Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PTIK 1F

Analisis Terhadap Demokrasi Tidak Langsung Dan Dilema Pemilihan


Umum;Kepentingan Rakyat Vs. Kepentingan Pejabat Dan Partai Politik

DOSEN MATA KULIAH:

Dr. Mairul, S.H.I., M.H.

Kelompok 3 :

Achmad Syafi’I Hasibuan NIM 2523188

Mawar Alika Mutmainah NIM 2523207

Irhaz Salim NIM 2523191

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPTER FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) SJECH M DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa kami ucapkan kepada Allah SWT atas rida dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Terhadap
Demokrasi Tidak Langsung Dan Dilema Pemilihan Umum: Kepentingan Rakyat Vs. Kepentingan
Pejabat Dan Partai Politik”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Mairul, S.H.I., M.H pada mata
kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
pembaca serta kami sebagai penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,baik materi maupun cara penulisnya .

Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesaidengan baik.oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca gunauntuk peningkatan pembuatan makalah lainnya di
waktu mendatang. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Bukittinggi, 25 September 2023

Penulis
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

C. Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

A. Faktor Penghambat Demokrasi Indonesia........................................................................ 3

B. Peraturan Perundang-Undangan antara Kepentingan Partai dan Rakyat ......................... 4

C. Kaitan Pancasila dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Budi Pekerti ................................. 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 6

A. Kesimpulan....................................................................................................................... 6

B. Saran ................................................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan menuju tahap


pendewasaan dalam upaya membentuk masyarakat yang demokratis, religius, dan
berkeadilan sosial. Namun, proses ini tidak berjalan tanpa kendala. Terdapat beberapa
faktor yang menghambat pencapaian kondisi tersebut. Salah satu faktor yang menonjol
adalah perasaan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kebijakan dan
tindakan pemerintah.

Sebagian kalangan berpendapat bahwa dalam sistem demokrasi tidak langsung,


pejabat yang dipilih oleh rakyat seharusnya bertindak untuk kepentingan umum dan
menjunjung tinggi hak-hak rakyat. Namun, kenyataannya, masih sering terjadi kontroversi
terkait kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan atau menindas rakyat. Ada kasus-
kasus dimana Undang-undang yang dihasilkan oleh para pejabat malah memicu protes dan
demonstrasi karena dianggap tidak mewakili kepentingan rakyat.

Hal ini dapat dikaitkan dengan dua aspek utama, yaitu mentalitas pribadi pejabat
dan kepentingan partai politik yang mereka wakili. Sebagian pejabat mungkin memiliki
motivasi yang tidak selalu sejalan dengan kepentingan umum, melainkan lebih
memprioritaskan kepentingan pribadi atau partai politik mereka. Kebijakan yang diambil
oleh pejabat seringkali dapat dipengaruhi oleh dinamika politik internal partai, yang tidak
selalu selaras dengan kebutuhan dan harapan rakyat.

Dalam konteks Pendidikan Pancasila, penting untuk memahami bahwa pendidikan


nilai, moral, dan budi pekerti memiliki peran sentral dalam membentuk karakter warga
negara yang baik. Namun, tantangan yang dihadapi dalam mencapai masyarakat yang
demokratis, religius, dan berkeadilan sosial juga mencerminkan perlunya penguatan nilai-
nilai moral dan etika dalam lingkungan pendidikan untuk menciptakan pemimpin dan

1
pejabat yang lebih bertanggung jawab dan memiliki integritas tinggi dalam menjalankan
tugas publik mereka.

B. Rumusan Masalah

1. Bangsa Indonesia tengah mengalami suatu perubahan kearah pendewasaan menuju


terbentuknya masyarakat yang demokratis. Namun demikian, pengembangan
masyarakat yang demokratis, religius, dan berkeadilan sosial tersebut tidaklah mudah
disebabkan adanya beberapa faktor yang menghambat terhadap pencapaian kondisi
tersenbut.
2. Ada kalimat yang berbunyi “Dalam demokrasi tidak langsung, para pejabat membuat
Undang-undang dan menjalankan program untuk kepentingan umum atas nama rakyat.
Hak-hak rakyat dijunjung tinggi karena para pejabat dipilih dan diangkat oleh rakyat
dan harus bertanggung jawab kepada rakyat melalui pemilihan umum. Dalam
demokrasi tidak dibenarkan adanya keputusan politik dari pejabat yang merugikan
apalagi menindas rakyat demi kepentingan penguasa” setujukah dengan pernyataan di
atas, Pada hal tidak sedikit UndangUndang yang yang di demo karena dianggap
merugikan/menindas rakyat. Mengapa hal ini bisa terjadi. Kaitkan dengan mentalitas
pribadi pejabat dan kepentingan partai politik dimana pejabat tersebut berasal.
3. Dalam Pendidikan Pancasila pendidikan nilai, moral, dan atau budi pekerti selalu
mendapat tempat khusus dalam poko-pokok bahasan yang secara langsung berkaitan
dengan warga negara (system personal).

C. Tujuan Masalah

1. Mengidentifikasi Faktor-faktor penghambat pada demokrasi Indonesia?


2. Mengidentifikasi Peraturan Perundang-Undangan antara Kepentingan Partai dan
Rakyat?
3. Mengidentifikasi Kaitan Pancasila dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Budi Pekerti?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Penghambat Demokrasi Indonesia

Faktor-faktor penghambat pengembangan masyarakat yang demokratis, religius dan


berkeadilan sosial di Indonesia antara lain:

1. Kurangnya partisipasi masyarakat: Masyarakat Indonesia masih kurang aktif dalam


berpartisipasi dalam proses demokrasi, seperti pemilihan umum dan pemilihan kepala
daerah.
2. Kurangnya pendidikan politik: Masyarakat Indonesia masih kurang memahami tentang
politik dan demokrasi, sehingga sulit untuk mengembangkan masyarakat yang
demokratis.
3. Korupsi: Korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia dan menghambat
pembangunan masyarakat yang berkeadilan sosial.
4. Ketimpangan ekonomi: Ketimpangan ekonomi yang tinggi di Indonesia menghambat
pembangunan masyarakat yang berkeadilan sosial.
5. Kurangnya akses terhadap informasi: Masyarakat Indonesia masih kurang memiliki
akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya, sehingga sulit untuk
mengembangkan masyarakat yang demokratis.
6. Kurangnya pengembangan potensi lokal: Potensi lokal di Indonesia masih kurang
dikembangkan, seperti wisata religi dan kearifan lokal, sehingga sulit untuk
mengembangkan masyarakat yang religius dan berkeadilan sosial.
7. Kurangnya peran serta lembaga pendidikan: Lembaga pendidikan di Indonesia masih
kurang aktif dalam mengembangkan masyarakat yang demokratis, religius dan
berkeadilan sosial.

Dalam rangka mengembangkan masyarakat yang demokratis, religius dan berkeadilan


sosial di Indonesia, perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi faktor-faktor penghambat
tersebut. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan partisipasi

3
masyarakat dalam proses demokrasi, meningkatkan pendidikan politik, memerangi korupsi,
mengurangi ketimpangan ekonomi, meningkatkan akses terhadap informasi, mengembangkan
potensi lokal dan meningkatkan peran serta lembaga pendidikan.

B. Peraturan Perundang-Undangan antara Kepentingan Partai dan Rakyat

Dalam demokrasi tidak langsung, para pejabat membuat undang-undang dan menjalankan
program untuk kepentingan umum atas nama rakyat. Hak-hak rakyat dijunjung tinggi karena
para pejabat dipilih dan diangkat oleh rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat
melalui pemilihan umum. Dalam demokrasi tidak dibenarkan adanya keputusan politik dari
pejabat yang merugikan apalagi menindas rakyat demi kepentingan penguasa

Dalam konteks Indonesia, demokrasi tidak langsung diatur dalam Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
merupakan lembaga negara yang memiliki fungsi pengawasan, termasuk hak interpelasi (hak
bertanya), hak angket (hak penyelidikan), dan hak menyatakan pendapat

Namun, penerapan hak angket DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
menuai pro dan kontra, karena KPK bukan merupakan lembaga eksekutif atau pemerintah
sehingga hak angket tidak dapat diberlakukan terhadap KPK

Pemilihan umum merupakan instrumen demokrasi yang berprinsip dari, oleh, dan untuk
rakyat. Namun, penggantian antar waktu (PAW) anggota DPR/DPRD oleh partai politik dapat
berimplikasi terhadap pelaksanaan demokrasi. Proses PAW yang dilakukan oleh partai politik
cenderung berlandaskan kepentingan partai politik, bukan kepentingan rakyat, sehingga dapat
memperlemah sistem demokrasi di Indonesia

Dalam konteks demokrasi agraria di Indonesia, dukungan masyarakat melalui pemilihan


umum diperlukan, namun jangan sampai menjadi bumerang yang merugikan masyarakat
apalagi jika melanggar ketentuan undang-undang. Demokrasi di tingkat desa seringkali
mempertemukan nilai tradisional masyarakat dengan hukum formal yang modern, yang pada
akhirnya dapat mengancam upaya pencapaian keadilan agraria bagi masyarakat

4
Anggota DPR memiliki hak imunitas berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia (UUD NRI) 1945. Hak imunitas ini bertujuan sebagai upaya optimalisasi tugas
anggota DPR, dengan menekankan kekebalan hukum untuk tidak dapat dipidana maupun
diganti antar waktu. Namun, terdapat kekhawatiran bahwa hak ini dapat disalahgunakan,
sehingga perlu dilakukan pengaturan yang jelas dan penerapan yang tepat dalam praktik.

C. Kaitan Pancasila dalam Pendidikan Nilai, Moral dan Budi Pekerti

Pendidikan Pancasila merupakan pendidikan yang sangat penting bagi warga negara
Indonesia. Hal ini dikarenakan Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia. Oleh
karena itu, nilai-nilai Pancasila harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk
dalam pendidikan. Dalam pendidikan Pancasila, pendidikan nilai, moral, dan budi pekerti
selalu mendapat tempat khusus dalam pokok-pokok bahasan yang secara langsung berkaitan
dengan warga negara.

Tujuan dari pendidikan Pancasila adalah untuk mengembangkan karakter Pancasila yang
diwujudkan dalam sikap jujur, bertanggung jawab, sopan, peduli lingkungan, saling kerjasama,
dan cinta damai. Oleh karena itu, dalam pendidikan Pancasila, pengajaran sejarah, termasuk
perjuangan rakyat Indonesia, merupakan topik penting yang perlu diajarkan bersama-sama
dengan nilai-nilai yang dapat dipelajari darinya.

Pendidikan nilai, moral, dan budi pekerti dalam Pancasila education sangat penting untuk
membentuk individu yang berkualitas tinggi bagi bangsa dan negara. Dalam pendidikan
Pancasila, nilai-nilai Pancasila harus diterapkan dalam semua aspek kehidupan, termasuk
dalam pendidikan. Dengan demikian, diharapkan bahwa warga negara Indonesia dapat
menjadi individu yang memiliki karakter Pancasila yang kuat dan dapat menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan menuju tahap pendewasaan dalam
upaya membentuk masyarakat yang demokratis, religius, dan berkeadilan sosial. Namun, proses
ini tidak berjalan tanpa kendala. Terdapat beberapa faktor yang menghambat pencapaian kondisi
tersebut. Salah satu faktor yang menonjol adalah perasaan ketidakpuasan dan ketidakpercayaan
masyarakat terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah.

Sebagian kalangan berpendapat bahwa dalam sistem demokrasi tidak langsung, pejabat yang
dipilih oleh rakyat seharusnya bertindak untuk kepentingan umum dan menjunjung tinggi hak-hak
rakyat. Namun, kenyataannya, masih sering terjadi kontroversi terkait kebijakan pemerintah yang
dinilai merugikan atau menindas rakyat. Ada kasus-kasus dimana Undang-undang yang dihasilkan
oleh para pejabat malah memicu protes dan demonstrasi karena dianggap tidak mewakili
kepentingan rakyat.

B. Saran

Penting bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk memahami bahwa perubahan menuju
masyarakat yang demokratis, religius, dan berkeadilan sosial adalah sebuah perjalanan yang
penting, meskipun tidak selalu mudah. Kendala-kendala yang ada, seperti perasaan ketidakpuasan
dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah, adalah hal yang alami dalam setiap sistem demokrasi.
Namun, sebagai masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan negara, ada beberapa
langkah yang bisa kita ambil.

Pertama, kita perlu terus meningkatkan kesadaran kita akan hak-hak dan tanggung jawab sebagai
warga negara. Ini termasuk pemahaman tentang sistem demokrasi, partisipasi dalam pemilihan
umum, dan pengawasan terhadap kinerja pejabat yang kita pilih.

Kedua, penting untuk menjaga dialog terbuka dan konstruktif antara pemerintah dan masyarakat.
Mendorong transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan dapat
membantu mengurangi ketidakpuasan.

6
Ketiga, dukung media independen dan jurnalisme yang berkualitas. Media yang bebas dapat
menjadi pilar penting dalam mengawasi pemerintah dan memberikan informasi yang akurat
kepada masyarakat.

Terakhir, kita harus selalu mengutamakan kepentingan umum dalam tindakan dan kebijakan kita.
Semua pejabat yang dipilih oleh rakyat seharusnya bertindak untuk kebaikan bersama dan
menjunjung tinggi hak-hak rakyat. Jika kita merasa ada ketidaksesuaian, kita memiliki hak untuk
berbicara, berdiskusi, dan jika perlu, mengambil tindakan yang sah untuk menyuarakan
kepentingan kita.

Dengan upaya bersama, kita dapat mengatasi kendala-kendala ini dan terus bergerak maju menuju
masyarakat yang lebih baik dan adil bagi semua warga Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ramadani (2022). Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi dalam Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan di Kelas VIII SMP Negeri 4 Kota Ternate. Jambura Journal Civic
Education. Volume 1.

Rosayanti, Alvira. “Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila.” OSF Preprints, 4 Februari. 2021. Web.

Asshidiqie, Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cetakan II, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Anda mungkin juga menyukai