Disusun Oleh:
BETI AKNESIA
P.1337424519078
KELAS EUGENIA 5
Namun, dalam putusan pada 27 Agustus 2018, hakim Wahyu Prasetyo dan hakim
Sontan telah menyatakan bahwa Tamin terbukti bersalah dalam kasus tersebut. Hakim
menghukum Tamin 6 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Tamin juga diwajibkan membayar uang pengganti Rp 132 miliar. Namun Merry
Purba menyatakan berbeda pendapat atau dissenting opinion dengan menyatakan
dakwaan jaksa tidak terbukti.
Terungkapnya kasus suap hakim ini bermula dari operasi tangkap tangan KPK selang
sehari setelah putusan terhadap Tamin Sukardi dibacakan yaitu pada 28 Agustus
2018. Dalam operasi itu, KPK menangkap Helpandi, Tamin dan Merry Purba, serta
menyita duit SGD 130 ribu yang diduga akan diberikan kepada Sontan.
B. Analisa Penyebab
Indonesia adalah negara hukum, dimana setiap perbuatan yang melawan
hukum harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Idealnya, Setiap orang harus
diperlakukan sama dihadapan hukum, artinya bahwa dalam prosesnya hukum tidak
memandang seseorang berdasarkan jabatan atau kekuasaannya.
Namun dalam kenyataannya kedudukan hukum seringkali dipermalukan oleh
aparat penegak hukum itu sendiri. Dalam menjatuhkan putusan, seorang hakim harus
objektif dan rasional. Namun, tidak jarang dalam menjatuhkan putusan terkadang
hakim seolah-olah mengaburkan fakta-fakta dipersidangan. Saat ini hukum seolah
bisa dibeli dengan uang. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan ketidakadilan
sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya
kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum.
Berdasarkan kasus hakim Tipikor Medan Merry Purba yang menerima suap
senilai SGD 150 ribu dari pengusaha Tamin Sukardi. Adapun analisa faktor-faktor
penyebab korupsi diantaranya :
1. Faktor Internal
a. Adanya hasrat yang besar untuk memperkaya diri. Sifat rakus atau tamak yang
dimiliki oleh manusia. Pada sikap rakus tersebut artinya tidak merasa puas
dengan apa yang dimiliki saat ini sehingga mendorong hakim Tipikor Medan
Merry Purba untuk menerima suap dari pengusaha Tamin Sukardi.
b. Moral yang kurang kuat, adanya kesempatan atau kecenderungan untuk
melakukan korupsi. Artinya moral yang dimiliki sangat kurang dan lebih
mementingkan kepentingan diri sendiri.
2. Faktor Eksternal
a. Lemahnya pengendalian pengawasan baik dari pimpinan maupun pengawasan
legislatif dan masyarakat.
b. Adanya dorongan dari pihak luar yang berkaitan.
c. Manajemen pengendalian organisasi yang kurang baik sehingga memberikan
peluang untuk melakukan korupsi.
d. Lemahnya peraturan perundang-undangan dan penegak hukum
C. Analisa Dampak
1. Fungsi pemerintahan mandul
Korupsi telah mengikis kemampuan pemerintah untuk melakukan
fungsi yang sebenarnya, karena perilaku korupsi tidak bisa dipungkiri hanya
bersifat personal tetapi juga mencoreng kredibilitas organiasi pemerintahan
dimana si koruptor bekerja. Sehingga menurunkan citra dan kredibilitas
lembaga pemerintah termasuk dalam menjalankan fungsi-fungsinya. Serta
masyarakat ragu dan lembaga pemerintah harus membayar mahal untuk
mengembalikan reputasinya.
2. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara
Ironi memang ketika hal itu terjadi ditengah-tengah kehidupan masyarakat kita
sekarang ini. Kemajuan teknologi dan zaman tidak membuat pola pikir masyarakat
kita menjadi lebih baik dan menjunjung tinggi rasa keadilan serta kemanusiaan.
Oleh karena itu perlu adanya reformasi hukum yang dilakukan secara
komprehensif mulai dari tingkat pusat sampai pada tingkat pemerintahan paling
bawah dengan melakukan pembaruan dalam sikap, cara berpikir, dan berbagai aspek
perilaku masyarakat hukum kita ke arah kondisi yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan tidak melupakan aspek kemanusiaan.
• https://nasional.tempo.co/amp/1164788/terima-suap-eks-hakim-tipikor-merry-purba-
mulai-diadili
• Undang-undang No. 31 tahun 1999 juncto Undang- Undang No. 20 tahun 2001