Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN TRADISI ISLAM

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah peminatan
Disusun Oleh :

Kelompok VII

Guru Mata Pelajaran: Rahmawati A.Hi. Yusuf, S.Pd


KATA PENGANTAR

Assalamualaiakum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subahanahu Wata’ala yang telah memberikan


Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Perkembangan Tradisi Islam” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Shollallahu’alaihi Wasallam yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan hingga zaman terang benderang saat ini.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Dr
Adawiyah Pettalongi,M.Pd. selaku guru mata pelajaran Sejarah Peminatan
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang judul yang telah diberikan bagi pembaca dan penulis.

Kami dari kelompok VII juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr
Adawiyah Pettalongi,M.Pd. yang telah memberikan kami tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Kami sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Ampibabo, 18 Juli

Penyusun

Kelompok VII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tradisi adalah kebiasaan yang turun temurun dalam suatu masyarakat.


Tradisi merupakan mekanisme yang dapat membantu untuk memperlancar
perkembangan pribadi anggota masyarakat, misalnya dalam membimbing
anak menuju kedewasaan. Tradisi juga penting sebagai pembimbing
pergaulan bersama di dalam masyarakat. W.S. Rendra menekankan
pentingnya tradisi dengan mengatakan bahwa tanpa tradisi, pergaulan
bersama akan menjadi kacau, dan hidup manusia akan menjadi biadab.
Namun demikian, jika tradisi mulai bersifat absolut, nilainya sebagai
pembimbing akan merosot. Jika tradisi mulai absolut bukan lagi sebagai
pembimbing, melainkan merupakan penghalang kemajuan. Oleh karena
itu, tradisi yang diterima perlu direnungkan kembali dan disesuaikan
dengan zamannya.

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Pengertian Tradisi Islam
2.Bagaimana Pengertian Tradisi Lokal

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tradisi islam
2. Untuk mengetahui pengertian tradisi lokal
3. Untuk mengetahui dalil-dalil tradisi islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tradisi Islam Dan Tradisi Lokal

1. Tradisi Islam
Tradisi Islam yang sering dilaksanakan atau dijalankan oleh masyarakat
contohnya; perayaan Idul Adha dan Idul Fitri, Maulid Nabi, dan Isra’ Mi’raj.
Sebelum hari perayaam Idul Fitri tiba saat-saat itulah sebagai orang Islam harus
melaksanakan kewajiban yang utama yaitu puasa d bulan Ramadhan, contohnya;
banyak dijumpai di masjid atau mushalla ketika selesai salam dari shalat Terawih
dikumandangkan bacaan-bacaan shalawat dan do’a, membaca shalawat di antara
bilangan rakaat shalat Terawih bukan saja menjadi kebiasaan bagi umat Islam di
Nusantara, tetapi juga dilakukan oleh sebagian umat Islam dari Yaman dimana
ada banyak ulama Yaman yang berdakwah ke Nusantara.
Makna tradisi secara (Bahasa Latin: traditio, artinya diteruskan atau kebiasaan),
dalam pengertian yang paling utama adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupam suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, dan agama. Hal yang paling
mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke
generasi baik tertulis maupun sering kali melalui lisan, karena tanpa adanya ini
maka tradisi dapat punah. Islam tradisi merupakan suatu model akulturasi yang
tidak stagnan, dan terus berlangsung secara kompetibel dan kontekstual. Tibi
mengusulkan perlunya upaya melihat Islam dalam kerangka models of reality
(model-model dari realitas) dan models for realitiy (model-model untuk realitas.
Di sisi lain, model untuk realitas bersifat abstrak, berupa teori, dogma dan doktrin
yang bukan merupakan kongruensi struktual. Islam didalamnya mengandung arti
sebuah makna, secara teoretis Islam adalah sebuah kekuatan spiritual dan moral
yang mempengaruhi, memotivasi, dan mewarnai tingkah laku individu.
Menguraikan tradisi Islam yang tumbuh di kelompok masyarakat tertentu adalah
menelusuri karakteristik Islam yang terbentuk dalam tradisi populer. Tradisi
secara umum dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaa, praktek, dan lain-
lain yang diwariskan turun-temurun termasuk cara penyampaian sebuah
pengetahuan, doktrin, dan praktek tersebut.
2. Tradisi Lokal

Tradisi lokal di Indonesia sangat bervariasi contohnya; ketika ziarah


kubur menyiram kuburan dengan air mawar yang selalu di lakukan setiap
orang karena adat seperti ini bagi mereka merupakan tradisi yang perlu,
perlunya pastinya ada kemauan untuk tujuan baik mendoakan yang sudah
meninggal dan kita juga mengingat mati. Adapun menyiram kuburan
dengan air mawar hukumnya makruh karena menyia-nyiakan harta, yang
tidak dihukum haram karena dilakukan dengan tujuan baik seperti
memuliakan mayit, mendatangkan peziarah kubur risebabkan wanginya
tempat. Di dalam budaya Mandar ada sebuah bentuk komunitas nelayan
yang memiliki pandangan serta praktik-praktik ritual khas terkait
pekerjaanya malaut. Dalam perjalananya, kebudayaan Mandar pun tidak
luput dari persentuhan dengan nilai-nilai atau pandangan baru, khususnya
Islam dan modernitas. Hasil persentuhan itu menjadi bukti yang tidak bisa
dinafikan bahwa kebudayaan selalu berkembang bahkan berevolusi
karena adanya adaptasi, asimilasi, atau akulturasi dengan nilai-nilai atau
bahkan dengan pandangan lain (asing). Dua arus kebudayaan yang
bertemu lantas melahirkan dua model relasi dan situasi, yaitu dominasi
dan integrasi. Pertemuan dua kebudayaan tersebut melahirkan akulturasi
anntara Islam dangan kebudayaan Mandar (tradisi lokal), yang kemudian
membentuk suatu tatanan nilai tersendiri menjadi tradisi Islam lokal,
seperti kebudayaan nelayan pembusuang

B . Dalil-dalil Tradisi Islam

ِ ْ‫ُخ ِذ ْٱل َع ْف َو َوْأ ُمرْ بِ ْٱلعُر‬


1. َ‫ف َوَأ ْع ِرضْ ع َِن ْٱل ٰ َج ِهلِين‬
Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf,
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh (Q.S Al- A’Raf : 199)

‫ َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم‬g‫ َر َم ُك ْم ِع ْن‬g‫ارفُوْ ا ۚ ِا َّن اَ ْك‬g
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشعُوْ بًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َع‬
‫خَ بِ ْي ٌر‬
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-
Hujurat :13)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sebagai catatan penutup perlu ditegaskan bahwa Islam tidak sama sekali
menolak tradisi atau budaya yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat. Dalam penetapan hukum Islam dikenal salah satu cara
melakukan ijtihad yang disebut‘urf, yakni penetapan hukum dengan
mendasarkan pada tradisi yang berkembang dalam masyarakat. Dengan
cara ini berarti tradisi dapat dijadikan dasar penetapan hukum Islam
dengan syarat tidak bertentangan dengan ajaran islam yang tertuang dalam
al-Quran dan hadis Nabi Saw. Di Indonesia banyak berkembang tradisi
dikalangan umat Islam yang terus berlaku hingga sekarang, Seperti tradisi
lamaran, tingkeban, sumbangan mantenan, peringatanhari-hari besar
keagamaan, dan lain sebagainya. Selama ini tidak bertentangan dengan
ajaran islam maka tradisi-tradisi seperti itu dapat dilakukan dan
dikembangkan. Sebaliknya, jika bertentangan dengan ajaran Islam, maka
tradisi-tradisi itu harus ditinggalkan dan tidak boleh di kembangkan.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami susun, kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari
pembaca demi sempurnanya makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai