Perkembangan tindak pidana korupsi sampai saat ini pun sudah merupakan
akibat dari sistem penyelenggaraan pemerintahan yang tidak tertata secara
tertib dan tidak terawasi secara baik, landasan hukum yang dipergunakan
juga mengandung kelemahan-kelemahan dalam implementasinya, didukung
oleh sistem check and balances yang lemah. Dalam kerangka demikian,
korupsi sudah melembaga dan mendekati suatu budaya yang sulit
dihapuskan.
Pada kasus diatas, terlihat bahwa hukuman yang diberikan hakim kepada
terdakwah terlalu ringan, padahal sudah terdapat bukti yang mumpuni. Disini
terlihat adanya disparitas hukum
Integritas dalam diri seorang Hakim, merupakan salah satu kode etik dan
perilaku hakim. Hal tersebut sangat mutlak dimiliki seorang Hakim sebagai
kunci utama untuk membuka pintu-pintu keadilan bagi masyarakat
sebagaimana yang dijanjikan UUD 1945.Namun saat ini Hakim Indonesia
sedang krisis integritas, dapat terlihat dari banyaknya pelanggaran pedoman
Perilaku Hakim
Krisis integritas hakim Indonesia tidak dapat lagi dianggap sepele, melainkan
telah memasuki tahap yang memprihatinkan. Tanpa integritas yang tinggi,
seorang hakim akan memutus perkara tidak berdasarkan keadilan, sehingga
masyarakat tidak tahu lagi kemana mereka akan mencari keadilan, sebagai
cita-cita bersama yang termuat dalam konstitusi untuk membangun negara
yang ideal..
Disparitas pemidanaan ini tidak dapat dilepaskan dari sistem perumusan dan
pengancaman pidana dalam perundang-undangan yang ada. Dengan
perkataan lain dapat merupakan sumber tidak langsung terjadinya sumber
disparitas pidana. Dan apabila ini dibiarkan akan berakibat timbulnya sikap
apatis, sinis dan ketidakpuasan warga masyarakat dengan melakukan main
hakim sendiri atau mengadakan reaksi langsung terhadap si pelaku tindak
pidana dan aparat penegak hukum, maka Undang Undanglah yang menjadi
sumber tidak langsung terjadinya disparitaspidana. Disparitas dalam
pemidanaan disebabkan oleh hukum sendiri dan penggunaan kebebasan
hakim, yang meskipun kebebasan hakim diakui oleh Undang-Undang dan
memang nyatanya diperlukan demi menjamin keadilan tetapi seringkali
penggunannya melampaui batas sehingga menurunkan kewibawaan hukum di
Indonesia.