Oleh
6211181116
HI’C
CIMAHI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas penyertaan-Nya
lah makalah dengan judul “KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME” ini dapat diselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini saya mengaku banyak sekali kesuliatan. Namun
berkat usaha yang semaksimal mungkin saya lakukan, serta bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah Antropologi dan sosiologi karena telah membimbing saya
didalam perkuliahan.
Saya mengakui dalam penyusunan makalah ini jauh daripada sempurna. Untuk itu
diharapkan saran dan kritik dari semua pihak tertentu.
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu isu yang paling krusial untuk dipecahkan oleh bangsa dan pemerintah
Indonesia adalah masalah korupsi. Hal ini disebabkan semakin lama tindak pidana
korupsi di Indonesia semakin sulit untuk diatasi. Maraknya korupsi di Indonesia disinyalir
terjadi disemua bidang dan sektor pembangunan. Apalagi setelah ditetapkannya
pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004, disinyalir korupsi terjadibukan hanya pada tingkat pusat tetapi juga pada
tigkat daerah bahkan menembus ketingkatan pemerintahan yang paling kecil di
pemerintahan.
Pemerintahan indonesia sebenernya tidak tinggal diam jika korupsi dilakukan dengan
secara berhambaran atau melakukan praktek-praktek korupsi. Upaya pemerintah
dilaksanakan melalui berbagai kebijakan berupa peraturan perundang-undang dari yang
tertinggi yaitu undang undang 1945 sampai dengan undang-undang membentuk komisi-
komisi yang berhubungan langsung dengan pencegahan yang dan pemeberantasan tindak
pidana korupsi Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) dan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi diambil dari kata diambil dari kata latin yaitu corruption dari kata kerja
corrumpere yang bermakna sangat busuk,rusak,menggoyakan,memutar balik dan menyogok.
Menurut Transparency internasional adalah perilaku pejabat publik,baik politikus, politikus
baik pegawai negri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau mempekaya
mereka yang ada didekatnya, dengan menyalah gunakan kekuasaan publik yang dipercayakan
kepada mereka. Dalam arti luas korupsi tindakan seseorang yang menyalahgunakan
kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan dari yang
paling ringan dalam bentuk penggunaan dan dukungan beberapa pejabat negara yang
melakukan langgaran sampai dengan korupsi berat yang diresmikan tersebut.
Korupsi yang muncul di bidang politik di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk
spele atau berat terorganisasi atau tidak. Walaupun korupsi sering memudahkan kegiatan
kriminal seperti penjualan narkotika, pencarian uang, dan potusi yang memang sendiri tidak
terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajarai masalahh ini dan membuat solusinya,
sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas atau kejahatan.
Di indonesia, telah banyak terjadi kasus korupsi di bawah ini adalah beberapa di
antara sekian kasus dari korupsi yang telah terjadi di indonesia;
Kasus dugaan korupsi soeharto : Dakwaan atas tindak korupsi ditujuh yayasan
Pertamina : Dalam technical assistance contract dengan PT. Ustaindo petro Gas,
Walaupun praktek nepotisme ini sudah berlangsung sejak lama, istilah nepotisme
dimulai di gunakan secara luas di Indonesia sejak tahun 1998, fakta yang terjadi
sampai sekarang, praktek nepotisme masih kerap dilakukan din Indonesia, bahkan
sudah menjadi rahasi umum dalam proses perekrutan pegawai baru, baik di Masyrakat
masih menggangap bahwa tindakan nepotisme tidak melanggar hukum seperti hal nya
korupsi. Padahal tentang pemberantasan Tindak pidana korupsi, itu sudah merupakan
dasar hukum sah yang melarang praktek nepotisme, bersama dengan korupsi dan
kolusi.
2.2 DAMPAK IMPLEMENTASI KKN DI INDONESIA (TERUTAMA DALAM HAL
JABATAN)
KOLUSI
NEPOTISME
Nepotisme berasal dari kata latin yaitu nepos, yang berarti keponakan atau
cucu berarti lebih memilih mengedepankan saudara atau teman akrab berdasarkan
hubungannya bukan berdasarkan kemampuanya. Kata ini biasanya digunakan sebagai
dalam konteks kategori. Nepotisme biasanya dilakukan oleh para pejabat atau
pemeggang kekuasaan pemerintah lokal dan pemerintan nasional.
Cara paling efektif dan efisien untuk mengahapus KKN adalah dengan kesadaran
masing-masing individu. Hanya saja sekiranya hal itu sulit diwujudkan dengan kondisi
moral,mental dan kesadaran bangsa indonesia yang relatif buruk. Maka dari itu untuk
pemberantasan KKN perlu upaya banyak hal dan perlu pula kerja sama dari setiapa stake
holder dengan peranya masing-masing, dibawah ini adalah stadke holder dengan perannya
masing-masing :
4. Pegawai pemerintah
a. Sebisa mungkin menjauhi praktik KKN sekalipun dalam porsi kecil.
b. Menumbuhkan jiwa anti-KKN dalam diri dan menularkan semangat itu pada
masyarakat.
c. Mengadakan maupun mensponsori kegiatan-kegiatan yang mendukung anti-KKN
seperti penyuluhan, workshop, dan sebagainya di tingkat masing-masing (desa,
kecamatan, kabupaten, dan lain-lain).
Banyak sekali kendala untuk mengubah generasi tua. Tidak sampai 25%
kemungkinan keberhasilan memperbaharui generasi tua. Maka dari itu, ya sudah biar
saja generasi tua begitu. Setelah semua pilihan seakan tidak mungkin, tinggal satu
pilihan tersisa. Yaitu memperbaharui generasi muda agar nantinya dapat membawa
Indonesia yang baru yang bersih dari KKN. Permbaharuan tersebut adalah melalui
revolusi pendidikan. Yaitu perubahan mekanisme pendidikan untuk menghasilkan siswa
bermoral dan bermental baik dengan jiwa anti-KKN. Untuk membuat hal tersebut
terwujud, diperlukan pula banyak tenaga pengajar yang profesional, dapat diandalkan,
dan merupakan suri tauladan yang baik. Ironinya, tidak semua guru memenuhi
persyaratan tersebut.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Sebuah strategi pemberantasan memerlukan prinsip transparan dan bebas
konflik kepentingan. Transparansi membuka akses publik terhadap sistem yang berlaku,
sehingga terjadi mekanisme penyeimbang. Warga masyarakat mempunyai hak dasar
untuk turut serta menjadi bagian dari strategi pemberantasan korupsi. Saat ini
optimalisasi penggunaan teknologi informasi di sektor pemerintah dapat membantu
untuk memfasilitasinya. Strategi pemberantasan juga harus bebas kepentingan golongan
maupun individu, sehingga pada prosesnya tidak ada keberpihakan yang tidak
seimbang. Sehingga semua strategi berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dan
objektif.
1.2 SARAN
1. Seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap terpidana korupsi. Undang-undang
yang ada pun dapat dipergunakan sebaik-baiknya agar korupsi tidak lagi menjadi
budaya di negara ini.
2. Perlu kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan proyek
penghapusan KKN di Indonesia. Karenanya, perlu dilakukan upaya untuk menarik
minat masyarakat agar mau berpartisipasi.