Anda di halaman 1dari 15

Konsep Peran Umat Beragama dalam

Mewujudkan Masyarakat yang


Beradab dan Sejahtera
Kelompok 6
Anggota Tim:
1. Apra Sulawati
2. Habsa Fauzia
3. Elisa Fitriani
4. Syalaisha Nazmi
5. Nurul Fakhirah
Latar Belakang
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini setelah melalui berbagai rintangan dan hambatan.
Makalah ini kami beri judul “PERAN UMAT BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT BERADAB DAN SEJAHTERA”. Adapun tujuan disusunnya makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama semester 1. Selain itu, makalah
disusun guna memberikan informasi dan pengetahuan tentang anggapan agama
(islam) dalam bertetangga dan peran umat beragama (islam) dalam mewujudkan
masyarakat beradab dan sejahtera.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki kami. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang agar lebih baik.
Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.
RumusAN Masalah
1. Bagaimanakah pandangan agama (Islam) dalam hidup
bertetangga?
2. Apakah yang dimaksud masyarakat beradab dan sejahtera ?
3. Bagaimana peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat beradab dan sejahtera ?
pembahasan
Kehidupan bertetangga dalam islam
Kata Al Jaar (tetangga) dalam bahasa Arab berarti orang yang
bersebelahan denganmu. Agama Islam adalah agama rahmah yang
penuh kasih sayang. Dan hidup rukun dalam bertetangga adalah moral
yang sangat ditekankan dalam Islam. Jika umat Islam memberikan
perhatian dan menjalankan poin penting ini, niscaya akan tercipta
kehidupan masyarakat yang tentram, aman, nyaman dan sejahtera.
Dalam Islam ada hal – hal yang perlu diperhatikan dalam bertetangga.
1. Batasan Tetangga
Sebagaimana kaidah fiqhiyyah yang berbunyi al ‘urfu haddu maa lam
yuhaddidu bihi asy syar’u (adat kebiasaan adalah pembatas bagi hal-hal
yang tidak dibatasi oleh syariat). Sehingga, yang tergolong tetangga bagi
kita adalah setiap orang yang menurut adat kebiasaan setempat
dianggap sebagai tetangga kita.
2. Kedudukan Tetangga Bagi
Seorang Muslim
Hak dan kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar dan
mulia. Sampai-sampai sikap terhadap tetangga dijadikan sebagai indikasi
keimanan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‫َم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِبالَّلِه َو اْلَي ْو ِم اآْل ِخ ِر َفْلُيْك ِرْم َجاَرُه‬
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia
muliakan tetangganya” (HR. Bukhari 5589, Muslim 70)
3. Anjuran Berbuat Baik Kepada Tetangga
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
‫ِر‬‫ا‬ ‫َج‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َو‬ ‫ِن‬ ‫اِكي‬ ‫َس‬ ‫َم‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َو‬ ‫َم‬‫ا‬ ‫َت‬ ‫َي‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َو‬ ‫َب‬ ‫ْر‬ ‫ُق‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ِذي‬‫ِب‬ ‫َو‬ ‫ا‬‫ًن‬‫ا‬ ‫َس‬ ‫ْح‬ ‫ِن‬ ‫ْي‬ ‫اِلَد‬ ‫َو‬ ‫ْل‬‫ا‬‫ِب‬ ‫َو‬ ‫ًئ‬ ‫ْي‬ ‫َش‬ ‫ِه‬‫ِب‬ ‫وا‬ ‫ُك‬‫ِر‬ ‫ْش‬‫ُت‬ ‫اَل‬ ‫َو اْع ُبُدوا َهَّللا َو‬
‫ٰى‬ ‫ٰى‬ ‫ِإ‬ ۖ‫ا‬
‫ِذي اْلُق ْر َب َو اْلَجاِر اْلُجُنِب َو الَّص اِح ِب ِباْلَجْن ِب َو اْبِن الَّس ِبيِل َو َم ا َم َلَكْت َأْيَم اُنُكْم ۗ َّن َهَّللا اَل‬
‫ِإ‬ ‫ٰى‬
‫ُيِح ُّب َم ْن َك اَن ُم ْخَت ااًل َف ُخوًرا‬
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki
hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An
Nisa: 36)
Maka jelas sekali bahwa berbuat baik terhadap tetangga adalah akhlak
yang sangat mulia dan sangat ditekankan penerapannya, karena
diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
4. Ancaman Atas Sikap Buruk Kepada
Tetangga
Disamping anjuran, syariat Islam juga menggambakarkan kepada kita
ancaman terhadap orang yang enggan dan lalai dalam berbuat baik
terhadap tetangga. Bahkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
menafikan keimanan dari orang yang lisannya kerap menyakiti tetangga.
Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
‫ اَّلِذ ْي اَل َيْأَم ُن‬: ‫ َو َم ْن َيا َرُس ْو َل ِهللا؟ َق اَل‬: ‫ ِق ْي َل‬. ‫ َو ِهللا اَل ُيْؤ ِم ُن‬، ‫ َو ِهللا اَل ُيْؤ ِم ُن‬، ‫َو ِهللا اَل ُيْؤ ِم ُن‬
‫َجاُرُه َبَو اِئَق ُه‬
“Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang
bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: ‘Orang yang
tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘” (HR. Bukhari
6016, Muslim 46).
5. Bentuk-Bentuk Perbuatan Baik Kepada
Tetangga
Semua bentuk akhlak yang baik adalah sikap yang selayaknya diberikan
kepada tetangga kita. Diantaranya adalah bersedekah kepada tetangga
jika memang membutuhkan. Bahkan anjuran bersedekah kepada
tetangga.
Dan juga segala bentuk akhlak yang baik lainnya, seperti memberi salam,
menjenguknya ketika sakit, membantu kesulitannya, berkata lemah-
lembut, bermuka cerah di depannya, menasehatinya dalam kebenaran,
dan sebagainya.
Pengertian masyarakat
beradab dan sejahtera
Masyarakat beradab dan sejahtera adalah masyarakat yang adil,
terbuka, demokratis, sejahtera, dengan kesadaran ketuhanan yang
tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial. Prinsip masyarakat
beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial,
egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan
sosial. Keadilan sosial adalah tindakan adil terhadap setiap orang
dan membebaskan segala penindasan. Egalitarianisme adalah
kesamaan tanpa diskriminasi baik etnis, agama, suku, dll. Pluralisme
adalah sikap menghormati kemajemukan dengan menerimanya
secara tulus sebagai sebuah anugerah dan kebajikan. Supremasi
hukum adalah menempatkan hukum di atas segalanya dan
menetapkannya tanpa memandang “atas” dan “bawah”.
Peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat beradab dan sejahtera.
Peran umat beragama dalam mewujudkan
masyarakat beradap dan sejahtera dapat
dilakukan, antara lain, melalui :

1. Dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian.


2. Melakukan studi-studi agama.
3. Menumbuhkan kesadaran pluralisme
4. Menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.
5. Menjaga perdamaian
6. Saling tolong menolong
7. Bermusyawarah dalam segala urusan
8. Bersikap adil
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas agama islam adalah agama yang menjunjung tinggi adab bertetangga. Hal – hal
yang perlu diperhatikan dalam bertetangga yaitu batasan bertetangga, kedudukan tetangga bagi seorang
muslim, anjuran berbuat baik kepada tetangga, ancaman atas sikap buruk kepada tetangga, kedudukan tetangga
bagi seorang muslim, anjuran berbuat baik kepada tetangga, ancaman atas sikap buruk kepada tetangga, serta
bentuk-bentuk perbuatan baik kepada tetangga.
Masyarakat beradab dan sejahtera adalah masyarakat yang adil, terbuka, demokratis, sejahtera, dengan
kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam kehidupan sosial. Peranan umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera yaitu dialog, melakukan studi agama, menumbuhkan kesadaran
pluralism dan masyarakat madani, menjaga perdamaian, bermusyawarah, dan bersikap adil.
Saran
Dalam kehidupan bermasyarakat khususnya kaum muslim sudah seharusnya memperhatikan adap dalam
bertetangga karena kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar dan mulia. Serta ikut berperan
dalam mewujudkan masyarakat beradap dan sejahtera.
SEKIAN DARI KAMI
Terima Kasi
APA ADA YANG MAU
BERTANYA?

Anda mungkin juga menyukai