Anda di halaman 1dari 3

ATB mengaku jumlah suap yang diterimanya seharusnya lebih dari itu Pasalnya, ada nama lain

yang menerima nominal lebih banyak darinya. Padahal, jabatan orang itu hanya eselon 4.
Mantan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, ATB, mengaku khilaf saat menerima
suap dari mantan Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan. Dirinya mengaku bahwa
ia sebenarnya selalu menolak niatan orang memanfaatkannya.
Hal itu dikatakan ATB dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (4/4).
Bahkan dirinya mengaku pernah menolak upaya timbal balik yang dilakukan anak mantan Presiden
Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
“Saya selalu pantang sama yang namaanya timbal balik. Saya marah kalau dibilang (Adi Putra) ini
ada timbal balik. Namun kali ini saya akui kalau saya khilaf,” kata ATB.
Dalam perkara ini, ia didakwa menerima uang suap Rp. 2,3 miliar. Uang suap ini berkaitan dengan
sejumlah proyek Kemenhub yang memuluskan PT Adi Putra menjadi pemenang tender, ATB juga
didakwa menerima setoran dan gratifikasi dari bawahan dan pihak swasta sejak dia menjabat staf ahli
menteri.
Ketika tertangkap tangan olah KPK, ATB kedapatan memiliki uang berbagai pecahan yang disimpan
dalam 33 ransel dengan total nominal Rp. 20 miliar. Soal ini, ia menyatakan uang itu merupakan
tabungan bersama mendiang istri yang berfrofesi sebagai mantan guru.
Kecewa
Meskipun demikian, ATB mengaku jumlah suap yang diterimanya seharusnya lebih dari itu. Hal itu
dikatakannya setelah melihat berita acara pemeriksaan (BAP) Adi Putra Kurniawan yang
menyuapnya.
Awalnya ATB menyatakan pada Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Yadyn, bahwa praktek pemberian suap melalui ATM yang dilakukan Adi Putra merupakan praktik
lama di Kementerian Perhubungan sesuai dengan kesaksian para saksi dalam persidangan
sebelumnya.
‘Saya tahu sejak penyelidikan (Praktik pemberian ATM kepada pihak lain)’ itu pun setelah saya buka
buka BAP Yongky, saya baru paham, saya baru tahu makanya waktu pemeriksaan saya,
nama saya ditengah, diatas diblok, dibawah diblok saya bilang pa Hasan (penyidik KPK), boleh
enggak saya lihat di atas saya siapa dibawah saya siapa ?” kata ATB.
Yongki merupakan nama lain Adi Putra Kurniawan (mantan Komisaris PT Adhiguna Keruktama) yang
menyuap ATB. Dirinya menyatakan penyidik KPK Hasan sempat menyarankan agar ATB tidak
membukanya. “(Penyidik KPK bilang), Pak Tomy maaf kalau nanti saya buka nanti bapak kecewa.
Benar begitu saya buka di BAP-nya, diatasnya itu lebih besar dari pada saya sebagai seorang Dirjen,
saya kalah dari eselon 4, saya eselon 1 tapi lebih kalah dari eselon 4,” terang dia.
Jaksa Yadyn menanyakan apakah kedudukan mempengaruhi besaran suap yang diberikan. ‘Apakah
itu ada berdasar eselon penerimanya, 4,3,2,1, atau seperti apa?” ATB menyebut secara logika
harusnya dirinya sebagai dirjen mendapat jatah lebih besar. “Logikanya saya harus lebih besar
daripada eselon 4, tapi mungkin masalah proyek,” tukas dia.
Atas Perbuatan itu Jaksa memberikan dakwaan pertama yang diancam pidana sebagaimana diatur
dalam pasal 12 huruf b Undang Undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang
Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembrantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 64 ayat (1)
KUHP. (p.4)

Dikutip dari : Media Indonesia, Kamis, 05 April 2018

1. Deskripsikan kasus diatas berdasarkan :


a. Masalah pokoknya.
b. Aktor yang terlibat beserta perannya masing-masing berdasarkan konteks deskripsi kasus.

2. Lakukan analisis terhadap;


a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi
kasus.
b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus.

Deskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

1. a. Masalah pokonya

Kasus diatas merupakan contoh dari Tindak Pidana Korupsi yaitu Suap –Menyuap, Gratifikasi,
yang dilakukan oleh mantan komisaris PT. Adhiguna Keruktama (Adiputra Kurniawan alias Yongki.
Yongki Menyuap seorang mantan Dirjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan (ATB alias Tomy)
dengan Praktik Pemberian Suap Melalui ATM. Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi, Jakarta pada hari Rabu (4/4) terdakwa ATB mengaku khilaf menerima uang suap sebesar Rp.
2,3 M. Uang suap ini berkaitan dengan sejumlah proyek Kemenhub yang memuluskan PT. Adi Putra
menjadi pemenang tender, selain itu terdakwa juga didakwa menerima setoran dan gratifikasi dari
bawahan dan pihak swasta saat dirinya menjabat sebagai staf ahli mentri.

b. Aktor yang terlibat beserta perannya:

 ATB alias Tomi selaku mantan Dirjen Perhubungan laut Kementrian Perhubungan ia berperan
sebagai terdakwa penerima suap dan gratifikasi.
 Adi putra Kurniawan Alias Yongki selaku mantan komisaris PT. Adhiguna Keruktama yang
merupakan terdakwa Pemberi Suap melalui ATM (Praktik Pemberian ATM kepada Pihak lain)

2. a. Dalam kasus ini kita dapat melihat bahwa ATB Selaku Dirjen Perhubungan laut Kemenhub tidak
amanah dalam menjalankan tugas nya, ia melanggar nilai dasar yang seharusnya dimiliki dan
ditanamkan oleh PNS nilai dasar Anti Korupsi, dalam kasus ini ATB Terlibat dalam TIPIKOR yaitu pada
Delik PNS menerima gratifikasi, Delik PNS menerima hadiah atau janji yang berdasarkan kewenangan
jabatan. ATB juga bukan seorang yang akuntabel, melanggar kode etik, tidak mempunyai nilai
nasionalisme, karena perbuatannya mengakibatkan kerugian negara. Sebagai seorang PNS ATB juga
tidak mempunyai nilai Spiritual Accountability yaitu tanggung jawabnya kepada tuhan. Negara ini akan
hancur oleh orang-orang seperti ini yang karena keserakahannya, membawa dampak buruk bagi
kesejahteraan masyarakat luas.

Sedangkan yongki melakukan Tipikor delik penyuapan memberikan/ menjanjikan sesuatu (suap aktif).
Tindakan nya yang menghalalkan segara cara agar keinginanya dapat terpenuhi adalah termasuk
orang yang serakah, yang tidak memikirkan dampak dari perbuatan yang dilakukannya.
b. dampak dari tidak ditanamkannya nilai dasar PNS yaitu, orang akan menjadi mudah di
pengaruhi oleh hal-hal yang bisa menggoyahkan imannya, seandainya ia telah
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN pada dirinya, pasti ia akan berfikir dua kali sebelum
mengambil uang suap tersebut, ai akan memikirkan resiko yg ia dapat seandainya suatu saat nanti
ia di dakwa oleh kasus tipikor.

3. untuk menyelesaikan masalah di atas, pemerintah harus menghukum secara tegas para pejabat
yang telah melakukan korupsi, berikan efek jera agar tidak timbul lagi para koruptor-koruptor baru
di negeri ini, masalah korupsi merupakan masalah kita bersama, karna korupsi banyak
menimbulkan dampak pada kesejahteraan masyarakat luas, yaitu pada dampak ekonomi,
indonesia akan semakin miskin, penurunan produktifitas, pengangguran semakin banyak, terjajah
oleh negara sendiri, dalam hal sosial mengakibatkan mahalnya harga barang dan jasa pelayanan
publik, dalam hal birokrasi akan mengakibat kan runtuhnya otoritas pemerintah, masyarakat tidak
akan percaya lagi pada pemerintah, bagaimana kita membangun negri ini seandainya rasa
kepercayaan itu tidak ada, negara asing juga akan malas ber investasi ke negara kita. sebagai
masyarakat seandainya terjadi korupsi disekitarnya segera laporkan, masyarakat sekarang harus
aktif agar angka korupsi di negri ini bisa menurun bila perlu di tuntaskan. agar tidak adalagi istilah
yang kaya semakin kaya,, yang miskin semakin miskin. sekian terimakasih.

ntuk menyelesaikan masalah di atas, pemerintah harus menghukum secara tegas para pejabat
yang telah melakukan korupsi, berikan efek jera agar tidak timbul lagi para koruptor-koruptor baru
di negeri ini,tegakkan hukum secara adil, masalah korupsi merupakan masalah kita bersama,
karna korupsi banyak menimbulkan dampak pada kesejahteraan masyarakat luas, yaitu pada
dampak ekonomi, indonesia akan semakin miskin, penurunan produktifitas, pengangguran
semakin banyak, terjajah oleh negara sendiri, dalam hal sosial mengakibatkan mahalnya harga
barang dan jasa pelayanan publik, dalam hal birokrasi akan mengakibat kan runtuhnya otoritas
pemerintah, masyarakat tidak akan percaya lagi pada pemerintah, bagaimana kita membangun
negri ini seandainya rasa kepercayaan itu tidak ada, negara asing juga akan malas ber investasi
ke negara kita. sebagai masyarakat seandainya terjadi korupsi disekitarnya segera laporkan,
masyarakat sekarang harus aktif agar angka korupsi di negri ini bisa menurun bila perlu di
tuntaskan. agar tidak adalagi istilah yang kaya semakin kaya,, yang miskin semakin miskin. dan
sebagai diri pribadi, bukan hanya seorang PNS, tapi seluruh masyarakat indonesia seharunya kita
telah membuka mata kita, berfikir untuk kemajuan negeri ini, tanamkan nilai-nilai pancasila dalam
diri kita, tanamkan rasa nasionalisme, tanamkan nilai dasar bela negara, yang kita hadapi
sekarang bukanlah penjajah, tetapi proxy war. sadarkan diri kita bahwa bangsa ini milik kita, punya
kita, dan kitalah yang harus menjaganya.

Anda mungkin juga menyukai