Kelompok 3 :
Alhamdulillah puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT atas rida dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Terhadap
Demokrasi Tidak Langsung Dan Dilema Pemilihan Umum: Kepentingan Rakyat Vs. Kepentingan
Pejabat Dan Partai Politik”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Mairul, S.H.I., M.H pada mata
kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembaca serta kami sebagai penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,baik materi maupun cara penulisnya .
Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesaidengan baik.oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca gunauntuk peningkatan pembuatan makalah lainnya di
waktu mendatang. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Kaitan Pancasila dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Budi Pekerti ................................. 5
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................................................. 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini dapat dikaitkan dengan dua aspek utama, yaitu mentalitas pribadi pejabat
dan kepentingan partai politik yang mereka wakili. Sebagian pejabat mungkin memiliki
motivasi yang tidak selalu sejalan dengan kepentingan umum, melainkan lebih
memprioritaskan kepentingan pribadi atau partai politik mereka. Kebijakan yang diambil
oleh pejabat seringkali dapat dipengaruhi oleh dinamika politik internal partai, yang tidak
selalu selaras dengan kebutuhan dan harapan rakyat.
1
pejabat yang lebih bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi dalam menjalankan
tugas publik mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
masyarakat dalam proses demokrasi, meningkatkan pendidikan politik, memerangi korupsi,
mengurangi ketimpangan ekonomi, meningkatkan akses terhadap informasi, mengembangkan
potensi lokal dan meningkatkan peran serta lembaga pendidikan.
Dalam demokrasi tidak langsung, para pejabat membuat undang-undang dan menjalankan
program untuk kepentingan umum atas nama rakyat. Hak-hak rakyat dijunjung tinggi karena
para pejabat dipilih dan diangkat oleh rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat
melalui pemilihan umum. Dalam demokrasi tidak dibenarkan adanya keputusan politik dari
pejabat yang merugikan apalagi menindas rakyat demi kepentingan penguasa
Dalam konteks Indonesia, demokrasi tidak langsung diatur dalam Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
merupakan lembaga negara yang memiliki fungsi pengawasan, termasuk hak interpelasi (hak
bertanya), hak angket (hak penyelidikan), dan hak menyatakan pendapat
Namun, penerapan hak angket DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menuai pro dan kontra, karena KPK bukan merupakan lembaga eksekutif atau pemerintah
sehingga hak angket tidak dapat diberlakukan terhadap KPK
Pemilihan umum merupakan instrumen demokrasi yang berprinsip dari, oleh, dan untuk
rakyat. Namun, penggantian antar waktu (PAW) anggota DPR/DPRD oleh partai politik dapat
berimplikasi terhadap pelaksanaan demokrasi. Proses PAW yang dilakukan oleh partai politik
cenderung berlandaskan kepentingan partai politik, bukan kepentingan rakyat, sehingga dapat
memperlemah sistem demokrasi di Indonesia
4
Anggota DPR memiliki hak imunitas berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia (UUD NRI) 1945. Hak imunitas ini bertujuan sebagai upaya optimalisasi tugas
anggota DPR, dengan menekankan kekebalan hukum untuk tidak dapat dipidana maupun
diganti antar waktu. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa hak ini dapat disalahgunakan,
sehingga perlu dilakukan pengaturan yang jelas dan penerapan yang tepat dalam praktik.
Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan yang sangat penting bagi warga negara
Indonesia. Hal ini dikarenakan Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia. Oleh
karena itu, nilai-nilai Pancasila harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk
dalam pendidikan. Dalam pendidikan Pancasila, pendidikan nilai, moral, dan budi pekerti
selalu mendapat tempat khusus dalam pokok-pokok bahasan yang secara langsung berkaitan
dengan warga negara.
Tujuan dari pendidikan Pancasila adalah untuk mengembangkan karakter Pancasila yang
diwujudkan dalam sikap jujur, bertanggung jawab, sopan, peduli lingkungan, saling kerjasama,
dan cinta damai. Oleh karena itu, dalam pendidikan Pancasila, pengajaran sejarah, termasuk
perjuangan rakyat Indonesia, merupakan topik penting yang perlu diajarkan bersama-sama
dengan nilai-nilai yang dapat dipelajari darinya.
Pendidikan nilai, moral, dan budi pekerti dalam Pancasila education sangat penting untuk
membentuk individu yang berkualitas tinggi bagi bangsa dan negara. Dalam pendidikan
Pancasila, nilai-nilai Pancasila harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk
dalam pendidikan. Dengan demikian, diharapkan bahwa warga negara Indonesia dapat
menjadi individu yang memiliki karakter Pancasila yang kuat dan dapat menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan menuju tahap pendewasaan dalam
upaya membentuk masyarakat yang demokratis, religius, dan berkeadilan sosial. Namun, proses
ini tidak berjalan tanpa kendala. Terdapat beberapa faktor yang menghambat pencapaian kondisi
tersebut. Salah satu faktor yang menonjol adalah perasaan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan
masyarakat terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah.
Sebagian kalangan berpendapat bahwa dalam sistem demokrasi tidak langsung, pejabat yang
dipilih oleh rakyat seharusnya bertindak untuk kepentingan umum dan menjunjung tinggi hak-hak
rakyat. Namun, kenyataannya, masih sering terjadi kontroversi terkait kebijakan pemerintah yang
dinilai merugikan atau menindas rakyat. Ada kasus-kasus dimana Undang-undang yang dihasilkan
oleh para pejabat malah memicu protes dan demonstrasi karena dianggap tidak mewakili
kepentingan rakyat.
B. Saran
Penting bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk memahami bahwa perubahan menuju
masyarakat yang demokratis, religius, dan berkeadilan sosial adalah sebuah perjalanan yang
penting, meskipun tidak selalu mudah. Kendala-kendala yang ada, seperti perasaan ketidakpuasan
dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah, adalah hal yang alami dalam setiap sistem demokrasi.
Namun, sebagai masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara, ada beberapa
langkah yang bisa kita ambil.
Pertama, kita perlu terus meningkatkan kesadaran kita akan hak-hak dan tanggung jawab sebagai
warga negara. Ini termasuk pemahaman tentang sistem demokrasi, partisipasi dalam pemilihan
umum, dan pengawasan terhadap kinerja pejabat yang kita pilih.
Kedua, penting untuk menjaga dialog terbuka dan konstruktif antara pemerintah dan masyarakat.
Mendorong transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan dapat
membantu mengurangi ketidakpuasan.
6
Ketiga, dukung media independen dan jurnalisme yang berkualitas. Media yang bebas dapat
menjadi pilar penting dalam mengawasi pemerintah dan memberikan informasi yang akurat
kepada masyarakat.
Terakhir, kita harus selalu mengutamakan kepentingan umum dalam tindakan dan kebijakan kita.
Semua pejabat yang dipilih oleh rakyat seharusnya bertindak untuk kebaikan bersama dan
menjunjung tinggi hak-hak rakyat. Jika kita merasa ada ketidaksesuaian, kita memiliki hak untuk
berbicara, berdiskusi, dan jika perlu, mengambil tindakan yang sah untuk menyuarakan
kepentingan kita.
Dengan upaya bersama, kita dapat mengatasi kendala-kendala ini dan terus bergerak maju menuju
masyarakat yang lebih baik dan adil bagi semua warga Indonesia.
7
DAFTAR PUSTAKA
Rosayanti, Alvira. “Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila.” OSF Preprints, 4 Februari. 2021. Web.
Asshidiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cetakan II, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.