Buku ini diperuntukkan bagi para pemuda yang merasa terpanggil oleh
seruan Allah (Q.S. Al-Imran:104), dimana terdapat segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar. Namun target seruan atau objek dakwah ini beragam dan
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur, pendidikan, tradisi dan pola pikir.
Dan setiap kelompok mempunyai cara dan sarana tersendiri dalam merangkul
massa.Metode dakwah haruslah secara tadarruj (bertahap), sebagaimana firman
Allah swt.,
Jika kita telah faham bahawa syaitan juga membuat program untuk para
pengikutnya dengan langkah-langkah yang bertahap (sebagaimana firman Allah,
"Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan." (Al-Baqarah: 168), maka
sudah selayaknya seorang da'i juga membuat program dan langkah-langkah dalam
mengambil simpati mad'u. Sungguh sangat jauh berbeda antara tujuan syaitan
dengan tujuan orang-orang yang beriman.
Menghafal nama adalah hal yang penting, kerana dari sinilah terjadi
interaksi dan lahir sifat saling percaya sesama individu. Tabiat dakwah kita adalah
saling mengenal. Imam Hasan Al-Banna adalah da'i yang sangat gemar menghafal
nama.
Cara bertutur kata dan penampilan seorang da'i akan menarik perhatian
orang yang mendengar dan melihat-nya, karena pada dasarnya jiwa manusia
cenderung dan tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Orang Arab
mengatakan, "Kata-kata yang keluar dari mulut hendaknya penuh dengan
kemuliaan dan keindahan." Bahkan ada ungkapan populer di kalangan
masyarakat, "Ungkapan membawa kebahagiaan."
Dari sini kita bisa melihat bahwa yang dipilih sebagai personil-personil
pemasaran hasil produksi adalah orang-orang yang berpenampilan menarik, di
sampmg kualitas produk yang terbaik. Pada hakikatnya, dakwah adalah
menawarkan sebuah risalah dan landasan pola berpikir yang tercermin dalam
akhlak, kepribadian, dan penampilan. Penampilan dan akhlak yang baik akan
membuat orang yang baru saja memandang menjadi tertarik dan simpati. Maka
kita akan menjumpai ada sebagian orang yang menggantungkan kepercayaan
melalui pandangan matanya.
Pada zaman ini banyak orang menggunakan nama-nama aneh yang hanya
asal ucap saja. Lebih aneh lagi banyak orang merasa bangga jika menyandang
nama-nama itu, sehinggga jika ada orang yang memanggilnya dengan
menggunakan nama aslinya maka ia akan marah. Tatkala kita sudah menjadi umat
Muhammad saw., kita mempunyai kewajiban agar memanggil orang lain dengan
panggilan yang ia sukai, karena hal itu dapat mempererat hubungan kita dengan
orang tersebut.
Penampilan seorang da'i harus berseri-seri dan ceria dalam segala situasi
dan kondisi. Maka seorang da'i tidak boleh bermuka masam dan cemberut
sewaktu menghadapi seseorang, tetapi berwajah ceria ketika menghadapi yang
lain. Bahkan seharusnya ia selalu berlapang dada dan ceria. "Carilah kebaikan di
saat wajah sedang ceria", demikian kata pepatah. Sesungguh-nya dalam hati setiap
orang tersimpan potensi besar bagi dakwah, kerana hati seseorang secara fitrah
senang kepada semua yang menyambut dan melayaninya dengan baik.