akhir yang ingin dicapai
dari penyuluh agama, pada hakekatnya adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang
memiliki pemahaman mengenai agamanya secara memadai yang ditunjukkan melalui
pengalamannya yang penuh komitmen dan kosistensi seraya disertai wawasan multicultural
untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain.
Penyuluhan agama merupakan suatu profesi yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran
agama kepada masyarakat secara luas. Dalam menjalankan profesinya, seorang penyuluh
agama harus mematuhi prinsip dasar dan asas yang mengatur tugasnya. Sebagai pegangan dan
pedoman dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Makalah ini
akan membahas lebih lanjut mengenai prinsip dasar dan asas penyuluhan agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip dasar dan asas penyuluhan agama?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui prinsip dasar dan asas penyuluhan agama
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara
yang hak dan yang batil. Menurut Buya Hamka semoga Allah merahmatinya, makna
menyeru dengan hikmah adalah menyampaikan dakwah dengan bijaksana.
Kebijaksanaan itu timbul dari budi pekerti yang halus dan santun. Orang yang
menyampaikan dakwah dengan sikap kasar tidak akan berhasil. Menyampaikan
dakwah dengan adab yang baik dapat membuka pikiran yang selama ini tertutup dan
inilah dakwah yang mencerahkan. Dilakukan dengan keadilan penuh kesabaran dan
ketekunan.
1Suprapto, T., & Fahrianoor. (2004). Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arti Bumi
Intaran.
2
Asas Al Mujadalah al ahsan merupakan upaya dakwah melalui keberatan, diskusi, atau
perdebatan dengan baik, santun, penuh hormat dan tidak sombong. Prinsip-Prinsip dan
4. Hendaklah menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Ada kisah menarik dari Rasulullah SAW. Ketika memberikan nasehat kepada
Muadz bin Jabal dan Abu Musa Asy’ari radhiyallahu ‘anhumaa ketika hendak diutus
untuk berdakwah di Yaman. Nabi berkata:
6. Tidak membeda-bedakan.
3
ٰ ام لَ َها َُۗو
ُّٰللا َ صَ اّلل فَقَ ِد ا ْست َْم َسكَ ِب ْالعُرْ َو ِة ْال ُوثْ ٰقى ََل ا ْن ِف ْ ْۢ ْت َويُؤ
ِ ٰ مِن ِب َّ الر ْشدُ مِ نَ ْالغَي ِ ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ ِبال
ِ طاغُ ْو ُّ َالدي ُۗ ِْن قَدْ تَّ َبيَّن
ِ َل اِ ْك َرا َه فِى
َٓ
ع ِل ْي ٌم
َ َسمِ ْي ٌع
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan
yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut) dan beriman kepada Allah
sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 2
Asas dapat diartikan sebagai dasar pijak, pondasai, atau dasar pembentukan. 3
Pemenuhan asas-asas akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan
kegiatan.
1. Asas ibadah. Artinya segala macam tugas dalam melakukan penyuluhan senantiasa
diniatkan untuk ibadah, oleh karena ibadah dalam term Islam bukan hanya menyangkut
kegiatan ritualitas semata, bahkan kegiatan profane pun memiliki dimensi ibadah,
selama kegiatan itu didasarkan pada filosofi dakwah. Selain aspek niat, aspek
peningkatan diri dengan meningkatkan kualitas ibadah dan tidak terlepas berdo’a
kepada Allah Swt.
2. Asas silaturahmi, yaitu upaya mengenal dan memahami karakteristik manusia,
kepribadian dan kekhasan lainnya, dalam istilah bimbingan dan penyuluhan disebut
raport atau cumulative records adalah langkah awal yang menentukan
keberlangsungan proses penyuluhan.
3. Asas lugas, yaitu dilakukan dengan komunikasi yang efektif dan efisien serta
sederhana.
4. Asas adaptasi. Maksudnya adalah semua kegiatan disesuaikan dengan takaran
kemampuan pesuluh, bukan menurut pandangan idea-idea tertentu yang bersifat
doktriner.
5. Asas musyawarah, adalah mewujudkan iklim demokratis yang kondusif terhadap
proses penyuluhan. Proses pengambilan keputusan yang tanpa melibatkan pesuluh
secara aktif, kreatif dan inovatif merupakan indikasi kegagalan penyuluhan.
6. Asas keteladanan. Dalam Islam keteladanan merupakan hal penting yang memiliki
daya sugesti kuat, khususnya untuk tujuan pembentukan dan pembinaan karakter
manusia
7. Asas upaya mengubah nasib. Kesadaran manusia adalah tujuan utama usaha
penyuluhan Islam, dengan memanfaatkan kualitas insan yang bersifat potensial maupun
actual serta dapat mengetahui eksistensi manusia. Keistimewaan eksistensi manusia
atas makhluk lainnya adalah kesadarannya, ia sadar tentang dirinya, ia sadar tentang
apa, siapa dan bagaimana dirinya. Ia dapat merumuskan dan mengambil sikap terhadap
dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu menganalisis, menentukan serta mengubah
pendiriannya. Dengan begitu maka manusia adalah sebuah pribadi yang sadar dan
insyaf sebagai objek sekaligus subjek.
4
8. Asas Kebebasan Beragama: Penyuluhan agama harus dilakukan dengan menghormati
hak setiap individu untuk memilih dan menjalankan agamanya tanpa adanya tekanan
atau paksaan.
9. Asas Keterbukaan dan Dialog: Penyuluhan agama harus dilakukan melalui dialog yang
terbuka dan inklusif, di mana setiap pihak dapat menyampaikan pandangan dan
pemahamannya secara bebas.
10. Asas Kepatuhan terhadap Hukum: Seorang penyuluh agama harus menjalankan
tugasnya sesuai dengan hukum yang berlaku, baik itu hukum agama maupun hukum
positif di negara yang bersangkutan.
11. Asas Keadilan dan Kesetaraan: Penyuluhan agama harus dilakukan dengan prinsip
keadilan dan kesetaraan, tanpa membedakan antara golongan, suku, atau agama
tertentu.
Penyuluhan agama merupakan satu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Yakni sebagai menyebarkan ajaran agama. Bagi proses penyuluhan
agama prinsip dasar dan asas merupakan salah satu faktor yang penting dan sentral, yang
memjadi dasar atau pedoman bagi langkah aktivitas penyuluhan.4
4Haris Munawar, Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan Agama Islam Terhadap Koordinas Penyuluhi
Dengan Pengawas Pendidikan Agama Islam Untuk Mewujudkan Efektivitas Program Pendidikan Agama Islam,
Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Volume 11, Nomor 1, 2017, hal 23
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
6
DAFTAR PUSTAKA