Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODE DAN MATERI DAKWAH


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Ilmu Dakwah”

Disusun oleh :
1. Nur Hidayah (04020322074)
2. Salsabila fadhilatusy syifa (04020322079)

Kelas : B3

Dosen Pengampu :
Dr.Hj.Sri Astutik , M.Si

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 5 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
Latar belakang..............................................................................................................................1
Rumusan masalah........................................................................................................................1
Tujuan..........................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
Metode Dakwah...........................................................................................................................2
Pengertian Materi Dakwah...........................................................................................................9
Sumber Materi Dakwah10 macam=macamdakwah…………………………………………….
…………………...……..11
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
Kesimpulan................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

Metode dakwah dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang digunakan oleh da’i dalam
menyampaikan dakwahnya kepada mad’u. Penggunaan metode yang benar merupakan
unsur yang sangat penting dalam menunjang proses berhasilnya suatu kegiatan dakwah.
Suatu materi dakwah yang cukup baik, ketika disajikan tidak didukung oleh metode yang
tepat tidak akan mencapai hasil yang maksimal.1 Pada dasarnya metode dakwah tertuang
dalam al-Qur’an surah an-Nahl [16]: 12
‫ُۗن‬
‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ِاَّن َر َّب َك ُه َو َاْعَلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُه َو‬
‫َاْعَلُم‬
‫ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬

Artinya :Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Ini adalah landasan normatif metode dakwah bagi para pelaku dakwah. Ayat ini tentunya
membuka ruang seluas-luasnya untuk diberikan penafsiran dalam penjabarannya di
masyarakat.
Rumusan masalah
1. Apa saja Metode Dakwah
2. Pengertian Materi Dakwah
3. Sumber Materi Dakwah
4. Macam-macam Dakwah
Tujuan
1. Untuk mengetahui Metode Dakwah
2. Untuk mengetahui Materi Dakwah
3. Untuk mengetahui Sumber Dakwah

1
4. Untuk mengetahui Macam-Macam Dakwah

BAB II

PEMBAHASAN

Metode Dakwah

Dalam dakwah ada tiga metode yang dapat diterapkan. Metode ini sesuai dengan
tuntunan Alquran Al Karim
1. Metode bi al-Hikmah
Terdapat berbagai macam pengertian dari kata bi al-hikmah. Dalam terjemahan
Departemen Agama dijelaskan bahwa hikmah ialah perkataan yang tegas dan benar yang
dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Dalam kamus bahasa dan kitab tafsir kata hikmah diartikan al-adl (keadilan), alhilm
(kesabaran dan ketabahan), al-nubuwwah (kenabian), al-`ilm (ilmu), al-Haq (kebenaran).
Dalam kitab-kitab tafsir al-hikmah disinonimkan dengan hujjah (argumentasi), wahyu
Allah yang telah diturunkan kepadamu.4 Sifat al-hikmah merupakan perpaduan antara
unsur-unsur al-kibrah (pengetahuan), al-miran (latihan), dan al-tajribah (pengalaman).
Hal ini menunjukkan bahwa orang yang dibekali dengan pengetahuan, latihan dan
pengalaman sebagai orang yang bijaksana. Sebab dengan pengalaman, ilmu atau keahlian
dan latihan seseorang dapat terbantu untuk mengeluarkan pendapat yang benar dan
memfokuskan langkahlangkah dan perbuatannya, tidak menyimpang dan tidak goyah dan
meletakkan pada proporsi yang tepat.1
Dari pemaknaan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah bi al-hikmah adalah
ajakan atau seruan kepada jalan Allah dengan pertimbangan ilmu pengetahuan seperti
bijaksana, adil, sabar dan penuh ketabahan, argumentatif, selalu memperhatikan keadaan
mad’u.2 Hal ini menunjukkan bahwa metode bi al-hikmah mengisyaratkan bahwa seorang
da’i harus memiliki wawasan luas termasuk didalamnya tidak hanya paham tentang ilmu-
ilmu agama tetapi juga tahu tentang ilmu-ilmu umum lainnya seperti psikologi, sosiologi
dan sebagainya.

1
Fadhullah Metodologi Dakwah dalam al-Qur’an Pegangan Bagi Para Aktivis al-Ushlub Dakwah fi al-Qur’an (Jakarta: Lentera,
1997), h. 42. H
2
Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 164.

2
Oleh karena itu al-hikmah merupakan suatu term tentang karakterisitik metode dakwah.
Sayyid Quthub berpendapat bahwa dakwah dengan metode bi al-hikmah akan terwujud
dengan berlandaskan tiga faktor yang harus diperhatikan:
1. Keadaan dan situasi mad’u.
2.Tingkat atau ukuran materi dakwah yang disampaikan tidak membebani atau
memberatkan mad’u.
3. Merumuskan metode dakwah yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u.3
Dalam menjabarkan metode hikmah ini kepada mad’u, maka dapat dilakukan dengan
berbagai cara:

1. Pendekatan Kisah
Al-Qur’an berisi tentang berbagai macam kisah. Memperhatikan ayat-ayat yang
berhubungan dengan kisah tersebut maka dapat dibagi dalam tiga kategori: Pertama,
peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi dengan menyebutkan pelaku dan tempat peristiwa;
Kedua, peristiwa yang telah terjadi namun masih memungkinkan untuk terulang peristiwa
yang sama; Ketiga, peristiwa simbolis yang tidak menggambarkan suatu kejadian yang sudah
terjadi namun dapat terjadi kapan saja. Dengan menyampaikan kisah-kisah itu maka
diharapkan dapat membangkitkan kesadaran umat untuk mempelajari hakekat dari setiap
peristiwa yang disajikan baik dalam al-Qur’an maupun melalui cerita masa lalu (sejarah).
Manfaat mempelajari kisah yang terkandung dalam al-Qur’an berupa pelajaran bagi
manusia sekarang tentang bagaimana nasib manusia yang ingkar terhadap ajaranajaran Allah
dan seruan Rasul-Nya. Disamping itu pula kisah ini berfungsi sebagai hiburan bagi Nabi
Muhammad saw. dan para sahabatnya agar tetap teguh dan kokoh pendiriannya dalam
menghadapi segala hambatan dan tantangan di dalam menjalankan dakwah Islam.4
Al-Qattan mengemukakan bahwa menyampaikan sebuah kisah masa lampau merupakan
suatu metode yang digunakan bagi da’i dan guru dalam melakukan transfer ilmu atau
pelajaran. Masyarakat yang tertarik mendengar suatu kisah secara perlahan akan mengambil
pesan berupa nasehat, petunjuk yang terkandung dalam kisah tersebut. 5 Dalam menampilkan
kisah-kisah umat manusia terdahulu, al-Qur’an pada umumnya menggambarkan setiap

3
Quthub, Fî Dhilâl al-Qur’ân (Beirut: Dâr Ihya al-Turats al-Arabi, 1967), h. 122.
4
Lihat Salmadanis, Metode Dakwah Perspektif Al-Qur’an (Jakarta: The Minangkabau Foundation, 2002), h. 143
5
Khalil al-Qattan, Mabâhits fî Ulûm al-Qur’ân (Beirut: Muassasah al-Risâlah, 1981), h. 436

3
persoalan apa adanya. Hal ini dimaksudkan agar orang yang mendengarkan atau membacanya
tertarik sehingga tujuan menceritakan itu untuk menjadi pelajaran dapat tercapai.
2. Perumpamaan atau Tamsil
Perumpamaan adalah menampakkan sesuatu makna yang abstrak agar menjadi lebih
jelas, indah dan menarik sehingga dengan mudah dipahami. Dengan memahami maksud dari
ayat itu maka yang mendengarkan atau membacanya mengerti dan berpengaruh terhadap
jiwanya.6 Pengaruh itu dapat terlihat dari perubahan sikap atau prilaku orang yang mengerti
dengan maksud dari ayat itu setelah dijelaskan dengan bentuk perumpamaan.
Terdapat banyak ayat al-Qur’an yang menunjukkan perumpamaan misalnya
Q.S. an-Nahl [16]: 75.

ۚ ‫َضَر َب ُهّٰللا َم َثاًل َعْبًدا َّمْم ُلْو ًك ا اَّل َيْقِد ُر َع ٰل ى َش ْي ٍء َّو َم ْن َّرَز ْقٰن ُه ِم َّنا ِر ْز ًقا َحَس ًنا َفُهَو ُيْنِفُق ِم ْنُه ِس ًّر ا َّوَج ْهًر ۗا َهْل َيْس َتٗو َن‬

‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِلۗ َبْل َاْكَثُر ُهْم اَل َيْع َلُم ْو ن‬

Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain,
yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia
menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan.
Samakah mereka itu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.
Maksud dari perumpamaan ini ialah untuk membantah orang-orang musyrikin yang
menyamakan Tuhan yang memberi rezki dengan berhala-berhala yang tidak berdaya.
Bagi mad’u yang memiliki kemampuan intelektual atau tingkat pendidikan yang sudah
tinggi, metode perumpamaan ini sangat penting. Dengan memberikan perumpamaan maka
akan merangsang logikanya untuk memahami maksud sebuah ayat. Sesuatu hal yang
dianggap masuk kedalam akalnya maka akan dengan mudah diresapi oleh hati.
3. Pendekatan Wisata
Pendekatan wisata dimaksud adalah perjalanan ke tempat-tempat bersejarah yang banyak
menyimpan peristiwa-peristiwa sejarah. Disini terdapat unsur rekreasinya namun nuansa
dakwah tetap melekat dalam dimensi kepariwisataan. Anjuran untuk melakukan wisata
dakwah dapat dilihat dalam beberapa ayat al-Qur’an.
6
Jamâl al-Umari, Dirâsat fi al-Qur’ân wa al-Sunnah (Kairo: Dâr al-Ma’rifah, 1982), h. 111

4
Dalam berbagai ayat Allah menggunakan berbagai kata yang mengandung makna wisata
atau perjalanan, seperti kata sara Q.S. Ali Imran [3]: 137

‫َقْد َخ َلْت ِم ْن َقْبِلُك ْم ُسَنٌۙن َفِس ْيُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َفاْنُظُرْو ا َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم َك ِّذ ِبْيَن‬

Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah
kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang yang
mendustakan (rasul-rasul).
Ayat-ayat yang berkenaan dengan metode dakwah dalam bentuk wisata dapat dilihat pada
Q.S. Al-An’am [6]: 11.
‫ُقْل ِس يُروا ِفي اَأْلْر ِض ُثَّم اْنُظُروا َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم َك ِّذ ِبيَن‬
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan itu".
Allah swt. menganjurkan kepada umat manusia untuk melakukan perjalanan baik di
darat, di laut maupun di udara. Anjuran ini untuk memperhatikan jagad raya agar
memunculkan kesadaran bagaimana semua ini diciptakan dan yang menciptakan itu sungguh
Maha Hebat.7 Metode ini sangat tepat untuk kaum intelektual yang selalu mengandalkan
akalnya dalam membentuk kesadarannya.

a. Metode al-Mau`izah al-Hasanah


Metode dakwah yang kedua yaitu memberikan nasehat yang baik (al-mau`izhah al-hasanah).
Para ahli bahasa memberikan pengertian yang bermacam-macam. Ibnu Manzhur memberikan
beberapa makna al-mau’izah yaitu memberi nasehat dan memberi peringatan. Memberi
peringatan kepada manusia dengan cara yang dapat menyentuh hati dan persaannya. 8
Ashfahani, dengan mengutip pendapat imam Khalil, menyatakan bahwa nasehat adalah
memberikan peringatan (al-tazkir) dengan kebaikan yang dapat menyentuh hati. Jadi, makna
terpenting dari nasehat adalah mengingatkan (tazkir) dan membuat peringatan (zikra) kepada
umat manusia.9

7
Metode Dakwah Persfektif Al-Qur’an (Jakarta: The Minangkabau Foundation, 2002), h. 193.
8
Ibnu Manzhur, Lisân al-Arab Jilid VII (Beirut: Dâr al-Shadir, 1990), h. 468.
9
Râghib al-Asfahânî, al-Mufradât fi Ghârib al-Qur’ân (Beirut: Dâr al-Ma`rifah, t.t), h. 527.

5
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa metode al-mau`izah al-hasanah
mengandung makna jauh dari sikap kekerasan, permusuhan, egoisme dan tindakantindakan
emosional. Metode ini juga menunjukkan bahwa obyek dakwah yang dihadapi tergolong
kepada kebanyakan orang awam yang tingkat pemahaman dan pengamalan agamanya masih
rendah. Konsekwensinya dibutuhkan da’i yang memiliki sifat membimbing, penyayang,
perhatian dan bersahabat.
Al-Qur’an Al-Karim juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk
mengarahkan manusia kepada ide-ide yang dikehendakinya, Tetapi nasihat yang
dikemukakannya itu tidak banyak manfaatnya jika tidak dibarengi dengan contoh teladan dari
pemberi atau penyampai nasihat. Dalam hal pribadi Rasulullah saw., maka pada diri beliau
telah terkumpul segala macam keistimewaan, sehingga orang-orang yang mendengar ajaran-
ajaran AlQur’an melihat penjelmaan ajaran tersebut dalam dirinya yang pada akhirnya
mendorong mereka untuk meyakini keistimewaan dan mencontoh pelaksanaannya. Salah satu
cara Al-Qur’an mendidik Nabi saw. sehingga memiliki keistimewaankeistimewaan tersebut
adalah dengan menceritakan sifat-sifat para nabi terdahulu, dan kemudian memerintahkannya
untuk mengikuti sifat-sifat tersebut.10
Sayyid Quthub menjelaskan bahwa nasehat yang baik adalah nasehat yang dapat masuk
ke dalam jiwa manusia serta dapat menyejukkan hati, bukan nasehat yang dapat memerahkan
telinga karena penuh kecaman dan caci-maki yang tidak pada tempatnya. Nasihat yang baik,
lanjut Quthub, bukan pula dengan membuka dan membeberkan aib dan kesalahan-kesalahan
orang lain yang terjadi karena tidak mengerti atau karena motif yang baik.11
Nasihat yang baik adalah nasihat yang lemah lembut yang dapat melunakkan hati yang keras
dan menyejukkan hati yang gersang. Nasihat seperti ini menurut Quthub, jauh lebih baik
dibanding caci-maki, celaan, dan hujatan
Dalam menjabarkan metode al-mau`izah ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk:
1. Menggunakan Bahasa yang Relevan
Sebagaimana yang telah penulis uraikan dalam pembahasan sebelumnya bahwa untuk
menjadi da’i yang sukses dalam menyampaikan pesan dakwah maka seorang da’i harus
kredibel di mata umat. Dalam pandangan Islam kredibilitas dapat dilihat dari konsep prinsip-
prinsip komunikasi yang termuat dalam al-Qur’an. Kata kunci komunikasi yang banyak
10
Shihab, Membumikan al-Qur’an….h. 196.
11
Quthub, Fî Zhilâl al-Qur’ân …., h. 2782

6
disebut dalam al-Qur’an adalah ”qaul”. Kata ”qaul” dalam konteks perintah (amr) dapat
disimpulkan enam prinsip komunikasi, keenam prinsip itu adalah qaulan sadîdan, qaulan
balîghan, qaulan maysûran, qaulan layyinan, qaulan kariman dan qaulan ma’rufan. Sadidan
memiliki makna benar.
Qaulan sadidan yang diartikan sebagai pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak
bohong serta tidak berbelit-belit.12 Ayat ini berbicara tentang prilaku orang munafik, ketika
diajak untuk mematuhi hukum Allah, mereka menghalangi orang lain untuk patuh. Kalau
mereka mendapat musibah karena perbuatan mereka sendiri, mereka datang memohon
perlindungan atau bantuan. Orang seperti ini perlu didakwahi dengan cara ungkapan yang
mengesankan (qaulan balighan).
Qaulan layyinan secara harfiah diartikan dengan perkataan yang lembut. Berkata lembut
adalah salah satu kiat komunikasi efektif yang diajarkan Islam. Berkomunikasi harus
dilakukan dengan lembut tanpa emosi, tanpa cacian dan makian sehingga yang diajak itu
merasa dihargai. Kata maysuran berasal dari kata yasara yang berarti mudah.13
Qaulan kariman mengisyaratkan bahwa dalam menyampaikan ajaran-ajaran Allah harus
disertai dengan penghormatan, artinya lawan bicara diperlakukan dengan penuh rasa hormat.
Prinsip ini sejalan dengan dengan komunikasi humanistis dari Carl Rogers dan Eric Fromm
dan komunikasi dialogis Martin Buber. Secara etimologis kata ma`rufan berati al-khair yang
berarti yang baik. Dengan demikian qaulan ma`rufan mengandung pengertian perkataan yang
baik dan pantas. Jalaluddin Rahmat menjelaskan bahwa qaulan ma`rufan berarti pembicaraan
yang bermanfaat, memberikan pengetahuan, mencerahkan pemikiran, menunjukkan
pemecahan masalah.
2. Nasehat dan Wasiat
Nasehat atau pelajaran ini mengandung petunjuk, peringatan, teguran kepada mad’u
secara sadar dan berlaku dalam bentuk berhadap-hadapan. Kalimat yang digunakan adalah
yang dapat menyentuh hati nurani sehingga dapat tergugah untuk mengikuti apa yang telah
disampaikan kepadanya.14
Disamping bentuk nasehat, juga ada kata yang semakna dengannya adalah wasiat. Wasiat
adalah semacam petuah dengan menggunakan kata-kata yang halus agar yang bersangkutan

12
Rahmat, Psikologi Komunikasi, h. 79.
13
Al Munjid fial-Lughat wa al-I`lam (Beirut: Dâr al-Masyruq, 1986), h. 924
14
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an… h. 198.

7
bersedia mengikutinya dalam menjalankan kehidupannya secara berkesinambungan. Bahkan
tidak hanya untuk dirinya tetapi juga diteruskan kepada orang lain secara terus-menerus
kandungan wasiat itu.
Al-Qur’an mengakui dua hal tersebut di atas sebagai metode mau`izah melalui nasehat
dan wasiat. Kedua bentuk ini selalu didasarkan pada berbagai kondisi yang mengitarinya.
Oleh karena itu nasehat dan wasiat sebagai sebuah metode dakwah dapat diakui
keberadaannya sebagai sebuah konsep dalam menyampaikan ajaran Islam kepada
masyarakat.Memberikan Peringatan dan Menggembirakan.
Memberikan peringatan (al-indzar) adalah penyampaian dakwah yang isinya berupa
peringatan terhadap manusia tentang adanya kehidupan abadi setelah kehidupan sementara di
dunia ini dengan segala konsekwensinya. Peringatan ini sering diikuti dengan ancaman
hukuman bagi mereka yang tidak mau mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya dan menjauhi
yang dilarang-Nya.
Al-indzar dalam dakwah ini pada umumnya digunakan kepada orang-orang yang ingkar
terhadap ayat-ayat Allah atau orang muslim yang masih sering berbuat maksiat. 15 Sedangkan
menggembirakan (al-Tabsyir) adalah menyampaikan dakwah dengan kabar gembira bagi
orang-orang yang mengikuti ajaran Allah dan Rasul-Nya.

b. Metode Wa Jadilhum bi al-Lati Hiya Ahsan


Metode ini mengandung arti aktivitas dakwah dengan jalan berbantahan, diskusi,
berdebat dengan argumentasi yang kuat. Tetapi semua hal tersebut dilandasi dengan cara yang
baik, saling menghormati antara satu dengan lainnya, antara kelompok yang satu dengan
kelompok lainnya dengan etika dan tatakrama. 16 Tujuan diskusi itu adalah untuk mencari
kebenaran dengan dasar argumentasi yang benar.
Jidal yang bermakna diskusi atau bukti-bukti yang mematahkan alasan atau dalil mitra
diskusi dan menjadikannya tidak dapat bertahan, baik yang dipaparkan itu diterima oleh
semua orang maupun hanya mitra bicara. Ihsan berarti yang terbaik, ini berarti jidal ada tiga
macam yaitu: baik, terbaik dan buruk. Metode ini digunakan dalam perjalanan dakwah pada
masa permulaan Islam kepada orang-orang yang hatinya dikungkung secara kuat oleh tradisi
jahiliyah.

15
Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 50.
16
Shihab, Tafsir al-Mishbah… h. 387.

8
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa seorang da’i, harus mampu menjaga emosi agar
lawan dialog merasa dirinya dihormati meskipun argumentasinya itu keliru.
Bagi setiap da’i harus menyadari bahwa tujuan dialog bukanlah memenangkan
perdebatan, melainkan memberikan kepuasan kepada lawan dialog dan mencapai kebenaran.
Dengan sikap yang santun dan menghargai maka akan membawa kesadaran pada lawan bicara
untuk merenungkan isi dari yang didialogkan tadi.
Di era kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, pola pikir masyarakat semakin kritis,
terutama dari kalangan terpelajar. Umumnya mereka tidak tertarik lagi dengan ceramah yang
sifatnya monolog, tidak rasional dan bersifat indoktrinasi. Kenyataan ini menuntut setiap da’I
untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan kontemporer. Terkadang mereka mengkritik
atau menentang penjelasan yang dalam pandangan mereka tidak masuk akal atau tidak sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Realitas seperti itu menjadikan metode dakwah al-
mujadalah merupakan alternatif untuk pengembangan dakwah saat ini.17

Pengertian Materi Dakwah

Dakwah adalah suatu proses menyeru dan mengajak kepada agama Allah dan
memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar dengan tujuan
membangkitkan kesadaran beragama dan mengubah dari situasi kepada situasi yang lebih
baik dan sempurna terhadap pribadi maupun masyarakatbanyak .terdapat banyak bagian "
dakwah yang Salah satu bagiannya perlu mendapat perhatian dan pemahaman yang
mendalam adalah Materi .
Materi dakwah adalah pesan-pesan dakwah Islam atau segala sesuatu yang harus
disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam
Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya yang pengembangannya mencakup kultur islam yang
bersumber dari kedua sumber islam tersebut.Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada
objek dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam. materi dakwah atau Maddah Ad-
Da’wah disebut juga dengan istilah message (pesan).
Terkait dengan materi dakwah, maka materi dakwah sesungguhnya adalah semua ajaran
Islam yang terdapat dalam al-Qur`an dan al-hadits. Namun demikian secara lebih tegas

17
Paradigma Dakwah Humanis Strategi dan Metode Dakwah Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (Semarang: Rasail, 2005), h. 69.

9
materi dakwah tersebut dapat dikaitkan dengan percakapan antara nabi Muhammad dengan
malaikat Jibril yang datang secara kusus mengajarkan tentang pokok-pokok agama Islam.18
Materi dakwah ini penting untuk diketahui dan dipahami oleh setiap da’i. Penyampaian
materi yang tidak sesuai dengan kebutuhan al-madh’u,tidak akan memberikan pengaruh dan
hasil yangmaksimal dalam berdakwah. Materi dakwah di jelaskan di dalam Al Qur'an surat
Al-imron ayat 110 yaitu

‫ُك ْنُت ْم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َج ْت ِل ل َّن ا ِس َت ْأ ُم ُر وَن ِب ا ْل َم ْع ُر و ِف َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ا ْل ُم ْن َك ِر َو ُتْؤ ِم ُن وَن ِب ال َّل ِۗه َو َل ْو آ َم َن َأ ْه ُل‬
‫ا ْل ِك َتا ِب َل َك اَن َخ ْيًر ا َل ُه ْم ۚ ِم ْن ُه ُم ا ْل ُم ْؤ ِم ُن وَن َو َأ ْك َث ُر ُه ُم ا ْل َف ا ِس ُق ون‬

Artinya :Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli
Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Materi dakwah merupakan unsur penting dalam pelaksanaan dakwah, karena tanpa
materi yang akan disampaikan si da’i kepada mad’unya. Dalam hal ini yang menjadi materi
dakwah merupakan ajaran Islam sendiriJadi semua ajaran Islam bisa dijadikan materi
dakwah. Materi yang disampaikan oleh seorang da’i harus cocok dengan bidang keahliannya,
juga harus cocok dengan metode dan media serta objek dakwahnya. 19

Sumber Materi Dakwah


1. Al-Qur’an dan hadits
Agama islam adalah agama yang menganut ajaran kitab, yakni al-quran dan
haditsrasulullah saw dimana keduanya ini merupakan sumber ajaran islam. Oleh karena itu
materidakwah tak boleh lepas dan berpatokan dari kedua sumber tersebut.
2. Akal pikiran ulama' (opini ulama')

18
Zain Arifin , 2019 , Dakwah Dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-hadist , jurnal at-taujih , vol 2 ( 1) , hal 46
19
Hardian Novri ,2018 , Dakwah Dalam Perspektif Al Qur'an dan Hadits , Jurnal Dakwah dan Ilmu komunikasi , Hal
48-49

10
Islam menganjurkan umatnya untuk berfikir berijtihad menemukan hukum sebagai tafsiran
dan takwil al-quran dan hadits. Maka dari itu hasil penelitian dan hasil pemikiran ulama juga
dapat dijadikan sumber kedua setelah al-quran dan hadist untuk berdakwah. Dengan catatan
penemuan baru tidak bertentangan dengan al-quran dan hadist bisa di jadikan pedoman untuk
sumber berdakwah

Macam-Macam Dakwah

M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa “materi dakwah yang dikemukakan oleh al-
Qur'an berkisar pada tiga masalah pokok yaitu akidah, akhlak dan hukum
1. Aqidah
Aqidah adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap umat Islam
berdasarkan dalil aqli dan naqli (nash dan akal).Aqidah disebut tauhid dan merupakan inti
dari kepercayaan.Tauhid adalah inti kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. ,Dalam
bidang akidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib
diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah-masalah yang dilarang sebagai
lawannya, misalnya syirik (menyekutukan adanya Tuhan), ingkar dengan adanya Tuhan dan
sebagainya
Dalam Islam, Aqidah merupakan I’tiqad Bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah
yang erat kaitannya dengan rukun Iman. Masalah aqidah atau keyakinan ini sesuai dengan
sabda nabiMuhammad, SAW: “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikatnya,
kitabnya, Para Rasulnya, hari akhir, dan adanya takdir baik dan buruk yang diciptakan oleh-
Nya” (HR. Muslim dari Umar) pokok-pokok aqidah dalam Islam adalah rukun iman yaitu :

1. Iman kepada Allah


2.iman kepada para malaikat
3. Iman kepada kitab-kitabnya
4. Iman kepada Rasul-rasulnya
5. Iman kepada hari akhir
6. iman kepada qadha dan qadar

11
Aspek akidah adalah yang akan membentuk moral (akhlak)manusia. Oleh karena itu,yang
pertama kali dijadikanmateri dalam dakwah Islam adalah masalah aqidah atau keimanan.
Aspek akidah ini yang akan membentuk karakter ber-taqarrub (medekatkan diri pada Allah)
seorang hamba dengan haq (benar).Sebab, jika seorang hamba tidak memiliki pengetahuan
tentang akidah yang benar,dikhawatirkan jalan menuju Allah bisa salah. Oleh sebab itu, bagi
seorang da’i, materi akidahini harus diutamakan dalam berdakwah.
Menurut Hasan al-Banna ruang lingkup pembahasan aqidah adalah sebagai berikut:
1. Ilahiyyat , yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilahi
seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, serta perbuatan-perbuatan Allah
2. Nubuwwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi
dan rasul termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah dan mukjizat
3. Ruhaniyyat , yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam
metafisik seperti malaikat jin, iblis setan, dan ruh
4. Sam'iyyat , yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat
sam'i (dalil naqli berupa Alquran dan Sunnah), seperti alam barzah, akhirat, azab kubur
tanda-tanda kiamat, serta surga dan neraka
Orang yang memiliki iman yang benar (hakiki) akan cenderung untuk berbuat baik dan
akanmenjauhi perbuatan jahat, karena perbuatan jahat akan berkonsekuensi pada hal-hal
yang buruk. iman inilah yang berkaitan dengan dakwah Islam dimana amar ma’ruf nahi
mungkar dikembangkan yang kemudian menjadi tujuan utama dari suatu proses dakwah.
2. Syari'at
Secara etimologi kata syari’ah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara’a yang berarti
jalan. . Secara terminologis, Muhammad Ali al-Sayis mengartikan syari’ah dengan
jalan“yang lurus”. Kemudian pengertian ini dijabarkan menjadi: “Hukum Syara’ mengenai
perbuatan manusia yang dihasilkan dari dalil-dalil terperinci”.
Syariah dalam islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka
mentaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia
dengantuhanya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Hukum atau syari’ah
sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang
dansempurna maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya.

12
Materi dakwah yang bersifat Syari’ah ini sangat luas dan mengikat seluruh umatIslam.
Disamping mengandung dan mencakup kemaslahatan sosial dan moral. Materi dakwah ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar dan kejadian secara cermat terhadap
hujjah atau dalil-dalil dalam melihat persoalan pembaruan. Sehingga umat tidakterperosok
kedalam kejelekan, karena yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan.Hukum atau
syari’ah seperti wajib, haram, sunah, makruh dan mubah. Hukum-hukumtersebut tidak saja
diterangkan klasifikasinya, melainkan juga hikmah-hikmah yangterkandung didalamnya.
Syariah dibagi menjadi dua subjek:
Pertama, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT disebut dengan ibadah,
ibadah merupakan perbuatan inti yang termuat dalam rukun Islam yaitu syahadat, shalat,
zakat, puasa dan haji bagi yang mampu.
Kedua, yang mengatur manusia dengan manusia atau alam lainnya disebut muamalah,
muamalah merupakan aplikasi dari ibadah dalam hidup bermasyarakat.
Dari subjek tersebut dapat dipahami bahwa syariah bukan hanya mencakup kehidupan
beragama secara pribadi, tetapi juga menyentuh aktivitas manusia secara kolektif seperti
ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan dan lain sebagainya. Semua itu adalah hukum-
hukum Allah SWT untuk keselamatan hidup di dunia dan diakhirat .Prinsip dasar utama
syariah adalah menebar nilai keadilan di antara manusia. Membuat hubungan yang baik
antara kepentingan individual dan sosial. Mendidik hati agar mau menerima sebuah undang-
undang untuk menjadi hukum yang ditaati.
Bidang syariah dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, pandangan yang
jernih, kejadian yang cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan,
sehingga umat tidak perpelosok ke dalam kejelekan, sementara yang diinginkan dalam
dakwah adalah kebaikan. Ada beberapa fungsi syariah adalah sebagai berikut:
1. Kehidupan manusia untuk menghantarkan manusia sebagai hamba Allah SWT
yang mukhlis.
2. Mengantarkan manusia sebagai kholifah Allah SWT untuk kesejahteraan lahir
dan batin manusia.
3. Menunjukkan kebahagiaan dunia dan akherat.

3. akhlak

13
Secara etimologis kata akhlak berasal dari bahasa Arab jamak dari khuluqun yang berarti
budi pekerti perangai dan tingkah laku atau tabiat . Sedangkan secara terminologi
pembahasan akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur batin yang
mempengaruhi perilaku manusia. akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan
kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata-mata taat kepada Allah dan
tunduk kepada-Nya.. Ajaran akhlak dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan
manusia yang merupakan ekspresi dari kondisi kejiwaannya. Akhlak merupakan ekspresi
mulia bagi seseorang, lebih-lebih bagi para da’i.
Rasulullah bersabda bahwa: sesungguhnya aku diutus dipermukabumi ini untuk
menyempurnakan Akhlak. berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang
menjadi sifat Allah SWT, pasti dinilai baik oleh manusia sehingga harus dipraktikkan dalam
perilaku sehari-hari. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam
bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan,
bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakanakhlak yang
dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlaq
dalam Islam pada dasarnya meliputi kualitas perbuatan manusia yang merupakan ekspresi
dari kondisi kejiwaannya, Islam mengajarkan kepada manusia agar berbuat baik dengan
ukuran yang bersumber dari AllahSWT.20

4.

20
Hidayat Rahmat Saputra Zul Ari ,2018 , Materi dakwah

14
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam dakwah ada tiga metode yang dapat diterapkan


Pertama, dakwah bi al-hikmah adalah ajakan atau seruan kepada jalan Allah
dengan pertimbangan ilmu pengetahuan seperti bijaksana, adil, sabar dan
penuh ketabahan, argumentatif, selalu memperhatikan keadaan mad’u.
Kedua, kedua yaitu memberikan nasehat yang baik (al-mau`izhah al-
hasanah).
Ketiga, Metode Wa Jadilhum bi al-Lati Hiya Ahsan mengandung arti
aktivitas dakwah dengan jalan berbantahan, diskusi, berdebat dengan
argumentasi yang kuat.
Materi dakwah adalah pesan-pesan dakwah Islam atau segala sesuatu yang
harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran
Islam yang ada dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-Nya yang
pengembangannya mencakup kultur islam yang bersumber dari kedua sumber
islam tersebut.Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah
adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam.
Sumber Materi Dakwah berasal dari al-Qur’an dan Hadis dan pikiran ulama’
Macam-Macam Dakwah ada 3 yaitu Aqidah ,Syari’ah dan Akhlak

15
DAFTAR PUSTAKA

Fadhullah Metodologi Dakwah dalam al-Qur’an Pegangan Bagi Para Aktivis al-
Ushlub Dakwah fi al-Qur’an (Jakarta: Lentera, 1997),
Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2002)
Quthub, Fi Dhilal al-Qur’an (Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, 1967),
Lihat Salmadanis, Metode Dakwah Perspektif Al-Qur’an (Jakarta: The Minangkabau
Foundation, 2002)
Khalil al-Qattan, Mabahits fi Ulum al-Qur’an (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1981)
Jamal al-Umari, Dirasat fi al-Qur’an wa al-Sunnah (Kairo: Dar al-Ma’rifah, 1982)
Metode Dakwah Persfektif Al-Qur’an (Jakarta: The Minangkabau Foundation, 2002)
Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab Jilid VII (Beirut: Dar al-Shadir, 1990)
Raghib al-Asfahani, al-Mufradat fi Gharib al-Qur’ân (Beirut: Dar al-Ma`rifah, t.t)
Shihab, Membumikan al-Qur’an
Quthub, Fi Zhilal al-Qur’an.
Rahmat, Psikologi Komunikasi
Al Munjid fial-Lughat wa al-I`lam (Beirut: Dar al-Masyruq, 1986)
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an
Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi (Jakarta: Pustaka Firdaus,
2008)
Shihab, Tafsir al-Mishba
Paradigma Dakwah Humanis Strategi dan Metode Dakwah Prof. K.H. Saifuddin
Zuhri (Semarang: Rasail, 2005)
Zain Arifin , 2019 , Dakwah Dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-hadist , jurnal at-
taujih , vol 2 ( 1) , hal 46
Hardian Novri ,2018 , Dakwah Dalam Perspektif Al Qur'an dan Hadits , Jurnal
Dakwah dan Ilmu komunikasi , Hal 48-49
Hidayat Rahmat Saputra Zul Ari ,2018 , Materi dakwah

16

Anda mungkin juga menyukai