Tugas Kelompok
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Laisa Syahda Herawan
Siti Saidah
Hilham Munggaran
Gina Amelia
Yusnita Aprilia
Desata Rizki
Rifal Fauzi
Ahmad Jajang
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Akhlak Bertetangga” ini
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini, yang telah membimbing kami membuat makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah
selanjutnya.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang
telah terkait. Semoga segala bantuan, bimbingan dan arahan yang diberikan mendapat ganjaran yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
A. Pengertian Tetangga
Kata Al Jaar (tetangga) dalam bahasa Arab berarti orang yang bersebelahan denganmu. Ibnu Mandzur
berkata: “الج َوار ِ , ْال ُم َج َاو َرةdan ار
ُُ ْال َجbermakna orang yang bersebelahan denganmu. Bentuk pluralnya
ُ أَجْ َوار, ُ ِجي َْرةdan ُ”جي َْران.
ِ Sedang secara istilah syar’i bermakna orang yang bersebelahan secara syar’i
baik dia seorang muslim atau kafir, baik atau jahat, teman atau musuh, berbuat baik atau jelek,
bermanfaat atau merugikan dan kerabat atau bukan.
Tetangga memiliki tingkatan, sebagiannya lebih tinggi dari sebagian yang lainnya, bertambah dan
berkurang sesuai dengan kedekatan dan kejauhannya, kekerabatan, agama dan ketakwaannya serta
yang sejenisnya. Dengan demikian jelaslah tetangga rumah adalah bentuk yang paling jelas dari
hakikat tetangga, akan tetapi pengertian tetangga tidak hanya terbatas pada hal itu saja bahkan lebih
luas lagi. Karena dianggap tetangga juga tetangga di pertokoan, pasar, lahan pertanian, tempat belajar
dan tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya ketetanggaan. Demikian juga teman perjalanan
karena mereka saling bertetanggaan baik tempat atau badan dan setiap mereka memiliki kewajiban
menunaikan hak tetangganya.
B. Kategori Tetangga
Dalam islam tetangga itu hanya ada dua kategori, yakni tetangga dekat dan tetangga jauh. Adapun
yang dimaksud dengan tetangga dekat dan jauh disitu ada yang mengaitkannya dengan tempat
hubungan, kekeluargaan, dan berkaitkan dengan muslim dan bukan muslim. Yang dikaitkan dengan
tempat, artinya tentang di mana keberadaan tetangga itu. Keberadaanya bisa di dekat rumah, satu
rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), kompleks dan kampung. Namun yang dekat rumah pun jika
harus memilih kepada tetangga mana yang harus di dahulukan, lalu dikaitkan dengan hubungan
kekeluargaan artinya tetangga yang dekat itu adalah saudara atau keluarga sendiri.
Sedangkan tetangga jauh berarti yang bukan termasuk saudara atau keluarga. Sebab, bisa terjadi
dalam lingkungan sosial, ada tetangga yang masih ada hubungan keluaraga atau besan dan ada pula
orang lain. Dengan demikian yang lebih dekat adalah yang ada hubungan keluarga daripada orang lain.
Adapun yang dikaitkan dengan orang muslim dan bukan muslim, artinya, yang dimaksud dengan
tetangga yang dekat adalahb sesame muslim. Sedangkan tetangga jauh adalah orang- orang yang
bukan (non) muslim. Sebab bisa saja terjadi, dalam satu lingkungan tetangga ada yang seagama, sama-
sama muslim da berlainan agama.
C. Kedudukan Tetangga
Tetangga dalam pandangan islam mempunyai kedudukan yang mulia sebagaimana halnya tamu yang
datang ke rumah. Rosulullah saw. bersabda,
“siapa yang percaya kepada hari kemudian, maka jangan mengganggu tetangganya, dan siapa yang
percaya kepada Alloh dan hari kemudian, maka harus menghormati tamunya….” (HR Bukhori dan
Muslim)
Kemuliaan tetangga yang disebutkan dalam sabda Rasulallah saw. ini adalah, mereka tidak boleh di
ganggu, dan berbuat baik kepada mereka sama seperti halnya menghormati tamu. Semuanya itu
menjadi ukuran keimanan seseorang.
Beberapa kemuliaan tetangga antara lain sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Bertetangga artinya hidup bersama orang lain dalam suatu lingkungan tertentu yang dekat atau yang
jauh. Tetangga dalam pandangan islam ternyata mempunyai hak dan kewajiban yang harus terpenuhi
dan dilaksanakan.hak dan kewajiban secara umum sama, namun secara khas adalah berbeda. Hak dan
kewajiban tetangga yang masih ada hubungan keluarga tentunya tidak sama dengan orang lain.
Demikian pula hak dan kewajiban tetangga sesama muslim dan nonmuslim. Hak-kewajiban tetangga
yang sama dapat dipenuhi dan dilaksanakan antara lain, saling hormat-manghormati dan menciptakan
rasa aman dan nyaman selama tinggal bersama dalam suatu lingkungan sosial tertentu.
Ternyata dalam hidup bertetangga tidak sedikit problematika yang ada, terutama dalam masyarakat
yang heterogen, umumx menyangkut masalah persaingan yang tidak sehat, keamanan dan lingkungan.
Islam sebagai agama yang lengkap dan sempurna ternyata memiliki konsepsi dan prinsip-prinsip yang
dapat mamberikan solusi yang kongkret dalam memecahkan problem hidup bertetangga ini. Olah
sebab itu, akhlak bertetangga menjadi penting dalam hidup dan kehidupan manusia dalam pergaulan
dengan sesama. Masalah akhlak bertetangga bagi setiap orang muslim sudah seharusnya menjadi
masalah tuntutan hidup bersama dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial. Bila orang-orang
bertetangga mengabaikan akhlak inimaka wajarlah jika yang terjadi adalah malapetaka dalam
masyarakat akhirnya tidak terwujud rasa damai.
Saking pentingnya tetangga dalam kedudukan dalam ajaran Islam, Nabi sampai menggambarkan
seandainya seseorang berzina kepada satu perempuan tetangganya sungguh itu lebih besar dosanya
dibandingkan dengan zina dengan sepuluh wanita yang bukan tetangganya. Juga seorang pencuri yang
mencuri di satu rumah tetangganya, itu dianggap dosanya lebih besar dibandingkan dengan mencuri
di sepuluh rumah yang bukan tetangganya. Sebagaimana sabda beliau:man, aman yang mereka
harapkan bersama.
Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya: “apa yang kalian bicarakan tentang zina?” para
sahabat menjawab: “Haram, sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasulnya, maka sampai
hari kiamat tetap haram.” Maka Nabi bersabda: “Sesungguhnya seorang laki-laki berzina kepada
sepuluh orang perempuan itu lebih ringan (dosanya) dibandingan berzina dengan satu wanita
tetangganya.”. kemudian Nabi bertanya kepada sahabatnya: “apa yang kalian bicarakan tentang
mencuri?” sahabat menjawab: Allah dan Rasulnya telah mengharamkan perbuatan mencuri, maka
haram. Nabi bersabda: “sesungguhnya seorang laki-laki yang mencuri di sepuluh rumah itu lebih ringan
(dosanya) dibandingkan dengan mencuri di satu rumah tetangganya.”
Kita menyadari, bahwa terwujudnya suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan dari unsur tetangga
sebagai saudaraterdekat keluarga dan kerabat sendiri. Tetangga sebagai saudara terdekat mempunyai
tempat dan perhatian khusus dalamIslam, sehingga baik buruknya bertetangga merupakan ukuran
iman seseorang. Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamrah mengatakan: “ Memelihara hubungan dengan
tetangga termasuk bagian dari kesempurnaan iman”.
B. Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik
dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.