Anda di halaman 1dari 8

RESUME ILMU HADIS

OLEH :

Nama : NURSILTA

Nim : 184100030

Kelas : kpi 2

Semester : IV (empat)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

2020
1.HADIS TENTANG ETIKA BERDAKWAH

Etika dakwah adalah etika Islam itu sendiri, dimana seorang da’i sebagai seorang muslim
dituntut untuk memiliki etika-etika yang terpuji dan menjauhkan diri dari perilaku yang tercela.
Sehingga etika dakwah dapat dirumuskan sebagai manifestasi dari ethos, yaitu ilmu yang
mempelajari aspek-aspek mendalam dari perbuatan berdakwah, keputusan tindakan dalam
dakwah, pertanggung jawaban moral dalam dakwah, sehingga melahirkan suatu pengetahuan
yang bermanfaat dalam membangun akhlak dakwah Etika dan Sikap Seorang Da’I ,Terdapat dua
aspek yang perlu diindahkan dalam etika dan sikap seorang Da’i yaitu : pertama, menyangkut
akhlakul karimah, yaitu dengan membentuk kepribadian Islam, tidak cukup hanya dengan aqidah
Islamiyah, dimana pemiliknya bisa mngeluarkan keputusan hukum tentang benda atau perbuatan
sesuai dengan hukum syara’. Semuanya itu belumlah cukup, kecuali nafsiyahnya juga menjadi
nafsiyah Islamiyah sehingga segala sesuatu nya dengan landasan Islam. Dan yang kedua
menyangkut profesionalisme, yaitu lebih mengacu pada kerja yang didasarkan pada
pengetahuan, keahlian dan pengalaman

Maka oleh sebab itu kita sebagai umat muslim dan pelajar Islam, harus menunjukkan kata-kata
yang baik dalam setiap bicara. Berikut ini adalah beberapa etika berbicara:
- Berkata Baik Atau Diam
Adab Nabawi dalam berbicara adalah berhati-hati dan memikirkan terlebih dahulu sebelum
berkata-kata. Setelah direnungkan bahwa kata-kata itu baik, maka hendaknya ia mengatakannya.
Sebaliknya, bila kata-kata yang ingin diucapkannya jelek, maka hendaknya ia menahan diri dan
lebih baik diam.
- Sedikit Bicara Lebih Utama
Orang yang senang berbicara lama-lama akan sulit mengendalikan diri dari kesalahan. Kata-kata
yang meluncur bak air mengalir akan menghanyutkan apa saja yang diterjangnya, dengan tak
terasa akan meluncurkan kata-kata yang baik dan yang buruk. Ka-rena itu Nabi Shallallaahu
alaihi wa Salam melarang kita banyak bicara.
- Dilarang Membicarakan Setiap yang Didengar
Dunia kata di tengah umat manusia adalah dunia yang campur aduk. Seperti manusianya sendiri
yang beragam dan campur aduk; shalih, fasik, munafik, musyrik dan kafir. Karena itu, kata-kata
umat manusia tentu ada yang benar, yang dusta; ada yang baik dan ada yang buruk. Karena itu,
ada kaidah dalam Islam soal kata-kata, ‘Siapa yang membicarakan setiap apa yang didengarnya,
berarti ia adalah pembicara yang dusta’. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa
Salam.
- Jangan Mengutuk dan Berbicara Kotor
Mengutuk dan sumpah serapah dalam kehidupan modern yang serba materialistis sekarang ini
seperti menjadi hal yang dianggap biasa. Seorang yang sempurna akhlaknya adalah orang yang
paling jauh dari kata-kata kotor, kutukan, sumpah serapah dan kata-kata keji lainnya. Maka kita
menghindari sikap mengejek, memperolok-olok dan memandang rendah orang yang berbicara.
- Jangan Senang Berdebat Meski Benar
Saat ini, di alam yang katanya demokrasi, perdebatan menjadi hal yang lumrah bahkan malah
digalakkan. Ada debat calon presiden, debat calon gubernur dan seterusnya. Pada kasus-kasus
tertentu, menjelaskan argumentasi untuk menerangkan kebenaran yang berdasarkan ilmu dan
keyakinan memang diperlukan dan berguna.
Tetapi, berdebat yang didasari ketidaktahuan, ramalan, masalah ghaib atau dalam hal yang tidak
berguna hanya membuang-buang waktu dan berpengaruh pada retaknya persaudaraan dan
menimbulkan permusuhan.
- Dilarang Berdusta Untuk Membuat Orang Tertawa
Dunia hiburan (entertainment) menjadi dunia yang digemari oleh sebagian besar umat manusia.
Salah satu jenis hiburan yang digandrungi orang untuk menghilangkan stress dan beban hidup
yang berat adalah lawak. Dengan suguhan lawak ini orang menjadi tertawa terbahak-bahak,
padahal di dalamnya campur baur antara kebenaran dan kedustaan, seperti memaksa diri dengan
mengarang cerita bohong agar orang tertawa. Mereka inilah yang mendapat ancaman melalui
lisan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dengan sabda beliau:
“Celakalah orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang-orang tertawa. Celakalah
dia, dan celakalah dia!” (HR. Abu Daud, dihasankan oleh Al-Albani).
- Hendaknya berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula
terlalu rendah. Ungkapannya jelas dapat dipahami oleh semua orang dan tidak dibuat-buat atau
dipaksakan.
- Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Hadis Rasulullah saw menyatakan,
“Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
- Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa. Aisyah ra telah menuturkan, “Sesungguhnya
Nabi apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya,
niscaya ia dapat mengihitungnya.” (Muttafaq ‘alaih).
- Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. Allah berfirman yang
artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujarat: 12)
- Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak
menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak mengganggap rendah
pendapatnya atau mendustakannya.
- Menghindari perkataan kasar, keras, dan ucapan yang menyakitkan perasaan, dan tidak
mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat
mengundang kebencian, permusuhan, dan pertentangan.
2.HADIS TENTANG CARA MENEGUR KESALAHAN ORANG LAIN

1. Menegur Dengan Cara yang Santun


Jika anda ingin menegur seseorang, gunakanlah bahasa yang santun dan perilaku yang baik ya
sobat. Dengan begitu orang yang anda tegur justru akan sangat mengapresiasi dan menghargai
sikap anda. Karena hal tersebut mungkin akan menjadikannya sebagai orang yang lebih baik.
Namun jika anda sudah menggunakan bahasa yang santun tetapi orang tersebut tidak terima atau
pun bahkan marah, lebih baik sobat tetap pada pendirian awal ya, berperilaku baik. Jika sobat
menanggapi respon buruk dengan hal buruk berarti sobat sama saja dengan mereka.
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah berkata yang baik atau dia.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Tidak Bermaksud Menggurui
Jangan sekali – kali sobat jika menegur seseorang terlihat seperti menggurui. Hal tersebut justru
akan membuat orang yang anda tegur menjadi kurang nyaman. Bahkan mereka akan berperilaku
cuek dengan anda atau pun pura – pura tidak mendengar. Jadi teguran sobat akan terasa sia – sia
saja.
3. Tidak Menggunakan Nada Tinggi
Menggunakan nada tinggi memang tidak pantas untuk dilakukan. Terlebih lagi jika sobat
menegur orang yang lebih dewasa, sama saja sobat tidak punya “unggah – ungguh” kalau orang
jawa bilang. keutamaan orang tua dalam islam memang sangat dijunjung tinggi, meskipun
mereka dalam posisi salah. Kita sebagai orang yang lebih mudah tetap harus menghormati ya
sobat. Ingatkan dengan bahasa yang halus dan doakan. Insya Allah seiring berjalan waktu beliau
akan sadar.
4. Jangan Menunjuk – Nunjukan Jari Anda Saat Menegur
Dengan menunjuk – nunjukkan jari anda, justru orang yang anda tegur akan meresponnya bahwa
anda mau ngajak ribut. Bukannya urusan selesai, tetapi akan bertambah keruh. Anda juga akan
dipandang seperti halnya orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan saja.
5. Tidak Memaksakan Kehendak
Namanya juga menegur dengan niat yang baik demi perubahan seseorang agar lebih baik, mau
dia menerima atau pun tidak, urusan belakang yang sobat. Jangan sampai kita melihat situasi
yang kurang baik malah membiarkannya saja. Berarti kita tidak ada bedanya dengan dia. Yang
terpenting kita tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain ya sobat. Baca juga
mengenai hukum salam dalam islam.
6. Lihat Situasi dan Kondisi
Sebaiknya jika anda berniat untuk menegur seseorang, perhatikan dan pertimbangkan terlebih
dahulu situasi dan juga kondisinya ya sobat. Jangan langsung anda tegur di tempat yang ramai,
sehingga perlakuan anda tersebut justru membuat orang yang anda tegur menjadi malu. Sudah
menjadi tugas kita sebagai sesama muslim untuk saling menutupi aib orang lain.
7. Jangan Membuat Sakit Hati Orang yang Anda Tegur
Jangan sampai awalnya sobat hanya ingin sekedar mengingatkan saja, namun orang yang anda
tegur menjadi sakit hati dengan teguran yang anda lontarkan sobat. Hindari menggunakan
perkataan yang menyinggung atau pun menghubungkan dengan masaah sensitif seperti halnya
sara.
8. Fokus Terhadap Persoalan yang Tengah Dihadapi Saja
Menegur seseorang fokus terhadap persoalan saja akan lebih baik dan bisa segera terselesaikan,
ketimbang anda malah memanfaatkan situasi tersebut untuk menyangkut pautkan dengan
persoalan lainnya. Hal ini tidak dianjurkan ya sobat. Sama saja sikap tersebut adalah dendam.
9. Mendengarkan Semua Pembelaan dan Penjelasan Setelah Anda Menegur
Menjadi pendengar yang baik memang dianjurkan dalam Islam. Hal ini akan memperjelas
persoalan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman. Jangan sampai anda hanya menegur namun
tidak diimbangi dengan memberikan kesempatan orang lain untuk membela dirinya.
10. Tidak Berkata Kasar 
Berkata kasar dengan orang yang anda tegur, nantinya malah membuatnya menjadi tersinggung,
dan teguran anda dianggap sebagai angin lalu saja sobat. Wajar saja jika orang lain tidak
memberikan respon baik kepada anda karena anda saja tidak berkata lembut kepadanya.
“Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia
dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. (HR. Muslim)
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut.”
(QS. Ath Thaha: 44)
11. Mengharapkan Ridha Dari Allah SWT
Sebelum melakukan suatu tindakan atau pun aktivitas apa pun dengan niatan yang baik sudah
sepantasnya anda selalu mengharapkan ridha dari Allah Swt agar apa yang anda lakukan
mendapatkan keberkahan.
“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu
hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak
dinikahinya, maka (hakikat) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan
hijrahnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
12. Tidak Ada Niat Untuk Mempermalukan Orang yang Anda Tegur
Janganlah anda berusaha ingin mempermalukan saudara anda sendiri. Sudah menjadi kewajiban
anda untuk tidak membuka aib orang lain. Karena jika anda berusaha dan senang membuka aib
orang lain, maka sama halnya anda membuka aib anda sendiri.
13. Sebisa Mungkin Menasehati Secara Rahasia (Empat Mata)
Jauh lebih baik jika anda menegur orang lain hanya berdua saja dan secara sembunyi –
sembunyi, karena takutnya orang yang ingin anda tegur, mungkin saja tidak ingin orang lai tau.
“Apabila para salaf hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka mereka menasehatinya
secara rahasia… Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat.
Dan barangsiapa yang menasehatinya di depan orang banyak maka sebenarnya dia
mempermalukannya.” (Jami’ Al ‘Ulum wa Al Hikam, halaman 77)
“Jika kamu hendak memberi nasehat sampaikanlah secara rahasia bukan terang-terangan dan
dengan sindiran bukan terang-terangan. Terkecuali jika bahasa sindiran tidak dipahami oleh
orang yang kamu nasehati, maka berterus teranglah!” (Al Akhlaq wa As Siyar, halaman 44)
14. Mencari Waktu yang Tepat
Untuk menegur orang lain, alangkah baiknya anda menunggu waktu yang tepat pada saat orang
tersebut dala kondisi hati yang tenang. Karena jika orang yang anda tegur dalam keadaan banyak
masalah, tentu saja akan menambah masalah dan pikiran baginya.
15. Mendoakannya Dengan Sungguh – Sungguh
Jika anda sudah berusaha dengan maksimal namun masih saja tidak mendapatkan solusi dan
pencerahan, doakanlah orang tersebut agar segera disadarkan oleh Allah Swt. Karena Dia lah
yang mampu membolak balikkan hati hambanya.
Orang yang berpuasa Ramadhan kerana iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.38, Muslim, no.760)
3.HADIS BERMASALAH SEPUTAR RAMADHAN

1. Bulan yang penuh barakah


Ini keutamaan Ramadhan yang pertama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mensabdakan
bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh barakah.
“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah…” (HR. Ahmad)
Barakah artinya adalah ziyadatul khair; bertambahnya kebaikan. Di bulan Ramadhan, banyak
kebaikan yang bertambah. Banyak kebaikan yang meningkat.
2. Diwajibkannya puasa
Salah satu keutamaan Ramadhan, di bulan ini umat Islam diwajibkan berpuasa. Sehingga
Ramadhan juga disebut sebagai syahrush shiyam. Puasa menjadikan Ramadhan istimewa karena
ia adalah rukun Islam yang tidak ada di bulan-bulan lainnya.
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa…”
(HR. Ahmad)
3. Pintu surga dibuka
Pada bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, lanjutan hadits di atas:
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa,
dibukakan pintu-pintu surga…” (HR. Ahmad)
4. Pintu neraka ditutup
Di samping pintu-pintu surga dibuka, pada bulan Ramadhan, pintu-pintu neraka ditutup.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lanjutan hadits di atas:
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa,
dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka…” (HR. Ahmad)
5. Syetan dibelenggu
Di antara keutamaan Ramadhan, syetan-syetan dibelenggu pada bulan ini sebagaimana Sabda
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
6. Lailatul Qadar
Keutamaan Ramadhan yang tidak kalah luar biasa adalah lailatul qadar. Yakni malam yang
nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Lailatul qadar hanya ada di salah satu malam bulan
Ramadhan, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.
Dengan adanya lailatul qadar ini, umat Nabi Muhammad bisa mengejar ketertinggalan waktu
beramal dari umat-umat sebelumnya. Seperti diketahui, umat terdahulu usianya relatif lebih
panjang. Bisa ratusan hingga seribu tahun. Dengan mendapatkan lailatul qadar, amal mereka bisa
terkejar karena satu kali lailatul qadar setara dengan 83 tahun. Sepuluh kali mendapatkan lailatul
qadar, bisa mengejar 833 tahun amal umat terdahulu.
7. Penghapus dosa
Ibadah dan amal-amal shalih yang dilakukan di bulan Ramadhan merupakan penghapus dosa
dari Ramadhan sebelumnya hingga Ramadhan saat ini.
Sholat lima waktu, antara shalat Jum’at ke Shalat Jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan
penghapus dosa diantara kesuanya, jika dijauhi dosa-dosa besar” (HR. Muslim)
8. Penghapus dosa yang telah lalu
Bukan hanya penghapus dosa antara Ramadhan satu ke Ramadhan berikutnya, bahkan salah satu
keutamaan Ramadhan adalah menghapus dosa-dosa yang telah lalu. Ini diperoleh jika melakukan
puasa Ramadhan dengan dilandasi iman dan mengharap perhitungan pahala dari Allah semata.
9. Waktu dikabulkannya doa
Berbeda dengan bulan lainnya, pada bulan Ramadhan banyak waktu mustajabah untuk berdoa.
Di antaranya adalah waktu menjelang berbuka. Bahkan sepanjang waktu puasa mulai terbitnya
fajar hingga terbenamnya matahari adalah waktu yang mustajabah untuk berdoa. Berdoa di
waktu puasa Ramadhan ini lebih dikabulkan Allah.
Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang
adil, dan doa orang yang dizholimi” (HR. Tirmidzi; hasan)
10. Pembebasan dari neraka
Salah satu keutamaan Ramadhan adalah setiap harinya Allah membebaskan hambaNya dari
neraka. Mereka yang hampir saja masuk neraka, dengan kemurahan Allah di bulan Ramadhan,
mereka diampuni oleh Allah dan dibebaskan dari neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam:
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan
Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al
Bazaar dengan para perawi yang tsiqah)

Anda mungkin juga menyukai