Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRINSIP DASAR DAN ASAS PENYULUHAN AGAMA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Penyuluhan Keagamaan
Dosen Pengampu: Musbihin Sahal, LC., M.A.

Disusun Oleh:
Satria Tegar Pamungkas 53020210009
Zulvia Rahmadani 53020210010

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SALATIGA
2024 M/1445 H
PRA KATA
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat limpahan
nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip Dasar
dan Asas Penyuluhan Agama” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah “Praktik Penyuluhan Keagamaan” yang diampu oleh bapak
Musbihin Sahal, LC., M.A.
Dalam proses penyusunannya berasal dari berbagai referensi dan juga tak lepas dari
bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima
kasih atas segala partisipannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga kami secara
terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca yang budiman.
Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga dalam pembuatan makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua, baik untuk para pembaca maupun untuk kami sendiri. Karena itu
merupakan salah satu tujuan dari pembuatan makalah ini.
Salatiga, 18 Maret 2024

Penulis

II
DAFTAR ISI

PRA KATA ........................................................................................................................... II


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... III
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
A. Prinsip Dasar Penyuluh Agama ....................................................................................... 2
B. Asas Penyuluh Agama ..................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................ 6
PENUTUP ........................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 7

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluh agama adalah para juru penerang penyampai pesan bagi masyarakat
mengenai prinsip-prinsip dan etika nilai keberagaman yang baik. Hasil akhir yang ingin dicapai
dari penyuluh agama, pada hakekatnya adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang
memiliki pemahaman mengenai agamanya secara memadai yang ditunjukkan melalui
pengalamannya yang penuh komitmen dan kosistensi seraya disertai wawasan multicultural
untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain.
Penyuluhan agama merupakan suatu profesi yang bertujuan untuk menyebarkan ajaran
agama kepada masyarakat secara luas. Dalam menjalankan profesinya, seorang penyuluh
agama harus mematuhi prinsip dasar dan asas yang mengatur tugasnya. Sebagai pegangan dan
pedoman dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Makalah ini
akan membahas lebih lanjut mengenai prinsip dasar dan asas penyuluhan agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip dasar dan asas penyuluhan agama?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui prinsip dasar dan asas penyuluhan agama

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Penyuluhan Agama

Prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman


dalam mengambil keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten.1 Karena itu
prinsip berlaku umum, dapat diterima secara umum dan telah diyakini kebenarannya dari
pengamatan dalam kondisi yang beragam. Dengan demikian “prinsip” dapat dijadikan
sebagai landasan pokok yang benar bagi pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan,
Penyuluhan Agama Islam sebagai kegiatan penyiaran agama atau dakwah maka memiliki
prinsip:

1. Selalu menggunakan prinsip hikmah


‫ع ْن َس ِب ْيل ِٖه َوه َُو اَ ْعلَ ُم‬ َ ‫ِي اَحْ َس ُۗنُ اِنَّ َربَّكَ ه َُو اَ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫يه‬ َ ‫اُدْعُ ا ِٰلى َس ِب ْي ِل َر ِبكَ ِب ْالحِ ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
ْ ِ‫ظ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّت‬
َ‫ِب ْال ُم ْهتَ ِديْن‬

Artinya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah424) dan pengajaran


yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling
tahu siapa yang mendapat petunjuk.

Hikmah adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara
yang hak dan yang batil. Menurut Buya Hamka semoga Allah merahmatinya, makna
menyeru dengan hikmah adalah menyampaikan dakwah dengan bijaksana.
Kebijaksanaan itu timbul dari budi pekerti yang halus dan santun. Orang yang
menyampaikan dakwah dengan sikap kasar tidak akan berhasil. Menyampaikan
dakwah dengan adab yang baik dapat membuka pikiran yang selama ini tertutup dan
inilah dakwah yang mencerahkan. Dilakukan dengan keadilan penuh kesabaran dan
ketekunan.

2. Prinsip Almauidzatul al Hasanah,


yaitu memberikan pelajaran dan nasihat serta contoh teladan yang baik.
3. Asas Al Mujadalah al ahsan

1Suprapto, T., & Fahrianoor. (2004). Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta: Arti Bumi
Intaran.

2
Asas Al Mujadalah al ahsan merupakan upaya dakwah melalui keberatan, diskusi, atau
perdebatan dengan baik, santun, penuh hormat dan tidak sombong. Prinsip-Prinsip dan
4. Hendaklah menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.

Dalam sebuah hadis, RasulullahSaw. Bersabda: Khatibunnasi ‘ala qadri


uqulihim (Bicaralah kamu sekalian sesuai akal/pikiran mereka. Hal ini merupakan
sebuah keniscayaan dalam menyampaikan dakwah amar ma’ruf nahi munkar,
penyampaiannya dengan bahasa yang mudah difahami. Karena tujuan berdakwah
adalah memberikan ilmu agar dimengerti sehingga dapat diamalkan, bukan justru
menjadi ajang unjuk kepandaian olah kata yang terkadang justru membingungkan
masyarakat.

5. Prinsip berdakwah dengan gembira

Ada kisah menarik dari Rasulullah SAW. Ketika memberikan nasehat kepada
Muadz bin Jabal dan Abu Musa Asy’ari radhiyallahu ‘anhumaa ketika hendak diutus
untuk berdakwah di Yaman. Nabi berkata:

)‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫(رواه‬ ‫ت َْختَ ِلفَا‬ َ‫َوَل‬ ‫عا‬


َ ‫او‬
َ ‫ط‬َ َ‫َوت‬ ‫تُنَف َِرا‬ ‫َو ََل‬ ‫َوبَ ِش َرا‬ ‫تُعَ ِس َرا‬ ‫َو ََل‬ ‫يَس َِرا‬
“Mudahkanlah, janganlah mempersulit, gembirakanlah dan jangan membikin manusia
lari (dari kebenaran) dan saling membantulah (dalam melaksanakan tugas) dan jangan
berselisih” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari nasihat Rasulullah di atas menunjukkan bahwa dalammenyebarluaskan


dakwah Islam haruslah dengan kegembiraan. Bukan sebaliknya, dengan caci-maki
sehingga mereka yang menerima seruandakwah lari luntang-lantungkarena
ketakutan.Dakwahyangdisampaikan dengan gembira merupakan prinsip yang sangat
baik. Halini akan membuatorang yang mendengarkannya teduh. Disisi laindakwah
yang menggembirakan juga merupakan sebagai bentukaktualisasi ajaran Islam sebagai
agama rahmatan lil ‘alamin.

6. Tidak membeda-bedakan.

Sungguh tidak dapat ditawar-tawar lagibahwa agamauntuk semua golongan


baik khalayak cerdik-pandai,awam, kaya, miskin, pejabat, pegawai, petani maupun
pedagang.Semuanya berhak untuk menerima dakwah Islam.

7. Tidak memaksa orang lain masuk Islam

3
ٰ ‫ام لَ َها َُۗو‬
ُ‫ّٰللا‬ َ ‫ص‬َ ‫اّلل فَقَ ِد ا ْست َْم َسكَ ِب ْالعُرْ َو ِة ْال ُوثْ ٰقى ََل ا ْن ِف‬ ْ ْۢ ْ‫ت َويُؤ‬
ِ ٰ ‫مِن ِب‬ َّ ‫الر ْشدُ مِ نَ ْالغَي ِ ۚ فَ َم ْن يَّ ْكفُرْ ِبال‬
ِ ‫طاغُ ْو‬ ُّ َ‫الدي ُۗ ِْن قَدْ تَّ َبيَّن‬
ِ ‫َل اِ ْك َرا َه فِى‬
َٓ
‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ‫َسمِ ْي ٌع‬

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan
yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut) dan beriman kepada Allah
sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 2

B. Asas Penyuluhan Agama

Asas dapat diartikan sebagai dasar pijak, pondasai, atau dasar pembentukan. 3
Pemenuhan asas-asas akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan
kegiatan.

1. Asas ibadah. Artinya segala macam tugas dalam melakukan penyuluhan senantiasa
diniatkan untuk ibadah, oleh karena ibadah dalam term Islam bukan hanya menyangkut
kegiatan ritualitas semata, bahkan kegiatan profane pun memiliki dimensi ibadah,
selama kegiatan itu didasarkan pada filosofi dakwah. Selain aspek niat, aspek
peningkatan diri dengan meningkatkan kualitas ibadah dan tidak terlepas berdo’a
kepada Allah Swt.
2. Asas silaturahmi, yaitu upaya mengenal dan memahami karakteristik manusia,
kepribadian dan kekhasan lainnya, dalam istilah bimbingan dan penyuluhan disebut
raport atau cumulative records adalah langkah awal yang menentukan
keberlangsungan proses penyuluhan.
3. Asas lugas, yaitu dilakukan dengan komunikasi yang efektif dan efisien serta
sederhana.
4. Asas adaptasi. Maksudnya adalah semua kegiatan disesuaikan dengan takaran
kemampuan pesuluh, bukan menurut pandangan idea-idea tertentu yang bersifat
doktriner.
5. Asas musyawarah, adalah mewujudkan iklim demokratis yang kondusif terhadap
proses penyuluhan. Proses pengambilan keputusan yang tanpa melibatkan pesuluh
secara aktif, kreatif dan inovatif merupakan indikasi kegagalan penyuluhan.
6. Asas keteladanan. Dalam Islam keteladanan merupakan hal penting yang memiliki
daya sugesti kuat, khususnya untuk tujuan pembentukan dan pembinaan karakter
manusia
7. Asas upaya mengubah nasib. Kesadaran manusia adalah tujuan utama usaha
penyuluhan Islam, dengan memanfaatkan kualitas insan yang bersifat potensial maupun
actual serta dapat mengetahui eksistensi manusia. Keistimewaan eksistensi manusia
atas makhluk lainnya adalah kesadarannya, ia sadar tentang dirinya, ia sadar tentang
apa, siapa dan bagaimana dirinya. Ia dapat merumuskan dan mengambil sikap terhadap
dirinya sendiri dan lingkungannya, mampu menganalisis, menentukan serta mengubah
pendiriannya. Dengan begitu maka manusia adalah sebuah pribadi yang sadar dan
insyaf sebagai objek sekaligus subjek.

2 Slamet Muhaemin Abda.Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usaha Nasional, 1994


3 Tarmizi, Bimbingan Konseling Islami, hal 53

4
8. Asas Kebebasan Beragama: Penyuluhan agama harus dilakukan dengan menghormati
hak setiap individu untuk memilih dan menjalankan agamanya tanpa adanya tekanan
atau paksaan.
9. Asas Keterbukaan dan Dialog: Penyuluhan agama harus dilakukan melalui dialog yang
terbuka dan inklusif, di mana setiap pihak dapat menyampaikan pandangan dan
pemahamannya secara bebas.
10. Asas Kepatuhan terhadap Hukum: Seorang penyuluh agama harus menjalankan
tugasnya sesuai dengan hukum yang berlaku, baik itu hukum agama maupun hukum
positif di negara yang bersangkutan.

11. Asas Keadilan dan Kesetaraan: Penyuluhan agama harus dilakukan dengan prinsip
keadilan dan kesetaraan, tanpa membedakan antara golongan, suku, atau agama
tertentu.

Penyuluhan agama merupakan satu rangkaian kegiatan atau proses dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Yakni sebagai menyebarkan ajaran agama. Bagi proses penyuluhan
agama prinsip dasar dan asas merupakan salah satu faktor yang penting dan sentral, yang
memjadi dasar atau pedoman bagi langkah aktivitas penyuluhan.4

4Haris Munawar, Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan Agama Islam Terhadap Koordinas Penyuluhi
Dengan Pengawas Pendidikan Agama Islam Untuk Mewujudkan Efektivitas Program Pendidikan Agama Islam,
Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Volume 11, Nomor 1, 2017, hal 23

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyuluhan agama sebagai profesi memegang peran penting dalam menyebarkan


ajaran agama dan membangun toleransi antarumat beragama. Dengan mematuhi prinsip
dasar dan asas yang telah ditetapkan, seorang penyuluh agama dapat menjalankan tugasnya
dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sehingga terciptanya
harmoni sosial.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menjadi acuan dan langkah awal
dalam memperdalam konsep penyuluhan agama sebagai profesi. Prinsip dasar dan asas
penyuluhan yang menjadi pedoman harus dijalankan secara maksimal. Karena jika ingin
menjadi seorang penyuluh agama tidak cukup hanya sekedar mengenal konsep penyuluhan,
namun juga harus mendalami, menghayati dan mengamalkan hal-hal yang berhubungan
dengan penyuluhan.
Makalah ini masih kurang dalam hal referensi, karena sedikit nya bacaan yang kami
dapatkan, untuk itu kami menerima segala saran dan masukan untuk makalah ini agar
makalah ini bisa menjadi lebih bermanfaat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Haris Munawar, Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Pengembangan Agama Islam Terhadap


Koordinasi Penyuluh Dengan Pengawas Pendidikan Agama Islam Untuk Mewujudkan
Efektivitas Program Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pendidikan Universitas Garut,
Volume 11, Nomor 1, 2017, hal 23
Slamet Muhaemin Abda.Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya: Usaha Nasional,
1994
Suprapto, T., & Fahrianoor. (2004). Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Tarmizi, Bimbingan Konseling Islami, hal 53

Anda mungkin juga menyukai